Anda di halaman 1dari 2

Nama : AVITA TRISTA NINGRUM

Kelas : 6B
NIM : 1900023047
Tugas Analisis Obat Makanan dan
Kosemetika

A. Metode Analisis Vitamin A


 Metode yang cocok digunakan untuk analisa kuantitatif vitamin A adalah
dengan menggunakan spektrofotometri UV – Vis, metode kolorimetri, dan
metode kromatografi. Digunakan metode spektrofotmetri UV – Vis karena
mempunyai absorbansi maksimal pada panjang gelombang antara 325 nm – 328
nm dalam berbagai pelarut.
 Cara analisisnya :
Ditimbang sejumlah sampel Vitamin A secara acak kemudian ditimbang
seksama lalu dilarutkan dalam kloroform secukupnya kemudian diukur
absorbannya dengan panjang gelombang 325 nm dilakukan pengukuran
sebanyak 7 kali dengan pengenceran 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm,
50 ppm dan direplikasi sebanyak 5 kali. Hubungan yang linier antara respon
analisis dan konsentrasi analit dalam rentang penggunaan metode analis:
pembuatan larutan untuk pemeriksaan linieritas.Larutan sampel dengan
konsentrasi70%,80%, 90%, 100% diukur absorbanya; persyaratan linieritas
(Garis regresi koefisien korelasi ≥ 0,98%).
B. Metode Analisis Vitamin D
- Metode untuk menganalisa kadar vitamin D menggunakan HPLC dan
kromatografi gas.
- Kromatografi merupakan metode untuk mendeteksi atau menganalisa vitamin
pada panjang gelombang dekat UV maksimum untuk vitamin D dari 265 nm yang
dianggap cukup sensitive untuk mendeteksi kandungan vitamin D (Eittenmiller,
et.al., 2008). Fase yang digunakan adalah fase gerak.

C. Metode Analisis Vitamin K


Berdasarkan FI V Halaman
450 Identifikasi
a. Spektrum serapan inframerah zat diantara dua cakram natrium klorida
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti
pada Fitonadion BPFI
b. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dala, 100.000) dalam n-heksan P
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 248 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%.
Penetapan Kadar

Lakukan penetapan dengan cara kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
kromatografi <931>. (Catatan lindungi larutan yang mengandung fitonadion dari
cahaya.)
Fase gerak, Buat campuran n – heksan P- amil alkohol P (2000:1,5), saring dan
udarakan.

Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah kolesteril benzoate, larutkan dan
ecerkan dalam Fase gerak higga kadar lebih kurang 2,5 mg per ml.

Larutan baku Timbang salsama lebih kurang 60 mg Fitonadion BPFI, masukkan


kedalam labu tentukur 50 ml, tambahkan 20 ml Fase gerak, campur dan encerkan fase
gerak sampai tanda, pipet 4 ml larutan ini kedalam labu tentukur 50 ml, encerkan
dengan fase gerak sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ini dan 7 ml larutan baku internal
ke dalam labu entukur 25 ml, encerkan dengan fase gerak sampai tanda.

Larutan Uji lakukan seperti pada larutan baku, menggunakan fitonadion sebagai
ganti baku pembanding
Sistem Kromatografi lakukan seperti tertera pada kromatografi <931>,
Kromatografi cair kinerja tinggi dengan detector 254 nm dan kolom 25 cm x 4,6 mm
berisi bahan pengisi L3. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada prosedur; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%
dan resolusi, R, antara (Z)-fitonadion dan E-fitonadion tidak kurang dari 1,5.
Prosedur Suntikan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 50 μl)
larutan baku dan larutan uji kedalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Waktu retensi relatif baku internal. (Z)- fitonadion dan (E)-
fitonadion berturut – turut lebih kurang 0,7 ; 0,9 dan 1,0. Hitung jumlah dalam mg
fitonadion, C31H46O2 dengan rumus :
R
1,56 C [ u]
Rs
C adalah kadar Fitonadion BPFI dalam μg per ml larutan baku ; R u dan Rs berturut –
turut adalah perbandingan respons puncak relatif larutan uji dan larutan baku.
Hitung Ru dan Rs dengan rumus :

responpuncak(Z)−fitoniadin+responpuncak(E)−fitoniadin
respons puncak baku internal

Anda mungkin juga menyukai