Disusun Oleh :
Kelas : FA1
Grup Gelombang : G1/K3
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
PROGRAM STUDI FARMASI (S1)
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2023
I. Tujuan
- Mengetahui tujuan penetapan kadar sari simplisia
- Mengetahui cara penetapan kadar sari simplisia
II. Prinsip
Penetapan kadar sari berdasarkan jumlah kandungan senyawa dalam
simplisia yang dapat tersari dalam pelarut tertentu
III. Dasar Teori
Penetapan kadar sari adalah metode kuantitatif untuk jumlah kandungan
senyawa dalam simplisia yang dapat tersari dalam pelarut tertentu. Penetapan kadar
sari bisa dilakukan menggunakan dua cara yaitu, kadar sari yang larut dalam air dan
kadar sari yang larut dalam etanol.
Teknik isolasi senyawa bahan alam yang umum digunakan diantaranya yaitu
maserasi, perkolasi dan ekstrak kontinu. Maserasi adalah metode perendaman
sampel dengan pelarut organik.
Metode maserasi memiliki keuntungan yaitu pengaruh suhu dapat dihindari
dengan metode ini, suhu yang terlalu tinggi akan mengakibatkan senyawa metabolit
sekunder terdegradasi. (Djarwis, 2004)
Salah satu kelemahan dari metode ini adalah waktu yang dibutuhkan relatif
lama untuk menemukan pelarut organik yang dapat secara efektif melarutkan
senyawa yang akan diisolasi. Pelarut juga harus memiliki titik didih agar tidak mudah
menguap. (Manjang, 2004)
Berdasarkan Materia Medica, parameter simplisia yang baik adalah dengan
mengandung kadar sari larut air ≥ 18,00 dan kadar sari larut etanol ≥ 6,30.
V. Prosedur Kerja
Kadar sari larut air
Cawan isi
- Timbangan ke 1 : 53.405
- Timbangan ke 2 : 53.427
- Timbangan ke 3 : 53.413
R = 53.415
Bobot : 0.165
5
100
0.165 x
20
X 100 %=16,5 %
5g
VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu penetapan kadar sari dalam pelarut air dan
etanol.
Standarisasi merupakan hal yang penting untuk simplisia dan ekstrak yang
akan digunakan atau dikonsumsi. Parameter standar merupakan suatu metode
standarisasi untuk menjaga kualitas dari suatu simplisia maupun ekstrak. Parameter
standar meliputi parameter standar spesifik dan parameter standar nonspesifik, yang
diujikan terhadap simplisia dan ekstrak. Salah satu parameter standar spesifik untuk
pengujian standar simplisia adalah penetapan kadar sari dalam pelarut tertentu.
Kadar sari larut air dan etanol merupakan pengujian untuk penetapan jumlah
kandungan senyawa yang dapat terlarut dalam air dan kandungan senyawa yang
dapat terlarut dalam etanol, keduanya merupakan parameter spesifik.
Manfaat dilakukannya penetapan kadar sari yaitu untuk menjamin mutu suatu
simplisia, dimana jika simplisia itu tidak terjamin mutunya maka simplisia tersebut
tidak bisa dilanjutkan ke pengujian selanjutnya, sedangkan jika simplisia tersebut
bermutu baik dan sudah memenuhi syarat, simplisia tersebut bisa dilanjutkan ke
analisis berikutnya yaitu ekstraksi, pemekatan, uji aktivitas, dan penetapan kadar.
Metode penentuan kadar sari digunakan untuk menentukan jumlah senyawa
aktif yang terekstraksi dalam pelarut dari sejumlah simplisia. Penentuan kadar sari
juga dilakukan untuk melihat hasil dari ekstraksi, sehingga dapat dilihat pelarut mana
yang cocok untuk dapat mengekstraksi senyawa tertentu. Prinsip dari ekstraksi
didasarkan pada distribusi terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut
yang tidak saling campur.
Pada praktikum kali ini simplisia yang digunakan yaitu kumis kucing dengan
nama latin Orthosiphon stamineus Benth. Kandungan senyawa metabolit dalam
tanaman kumis kucing adalah minyak atsiri, polifenol, alkaloid, saponin, flavonoid
dan sinensetin. (Robinson, 1995)
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum ini dapat diketahui dan dapat dipahami bagaimana cara
menentukan kadar sari suatu simplisia baik kadar sari larut air maupun kadar sari larut
etanol dan berdasarkan praktikum kali ini kadar sari larut air dari simplisia kumis kucing
adalah 27% sedangkan untuk kadar sari larut etanol dari simplisia kumis kucing adalah 18%.
X. Lampiran