Anda di halaman 1dari 51

Ekstraksi Bahan Alam

Dra. Yetri Elisya, M.Farm, Apt


Apakah Ekstraksi itu?
• Cara untuk memperoleh sediaan
yang mengandung senyawa aktif
dari suatu bahan alam dengan
menggunakan pelarut yang sesuai.
• Ekstraksi adalah proses penarikan
kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang
tidak dapat larut dengan pelarut
cair
Istilah terkait dengan ekstraksi
• Menstrum/Ekstraktan/Solvent : pelarut atau campuran
pelarut yang digunakan untuk mengekstraksi.
• Miscella: pelarut yang sudah terlarut didalamnya hasil
ekstrak.
• Rinsing: terlarutnya senyawa terekstraksi keluar dari sel.
• Linarut (solut) : zat yang akan dilarutkan
• Rafinat : Larutan senyawa kimia yang akan diekstraksi
• Lixiviation/leaching: ekstraksi dengan menggunakan
pelarut air.
Mengapa harus
diekstraksi?
• Agar ekstrak hanya mengandung senyawa aktif
yang terkandung didalam simplisia/ bahan
alam sehingga perlu dipilih cairan penyari yang
paling optimal mampu menarik senyawa aktif.
Prinsip
Tujuan Ekstraksi
Ekstrak ( FI 4)
• Ekstrak adalah sediaan yang diperoleh dengan
mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati,
hewani dengan menggunakan pelarut yang sesuai
kemudian semua atau hampir semua pelarut
diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang
telah ditetapkan.
Bahan yang diekstraksi
• Bahan yang diekstraksi bisa
berupa bahan segar maupun
bahan kering. Untuk bahan kering
harus dikecilkan dahulu ukuran
partikelnya (diserbuk).
Syarat pelarut yang digunakan

• Selektif
• Stabil secara fisik dan kimia
• Ekonomis
• Aman
• Ramah Lingkungan
• Cairan pelarut dalam pembuatan ekstrak
adalah pelarut yang optimal untuk senyawa
kandungan berkhasiat atau yang aktif,
dengan demikian senyawa tersebut dapat
terpisahkan dari bahan dan dari senyawa
kandungan lainnya. Ekstrak hanya
mengandung sebagian besar senyawa
kandungan yang diinginkan.
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan
• Cara penarikan kandungan kimia obat dalam tanaman
sangat menentukan senyawa apa saja yang akan
berada dalam ekstrak.
• Pemilihan metode ekstraksi yang salah menyebabkan
hilangnya atau berkurangnya senyawa kimia
berkhasiat yang diinginkan.
• Pemahaman sifat zat - zat kimia yang ada dalam
tanaman mutlak diperlukan untuk mendukung
pemilihan metode ekstraksi.
Cairan Penyari
Cairan Penyari
Sebagai pertimbangan:
Air 1. Murah dan mudah diperoleh
2. Stabil.
3. tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar
4. tidak beracun
5. Alamiah

Kerugian penggunaan air sebagai penyari :


1. tidak selektif
2. Sari dapat ditumbuhi kapang-kuman & cepat rusak
3. Untuk pengeringan diperlukan waktu lama.
Etanol Etanol dipertimbangkan sebagai penyari karena :

1. Lebih selektif
2. Kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20%.
3. tidak beracun
4. Netral
5. Absorbsinya baik
6. Etanol dapat bercampur air dg segala perbandingan
7. Panas yang diperlukan utk pemekatan lebih sedikit.

• kerugiannya adalah bahwa etanol mahal harganya.


Cairan Penyari
Proses/tahapan Ekstraksi
Penyerbukan
• Ekstraksi pada perinsipnya merupakan pemindahan masa
• Zat aktif yang semula berada di dalam sel, ditarik oleh cairan penyari
sehingga terjadi larutan zat aktif dalam cairan tersebut (rafinat).
• Proses ekstraksi akan bertambah baik bila permukaan serbuk simplisia yang
bersentuhan dengan cairan penyari (solvent/menstrum) semakin luas.
• Hal ini berarti semakin halus serbuk seharusnya semakin baik proses
ekstraksi.

Pelarut /
solvent/
Dinding mestrum
sel

Linarut (solut)
Penyerbukan
Derajat halus simplisia
Derajat kehalusan serbuk

• Dinyatakan dengan satu nomor : semua serbuk harus dapat melalui nomor ayakan tersebut
• Dinyatakan dengan dua nomor : semua serbuk dapat melalui ayakan no pertama dan tidak lebih dari 40%
melalui ayakan no kedua
Contoh :
• Akar kelembak (8/24)
• Akar pule pandak (8/24)
• Buah ketumbar (8/24)
• Buah kapulaga (8/24)
• Buah cabe (10/24)
• Kulit kayu manis (18/24)
• Kulit kina (34/40)
• Biji kola (24/34)
• Herba timi (34/40)
Pembasahan
Penyarian
Pemekatan
• Pemekatan berarti peningkatan jumlah solut (senyawa terlarut) secara penguapan pelarut tanpa sampai menjadi
kondisi kering, ekstrak hanya menjadi kental/pekat.
• Untuk mencapai bentuk sediaan tertentu (pada, setengah padat) dapat dilakukan dengan pemekatan dengan
penguapan dan pengeringan.
• Rotary evaporator (pelarut organik, Airsulit)  Ekstrak kental

Kondensor

Motor pemutar
labu

Labu penampung
solven
Labu
destilasi
Water bath

Pengatur suhu dan kecepatan


si
a k
t r
k s
a E
ar
- c
ra
Ca
Metode Ekstraksi
• Metode ekstraksi sangat beragam.
• Disesuaikan dengan sifat simplisia, kandungan kimia dalam simplisia
dan ketersediaan alat ekstraksi
Ekstraksi cair - cair
• Ekstraksi menggunakan dua cairan yang tidak bercampur

add second
immiscible
solvent

shake
Ekstraksi bertahap

Dengan
menggunakan
ekstraksi bertahap
akan diperoleh hasil
ekstraksi yang lebih
banyak, sehingga
efisiensi ekstraksi
meningkat.
Infus
Pengertian
• Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia
dengan air pada suhu 90 °C selama 15 menit.

• Dekok adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia


dengan air pada suhu 90 °C selama 30 menit

• Rebusan adalah proses penyarian simplisia menggunakan air pada


suhu 100 °C selama waktu tertentu, biasanya 3 bagian menjadi
satu bagian ekstrak
Infundasi
Infundasi Penyarian Ekstrak yang
adalah proses dengan cara ini diperoleh
penyarian yang menghasilkan dengan cara ini
umumnya ekstrak yang tidak boleh
digunakan tidak stabil dan disimpan lebih
untuk menyari mudah tercemar dari 24 jam.
zat aktif yang oleh kuman dan
larut dalam air kapang
dari bahan-
bahan nabati.
Pembuatan Infus
Basahi simplisia dengan derajat halus yang cocokm dengan air sebanyak 2x
bobotnya (untuk bunga air yang digunakan sebanyak 4x bobot bahan).

Simplisia ditambah dengan air secukupnya dan dipanaskan selama 15 menit


(dihitung mulai suhu dalam panci mencapai 90 ° C) pada suhu 90 ° – 98
°C, sambil sesekali diaduk.

Saring pada saat cairan masih panas melalui kain flanel, tambahkan air
mendidih melalui ampasnya sampai 100 bagian. Bahan yang mengandung
zat yang mudah menguap (minyak atsiri) harus disaring setelah dingin.
Pembuatan Infus
Kecuali dinyatakan lain dan kecuali untuk simplisia yang tertera
dibawah ini, infus yang mengandung bahan bukan berkhasiat keras,
dibuat dengan menggunakan 10% simplisia.
Untuk pembuatan 100 bagian infus berikut digunakan sejumlah yang
tertera :
1. Kulit kina 6 bagian
2. Daun digitalis 0,5 bagian
3. Akar ipeka 0,5 bagian
4. Daun kumis kucing 0,5 bagian
5. Sekale kornutum 3 bagian
6. Daun sena 4 bagian
7. Temulawak 4 bagian
Alat infundasi
A Panci berisi simplisia dan air
B Penangas air

Gambar
Alat Infundasi

Pembuatan sediaan
galenika
Aplikasi Infus
Sebagai uji pendahuluan
khasiat suatu tanaman,
misalnya khasiat analgetika,
diuretika, antibakteri dll
Sebagai uji pendahuluan
untuk identifikasi zat
kimia yang terdapat
dalam ekstrak infus
Contoh aplikasi
• Efek rebusan daun sambiloto (Andrographis paniculata
Nees) terhadap kadar glukosa darah pada tikus putih
1 jantan.

• Pemeriksaan khasiat infus daun sembung sebagai


antipiretika dibandingkan dengan parasetamol pada
2 burung merpati

• Pengaruh rebusan kulit buah Punica granatum L.


Terhadap beberapa bakteri penyebab diare secara in vitro
3
Perbedaan Infus, Dekok, Rebusan

Rebusa
Uraian Infus Dekok
n
Suhu 90-98 °C 90-98 °C 100 °C
3→1 bagian/
Waktu 15 menit 30 menit
45-60 menit
Sumber Api
Penangas air Penangas air
Panas langsung
Tambah Tambah
Tidak ditambah
Hasil akhir volume ad 100 volume ad 100
volume
bagian bagian
MASERASI (Maseration)
Macere (merendam)

• Proses penyarian dengan cara


merendam simplisia A. Bejana maserasi

menggunakan pelarut dengan B. Tutup


C. Pengaduk mekanik
beberapa kali pengocokkan D. Bejana tempat maserat
E. Penyaring
atau pengadukkan pada
temperatur ruang.
Keuntungan dan Kerugian MASERASI
• Keuntungan :
1. pengerjaan dan peralatan yang sederhana,
2. mudah diperoleh
3. Dapat dilakukan modifikasi sedemikian rupa untuk memperoleh hasil
ekstraksi yang optimal
• Kerugian :
1. waktu pengerjaan yang lama (beberapa jam hingga beberapa
minggu)
2. membutuhkan pelarut yang banyak, penyarian kurang sempurna,
3. tidak cocok untuk zat yang kelarutannya rendah pada temperatur
kamar.
4. Tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras
MASERASI
• Prinsip : merendam simplisia dalam cairan
penyari sehingga cairan penyari dapat masuk
ke dalam rongga sel yang mengandung zat
aktif. Zat aktif akan larut dan karena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan zat
aktif di dalam sel dengan di luar sel, maka
larutan yang terpekat didesak keluar.
peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di
luar sel dan di dalam sel.
• Pelarut atau cairan penyari akan menembus
dinding sel, masuk ke dalam rongga sel,
melarutkan zat aktif.
MASERASI
• Setelah ekstraksi selesai, ampas tanaman
dipisahkan dengan cara dekantasi yang biasanya
diikuti dengan proses filtrasi.
• Jika serbuk simplisia terlalu halus, maka perlu
dilakukan sentrifugasi.
MASERASI
• Digunakan untuk penyarian simplisia yang
mengandung zat aktif yang mudah larut dalam
cairan penyari, tidak mengandung zat yang mudah
mengembang dalam cairan penyari.
• Cairan penyari : Air, Etanol, Air-Etanol, atau pelarut
lain.
• Air : untuk menghindari tumbuhnya kapang, dapat
ditambahkan bahan pengawet pada awal
penyarian.
MASERASI
• Umumnya dilakukan dengan cara :
10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok,
masukkan dalam bejana. Tambahkan dengan 75 bagian
penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari
cahaya sambil sesekali diaduk. Kemudian disaring dan
ampasnya diperas. Tambahkan cairan penyari secukupnya
pada ampas, aduk dan disaring, sehingga diperoleh hasil
penyarian sebanyak 100 bagian. Bejana ditutup, biarkan
ditempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari,
MASERASI
• Jika ingin membuat ekstrak :
• Pengerjaannya dilanjutkan dengan
memekatkan hasil penyarian tadi.
Pemekatan dilakukan dengan cara
penyulingan atau penguapan dengan
tekanan rendah pada suhu 50 oC
hingga konsentrasi yang dikehendaki.
MASERASI
• Pembuatan ekstrak kental :
Maserasi menggunakan etanol. 1 bagian
serbuk simplisia dalam maserator
ditambahkan 10 bagian etanol, dimaserasi
selama 6 jam sambil sesekali diaduk,
kemudian didiamkan selama 24 jam. Maserat
dipisahkan, lakukan maserasi kembali 2 x
dengan jumlah volume dan jenis yang sama .
Semua maserat dikumpulkan dan diroratry
evaporator ad massa ekstrak kental.
MASERASI
• Pada prosesnya perlu dilakukan pengadukkan
dengan tujuan untuk meratakan konsentrasi
larutan diluar serbuk simplisia, sehingga tetap
terjaga adanya derajat perbedaan konsentrasi
yang sekecil-kecilnya antara larutan di dalam sel
dengan larutan diluar sel.
• Hasil penyarian dengan cara maserasi perlu
dibiarkan selama 2 hari untuk mengendapkan
zat-zat yang tidak diperlukan yang ikut terlarut
dalam cairan penyari.
MASERASI
• Modifikasi Maserasi :
1. Digesti :
maserasi kinetik yang dilakukan
pada suhu diatas suhu kamar,
biasanya pada suhu 40-50°C.
(simplisia yang zat aktifnya tahan
terhadap pemanasan).
MASERASI
Dengan pemanasan akan diperoleh
keuntungan :
• kekentalan pelarut berkurang
• daya melarut cairan penyari akan
meningkat. (pengaruhnya sama
dengan pengadukan)
• koefisien difusi berbanding lurus
dengan suhu absolut dan berbanding
terbalik dengan kekentalan. Kelarutan
meningkat bila suhu dinaikkan.
MASERASI
2. Maserasi kinetik :
penggunaan mesin pengaduk
yang berputar terus menerus,
proses maserasi dapat
dipersingkat waktunya menjadi 6
sampai 24 jam.
MASERASI
3. Remaserasi :
Cairan penyari dibagi 2, seluruh serbuk simplisia
dimaserasi dengan cairan penyari pertama, sesudah
dienap tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi
dengan cairan penyari yang kedua dan seterusnya.
MASERASI
4. Maserasi melingkar :
Maserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan
agar cairan penyari selalu bergerak dan menyebar.
dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali
secara berkesinambungan melalui serbuk simplisia
dan melarutkan zat aktifnya.
MASERASI
5. Maserasi melingkar bertingkat :
Pada maserasi bertingkat, penyarian tidak dapat
dilaksanakan secara sempurna, karena pemindahan massa
akan berhenti bila keseimbangan telah terjadi. Masalah ini
dapat diatasi dengan maserasi melingkar bertingkat.
Modifikasi ini peralatannya hampir sama dengan maserasi
melingkar.
PARAMETER DAN METODE UJI EKSTRAK

1. Parameter non spesifik


a. Susut pengeringan dan bobot jenis
b. Kadar air: titrasi dengan pereaksi Karl Fischer,
destilasi.
c. Kadar abu
d. Sisa pelarut : destilasi (PK Etanol), KGC
e. Residu pestisida: KLT, KG
f. Cemaran logam berat
g. Cemaran mikroba : ALT, Coliform,angka kapang dan
PARAMETER DAN METODE UJI EKSTRAK
2. Parameter spesifik
a. Identitas ekstrak
b. Organoleptik
c. Senyawa terlarut dalam pelarut tertentu
d. Uji kandungan kimia ekstrak :
- pola kromatogram (KLT, KG, KCKT)
- kadar total golongan kandungan kimia: PK minyak atsiri, PK
steroid, PK tanin, PK flavonoid, PK saponin, PK alkaloid
- Kadar kandungan kimia tertentu (sebagai senyawa identitas
atau senyawa yang bertanggung jawab terhadap efek
farmakologi)
Contoh: PK andrografolid dalam ekstrak sambiloto secara HPLC atau PK
pinostrobin dalam ekstrak temu kunci secara densitometri

Anda mungkin juga menyukai