Anda di halaman 1dari 33

EKSTRAKSI HERBAL

JANUAR RIZQI, S.Kep, Ns. M.Sc


Pendahuluan
• Ekstraksi adalah proses pemisahan active substances dari simplisia
secara kimia atau fisika dengan menggunakan pelarut yang sesuai.

• Pada proses ekstraksi diperlukan:


• Bahan yang diekstraksi,
• Solvent/pelarut untuk mengekstraksi,
• Ekstraktor/alat pengekstraksi.
• Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan
mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau
hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua
atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk
yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku
yang telah ditetapkan.
Proses Ekstraksi
• Umumnya akan bertambah baik
jika permukaan serbuk simplisia
Pemekatan simplisia
yang bersentuhan dengan cairan
penyari makin luas
• Makin halus serbuk simplisia
seharusnya makin baik
ekstraksinya

Penyaringan pembasahan
Simplisia
Simplisia • simplisia adalah bahan alamiah
yang dipergunakan sebagai obat
yang belum mengalami
Akar Korteks pengolahan apapun juga dan
kecuali dikatakan lain, berupa
bahan yang telah dikeringkan.
Buah Biji

• Simplisia dibagi menjadi tiga


golongan yaitu simplisia nabati,
Daun Bunga simplisia hewani dan simplisia
mineral
Rimpang
Pelarut / cairan penyari
Faktor pemilihan cairan pelarut:
• Murah, mudah diperoleh,
• Stabil secara fisika dan kimia,
bereaksi netral, tidak mudah
menguap, tidak mudah terbakar,
selektif dan tidak mempengaruhi
zat berkhasiat
Pelarut
• Air : murah, mudah didapat, stabil, tidak mudah menguap, tidak
mudah terbakar, tidak beracun dan alamiah.
• tetapi ada kerugian penggunaan air yaitu tidak selektif, ekstrak yang
diperoleh mudah ditumbuhi kapang dan kuman, dan untuk
pengeringan ekstrak akan membutuhkan waktu yang lama,menyari
zat-zat lain disamping zat aktif yang pada umumnya merupakan
pengganggu seperti gom, pati, protein, lemak, enzim, lendir dan lain-
lain
• Etanol : lebih selektif, tidak beracun, netral, kapang dan kuman sulit
tumbuh dalam etanol dengan konsentrasi 20%, dan waktu yang
diperlukan untuk memekatkan ekstrak relatif lebih cepat
• Untuk meningkatkan efisiensi ekstraksi biasanya digunakan campuran
etanol dan air dengan perbandingan tertentu yang diperoleh dari hasil
percobaan
Tahapan ekstraksi
1. Penghalusan simplisia (Comminution/pulveration)
2. Pembasahan simplisia (Steeping/swelling)
3. Penyarian simplisia (proses ekstraksi)
4. Pemurnian (clarification) micelle/ekstrak
5. Pemekatan micelle ekstrak
6. Pengeringan ekstrak
7. Pembakuan/standardisasi ekstrak
8. Stabilisasi ekstrak
1. Penghalusan simplisia

• Penghalisan adalah menghaluskan simplisia atau memecah menjadi


bagian-bagian dengan ukuran yang dikehendaki sesuai ketentuan
untuk tiap simplisia. Memperoleh simplisia yg bersih, sesuai ukuran,
bebas debu/serpihan halus.
• Tujuan: untuk memudahkan proses penyarian. Tiap jenis simplisia
mempunyai persyaratan derajat kehalusan masing-masing.
• Alat yang digunakan bisa menggunakan Blender
2. Pembasahan Simplisia
• Pembasahan dilakukan di luar alat ekstraksi dgn alasan:
1. Mencegah pemelaran secara tiba-tiba yang akan berakibat kepada alat
ekstraktor.
2. Utk menjamin proses pembasahan agar merata.
• Bahan yang biasa digunakan untuk pembasahan: cairan penyari, air,
Na carbonat atau ammonia.
3. Proses ekstraksi
• Dibedakan menjadi: maserasi, perkolasi, infundasi, dan distilasi uap
Maserasi
• adalah proses ekstraksi/penyarian simplisia • Keuntungan cara maserasi
yang menggunakan pelarut dengan
beberapa kali pengadukan atau pengocokan adalah cara pengerjaan dan
pada temperatur ruangan (kamar) peralatan yang digunakan
sederhana dan mudah
• Prinsip metode ini adalah pencapaian diusahakan
konsentrasi pada keseimbangan,cairan
penyari akan menembus dinding sel dan
masuk ke dalam rongga sel yang • Kerugian cara maserasi adalah
mengandung zat aktif
pengerjaan lama dan
• Cairan penyari yang dapat digunakan adalah penyariannya kurang sempurna.
air, etanol, air-etanol atau pelarut lain
Cara Maserasi
• Simplisia yang sudah halus • Ampas ditambah cairan penyari
dimasukkan ke dalam bejana, secukupnya diaduk dan diserkai
• Kemudian ditambahkan cairan • Bejana ditutup dan dibiarkan
penyari (pelarut), ditempat sejuk terlindung dari
• Ditutup dan dibiarkan selama 5 pengaruh langsung cahaya
hari terlindung dari cahaya selama 2 hari,
sambil berulang-ulang diaduk. • Kemudian endapan yang terjadi
• Setelah 5 hari, diserkai, ampas dipisahkan
diperas
Modifikasi tahap maserasi
• Modifikasi yang sering dilakukan terhadap cara maserasi adalah
digesti, yaitu cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah,
yaitu pada suhu 40–50ºC
• Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat
aktifnya tahan terhadap pemanasan
• Umumnya kelarutan zat aktif akan meningkat dengan peningkatan
suhu
Perkolasi
• Perkolasi adalah ekstraksi dengan
mengalirkan cairan penyari yang
selalu baru melalui serbuk simplisia
yang telah dibasahi sampai
sempurna, umumnya dilakukan pada
suhu ruang
• Prinsip perkolasi adalah serbuk
simplisia ditempatkan dalam suatu
bejana silinder, yang bagian
bawahnya diberi sekat berpori,
cairan penyari dialirkan dari atas ke
bawah melalui serbuk tersebut
• Alat perkolasi disebut perkolator Kelebihan cara perkolasi:
• Cairan yang digunakan untuk aliran cairan penyari
menyari disebut cairan penyari menyebabkan adanya
atau menstrum pergantian larutan yang terjadi
• Larutan zat aktif yang keluar dari dengan larutan yang
perkolator disebut sari atau konsentrasinya lebih rendah,
perkolat sehingga meningkatkan derajat
perbedaan konsentrasi
Infundasi
• Infundasi adalah proses ekstraksi yang pada umumnya digunakan
untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan
nabati
• Ekstraksi ini menghasilkan ekstrak yang tidak stabil dan mudah
ditumbuhi kapang dan kuman, sehingga tidak boleh disimpan lebih
dari 24 jam
Infus dibuat dengan cara:

• membasahi bahan bakunya dengan air


2 kali bobot bahan, untuk bunga 4 kali
bobot bahan dan untuk karagen 10 kali
bobot bahan
• bahan baku ditambah air dan
dipanaskan selama 15 menit pada suhu
90–98ºC, untuk 100 bagian ekstrak
diperlukan 10 bagian bahan.
• Infus diserkai pada waktu panas
melalui kain flanel
• Ditambahkan air mendidih melalui
ampasnya jika kekurangan air
Destilasi Uap
• Distilasi uap digunakan untuk menyari
simplisia yang mengandung komponen
dengan titik didih tinggi pada tekanan udara
normal
• Prinsip distilasi uap adalah cairan penyari
dididihkan sehingga menguap, uap tersebut
terkondensasi dengan adanya pendingin
sehingga membasahi dan merendam
simplisia
• Ekstraksi ini dilakukan berulang kali sampai
simplisia tersari sempurna
4. Pemurnian
• Seringkali ekstrak/micelle yg diperoleh terkotorkan oleh komponen
yang tidak dikehendaki misalnya: adanya pigment; substansi-substansi
yg mungkin mengganggu stabilitas micelle, mikroba yg
berkontaminasi.
• Tujuan pemurnian/penjernihan juga untuk membuang konstituent yg
tidak diinginkan tanpa merusak ‘extracted substances’.
Cara pemurnian
• Cara fisika
• Dengan sentrifugasi
• Dekantasi (mendiamkan beberapa waktu
sampai terpisah di dasar bejana kemudian
cairan dibuang secara hati-hati)
• Filtrasi dengan penyaringan manual
maupun dengan mesin
• Fisiko kimia
• Absobtion dan ion exchange
• Sterilisasi
• Pasteurisasi
• UHT
5. Pemekatan micelle
• Pemekatan dilakukan setelah pemurnian micelle.
• Pemekatan artinya peningjatan jumlah substansi dalam larutan
dengan cara menguapkan cairan tanpa merusak kandungan aktif
didalamnya.
• Kadar pemekatan yang dilakukan tergantung tergantung keperluan.
a. Secara partial atau total tergantung apakah untuk memperoleh
ekstrak cair, kental
b. Dipekatkan dan diekstraksi lagi untuk mendapatkan senyawa
tertentu.
6. Pengeringan ekstrak
• Pengeringan ekstrak dilakukan apabila memang diperlukan
untuk sediaan bentuk kering ataupun dengan tujuan
mengawetkan.
• Ekstrak disimpan dalam keadaan kering merupakan salah
satu cara menjaga stabilitasnya.
• Ekstrak dalam keadaan kering juga memudahkan dalam
pengangkutan.
• Cara-cara pengeringan:
a. Vaccum freeze dryers
b. Vaccum belt drying
c. Rolled drying
d. Oven drying
e. Spray dryer
Contoh pembuatan ekstrak temulawak
• Rimpang temulawak mengandung zat
warna kuning (kurkumin), serat, pati,
kalium oksalat, minyak atsiri seperti
kamfer, xanthorrhizol, borneol, dan
zingiberen, dan juga mengandung
saponin, flavonoida.
• Rimpang temulawak memiliki banyak
kegunaan, antara lain untuk pelancar
asi, penurun kolesterol, penyakit
kuning, diare, demam, malaria, radang
saluran napas, batuk, dan badan letih,
dan menambah nafsu makan
Pembuatan serbuk simplisia
• Rimpang temulawak yang masih segar disortasi basah dan ditimbang.
• Selanjutnya rimpang diiris-iris dengan ketebalan 2 – 5 mm.
• Lalu dikeringkan selama 3 – 8 hari dalam lemari pengering pada
temperature ± 40oC.
• Irisan rimpang yang kering ditandai dengan rapuh saat dipatahkan.
• Kemudian sampel dihaluskan dengan menggunakan blender sehingga
terbentuk serbuk simplisia.
Proses maserasi ektrak temulawak
• 400 gram serbuk simplisia
dimaserasi dengan etanol 96%.
• Maserasi dilakukan selama
beberapa hari.
• Ekstrak hasil maserasi kemudian
dipekatkan dengan
menggunakan alat rotavapor.
• Hasil ekstrak yang sudah
dirotavapor diuapkan di atas
penangas air hingga diperoleh
ekstrak kental
Penyimpanan ekstrak
• Penyimpanan ekstrak hendaknya dalam botol kaca, ditempat
yang dingin dan kering.
• Pada etiket tercantum: nama ekstrak, kadar, pelarut, tgl
pembuatan.

Anda mungkin juga menyukai