Anda di halaman 1dari 5

Bab I

Latar belakang
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan. Bahan baku yang digunakan berupa simplisia. Simplisia adalah
bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan dengan cara
bahan yang telah dikeringkan.
Kunyit (Curcuma domesticae Rhizoma) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat
yang sering dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Sebagian besar kunyit
digunakan sebagai jamu dan rempah yang beredar di Indonesia, Malaysia, dan beberapa Negara
lain. Kunyit sudah digunakan dalam pengobatan tradisional bagi beberapa penyakit misalnya
antiinflamasi, alergi dan antibakteri. Kunyit berkhasiat untuk mengobati sakit perut, diare, asma,
sakit kepala, keputihan, haid tidak lancar, dan sebagai ekspektoran.
Ekstraksi merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga
terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Metode ekstraksi dibagi menjadi
dua jenis, antara lain cara dingin dan cara panas. Metode ekstraksi yang tergolong cara dingin
adalah maserasi dan perkolasi sedangkan metode ekstraksi yang tergolong cara panas adalah
refluks, dengan alat Soxhlet, digesti, dan infus.
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana dibandingkan dengan metode ekstraksi
lainnya. Hal ini dikarenakan cara pengerjaannya sederhana dan peralatannya mudah diusahakan,
sederhana, dan tidak memerlukan alat khusus. Pembuatan ekstrak secara maserasi merupakan
proses paling cepat dimana digunakan untuk simplisia yang sudah halus dan memungkinkan
direndam hingga meresap dan melunakkan susunan sel, sehingga zat –zatnya akan larut dan
digunakan untuk penyariangan simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam
cairan penyari.

Rumusan masalah
1. Mengetahui tentang kandungan dan manfaat dari kunyit
2. Mengetahui tentang cara pembuatan ekstraksi dengan menggunakan metode maserasi
3. Bagaimana perhitungan tentang hasil ekstraksi kunyit menggunakan metode maserasi

Tujuan
Tujuan dari maserasi adalah untuk mengetahui uji ekstraksi kunyit (Curcumae domesticae
Rhizoma) dengan menggunakan metode maserasi.
Bab II
Tinjauan pustaka

2.1 Metode maserasi


Istilah maceration berasal dari bahasa latin macerare, yang artinya “merendam”. Merupakan proses paling tepat
dimana obat yang sudah halus memungkinkan untuk direndam dalam pelarut sampai meresap dan melunakkan
susunan sel, sehingga zat –zat yang mudah larut akan melarut.

Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana dan digunakan untuk simplisia yang mengandung zat aktif
yang mudah larut dalam cairan penyari. Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan
penyari.

Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk kedalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif
akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dan di luar sel, maka
larutan yang pekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berlanjut sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara
larutan di luar dan di dalam sel. Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol, atau pelarut
lain.

Bila cairan penyari yang digunakan adalah air maka untuk mencegah timbulnya kapang dapat ditambahkan bahan
pengawet, yang diberikan pada awal penyarian (Anonim, 1986). Semakin besar perbandingan cairan pengekstraksi
terhadap simplisia, akan semakin banyak hasil yang diperoleh.

Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan yang digunakan sederhana, dan mudah
diusahakan. Kerugian cara maserasi adalah pengerjaannya lama dan penyariannya kurang sempurna, juga adanya
kejenuhan konsentrasi di dalam larutan penyari, di mana konsentrasi di dalam simplisia dengan di dalam penyari
sama.
Metode maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi sebagai berikut :
1. Modifikasi maserasi melingkar
2. Modifikasi maserasi digesti
3. Modifikasi maserasi melingkar bertingkat
4.odifikasi remaserasi
5. Modifikasi dengan mesin pengaduk

Prinsip metode maserasi:


Penyarian zat aktif dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan
penyari yang selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan
masuk kedalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi
antara larutan didalam sel dengan diluar sel larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak
keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa
tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar sel dan didalam
sel selama proses mserasi dilakukan proses pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap
hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dibersihkan.

2.2 Kunyit
2.2.1 Tanaman kunyit
Curcumae domesticae Rhizoma
Nama lain : Kunyit, kunir
Tanaman asal : Curcuma domestica
Keluarga : Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri, zat warna kurkumin, damar dan pati
Persyaratan kadar : Minyak atsiri tidak kurang dari 0,3%
Penggunaan : Karminativa, antidiare, kolagoga, dan skabisida
Pemerian : Bau khas aromatik, agak pedas, lama-lama menjadi tebal
Bagian yang digunakan : Akar tinggal
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Klasifikasi tanaman kunyit

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Classis : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Familia : Zingiberaceae

Spesies : Curcuma domestica Valleton

2.2.2 Deskripsi tanaman

Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan

(perenial) yang tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur

dan liar di sekitar hutan/bekas kebun. Tanaman ini banyak dibudidayakan di Asia

Selatan khususnya di India, Cina Selatan, Taiwan, Indonesia (Jawa), dan Filipina 3
Bab III
Metode masera

Tujuan :
Untuk pemisahan zat aktif pada sampel kunyit (Curcumae domesticae Rhizoma)
Prinsip dasar :
maserasi merupakan cara penyimpanan yang sangat sederhana
maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari
cairan etanol yang digunakan dapat berupa air, etanol, atau pelarut lainnya
Bahan :
Simplisia Curcumae domesticae Rhizoma (Kunyit)
Etanol 70%
Alat :
Gelas Ukur 100ml
Erlenmeyer
Aluminium foil
Kertas saring
Cawan
Botol
Water bath
Skema kerja :
Mengambil dan menimbang serbuk simplisia Curcumae domesticae Rhizoma 10 g
Masukkan kedalam Erlenmeyer, tambahkan etanol 70% yaitu 75 ml.
Tutup menggunakan aluminium foil, dan aduk selama 15 menit.
Diamkan selama 5 hari sambil diaduk setiap hari selama 15 menit, dan simpan ditempat yang
terlindung dari sinar matahari langsung.
Hari ke-5, sampel di saring, ampas ditambahkan 25 ml cairan etanol, aduk selama 15 menit,
kemudian saring
Sari yang didapat diuapkan di atas water bath.

Perhitungan pengenceran etanol 70%


V1 x N1=V2xN2
V1÷96% = 100ml x 70%
V1 =100ml x 70%
96%
V1 =7,2 => 73ml
Air untuk mengencerkan=100ml x 73ml
=27ml

Perhitungan ekstrak
Berat cawan kosong = 70.051
Berat cawan+ekstrak= 71.175
Berat ekstrak= (berat cawan=ekstrak) – berat cawan kosong
= 71.175 – 70.051
= 1,124 gram
Randemen = Berat ekstrak x 100%
Berat simplisia
= 1,124 ÷ 10 x 100%
= 0,1124%
Kesimpulan : Jadi,dari 10 gram simplisia Languatis Rhizoma didapat ekstrak 0,1124%

Anda mungkin juga menyukai