PERCOBAAN II
MASERASI
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 4 B
2022/2023
I. TUJUAN
Ekstraksi menggunakan komposisi zat terlarut antara dua solusi yang tidak
bercampur. Buat ambil zat terlarut berasal satu pelarut ke pelarut lainnya,
kesetimbangan heterogene sensial melibatkan pembagian spesies antara dua pelarut
fase yang tidak bisa bercampur. Keseimbangan ini terdapat pada banyak proses
pengerjaan dalam penelitian kimia serta industri. (Oxtoby, 2001)
Metode ekstraksi yang dipilih sesuai beberapa faktor mirip sifat bahan baku
obat, daya adaptasi terhadap setiap jenis metode ekstraksi dan pentingnya
mendapatkan ekstrak yang sempurna(Ansel, 1989)
Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga
selyang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan zat aktif didalam sel dan diluar sel, maka larutan terpekat
akan terdesak keluar. Peristiwa ini berulang sehingga terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan diluar sel dan didalam sel.
Tapak dara
(Catharanthus rosens)
Seledri (Apium
graveolens)
Jambu biji (Psidium
guajava)
Sirsak (Annona
muricata)
1. MASERASI
2. PEMEKATAN
Pemekatan ekstrak cair yang dihasilkan dari proses maserasi, perkolasi, atau
sokletasi dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama penguapan dilakukan dengan
menggunakan rotary evaporator, sehingga pelarut menguap pada suhu yang rendah.
Hal ini dilakukan untuk menghindari rusaknya bahan aktif karena panas akibat
penguapan, mengingat waktu yang lama untuk menguapkan banyak pelarut yang
terdapat dalam ekstrak cair. Pemekatan ini dilakukan hingga volume lebih kurang
tinggal sepertiganya.
Tahap berikutnya dilakukan di dalam cawan penguap yang telah ditara
sebelumnya yang diuapkan di atas tangas air. Proses ini tidak terlalu lama, mengingat
pelarut yang masih ada tinggal sedikit. Penguapan dilakukan hingga mendapatkan
ekstrak yang kental.
Proses selanjutnya adalah perhitungan rendemen, untuk mengetahui seberapa
banyak ekstrak yang didapatkan dari proses ekstraksi yang dilakukan. Rendemen
dihitung dalam prosen. Selanjutnya ekstrak kental yang didapatkan dikemas dalam
botol kaca dan diberi label.
V. HASIL PENGAMATAN
1. Maserasi
- Simplisia segar = 100 gram
100 g
- Etanol = = 750 mL
10
- Pembilas = 25 bagian
= 100 gram/ 10 = 250 mL
- Suhu = 39,9 ℃
- Rpm = 60 rpm
- Waktu = 40 menit
2. Pemekatan
- Bobot cawan kosong = 199,36 gram
- Berat ekstrak + Cawan = 218,65 gram
- Berat ekstrak = 218,65 – 199,36 = 19,29 gram
Berat Ekstrak
- % rendeman = x 100%
Berat Simplisia
19,29
= x 100%
100
= 19,29 %
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kita melakukan uji coba maserasi dan pemekatan. Ekstrak
merupakan sediaan kental yang diperoleh menggunakan cara mengekstraksi senyawa
aktif berasal simplisia nabati atau hewani memakai solusi yang sesuai. kemudian,
sebagian atau seluruh bagian penghancur diuapkan hingga tersisa serbuk/kerak
(mentah).serbuk yang tersisa kemudian diperlakukan dngan beberapa perlakuanyang
tidak sinkron buat menerima yang akan terjadi atau memenuhi standar yang sudah
ditentukan. (Ditjen POM, 1995)
VII. KESIMPULAN
Timbangan
Simplisia kering 4
Timbangan Timbangan Simplisia Timbangan
Simplisia kering 1 kering 2 Simplisia kering 3
Hasil
Proses penyaringan Proses Pemekatan dari penguapan Hasil ekstrak
dilakukan dengan
menggunakan rotary
evaporator, sehingga
pelarutmenguap pada
suhuyang rendah.
Timbangan cawan Hasil ekstrak Ekstrak kental dikemas
kosong dalam botol diberi
label
Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Jakarta : Universitas
Indonesia Press. Haqiqi,Sohibul Himam. 2008. Kromatografi Lapis Tipis.
Jakarta.
Hariana, Arief. 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya seri 3. Jakarta : Penebar
Swadaya Madbardo.2010. Pengertian Pengujian Organoleptik.
http://madbardo.blogspot.com/2010/02/pengertian-
pengujianorganoleptik.html (diakses pada tanggal 6 April 2012, pukul 11.10)
Sidik dan H mudahar.2000. Ekstraksi Tumbuhan Obat, Metode dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Mutu Produksinya. jakarta, 12-15.
Siskha.2010.Pembuatan dan Penetapan Kontrol.
http://siskhana.blogspot.com/2010/01/pembuatan-danpenetapan-kontrol.html
(diakses pada tanggal 6 April 2012, pukul 10.50) Voight, R. 1995. Buku
Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi ke-5. Yogyakarta : UGM Press
Anif,N dan Heru,S. 2012. Petunjuk Praktikum Galenika. Surakarta : FMIPA UNS
Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Jakarta Universitas
Indonesia Press.
Ditjen POM. 1995. Farmkope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Oxtoby, D. W. 2001. Kimia Modern. Jakarta: Erlangga