Berdasarkan Konsistensinya
Berdasarkan Komposisinya
1. Standardised extracts
merupakan ekstrak yang diperoleh dengan cara menambahkan zat aktif yang aktivitas
terapeutik nya telah diketahui untuk mencapai komposisi yang dipersyaratkan. Selain
itu standardised ekstract juga dapat diperoleh dengan cara menambahkan bahan
pembantu atau mencampur antara ekstrak yang mengandung senyawa aktif tinggi
dengan ekstrak yang mengandung senyawa aktif lebih rendah sehingga kandungan
senyawa aktifnya dapat memenuhi persyaratan baku yang telah ditetapkan.
contoh. 2 ekstrak kering daun Belladona (mengandung alkaloid hyoscyamin 0,95 -
1,05%)
2. Quantified extract
merupakan ekstrak yang diperoleh dengan cara mengatur kadar senyawa yang telah
diketahui aktivitas farmakologisnya agar memiliki khasiat yang sama. Quantified
ekstract memiliki kandungan zat aktif yang mempunyai aktivitas yang sudah
diketahui, tetapi senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas tersebut Tidak
diketahui. pengaturan kadar senyawa diperoleh dengan cara mencampur dua jenis
ekstrak yang memiliki spesifikasi sama dan dalam jumlah konstan. contoh: ekstrak
daun Ginkgo biloba, ekstrak herba hypericum perforatum.
Berdasarkan kandungan senyawa aktif:
3. Other extract
merupakan ekstrak yang diperoleh dengan cara mengatur
proses produksi serta spesifikasinya. Dalam hal ini
kandungan senyawa yang bertanggung jawab terhadap efek
farmakologis nya belum diketahui. Contoh: Cratageus dan
passiflora incarnate
CARA PEMBUATAN EKSTRAK
3. Infusa 4. Digestasi
METODE EKSTRAKSI
Ekstraksi secara panas
5. Dekokta 6. Soxhletasi
7. Refluks
PELARUT EKSTRAKSI
Air
Pada suhu kamar, air merupakan pelarut yang baik untuk
melarutkan berbagai macam zat seperti : garam-garam alkaloid,
glikosida, asam tumbuh-tumbuhan, zat warna dan garam mineral
lainnya. Secara umum peningkatan suhu air dapat meningkatkan
kelarutan suatu zat kecuali zat tertentu seperti codurangin, Ca-
Hidrat, garam glauber dan lain-lain. Kekurangan dari air yakni
merupakan media yang baik untuk pertumbuhan jamur dan bakteri
sehingga zat yang diekstrak tidak dapat bertahan lama. Selain itu air
dapat mengembangkan simplisia, sehingga akan menyulitkan dalam
ekstraksi terutama dengan metode perkolasi.
PELARUT EKSTRAKSI
Etanol
Etanol hanya dapat melarutkan zat zat tertentu saja seperti
alkaloid, glikosid, damar damar dan minyak atsiri. Etanol tidak
bias digunakan untuk mengekstraksi bahan dari jenis-jenis gom,
gula dan albumin. Selain itu, etanol juga dapat menghambat
kerja dari enzim, menghalangi pertumbuhan jamur dan bakteri.
Keuntungan dari penggunaan etanol sebagai pelarut adalah
ekstrak yang dihasilkan lebih spesifik, dapat bertahan lama
karena disamping sebagai pelarut, etanol juga berfungsi sebagai
pengawet.
PELARUT EKSTRAKSI
Gliserin
gliserin digunakan sebagai pelarut terutama untuk menarik zat aktif dari
simplisia yang mengandung zat samak. Disamping itu juga glisein
merupakan pelarut yang baik untuk golongan tannin dan hasil hasil
oksidannya, berbagai jenis gom dan albumin
Eter
Eter merupakan pelarut yang sangat mudah menguap sehingga tidak
dianjurkan untuk pembuatan sediaan obat yang akan disimpan dalam
jangka wakt yang lama.
PELARUT EKSTRAKSI
Heksana
Heksana merupakan pelarut yang baik untuk lemak dan minyak. Pelarut
ini biasanya dipergunakan untuk menghilangkan lemak pengotor dari
simplisia sebelum simplisia tersebut dibuat seiaan galenik.
Aceton
Aceton memiliki kemampuan hamper sama dengan heksan dimana
aceton mampu melarutkan dengan baik berbagai macam lemak, minyak
atsiri dan damar. Akan tetapi, aceton tidak dipergunakan untuk sediaan
galenik untuk pemakaian dalam. Selain itu bau dari aceton kurang enak
dan sukar hilang dari sediaan.
PELARUT EKSTRAKSI
Chloroform
Chloroform tidak dipergunakan untuk sediaan dalam, karena secara
farmakologi, chloroform mempunyai efek toksik. Chloroform biasanya
digunakan untuk menarik bahan bahan yang mengandung basa alkaloid,
damar, minyak lemak dan minyak atsiri.