Anda di halaman 1dari 21

Praktikum I

Pengenalan Alat
KELOMPOK 3
• Annisa

• Sa’da
• Rifki Khairil Anam

Supported by : Nutrisionis22

DASAR TEORI
Adapun macam2 alat yg digunakan adalah:
Adapun macam-macam alat yang
1. Mikroskop
mikroskop mampu meneliti ,melihat dan menganalisa benda-benda atau makhluk hidup berukuran mikro.
2. Rotary evaporator
Rotary evaporator berfungsi untuk menguapkan pelarut cairan
hasil ekstraksi /mengubah larutan dan bentuk cair menjadi uap.
3. Waterbath
waterbath berfungsi untuk menguapkan cairan dan untuk memanaskan
4. Destilasi
Destilasi dipakai untuk memisahkan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan
atau kemudahan menguap atau volalitas bahan.
5. Chamber KLT
Chamber KIT adalah wadah untuk proses KLT
6. Corong Bucheer
Corong buchner digunakan untuk Penyaringan dihubungkan dengan Sebuah vakum agar proses turunnya
filtrate lebih cepat. ataumemisahkan suatu Filtrate (cairan) dan endapannya (residu)
7. Halogen moisture analyzer
Halogen moisture analyzer berfungsi untuk mengukur kadar kelembapan
dan fadar air.
CARA KERJA

1. Amati alat-alat yang di laboratorium


2. carilah fungsi dan carakerjanya
3. Bacalah sop Penggunaan alat tersebut dengan seksama
4. mulailah menggunakan alat sesuai sop

HASIL DAN PEMBAHASAN

- UV light box
Lampu terbagi 3 : Lampu biasa, 254, dan 366
fungsi: untuk melihat noda pada ketiga lampu serta Panjang nodanya
-Chamber KLT
Terbagi 2 macam : bentuk bulat dan segi empat
-harus memperhatikan Peletakan kertas Plat KLT
-kenaikan cairan pada kertas KLT
- bahan kaca chamber KLT kedap udara
-Rotary evaporator
Untuk menguapkan pelarut hasil ekstraksi ada labu untuk pelarutnya /etanol (labu bulat panjang)dan labu
bulat untuk simplisia hasilnya didapatkan ekstrak cair.
- Water bath
Untuk menguapkan ekstrak dan merubahnya menjadi ekstrak kental
HASIL DAN PEMBAHASAN
-Destilasi
→ Rangkaian alatnya heating mentle, labu, kondensor pendingin )
→ Simplisia basah
→ Pelarut air
→ Untuk menarik senyawa aktif berupa minyak atsiti
-Soxhletasi
Digunakan untuk mengambil senyawa aktif dengan Pelarut selain air
-bejana KLT
Jumlah komponen dalam sampel menggunakan prinsip bejana kapiler

LAMPIRAN

Soxletasi destilasi chamber KLT Rotary evaporator labu alas UV Light box

Water bath
Praktikum II
Ekstraksi Maserasi
KELOMPOK 3
• Annisa
• Sa’da
• Rifki Khairil Anam

Supported by : Nutrisionis22

DASAR TEORI
Ekstraksi merupakan Proses Penarikan senyawa senyawa kimia dari tumbuh-tumbuhan, hewan atau
bahan alam laîti menggunakan Pelant sesuai. Proses ekstraktsi meliputi pembasahan dengan pelarut.
Ekstraksi (penyairan) dan pemekatan. Pelarut yang digunakan di sesuaikan dengan Polaritas senyawa
yang akan diesktraksi, dapat dimulai dari pelarut non Polar (n-heksan), semi polar (etil asetat,
diklorometana atau klorofom) dan Polar (etanol, metanol, atau bahkan air).

Teknik yang umum untuk ekstraksi senyawa kimia secara konvensional terbagi menjadi cara dingin dan
panas. Cara dingn meliputi cara maserasi dan perkolasi.
● Maserasi merupakan proses pencarian sederhana, yaitu dengan merendam sampel dalam pelarut yang
sesuai pada suhu kamar dengan waktu tertentu dan disertai dengan pengadukan sehingga kerusakan
kandungan kimia diekstraksi dapat diminimalisasi.
● Perkolasi adalah cara ekstraksi yang menggunakan oelarut melalui yang selalu dengan cara
mengalirkan pelarut mealaui simplsia hingga senyawa akan diekstraksi dengan sempurna.
ALAT DAN BAHAN
Alat
Bahan
• Timbangan analitik
• Serbuk simplisia
• alat maserator
• Kertas perkamen
• alat destilasi
• Etanol 70%
• gelas ukur
• Kertas saring
• Erlenmeyer
• gelas kimia

• corong

CARA KERJA
1. Wadah maserator yang telah dibersihkan dan dikeringkan ditutup dengan kertas coklat.
2. Timbang 100 g serrbuk dan rendam dengan pelarut 70% sebanyak 1 L (atau hingga pelarut
setinggi +2cm diatas serbuk.
3. Aduk-aduk rendaman dan maserator. Diamkan hingga 24 jam.
4. Saring rendaman dengan kain flanel dilanjut dengan menggunakan kertas saring, tampung filtrat
dalam wadah, ampas kembali diremaserasi dengan pelarut.
5. Lakukan maserasi sekurang-kurangnya 2 kali pengulangan (atau hingga warna pelarut menjadi
jernih). Tampung filtrat dan masukan ke dalam wadah tertutup rapat.
6. Uapkan filtrat sampai diperoleh ekstrak kental.
CARA KERJA

PEMBAHASAN
Praktikum yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui cara Pembuatan ekstra daun takokak dengan metode maserasi.
Proses estraksi dengan metode maserasi merupakan metode yang paling Mudah dilakukan karena memakai alat yang
sederhana, yaitu toples atau bejana untuk menampung maserat, batang pengaduk untuk mengaduk maserat setiap harinya
dan rotavapor untuk memekatkan Maserat hasil maserasi menjadi ekstrak kental.
Metode yang digunakan cukup mudah karena tidak Perlu teknik khusus, cukup rendamkan simplisia dalam sejumlah
tertentu etanol 95%. sambil diaduk tiap harinya lalu di rotavator untuk mendapatkan ekstrak Kentalnya.
Tujuan dari proses ekstrasi ialah untuk mengawetkan, maksudnya ialah apabila suatu zat disimpan dalam bentuk simplisia
kering, nanti dikhawatirkan akan mudah rusak. seperti tercemar oleh serangga atau kapang. Identifikan yang dimaksud
ialah dengan mengubah simplisia Menjadi ekstrak dapat lebih mempersempit lagi kandungan zat aktif suatu ekstrak setelah
didapatkan ekstrak yang kental tahap selanjutnya dilanjutkan dengan waterbath agar mendapat ekstrak yang lebih kental
KESIMPULAN

1. Metode maserasi merupakan metode ekstraksi dengan prinsip


estraksi sampai setimbang antara konsentrasi didalam dan diluar sel.
2. Pelarut yang digunakan untuk metode maserasi harus dapat
melarutkan zat aktif yang akan diekstrak
Praktikum
Ekstraksi Destilasi

Supported by : Nutrisionis22

DASAR TEORI
Destilasi atau Penyulingan adalah suatu metode Pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahanmenguap (volalitas) bahan atau di definisikan juga teknik penisa titik didih. Dalam Penyulingan, campuran zat
didihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian & dinginkan kembali ke dalam bentuk cairan.
Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Metode Ini merupakan termasukUnit
operasi kimia Jenis Perpindahan massa. Penerapan Proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu latutan, masing-
masing komponen akan menguap pada titik didhnya. modelideal destilasi didasarkan pada hukum raolot dan hukum dalton.
Destilati merupakan metode yang sering digunakan Contoh : destilat air, destilat uap dan destilasi uap-air.Proses
destilasi dipengaruhi oleh besarnya tekanan uap,bobot molekul tiap komponen minyak atsiri, kecepatan
pengeluaranminyak atsin dan bahan tanaman
ALAT DAN BAHAN
1. Alat
• Timbangan analitik
• alat destilasi
•gelas ukur
• erlenmeyer
• gelas kimia
• corong
2.Bahan
•serai

CARA KERJA
1. Rangkailah alatdestilasi
2. Timbang 100g bahan simplisiaSegar dan masukkan ke dalamlabu alas bulat.
3. Tambahkan aquades didalamnya 100ml dan letakkan labuPada rangkaian alat destilasi
4.atur suhu >100c
5.tunggu sampai mintak atsiri menetes dan ukurlah volume minyak atsiri yang dihasilkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Destilasi atau Penyulingan adalah suatu metode Pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik Pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih.
Sampel yang digunakan pada Praktikum destilasi Yaitu sereh Sebelum Dilakukan proses selanjutnya diperlukan yaitu
Pendahuluan meliputi sortasi, Pencucian, Peninisan,PerlakuanPerajangan.
Pengambilan minyak atsiri diakukan dengan metode destilasi yaitu dengan prinsip yaitu menggunakan uap air Untuk
menyari simplisia dengan pemanasan, uap tersebut menguapkembali serta minyak menguap dan kondensasikan oleh
kondensor sehingga terbentuk molekul - moleful cairan dan airdalam Penampung erlenmeyer sehingga terdapat cairan
minyak dan air. kemudian dimasukkan kedalam corong fisahuntuk memisahkan minyak dan air.

Praktikum
Ekstraksi Soxhletasi

Supported by : Nutrisionis22
DASAR
Sokletasi adalah suatu metode atau proses pemisahan suatu komponen

TEORI
yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan serulang ulang
dengan menggunakan pelarut tertentu sehingga semua komponen yang
diinginkan akan terisolasi.

ALAT DAN
BAHAN
1. ALAT
Soxhlet, timbangan, kertas saring, benang,labu
2.Bahan
Simpilisia daun belimbing wuluh
Cara Kerja
02
Timbang 100 g bahan
simplisia dan bungkus
03
01 dengan kertas saring, ikat
Tambahkan
Rangkailah alat pelarut pada
menggunakan benang,
soxhlet labu soxhlet
masukkan kedalam alat
soxhlet

06
04 05 Keluarkan
sampel,panaskan untuk
Aturlah Lakukan Soxhlet
memisahkan pelarut dari
suhu sampai pelarut tidak
senyawa hasil ekstraksi
berwarna

Hasil Percobaan
Simpilisia daun belimbing wuluh
Simplisia 50 mg
Pelarut untuk labu bawah, Etanol 120
ml
Lampiran

Praktikum
Penentuan Parameter
Ekstrak

Supported by : Nutrisionis22
Teori
Penetapan karakterisasi suatu simplisia dan ekstrak perlu dilakukan guna menjamin mutu suatu

produk obat tradisional. Suatu simplisia dikatakan bermutu jika memenuhi persyaratan mutu yang

tertera dalam monografi simplisia, antara lain susut pengeringan, kadar abu total, kadar abu tidak larut

asam, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol dan kandungan kimia simplisia. Persyaratan mutu ini

berlaku bagi simplisia yang digunakan dengan tujuan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan.

Supported by : Nutrisionis22

Hasil dan Pembahasan

Supported by : Nutrisionis22
Hasil dan Pembahasan

Supported by : Nutrisionis22

Kesimpulan
Untuk rendemen ekstrak dihitung berdasarkan perbandingan berat akhir (berat ekstrak yang dihasilkan) dengan berat awal
dikalikan 100%. Besar kecilnya hasil rendemen dipengaruhi oleh keefektifan dalam proses ekstraksi. Faktor- faktor yang
mempengaruhi hasil ekstraksi adalah waktu, suhu, pengadukan dan pelarut. Rendemen dikatakan baik jika nilainya lebih dari
10%. Oleh karena itu, rendemen ekstrak yang didpatkan dinyatakan baik karena hasil rendemen >10%.
Untuk kadar sari larut etanol dilakukan untuk memberikan gambaran kadar persentase senyawa yang dapat tersari dengan
menggunakan pelarut etanol. Kadar sari larut etanol yang dihasilakan pada percobaan adalah 96%
Untuk kadar air yang diperoleh pada simplisia dan ekstrak masing-masing sesuai dengan syarat mutu yaitu 10%. Ekstrak
kental memiliki kadar air antara 5-30%. Alasan kadar air pada simplisia dan ekstrak tidak boleh lebih dari 10% karena kadar air
yang tinggi dapat memungkinkan terdapatnya jamur yang dapat merusak dan mempengaruhi kualitas simplisia dan ekstrak. Pada
percobaan dihasilkan kadar air sebesar 0,15%.

Supported by : Nutrisionis22
Praktikum
Skrining Fitokimia

Supported by : Nutrisionis22

Teori
Skrining fitokimia adalah tahap pendahuluan yang dapat memberikan gambaran mengenai
kandungan senyawa tertentu dalam bahan alam yang akan diteliti. Metode skrining fitokimia
secara kualitatif dapat dilakukan melalui reaksi warna dengan menggunakan pereaksi tertentu. Hal
yang mempengaruhi dalam skrining fitokimia adalah pemilihan pelarut dan metode ekstraksi yang
sesuai. Pendekatan skrining fitokimia meliputi analisa kualitatif kandungan kimia tumbuhan
terutama metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tannin, dsb.

Supported by : Nutrisionis22
Hasil dan Pembahasan

Supported by : Nutrisionis22

Hasil dan Pembahasan

Uji flavonoid

Supported by : Nutrisionis22
Hasil dan Pembahasan

Supported by : Nutrisionis22

Hasil dan Pembahasan


No Nama uji senyawa Reagen Perubahan Hasil

1 Uji Pendahuluan + KOH 3 tetes Warna lebih pekat Warna lebih pekat
Positif gugus kromofor
2 Uji alkaloid + Hcl 5 tetes, Apabila ada endapan di Tidak ditemukan endapan,
+ Dragendorff 3 tetes, kedua pereaksi negatif alkaloid
+Pereaksi meyer 3 tetes
3 Uji polifenol + FeCl3 3 tetes Apabila berubah lebih gelap Larutan uji berubah lebih
gelap positif polifenol
4 Uji tanin + NaCl 3 tetes Apabila ada endapan Ada endapan, positif tanin
+ Gelatin 3 tetes
5 Uji saponin + 5 ml air lalu dikocok Apabila setelah dikocok Menghasilkan busa positif
berbusa saponin
6 Uji flavonoid Teteskan (3 tetes) di kertas Apabila terdapat perubahan Tidak terdapat perubahan
saring, pada kertas saring pada kertas saring, negatif
uapkan di atas ammonia flavonoid
7 Uji steroid dan +asam asetat 3 tetes Warna coklat keunguan + Tidak positif steroid &
terpenoid +asam sulfat 3 tetes terpenoid terpenoid karena warna
Supported by : Nutrisionis22
Warna biru kehijauan + masih sama dengan
steroid pembanding
Praktikum
KLT

Supported by : Nutrisionis22

DASAR TEORI
kromograpi lapis tipis (KLT) adalah bentuk danri kromografi planar yang sering digunakan. KET merupakan
metode yang mudah, murah, dan cepat untuk analitis dan Isolasi Produk bahan alam dan sintetik. Hal yang dibutuhkan
melakukan pemisahan, analisis kualitatif dan kuantitatif adalah bejana tertutup yang tertutup yang berisi pelarutdan
lempeng yang dilapisi adsorben.Faktor dalam perhitungan senyawa pada fasse gerak dan fase diam adalah nilai Rf. Jarak
rambat senyawa pada kromotogram dinyatakan nilai Rf.

Rf=Jarak rambat senyawa dan titik awal penofolan hingga pusat bercak/Jarak rambat fase geral dan titik awal penotdan
hingga garis depan
CARA KERJA
1. Timbang ekstrak500 mg

2. Larutkan dalam 10ml etanol 70%

3. Masukan kedalam bejana

4. Masukan kertas saring yang sudah dipotong

5. Sampai terangkat

1.Totolkan kuarsetin dan sampel ke plat yang bergaris


2. Masukkan kedalam bejana

Hasil Percobaan

● Fase gerak = etil asetat 100 ml = etanol 96% 13,5 ml=


Air 10 ml

• Etil asetat = 100/125,5 x 10 ml = 8,097 ml = 8 ml


• Etanol 96 % = 13,5 /125,5 x 10 ml = 1,097 ml = 1ml
• Air = 10/ 125,5 x 10 ml = 0,809 ml = 1 ml

● Total RF
● RF Sampel = titik awal/ titik fase gerak
● = 5 / 8 = 0,625
● RF Quarcetin = 4,1 / 8 = 0,5125
Lampiran

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai