Ekstraksi Senyawa Metabolit dan Fitokimia dari Sediaan Tanaman
Prinsip • Tanaman menghasilkan senyawa metabolit primer dan metabolit sekunder • Metabolit primer merupakan senyawa organic esensial yang berperan dalam metabolisme utamapada tumbuhan untuk dapat hidup, tumbuh, dan bereproduksi. Contoh: karbohidrat, lipid, protein, asam nukleat, dan beberapa asam organic seperti asam sitrat • Peran dari senyawa metabolit primer antara lain penyedia energi bagi tanaman (karbohidrat), membuat struktur dinding sel (lipid), sebagai enzim dan kofaktor enzim (protein) • Biosintesis: Jalur glikolisis, siklus TCA, siklus pentose fosfat Prinsip • Metabolit sekunder adalah senyawa organic yang diproduksi oleh tanaman yang mana tidak berperan langsung dalam fungsi utama kehidupan tanaman. Senyawa ini dihasilkan pada bagian tertentu dari tanaman agar tanaman dapat beradaptasi, sebagai pertahanan diri, dan berinteraksi dengan lingkungannya • Contoh: senyawa alkaloid (kafein, nikotin), fenolik (flavonoid, tannin), terpenoid (minyak esensial, resin), dan glukosinolat • Senyawa ini memiliki fungsi spesifik, seperti untuk pertahanan dari herbivora dan pathogen (alkaloid), mendatangkan pollinator (flavonoid) • Senyawa-senyawa ini yang memiliki fungsi antioksidan, anti inflamasi, antikanker Prinsip Ekstraksi • Prinsip dasar dari ekstraksi senyawa metabolit adalah melarutkannya dalam suatu pelarut. Senyawa fitokimia dan metabolit sekunder akan larut dalam pelarut tersebut • Proses ekstraksi mencakup menghancurkan dinding sel untuk melepaskan senyawa-senyawa fitokimia yang terkandung dalam sel tanaman tersebut • Pelarut yang berbeda memiliki polaritas larutan yang berbeda, sehingga mempengaruhi efisiensi dari ekstraksi senyawa metabolit sekunder / fitokimia Prinsip ekstraksi Faktor – factor yang harus diketahui ketika melakukan ekstraksi senyawa metabolit sekunder: • Pemilihan pelarut: Pelarut yang digunakan harus sesuai dengan polaritas dari senyawa yang diekstraksi. Like dissolve like • Contoh: senyawa fenolik dan flavonoid merupakan senyawa yang bersifat polar, sehingga lebih efisien ekstraksinya menggunakan pelarut polar. Sedangkan senyawa non polar seperti terpenoid lebih efektif di ekstrak menggunakan pelarut non polar. Pelarut semi polar dapat melarutkan senyawa polar dan nonpolar • Contoh pelarut polar: Air, ethanol, metanol • Contoh pelarut non polar : Hexana, Dietil Ether, Toluen • Contoh pelarut semi polar: Aseton, Dimethyl sulfoxide (DMSO), Ethyl acetat Prinsip ekstraksi • Proses Ekstraksi: Bagian dari tanaman dihancurkan untuk meningkatkan luas permukaan partikel untuk ekstraksi. Hancuran tersebut kemudian dicampurkan dengan pelarut • Teknik ekstraksi antara lain Maserasi, Perkolasi, Infundasi, Ultrasonik, Sokletasi • Maserasi : Perendaman simplisia / sampel pada pelarut dalam suhu ruang pada waktu tertentu (24 – 48 jam). Sampel kemudian disaring dari pelarut • Perkolasi : Serbuk sampel dibasahi oleh pelarut ecara perlahan dengan tetesan pada alat percolator • Infundasi: Sampel dilakukan perebusan pada pelarut air pada suhu tinggi, sehingga senyawa organik larut dalam air. Prinsip ekstraksi • Separasi dan Konsentrasi: Hasil dari ekstraksi disaring menggunakan filter sehingga pelarut dan sampel terpisah • Untuk mendapatkan ekstrak kasar, maka perlu dilakukan pemisahan antara zat terlarut dengan pelarutnya, biasanya menggunakan metode evaporasi • Alat yang digunakan: Rotary Evaporator • Prinsip: Pelarut memiliki titik didih tertentu (Misal ethanol 78 derajat celcius), maka dilakukan pemanasan pada suhu mendekati titik didih (<70 C) sehingga pelarut terevaporasi • Namun pemanasan tidak boleh pada suhu yang terlalu tinggi apabila senyawa ekstrak dapat rusak pada suhu tinggi • Karena ketersediaan alat, maka praktikum ini menggunakan metode infundasi, tanpa memisahkan ekstrak dari pelarutnya Metode Praktikum • Alat: Waterbath, thermometer, kompor, beaker glass, kain filtrasi, spatula • Bahan: Sediaan hancuran / bubuk daun mangrove kering, spirulina, daun jeruju kering, aquadest • Prinsip ekstrasi: Infundasi / Infusion • Prinsip kerja: Bahan-bahan dihancurkan untuk memperbesar luas permukaan partikel sehingga lebih mudah diekstraksi, ekstraksi dilakukan dengan perebusan pada suhu ~90 C pada waterbath selama 15 – 20 menit dengan pelarut akuades. Senyawa metabolit sekunder akan terekstraksi pada akuades Step-step Praktikum • Siapkan 10 gram bahan kering hancuran / bubuk (simplisia) • Masukkan 200 ml aquadest pada beaker glass, taruh pada waterbath dan panaskan waterbath hingga suhu ~90 C. Pastikan suhu aquadest pada beaker mendekati 90 C • Masukkan bahan simplisia, aduk terus hingga terlarut. Rebus 15 – 20 menit atau hingga volume larutan menurun setengahnya (100 ml) • Ambil beaker dari waterbath, tunggu hingga dingin • Saring larutan dengan menggunakan kain saring sehingga natan/padatan nya tersaring dari supernatant / pelarutnya nya • Apabila hasil larutan kurang dari 100 ml, teteskan akuades pada padatan yang tersaring melalui kain saring, sehingga air tersebut mengalir melalui saringan ke beaker. Stop apabila sudah mencapai 100 ml • Didapatkan ekstrak infusi bahan tanaman dengan konsentrasi 10 gram / 100 ml Perhitungan konsentrasi • Untuk uji selanjutnya kita membutuhkan satuan konsentrasi mg/L atau ppm (parts per million) • Konversi 10 gram ke mg => 10 gr x 1000 = 10000 mg • Konversi 100 ml ke Liter => 100 : 1000 = 0.1 Liter • Konsentrasi mg/L => 10000 / 0.1 (mg/L) • => 10000 x 10 = 100000 mg /L • Konsentrasi ekstrak infusi yang didapatkan dari 10 gram simplisia dalam 100 ml setara dengan 100.000 mg/L atau 100.000 ppm Questions • Senyawa-senyawa fitokimia pada bahan2 yang direbus kira-kira apa saja • Jika Air merupakan pelarut polar, maka kira-kira senyawa apa saja yang berpotensi terekstrak dalam air tersebut? • Sebutkan peran 5 senyawa yang berpotensi terekstraksi pada larutan tersebut pada fungsi biologisnya pada tumbuhan tersebut