Anda di halaman 1dari 30

EKSTRAKSI

Paula M. Kustiawan, M.Sc., Ph.D.


EKSTRAKSI

• Ekstraksi adalah proses penyarian/pengambilan senyawa aktif/senyawa-


senyawa kimia dalam suatu sampel/simplisia.
• Proses ekstraksi melibatkan pelarut yang sesuai dengan sifat fisika kimia
senyawa target
Proses pemisahan secara ekstraksi terdiri dari tiga langkah dasar yaitu :
1. Penambahan sejumlah massa pelarut untuk dikontakkan dengan sampel,
biasanya melalui proses difusi.
2. Zat terlarut akan terpisah dari sampel dan larut oleh pelarut membentuk
fase ekstrak.
3. Pemisahan fase ekstrak dengan sampel
EKSTRAK

• Ekstrak adalah sediaan pekat yang


diperoleh dengan cara mengekstraksi zat
aktif dengan menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir
semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian, hingga memenuhi baku yang
ditetapkan
Ekstraksi
Faktor-factor yang diperhatikan dalam ekstraksi
• Pelarut
pemilihan pelarut yang sesuai dengan sifat fisika kimia senyawa aktif
• Suhu
Pemanasan dapat mempercepat proses kelarutan senyawa aktif dalam pelarut, namun perlu
dihindari pada senyawa yang termolabil
• Rasio pelarut dengan bahan baku
Senyawa aktif memiliki angka kelarutan tertentu, jumlah pelarut yang terlalu sedikit akan
mengurangi jumlah senyawa yang akan terlarut. Pemakaian pelarut yang terlalu banyak akan
membuat ekstrak menjadi encer dan lebih sulit dipekatkan
Ekstraksi

• Ukuran partikel bahan baku


Ukuran partikel yang lebih kecil akan meningkatkan luas permukaan kontak
bahan baku dengan pelarut
• Pengadukan
Proses pengadukan akan mempercepat proses difusi pada ekstraksi
• Waktu ekstraksi
Perlu optimasi waktu ekstraksi agar jumlah senyawa aktif yang tersari menjadi
optimal
Metode yang dilakukan dalam rangka memisahkan
senyawa aktif dalam suatu sampel menggunakan suatu
pelarut yang sesuai
• Metode ekstraksi padat-cair:
Metode Ektraksi dingin:
1. Maserasi
ekstraksi 2. Perkolasi
Ekstraksi panas:
1. Ekstraksi dengan alat Soxhlet
2. Ekstraksi refluks
Maserasi
Merupakan metode ekstraksi paling sederhana

• Pada metode ini, simplisia/serbuk sampel tanaman dibiarkan kontak dengan pelarut yang
sesuai dalam jangka waktu tertentu dan dilakukan pengadukan tiap periode waktu tertentu
untuk membantu pelarutan bahan dalam pelarut
• Metode ini paling cocok untuk digunakan dalam kasus senyawa kimia tumbuhan yang tidak
tahan panas (termolabil).
• Untuk sampel dengan kandungan bioaktif dalam konsentrasi yang besar
• Dapat menggunakan bermacam-macam pelarut
• Setelah disaring, sisa sampel dapat dimaserasi kembali
• Proses penyarian kurang sempurna (terdapat kemungkinan senyawa aktif masih tertinggal di
ampas)
Maserasi

• Prinsip:
• Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam
cairan penyari yang sesuai pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya.
• Cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut
karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel.
Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan
penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang
sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
• Pengadukan akan mempercepat proses difusi
Maserasi
• Alat maserator
Pengaduk

Tutup

Bejana
maserasi
• Prosedur yang paling sering digunakan untuk
mengekstrak bahan aktif dalam tumbuhan

Perkolasi • Proses penyarian simplisia dengan jalan


melewatkan pelarut yang sesuai secara lambat
pada simplisia dalam suatu percolator
• Perkolator adalah wadah sempit berbentuk
kerucut terbuka di kedua ujungnya
• Prinsip:
• Sampel tumbuhan padat dibasahi dengan
sejumlah pelarut yang sesuai dan dibiarkan
selama kira-kira 4 jam dalam wadah tertutup.
Selanjutnya bagian atas perkolator ditutup.
• Pelarut ditambahkan hingga merendam sampel.
Campuran sampel dan pelarut dapat dimaserasi
lebih lanjut dalam wadah percolator tertutup
selama 24 jam.
• Saluran keluar perkolator kemudian dibuka dan
cairan yang terkandung di dalamnya dibiarkan
menetes perlahan
Perkolasi

Kelebihan:
• Sampel senantiasa dialiri oleh pelarut baru

Kekurangan:
• Jika sampel dalam percolator tidak homogen, pelarut tidak bisa menjangkau
seluruh area
• Memerlukan waktu yang cukup lama
Ekstraksi soxhlet

• Dilakukan dengan menempatkan serbuk sampel dalam kantong selulosa yang


ditempatkan dalam suatu chamber yang berada di atas labu dan dibawah kondensor
• diperlukan apabila senyawa yang diinginkan memiliki kelarutan terbatas dalam
pelarut, dan pengotor tidak larut dalam pelarut itu
• Untuk senyawa yang tahan pemanasan
• Keuntungan dari sistem ini adalah proses ekstraksi cukup dilakukan dalam satu
wadah dimana secara kontinyu pelarut yang terkondensasi akan menetes dan
merendam sampel tumbuhan dan membawa senyawa terlarut ke labu penampung
Alat soxhlet
Refluks
• Ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut
yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik
• Ekstraksi refluks digunakan untuk mengektraksi bahan-bahan yang tahan terhadap pemanasan

Keuntungan:
• Bahan selalu kontak dengan cairan pelarut
• Dengan panas penyarian lebih cepat

Kekurangan:
• Dapat terjadi degradasi termal
• Sulit digunakan untuk skala besar
• Labu dan pendingin balik pada metode
refluks

Refluks
Ekstraksi cair-cair
• Proses ekstraksi dimana senyawa aktif dipisahkan
dari cairan pembawa (diluen) menggunakan
solven cair
• Campuran diluen dan solven ini adalah
heterogen ( immiscible, tidak saling campur), jika
dipisahkan terdapat 2 fase, yaitu fase diluen
(rafinat) dan fase solven (ekstrak)
• Fase rafinat = fase residu, berisi diluen dan sisa
solut.
• Fase ekstrak = fase yang berisi solut (senyawa
yang diinginkan) dan solven
Ekstraksi cair-cair

• Pada umumnya, ekstraksi cair-cair menggunakan corong


pisah
• Efisiensi ekstraksi meningkat jika dilakukan dengan jumlah
pelarut yang lebih besar atau dilakukan ekstraksi berulang
menggunakan volume yang sama
• Pelarut organic yang digunakan tidak boleh bercampur (larut)
dengan diluen  terdapat dua fase dalam corong pisah
Pemilihan pelarut

• Pelarut memainkan peranan penting pada proses ekstraksi


• Sifat pelarut yang dipilih pada ekstraksi cair-cair:
• Selektif  pelarut (solven) memiliki kelarutan yang baik
terhadap solute (senyawa aktif), namun tidak melarutkan
senyawa lain (diluen)
• Bersifat inert pada bahan baku  tidak bereaksi atau
merusak senyawa aktif
Pemilihan pelarut…

• Tidak mudah menguap pada saat proses ekstraksi


• Mudah dipisahkan dari solute sehingga memudahkan proses
pemekatan ekstrak melalui penguapan
• Ketersediaan cukup mudah dan tidak mahal
• Tidak beracun dan tidak korosif
• Memiliki viskositas yang rendah sehingga mudah dialirkan
Destilasi Uap
Destilasi uap adalah proses ekstraksi senyawa dengan kandungan yang mudah
menguap (minyak atsiri) dari bahan (segar atau simplisia) dengan uap air
berdasarkan peristiwa tekanan parsial
Metode destilasi uap dapat menguapkan senyawa yang diinginkan dengan
suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap
atau air mendidih
Prinsip fundamental dari destilasi uap adalah dapat mendestilasi campuran
senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya.
digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur,
tapi dapat didistilasi dengan air
Air

Gambaran
destilasi uap
Destilasi Uap

• Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam
chamber berbeda.
• Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke dalam chamber
sampel sambil mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam
simplisia, uap air dan minyak menguap yang telah terekstraksi menuju
kondensor dan akan terkondensasi, lalu akan melewati pipa kondensor
• Campuran air dan minyak menguap akan masuk ke dalam corong pisah, dan
akan memisah antara air dan minyak atsiri
Ekstraksi dengan fluida superkritik
• Setiap bahan dapat berada dalam wujud padat, cair dan gas. Keadaan superkritik merupakan
suatu kedaan yang khas dan hanya dapat dicapai oleh suatu bahan pada suhu dan tekanan di
atas titik kritiknya
• Titik kritik didefinisikan sebagai suatu suhu dan tekanan yang pada keadaan tersebut suatu
bahan tidak dapat dibedakan antara fase cair dan gas
• Gas superkritis seperti karbon dioksida, nitrogen, metana, etana, etilen, nitrogen oksida, sulfur
dioksida, propana, propilena, amonia dan sulfur heksafluorida digunakan untuk mengekstrak
senyawa aktif dalam tumbuhan
• Ekstraksi dengan metode ini dapat mengurangi penggunaan pelarut organik dan menaikkan
kapasitas produksi
• Sampel tumbuhan diletakkan dalam bejana yang diisi dengan gas dalam kondisi yang terkontrol
seperti suhu dan tekanan
• Senyawa aktif yang larut dalam gas terpisah ketika suhu dan tekanan lebih rendah
Ekstraksi dengan fluida superkritik

• Parameter yang berpengaruh dalam proses ekstraksi metode ini adalah suhu
dan tekanan
• Jika tekanan yang diberikan terhadap gas ditingkatkan, maka gas dapat
meningkat densitasnya  cairan (fluida superkritik).
• Senyawa aktif akan larut dalam cairan tersebut dan pemisahan ekstrak dapat
dilakukan dengan mengurangi tekanan atau mengubah suhu
• Diperlukan optimasi tekanan dan suhu agar didapatkan hasil yang optimal
Ekstraksi
dengan fluida
superkritik
• Gas yang umum digunakan
pada ekstraksi ini adalah
karbondioksida (CO2)
Ekstraksi dengan fluida superkritik

Keuntungan:
• Fluida superkritik mempunyai tetapan difusi yang lebih tinggi, tetapi viskositas dan tegangan
permukaannya lebih rendah daripada pelarut organik yang berwujud cair  meningkatkan efisiensi
penetrasi pelarut ke dalam bahan baku sehingga memudahkan ekstraksi senyawa aktif
• Waktu ekstraksi dengan fluida superkritik lebih pendek jika dibandingkan dengan ekstraksi
konvensional
• Kontak antara fluida superkritik dengan bagian tanaman yang diekstraksi secara terus-menerus
dapat menyebabkan ekstraksi berlangsung sempurna
• Ekstraksi dapat dilakukan pada suhu rendah, sehingga mengurangi resiko kerusakan senyawa
bahan aktif oleh panas dan pelarut organic
• Ekstraksi ini hanya menggunakan sedikit pelarut organik  mengurangi limbah
Pemekatan ekstrak

• Ekstrak hasil ekstraksi umumnya berbentuk ekstrak cair yang relative encer.
• Diperlukan proses pemekatan untuk mendapatkan ekstrak kental  dapat
diolah menjadi sediaan (tablet ataupun kapsul)
• Proses pemekatan dilakukan dengan melakukan penguapan terhadap
pelarut ekstrak
Pemekatan ekstrak

Penguapan dapat dilakukan dengan


beberapa cara antara lain:
• Penguapan menggunakan waterbath
Ekstrak cair diletakkan di atas cawan
porselen kemudian ditempatkan di atas
waterbath yang sudah dipanaskan. Uap
air akan menghangatkan cawan porselen
dan menyebabkan pelarut menuap
menyisakan ekstrak kental.
Pemekatan ekstrak

• Penguapan menggunakan rotaevaporator


Penguapan dengan memanfaatkan
pengurangan tekanan menggunakan pompa
vacuum.
Terdapat labu yang berputar 
meningkatkan permukaan kontak sehingga
mempercepat penguapan
Pelarut dapat ditampung Kembali dalam labu
yang terpisah
Dapat menguapkan pelarut di bawah titik
didihnya
Waktu penguapan lebih cepat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai