• Pada metode ini, simplisia/serbuk sampel tanaman dibiarkan kontak dengan pelarut yang
sesuai dalam jangka waktu tertentu dan dilakukan pengadukan tiap periode waktu tertentu
untuk membantu pelarutan bahan dalam pelarut
• Metode ini paling cocok untuk digunakan dalam kasus senyawa kimia tumbuhan yang tidak
tahan panas (termolabil).
• Untuk sampel dengan kandungan bioaktif dalam konsentrasi yang besar
• Dapat menggunakan bermacam-macam pelarut
• Setelah disaring, sisa sampel dapat dimaserasi kembali
• Proses penyarian kurang sempurna (terdapat kemungkinan senyawa aktif masih tertinggal di
ampas)
Maserasi
• Prinsip:
• Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam
cairan penyari yang sesuai pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya.
• Cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut
karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel.
Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan
penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang
sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
• Pengadukan akan mempercepat proses difusi
Maserasi
• Alat maserator
Pengaduk
Tutup
Bejana
maserasi
• Prosedur yang paling sering digunakan untuk
mengekstrak bahan aktif dalam tumbuhan
Kelebihan:
• Sampel senantiasa dialiri oleh pelarut baru
Kekurangan:
• Jika sampel dalam percolator tidak homogen, pelarut tidak bisa menjangkau
seluruh area
• Memerlukan waktu yang cukup lama
Ekstraksi soxhlet
Keuntungan:
• Bahan selalu kontak dengan cairan pelarut
• Dengan panas penyarian lebih cepat
Kekurangan:
• Dapat terjadi degradasi termal
• Sulit digunakan untuk skala besar
• Labu dan pendingin balik pada metode
refluks
Refluks
Ekstraksi cair-cair
• Proses ekstraksi dimana senyawa aktif dipisahkan
dari cairan pembawa (diluen) menggunakan
solven cair
• Campuran diluen dan solven ini adalah
heterogen ( immiscible, tidak saling campur), jika
dipisahkan terdapat 2 fase, yaitu fase diluen
(rafinat) dan fase solven (ekstrak)
• Fase rafinat = fase residu, berisi diluen dan sisa
solut.
• Fase ekstrak = fase yang berisi solut (senyawa
yang diinginkan) dan solven
Ekstraksi cair-cair
Gambaran
destilasi uap
Destilasi Uap
• Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam
chamber berbeda.
• Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke dalam chamber
sampel sambil mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam
simplisia, uap air dan minyak menguap yang telah terekstraksi menuju
kondensor dan akan terkondensasi, lalu akan melewati pipa kondensor
• Campuran air dan minyak menguap akan masuk ke dalam corong pisah, dan
akan memisah antara air dan minyak atsiri
Ekstraksi dengan fluida superkritik
• Setiap bahan dapat berada dalam wujud padat, cair dan gas. Keadaan superkritik merupakan
suatu kedaan yang khas dan hanya dapat dicapai oleh suatu bahan pada suhu dan tekanan di
atas titik kritiknya
• Titik kritik didefinisikan sebagai suatu suhu dan tekanan yang pada keadaan tersebut suatu
bahan tidak dapat dibedakan antara fase cair dan gas
• Gas superkritis seperti karbon dioksida, nitrogen, metana, etana, etilen, nitrogen oksida, sulfur
dioksida, propana, propilena, amonia dan sulfur heksafluorida digunakan untuk mengekstrak
senyawa aktif dalam tumbuhan
• Ekstraksi dengan metode ini dapat mengurangi penggunaan pelarut organik dan menaikkan
kapasitas produksi
• Sampel tumbuhan diletakkan dalam bejana yang diisi dengan gas dalam kondisi yang terkontrol
seperti suhu dan tekanan
• Senyawa aktif yang larut dalam gas terpisah ketika suhu dan tekanan lebih rendah
Ekstraksi dengan fluida superkritik
• Parameter yang berpengaruh dalam proses ekstraksi metode ini adalah suhu
dan tekanan
• Jika tekanan yang diberikan terhadap gas ditingkatkan, maka gas dapat
meningkat densitasnya cairan (fluida superkritik).
• Senyawa aktif akan larut dalam cairan tersebut dan pemisahan ekstrak dapat
dilakukan dengan mengurangi tekanan atau mengubah suhu
• Diperlukan optimasi tekanan dan suhu agar didapatkan hasil yang optimal
Ekstraksi
dengan fluida
superkritik
• Gas yang umum digunakan
pada ekstraksi ini adalah
karbondioksida (CO2)
Ekstraksi dengan fluida superkritik
Keuntungan:
• Fluida superkritik mempunyai tetapan difusi yang lebih tinggi, tetapi viskositas dan tegangan
permukaannya lebih rendah daripada pelarut organik yang berwujud cair meningkatkan efisiensi
penetrasi pelarut ke dalam bahan baku sehingga memudahkan ekstraksi senyawa aktif
• Waktu ekstraksi dengan fluida superkritik lebih pendek jika dibandingkan dengan ekstraksi
konvensional
• Kontak antara fluida superkritik dengan bagian tanaman yang diekstraksi secara terus-menerus
dapat menyebabkan ekstraksi berlangsung sempurna
• Ekstraksi dapat dilakukan pada suhu rendah, sehingga mengurangi resiko kerusakan senyawa
bahan aktif oleh panas dan pelarut organic
• Ekstraksi ini hanya menggunakan sedikit pelarut organik mengurangi limbah
Pemekatan ekstrak
• Ekstrak hasil ekstraksi umumnya berbentuk ekstrak cair yang relative encer.
• Diperlukan proses pemekatan untuk mendapatkan ekstrak kental dapat
diolah menjadi sediaan (tablet ataupun kapsul)
• Proses pemekatan dilakukan dengan melakukan penguapan terhadap
pelarut ekstrak
Pemekatan ekstrak