Anda di halaman 1dari 18

Preparasi sediaan ekstrak

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI dr. Cholis


Tujuan
Tujuan umum:
Menyiapkan sediaan ekstrak herbal untuk berbagai uji farmakodinamik
maupun farmakokinetik.

Tujuan khusus :
• menetapkan konsentrasi ekstrak herbal berjenjang yang tepat untuk
diujikan berdasarkan referensi
• menetapkan kebutuhan jumlah larutan stok ekstrak herbal dalam
penelitian
• membuat larutan stok ekstrak herbl dengan perhitungan persentase
pelarut (DMSO) yang tepat.
• membuat larutan pengencer yang tepat untuk ekstrak herbal
• membuat sediaan ekstrak herbal dalam konsentrasi bertingkat.
PENGANTAR
• Dalam pengembangan obat, bahan herbal sering digunakan dalam
bentuk sediaan ekstrak yang dalam metode pembuatannya
menggunakan berbagai jenis pelarut.
• Kualitas ekstrak herbal yang dihasilkan dipengaruhi oleh parameter
dasar sebagai berikut
– Bagian tanaman yang digunakan
– Pelarut yang digunakan
– Prosedur ekstraksi
• Setelah ekstrak jadi, untuk preparasi sediaan ekstrak ada yang
perlu dilarutkan ke dalam air sementara tidak semua senyawa
hasil ekstraksi dapat larut dalam air, sehingga perlu bantuan
senyawa lain yang bisa melarutkan sebelum dilarutkan ke dalam
• Contoh pelarut yang biasanya digunakan seperti etanol, air,
methanol, kloroform, HCl, dan pelarut-pelarut yang lain. Masing-
masing pelarut harus dipilih dengan tepat sesuai dengan kebutuhaan
pembuatan ekstrak, senyawa apa yang diharapkan ditarik dalam
proses ekstraksi bahan herbal selanjutnya.

• Etanol : senyawa ini dapat menembus membran sel dan dapat


menarik senyawa-senyawa yang berada di dalam sel sehingga jenis
senyawa maupun jumlahnya lebih banyak yang didapatkan
dibandingkan menggunakan pelarut air.

• kloroform dan methanol : bersifat toksik pada sel manusia


• Senyawa-senyawa yang dihasilkan dalam proses ekstraksi ada yang
larut dalam air dan ada juga yang larut dalam lemak.

• Pada penggunaannya sebagai obat atau yang lain, bahan ekstrak


tersebut perlu dilarutkan ke dalam air sebelum digunakan.

• Karena sebagian kandungan senyawa ekstrak tersebut tidak larut


dalam air, maka perlu dilarutkan dulu ke dalam pelarut lain seperti
DMSO, etanol, atau tween.

• Penggunaan DMSO maksimal 5%. Jika > 5% memiliki efek dapat


merusak sel tubuh manusia.

konsentrasi rendah dapat bersifat antiinflamasi

konsentrasi tinggi dapat bersifat inflamatorik.


• Beberapa ekstrak perlu dibuat dalam sediaan cair yang terdistribusi
merata, dapat digunakan CMC- Na sebagai bahan pendispersi dalam
larutan sehingga ekstrak dapat terdistribusi merata. Perlu dicatat bahwa
dengan CMC-Na senyawa tidak akan larut dalam air, tetapi dapat
mendistribusikan dalam sebuah sediaan secara merata.

• Prosedur dalam membuat ekstrak akan mempengaruhi senyawa yang


dihasilkan dalam ekstrak. Sampel senyawa herbal pre-ekstraksi
mempengaruhi senyawa yang dihasilkan.

– Sampel kering akan menghasilkan flavonoid yang lebih banyak


dibandingkan sampel segar.

– Sampel berupa serbuk menghasilkan ekstrak yang lebih banyak


dibandingkan sampel tumbuk yang agak kasar.
• Proses pengeringan juga mempengaruhi hasil senyawa yang
dihasilkan, pengeringan dengan udara, microwave, oven, atau
pengeringan beku menghasilkan senyawa yang berbeda.
Alat dan Bahan
– Ekstrak
– DMSO
– Aquadest
– Kertas saring
– Mortar dan pestle
– Beaker glass 100 ml, 200 ml
– Tabung Erlenmeyer 250 ml, 500 ml
– Gelas ukur 10 ml, 50 ml
– Mikropipet
– Spuit 3 cc
PROSEDUR KERJA
• Tentukan jumlah kelompok sampel penelitian dan tetapkan
konsentrasi berjenjang yang dibutuhkan berdasarkan referensi dan
untuk memudahkan perhitungan gunakan satuan mg/ml dalam
membuat larutan stok ini.

• Tentukan kebutuhan larutan stok berdasarkan konsentrasi tertinggi


dan kebutuhan replikasinya. Contoh kebutuhan larutan stok adalah
sebagai berikut.

Uji antimikroba : 1 ml / 10ml

Uji larvasida : 200 ml


• Buatlah larutan stok dengan pelarut DMSO dengan konsentrasi
maksimal DMSO 5%

– Timbanglah ekstrak sesuai kebutuhan pada konsentrasi tertinggi


dalam beakerglass 100 ml.

– Tambahkan DMSO dimulai dengan perkiraan 1% dan bisa


ditambahkan dengan maksimal 5% volume akhir larutan stok.

– Aduklah sampai larut, bila perlu dilarutkan menggunakan


mortar.

– Tambahkan aquadest sampai dengan jumlah larutan yang


diperlukan. Catat persentase DMSO yang digunakan

– Saring larutan ekstrak herbal yang telah dibuat menggunakan


kertas saring, corong, dan tabung Erlenmeyer.
• Buatlah larutan pengecer berupa DMSO dalam aquadest sesuai
kebutuhan total larutan berjenjang.

• Berikan label dan simpan dalam keadaan tertutup.

• Pengenceran sediaan dilakukan menjelang perlakuan pada


penelitian.

• Bersihkan peralatan dan meja setelah selesai bekerja, dan


kembalikan peralatan kepada petugas.
Jawab :
senyawa ini dapat menembus membran sel dan dapat menarik
senyawa-senyawa yang berada di dalam sel sehingga jenis
senyawa maupun jumlahnya lebih banyak yang didapatkan
dibandingkan menggunakan pelarut air.
Jawab :
CMC- Na sebagai bahan pendispersi dalam larutan
sehingga ekstrak dapat terdistribusi merata dalam
pembuatan sediaan cair.
Jawab :
Menggunakan metode pengeringan yang lain, bisa
menggunakan engeringan dengan udara, oven, atau
pengeringan beku.
Jawab :
Jika > 5% memiliki efek dapat merusak sel tubuh manusia.
Konsentrasi tinggi dapat bersifat inflamatorik.
Jawab :

Jawaban di slide selanjutnya.


Dari pada capek ngitung2 rek

Anda mungkin juga menyukai