I.
TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu memahami penyarian simplisia dengan cara
perkolasi dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyari simplisia
dengan cara perkolasi.
Mahasiswa mampu membuat ekstrak dengan cara perkolasi.
II.
DASAR TEORI
II.1
Klasifikasi Buah Pala
Nama Umum
: Buah Pala
Nama ilmiah
: Myristica fragrans Houtt.
Nama asing
: Nutmeg (Inggris)
Nama Daerah
: Pala (sunda), falo (Nias), pala (Melayu), palangana
(Makassar), bubula, bubura, palo (Timor), Palalao
Pemerian
Kadar minyak atsiri
Makroskopik
agak
pahit,,
agak
2.2.2 Kegunaan
PaIa dikenal sebagai obat pelepas kelebihan gas di usus dan sebagai obat
perut. Kulit dan daunnya mengandung minyak terbang dengan wangi pala yang
menyenangkan. Pala Irian dipakai sebagai obat pencahar sedangkan pala jantan
dipakai sebagai obat rnencret dan obat perangsang. Bunga kering (kembang Pala)
dipakai pada pelbagai campuran jamu.
Kegunaan khusus dari biji Pala, yang dikenal sebagai Nux moschata M.moschata
adalah sebagai obat homoeo-pathi. Biji kerasnya setelah dicuci untuk
menghilangkan kapurnya, dibuat menjadi tinktur (direndam dalam alkohol) atau
tepung. Obat homoeopathis berguna untuk mengobati sakit histeri, sembelit,
mencret dan penyakit sulit tidur atau perut kembung.
Jika takaran biji pala terlampau tinggi maka akan menimbulkan efek
merangsang (hampir mendekati keracunan), karena biji pala menimbulkan efek
membius dan menimbulkan rangsangan yang kuat pada urat-saraf disusul oleh
depresi dan tanda-tanda keracunan seperti sakit kepala, kejang, halusinasi, pusing
kepala, runtuh, dan sebagainya. Biji pala menyebabkan rasa ngantuk, kulit dan
selaput lindir kering, gemetaran, hilang ingatan dan rasa berat di kepala. Asam
miristat merupakan komponen utama dalam biji pala. Sekitar 76,6 % kandungan
asam miristat dalam biji pala. Pada percobaan kali ini untuk mendapatkan asam
miristat dilakukan dengan cara ekstraksi soxhlet dari biji pala .
2.3 Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan
cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Prinsip perkolasi
adalah menempatkan serbuk simplisia dalam suatu bejana silinder, yang bagian
bawahnya diberi sekat berpori, kemudian cairan penyari dialirkan dari atas
kebawah melalui serbuk tersebut, yang akan melarutkan zat aktif.
Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain : gaya berat,
kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler
dan daya geseran (friksi). Secara umum, proses perkolasi inni dilakukan pada
temperature ruang. Sedangkan parameter berhentinya penambahan pelarut adalah
perkolat sudah tidak mengandung senyawa aktif lagi. Pengamatan secara fisik
pada ekstraksi bahan alam terlihat pada tetesan yang sudah tidak berwarna.
Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi, karena :
a. Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi
dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan
derajat perbedaan konsentrasi.
b. Ruangan diantara serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat
mengalir cairan penyari, karena kecilnya saluran kapiler tersebut, maka
kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas, sehingga dapat
meningkatkan perbedaan konsentrasi.
c. Tidak memerlukan langkah tambahan, yaitu sampel padat telah terpisah
dari ekstrak.
Kelemahan perkolasi dibandingkan dengan metode refluks, yaitu :
a. Kerugiannya adalah kontak antara sampel padat tidak merata atau terbatas
b. Pelarut dingin selama proses perkolasi, sehingga tidak dapat melarutkan
komponen secara efisien.
2.4 Perkolator
Macam-macam perkolator, yaitu :
a. Bentuk tabung
b. Bentuk paruh
c. Bentuk corong
Perkolator yang digunakan untuk cara ini agak berbeda dengan perkolator
biasa. Perkolator ini harus dapat diatur, sehingga perkolat dari suatu perkolator
dapat dialirikan ke perkolator lainnya, agar ampasnya dengan mudah dapat
dikeluarkan. Percolator diatur dalam suatu deretan, dan tiap perkolator berlaku
sebagai perkolator pengatur.
III.
Disiapkan perkolator
Ditutup dan dibiarkan selama 2 hari ditempat sejuk, terlindung dari cahaya
Ekstrak dimasukkan kedalam pot plastik
V. DATA PERHITUNGAN
V.1 Perhitungan perkolasi
1 Pengenceran Etanol 96%
N1 . V 1
= N2 . V2
Aquadest
= 1000 ml 730 ml
= 270 ml
= 100 gram
= 100 ml
200 ml
Perhitungan :
10
= N2 . V2
70% . 1000 ml
= 96% . V2
V2
Aquadest
= 1000 ml 730 ml
= 270 ml
750 ml
1440 menit
=
x
1
750 ml
1440 menit
= 0,521 ml
1 ml
0,521ml
25 tetes
x
25 tetes .0,521 ml
1 ml
11
= 7,0383 gram
= 14,6682 gram
Berat sampel
Rendemen ekstrak =
= 7,629 =7,63
12
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami akan membahas tentang pengekstraksian
secara perkolasi. Sebelum kita membahas secara lebih lanjut bahan maupun
tahapan perkolasi, sebaiknya kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang
perkolasi. Jadi, perkolasi merupakan penyarian yang dilakukan dengan
mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi.
Di dalam melakukan proses perkolasi proses difusi yang berlangsung
merupakan fungsi dari kecepatan perkolasi, kuantitas pelarut, dan konstanta difusi
obat pelarut. Karena mudah dilakukan, perkolasi merupakan prosedur pilihan
untuk kebanyakan ekstraksi tanaman, seperti halnya maserasi. Perkolasi dapat
dilakukan baik skala laboratorium maupun skala industri.
Adapun tujuan dilakukan metode perkolasi bagi mahasiswa adalah agar
mahasiswa mampu memahami penyarian simplisia dengan cara perkolasi serta
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyari simplisia dengan cara perkolasi,
mahasiswa juga mampu membuat ekstrak cair dengan cara perkolasi. Namun
tujuan perkolasi ini sendiri adalah supaya zat berkhasiat tertarik seluruhnya dan
13
biasanya dilakukan untuk zat berkhasiat yang tahan ataupun tidak tahan
pemanasan.
Prinsip perkolasi adalah serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana
silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari
atas kebawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif
sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak kebawah disebabkan
oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan diatasnya, dikurangi dengan daya
kapiler yang cenderung untuk menahan. Kekuatan yang berperan pada perkolasi
antara lain gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi,
osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi).
Bahan yang kami gunakan pada metode perkolasi adalah biji pala,
sedangkan penyarinya etanol 96%, tetapi etanol yang tersedia di laboratorium
adalah etanol 70% maka kami melakukan pengenceran etanol.
Alat yang digunakan untuk perkolasi disebut perkolator. Jadi bahan-bahan
yang digunakan pada metode perkolasi ini adalah biji pala, etanol dan air,
sedangkan untuk alatnya sendiri antara lain perkolator, beaker glass, timbangan,
batang pengaduk, gelas ukur, kertas saring, kapas, dan wadah berupa toples untuk
menampung perkolat.
Langkah pertama yang dilakukan pada metode perkolasi adalah
menyiapkan alat dan bahan. Di basahi sejumlah serbuk simplisia sesuai formula
standar, (kecuali dinyatakan lain 10 bagian untuk 100 bagian) dengan 2,5-5 bagian
cairan peyari. Dimasukkan ke dalam bejana tertutup sekuang-kurangnya selama 3
jam. Manfaat dari proses pendiaman/pembasahan adalah untuk merendam
simplisia yang mengandung bahan yang mengembang bila terkena air, karena jika
langsung dialiri maka cairan penyari tidak dapat menembus keseluruh sel dengan
sempurna.
Sebelumnya dibutuhkan pemilihan bentuk perkolator tergantung pada
serbuk simplisia yang akan disari. Serbuk yang mengandung sejumlah besar zat
aktif yang larut, tidak baik bila diperkolasi dengan alat perkolasi yang sempit,
14
karena perkolat akan segera menjadi pekat dan berhenti mengalir. Ukuran
perkolator yang di gunakan harus dipilih sesuai dengan jumlah bahan yang akan
disari. Jumlah bahan yang disari tidak lebih dari 2/3 tinggi perkolator.
Pada proses perkolasi ini perkolator yang di pakai adalah jenis perkolator
tabung dan
pindahkan massa sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil sesekali di tekan
hati- hati, perlu di perhatikan serbuk simplisia di dalam perkolator jangan terlalu
padat di tekan akan mempersulit carian penyari untuk menembus sel simplisia
ketika disari. Kemudian dituangkan cairan penyari secukupnya sampai cairan
mulai menetes dan di atas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari.
Selanjutnya di tutup perkolator dan dibiarkan selama 24 jam. Dibiarkan cairan
menetes dengan kecepatan 1 ml per menit dan ditambahkan berulang- ulang
cairan penyari secukupnya sehingga selalu terdapat selapis cairan penyari di atas
simplisia hingga diperoleh 80 bagian perkolat.
Kemudiaan massa diperas selanjutnya dicampurkan cairan perasan ke
dalam perkolat, ditambahkan cairan penyari secukupnya sehingga di peroleh
volume yang diinginkan. Dipindahkan kedalam bejana, ditutup, dibiarkan selama
2 hari ditempat sejuk, terlindung dari cahaya. Dienap tuangkan atau disaring.
Dimasukkan ke dalam wadah coklat tertutup rapat, diberi identitas (termasuk
pemberian bentuk. bau, warna).
Untuk mencapai titik akhir agar mendapatkan hasil perkolasi yaitu
perkolat maka di lakukan tahapan terakhir yaitu penguapan perkolat yang di
lakukan dengan cara di di uapkan cairan hasil perkolasi sebanyak 1000 ml di
masukkan kedalam wajan yang diletakkan di atas panci berisi air yang dipanaskan
di atas hot plate hingga didapat perkolat yang kental. Setelah perkolat diuapkan
didapat ekstrak kental sebanyak 7,629 gram. Kemudian dihitung randemennya :
Randemen=
berat ekstrak
berat sampel
x 100%
7,629 gram
x 100
100 gram
15
= 7,629 % = 7,63 %
VII.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini, antara lain :
1. Perkolasi merupakan penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan
cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi.
2. Simplisia yang digunakan adalah biji pala, sedangkan penyarinya
etanol-air.
3. Tujuan perkolasi ini adalah supaya zat berkhasiat tertarik seluruhnya
dan biasanya dilakukan untuk zat berkhasiat yang tahan ataupun tidak
tahan pemanasan.
4. Setelah perkolat di uapkan di dapat ekstrak kental sebanyak 7,629 gram.
5. Rendemen yang di dapat sebanyak 7,63 %.
DAFTAR PUSTAKA
2013.
http://catatan-nakkampus.blogspot.com/2010/11/laporan-
16