Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

Perkolasi adalah cara penyarian yang di lakukan dengan

mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah

di basahi . Prinsip perkolasi adalah sebagai berikut : serbuk

Simplisia di tempatkan dalam suatu bejana silinder , yang

bagian bawahnya di beri sekat berpori . Cairan penyari di

alirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut . Cairan

penyari akan melarutkan zat aktif sel sel yang di lalui sampai

mencapai keadaan jenuh . Gerak ke bawah di sebabkan oleh

kekuatan gayanya sendiri dan cairan diatasnya , dikurangi

dengan gaya kapiler yang cenderung untuk menahan

kekuataan yang berperan pada perkolasi antara lain : Gaya

berat, kekentalan ,daya larut, tenganggan permukaan , difusi ,

osmosa, adesi, daya kapiler, dan daya geser. (Sediaan Galenik,

2012).

Cara Perkolasi Lebih Baik di bandingkan dengan cara

maserasi karena :
a. Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian

larutan yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya

lebih rendah , sehingga meningkatkan derajat perbedaan

konsentrasi .
b. Ruangan di antara butir- butir serbuk simplisia membentuk

saluran tempat mengalir cairan penyari . Karena kecilnya

saluran kapiler tersebut , maka kecepatan pelarut cukup

untuk mengurangi lapisan balas, sehingga dapat

meningkatkan perbedaadn konsentrasi . (Sediaan

galenik , 2012)

1.Reperkolasi

Untuk menghindari kehilangan minyak atsiri pada

pembuatan sari , maka cara perkolasi di ganti dengan cara

reporkolasi . Pada Perkolasi di lakukan pemekatan sari

pemanasan . Pada perkolasi tidak dilakukan pemekatan .

Reperkolasi di lakukan dengan cara : Simplisia di bagi dalam

beberapa perkolator , hasil perkolator pertama di pisahkan

menjadi perkolat I dan sari selanjutnya di sebut susunan II .

Susunan II di gunakan untuk menyari perkolator II . Hasil

perkolator kedua di pisahkan menjadi perkolat II dan sari

selanjuntanya di sebut susunan II . Pekerjaan tersebut di


ulang sampai mendapat perkolat yang di inginkan . Cara

reperkolasi dapat dilakukan pada herba Timi .

2. Perkolasi Bertingkah

Dalam proses perkolasi biasa, Perkolat yang di hasilkan tidak

dalam kadar yang maksimal . Selama cairan penyari

melakukan penyarian serbuk simplisia , maka terjadi aliran

melalui lapisan serbuk dari atas sampai ke bawah di sertai

pelarut zat aktifnya . Proses penyarian tersebut akan

menghasilkan perkolat yang pekat pada tetesan pertama

dan pada tetesan terakhir akan di peroleh dengan perkolat

encer . Untuk memperbaiki cara perkolasi bertingkat .

Serbuk simplisia yang hampir tersari sempurna , sebelum di

buang , di sari dengan penyari yang baru , di harapkan agar

serbuk simplisia yang baru , di sari dengan perkolat yang

hampir jenuh . Dengan demikian akan di peroleh perkolat

yang hampir jenuh . Dengan demikian akan di peroleh

perkolat akhir yang akan jenuh . Perkolat di pisahkan dan di

pekatkan .

Cara ini cocok jika di gunakan untuk perusahan obat

tradisional , termasuk perusahaan yang memproduksi


sediaan galenik . agar di peroleh cara yang tepat , perlu di

lakukan percobaan pendahuluan . Dengan percobaan

tersebut dapat di tetapkan :

a. Jumlah perkolator yang di perlukan


b. Bobot serbuk simplisia untuk tiap kali perkolasi
c. Jenis cairan penyari untuk tiap kali perkolasi
d. Jumlah cairan penyari untuk tiap kali perkolasi
e. Besarnya tetesan dan lain-lain .
Perkolator yang di gunakan untuk cara perkolasi agak

berlainan dengan perkolat biasa . Perkolator ini harus

dapat di atur , sehingga :


1. Perkolat dari suatu perkolator dapat di alirankan ke

perkolator lainnya.
2. Ampas dengan mudah dapat di keluarkan .
Perkolator di atur dalam suatu deretan dan tiap

perkolator berlaku sebagai perkolator pertama

( Sediaan galenik, 2013)

Alat yang di gunakan untuk perkolasi di sebut Perkolator

terbuat dari gelas atau logam tahan karat atau bahan lainnya

yang tidak mempengaruhi zat aktif atau pun cairan penyari .

dikenal ada berapa bentuk dari Perkolator sperti :

a. Perkolator bentuk tabung


b. Perkolator bentuk corong
c. Perkolator bentuk Paruh
Pemilihan bentuk perkolator tergantung pada jenis simplisia

yang akan di sari , misalnya Serbuk kina yang mengandung zat

aktif yang larut pekat . Tidak baik bila di perkolasi dengan

Perkolator yang sempit sebab perkolator akan menjadi lebih

pekat dan akan berhenti mengalir . Banyaknya Bahan yang

akan di sari di masukkan ke dalam perkolator tidak lebih dari

dua pertiga dari tinggi perkolator . Berikut adalah perkolator

bentuk paruh yang terdiri dari bejana perkolator, yang di

lengkapi dengan penutup , bagian bawah dari perkolator di

lapisi dengan kapas yang di atur di atas gabus bertoreh yang

telah di balut dengan kertas saring . Aliran perkolat di atur

keran selang perkolator di tampung pada botol penampung

( Tim Dosen 2013Penuntun Praktikum Fitokimia) .

Maksud Percobaan :

Untuk mengetahui dan memahami cara ekstraksi secara

perkolasi pada sampel daun Vane (Hibiscus sp).

Tujuan Percobaan :

Untuk mengetahui cara melakukan ekstraksi secara perkolasi

pada sampel daun vane (Hibiscus sp) , dan di harapkan dapat

memodifikasi sendiri alat perkolasi .


Prinsip percobaan :

Serbuk simplisia daun vane (Hibiscus sp)di tempatkan dalam

perkolator kemudian cairan penyari di alirkan dari atas serbuk

simplisia daun vane secara terus menerus dan cairan yang

keluar pada bagian perkolator di tampung sebagai perkolat.

Anda mungkin juga menyukai