Anda di halaman 1dari 38

BAB III

TINJAUAN KHUSUS
RSUP PERSAHABATAN

1 Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan


1 Sejarah Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan
Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan merupakan salah satu rumah sakit
vertikal Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah lingkungan Kementerian
Kesehatan dengan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU) dan
merupakan rumah sakit kelas A Pendidikan. Dibangun pada tahun 1961
merupakan bantuan Pemerintah Rusia dan diserahkan secara resmi kepada
pemerintah Indonesia pada tanggal 7 November 1963, kemudian ditetapkan
sebagai hari jadi RSUP Persahabatan.
RSUP Persahabatan sudah melewati 6 periode perkembangan, antara lain :
1 Periode pertama, RSUP Persahabatan menjadi rumah sakit satelit RSUP Dr. Cipto
Mangunkusumo
2 Periode kedua, RSUP Persahabatan menjadi rumah sakit mandiri dan juga rumah
sakit umum kelas B wilayah Jakarta Timur, sekaligus pusat rujukan nasional
untuk penyakit paru
3 Periode ketiga, RSUP Persahabatan ditetapkan sebagai rumah sakit unit swadana
tanggal 2 September 1992 dan pada tahun 1997 mendapat akreditasi penuh
untuk lima kegiatan melalui tujuh standar pelayanan rumah sakit
4 Periode keempat, RSUP Persahabatan menjadi perusahaan jawatan tahun 2002
5 Periode kelima, RSUP Persahabatan menjadi Unit Pelaksana Teknis dilingkungan
Kementerian Kesehatan dengan pola pengelolaan keuangan adalah Badan
Layanan Umum (BLU) pada tahun 2005
6 Periode keenam, tepat pada tanggal 3 Maret 2011, peningkatan kelas dan fungsi
RSUP Persahabatan menjadi Rumah Sakit kelas A serta penetapan RSUP
Persahabatan sebagai Rumah Sakit Pendidikan Eksilensi di bidang
Pulmonologi dan telah melalui proses akreditasi 16 pelayanan.
7 Periode ketujuh, pada tahun 2015, sudah melalui akreditasi KARS versi 2012
dengan hasil paripurna.
Hal ini tidak hanya merupakan pengakuan dan penghargaan terhadap
kemampuan pelayanan kesehatan yang diberikan RSUP Persahabatan tetapi juga
merupakan peningkatan beban tanggung jawab kepada masyarakat untuk

42
43

senantiasa dapat memberikan tingkat pelayanan kesehatan tertinggi dalam skala


kelas Rumah Sakit Rujukan di Indonesia.

3.1.2 Visi, Misi, dan Motto RSUP Persahabatan


Visi dari RSUP Persahabatan adalah Menjadi Rumah Sakit Pusat Respirasi
Terkemuka di Asia Pasifik.
RSUP Persahabatan memiliki misi sebagai berikut :
1 Melaksanakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada mutu dan
keselamatan pasien
2 Melaksanakan pendidikan, penelitian dan pelatihan kedokteran dan tenaga
kesehatan lain
3 Mengembangkan pelayanan yang terintegrasi dengan penelitian dan
pendidikan dalam bidang kesehatan respirasi
4 Melaksanakan tata kelola Rumah Sakit dan tata kelola klinis yang berstandar
internasional.
Motto dari RSUP Persahabatan ialah CARING WITH FRIENDSHIP (Melayani
secara bersahabat).

3.1.3 Tugas dan Fungsi RSUP Persahabatan


1 Tugas RSUP Persahabatan
RSUP Persahabatan mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan
secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan
upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.
2 Fungsi RSUP Persahabatan
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut di atas, RSUP Persahabatan
mempunyai fungsi :
a. Menyelenggarakan pelayanan medis
b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis
c. Menyelenggarakan pelayanan dan usaha keperawatan
d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan
e. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
g. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.

3.1.4 Struktur Organisasi RSUP Persahabatan


RSUP Persahabatan dipimpin oleh Direktur Utama yang bertanggung jawab
kepada Dewan Pengawas yaitu Kementrian Kesehatan dan Kementrian Keuangan
44

Republik Indonesia. Direktur Utama bertugas memimpin, mengawasi, dan


mengkoordinasikan tugas Rumah Sakit agar sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Untuk itu Direktur Utama dibantu oleh :
1. Direktur Medik dan Keperawatan
2. Direktur Umum, Sumber Daya Manusia dan Pendidikan
3. Direktur Keuangan
4. Komite Penelitian Dan Pengembangan
5. Komite Mutu
6. Komite Keperawatan
7. Komite Medik
8. Komite Etik Dan Hukum
9. Komite Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Infeksi
10. Komite Pemeriksaan Intern
11. Unit Layanan Pengadaan
12. Sekretariat Direksi.

3.1.5 Klasifikasi RSUP Persahabatan


Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan adalah Rumah Sakit Umum
Pemerintah Kelas A Pendidikan yang berada di Jakarta Timur, tepatnya di Jalan
Persahabatan Raya. Saat ini RSUP Persahabatan memiliki kapasitas 600 tempat
tidur, terakreditasi paripurna, serta merupakan Rumah Sakit Pusat Rujukan (top
referral) Nasional untuk masalah kesehatan respirasi.

3.1.6 Jenis-jenis Pelayanan

3.1.6.1 Pelayanan Rawat Inap

Fasilitas pelayanan Instalasi Rawat Inap (IRIN) terdiri dari IRIN A, IRIN B,
IRIN C serta Griya Puspa.
1. IRIN A :
a. Anggrek (Gema Soka Bawah, bedah thorax dan bedah kelas, kebidanan
1,2,3, Perina.
b. Soka (Soka atas dan Soka bawah menangani penyakit paru-paru infeksius).
2. IRIN B :
a. Kardiologi (menangani perawatan penyakit jantung)
b. Cempaka (Cempaka atas dan Cempaka bawah menangani penyakit dalam)
c. Bougenville (Bougenville atas dan Bougenville bawah menangani pasien
anak)
d. Dahlia (Dahlia atas dan Dahlia bawah menangani penyakit dalam).
45

3. IRIN C :
a. Melati bawah (penyakit dalam kelas II) dan Melatih Atas (penyakit dalam
kelas II)
b. Mawar bawah dan Mawar atas (kelas I)
4. Griya Puspa : Lantai 4, 5 dan 6 (Ruang VIP)
Pelayanan di ruang rawat inap ditunjang dengan 600 tempat tidur dan
ruangan dibagi berdasarkan :
a. Kelas Perawatan : III, II, I, VIP, dan VVIP
b. Jenis Penyakit : Paru, internis, bedah dan lain-lain
c. Usia : Bayi, anak, dewasa.
Pada pelayanan Instalasi Gawat Darurat, tindakan emergency seperti
kecelakaan dilakukan lebih dahulu, segala hal mengenai urusan administrasi
dapat diselesaikan kemudian. Pasien mendapat nomor rekam medik baru dan
nomor registrasi gawat darurat setelah membeli karcis dan mencatat identitas
dalam kartu masuk darurat. Pelayanan lebih lanjut dapat dilakukan di RSUP
Persahabatan berupa rawat jalan dan pasien diperbolehkan pulang atau rawat
inap maupun dirujuk ke Rumah Sakit lain.
3.1.6.2 Pelayanan Rawat Jalan

Pelayanan Rawat Jalan RSUP Persahabatan memiliki klinik yaitu :


1. Poliklinik Bedah (Umum, Tulang, Urologi, Plastik dan Rekonstruksi, Syaraf,
Onkologi, Digestive, Ortopedi dan Torax)
2. Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan
3. Poliklinik Kulit dan Kelamin (Alergi kulit, Kosmetik dan Bedah kulit)
4. Poliklinik Penyakit Dalam (Konsultasi, Endokrin metabolik dan Rematologi)
5. Poliklinik Jantung
6. Poliklinik Telinga Hidung Tenggorokan
7. Poliklinik Kesehatan Anak
8. Poliklinik Gigi dan Mulut
9. Poliklinik Syaraf
10. Poliklinik Paru
11. Poliklinik Mata
12. Poliklinik Jiwa
13. Poliklinik Akupuntur
14. Poliklinik Konsultasi Gizi
15. Poliklinik Asma
16. Pemeriksaan Medik Terpadu (General Check Up)
17. Pusat Pemeriksaan Diagnostik (USG, EEG, EMG, EKG dan lain-lain).

3.1.6.3 Pelayanan Gawat Darurat


Pelayanan gawat darurat terdiri dari :
1. Darurat Umum
46

2. Gawat Darurat Paru


3. Gawat Darurat Obgin (Obstetri Ginekologi)
4. Gawat Darurat Bedah (Umum, Obsgin, Ortopedi, Syaraf dan Urologi)

3.1.6.4 Pelayanan Perawatan Intensif


Fasilitas perawatan intensif terdiri dari :
1. Intensif Care Unit (ICU)
2. Intensif Cardiac Care Unit (ICCU)
3. High Care Unit (HCU)
4. Neonatal Intensive Care Unit (NICU)

3.1.6.5 Pelayanan Instalasi Pusat Kesehatan Respirasi Nasional (Griya


Puspa)
Griya Puspa terdiri dari 6 lantai, dengan fasilitas pelayanan meliputi :
1. Bronkoskopi
2. Echocadigraphy
3. Astrograph
4. Mammography
5. Body plethismograph
6. CT-Scan
7. Optik
8. Inhalasi
9. Spirometri
10. Fisioterapi
11. C-arm
12. Rinolaringoskopi
13. USG
14. Rontgen
15. Apotek
16. Chat Lab
17. CPX
18. Pusat gangguan tidur (Sleep lab)
19. Laboratorium

3.1.6.6 Pelayanan Penunjang Medis


Fasilitas penunjang medis meliputi :
1. Instalasi Patologi Klinik
2. Instalasi Patologi Anatomi
3. Instalasi Mikrobiologi Klinik
4. Instalasi Farmasi
5. Instalasi Pemulasaran Jenazah
6. Instalasi Pelayanan Diagnostik Central
7. Instalasi Bedah Sentral (IBS)
8. Optik
9. Instalasi Rehabilitas Medis
10. Instalasi Radioterapi Cobalt
47

11. Instalasi Sterilisasi Sentral dan Binatu (ISSB)


12. Bank Darah Rumah Sakit (BDRS).

3.1.7 Instalasi Sterilisasi Sentral (ISS)


Instalasi Sterilisasi Sentral (ISS) RSUP Persahabatan berdiri sejak tahun
1984 berada dibawah Instalasi Farmasi. Namun sejak tahun 2000 sesuai dengan
program pemerintah, ISS berdiri menjadi suatu instalasi yang terpisah dari
Instalasi Farmasi.
3.1.7.1 Visi dan Misi Instalasi Sterilisasi Sentral (ISS)
1. Visi dari Instalasi Sterilisasi Sentral (ISS) adalah Penghasil produk sterilisasi
yang terjamin.
2. Instalasi Sterilisasi Sentral (ISS) memiliki Misi:
a. Menyelenggarakan pelayanan alat steril, kassa, kapas, linen dan ruangan
b. Menyelenggarakan pelayanan linen bersih dan siap pakai.

3.1.7.2 Tujuan, Tugas dan Fungsi Instalasi Sterilisasi Sentral (ISS)


ISS merupakan suatu bagian atau departemen yang menyelenggarakan
proses pencucian, desinfeksi, pengemasan, dan sterilisasi terhadap semua alat atau
bahan yang dibutuhkan dalam kondisi steril.
1. Tujuan ISS adalah :
a. Membantu unit lain di RSUP Persahabatan yang membutuhkan alat atau
bahan yang dibutuhkan dalam kondisi steril untuk mencegah infeksi
b. Mencegah, menanggulangi, dan menurunkan angka infeksi
c. Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang
dihasilkan.
2. ISS mempunyai berbagai tugas antara lain :
a. Menyelenggarakan rencana dan pengadaan semua kebutuhan alat kesehatan
yang harus disterilkan
b. Persiapan perbekalan kesehatan melalui proses penerimaan, seleksi,
pencucian dan pengepakan
c. Menyelenggarakan persiapan kapas dan kasa steril
d. Melakukan pengawasan dan jaminan mutu terhadap proses serta hasil
sterilisasi melalui pemakaian indikator visual dan uji mikrobiologi secara
periodik
e. Melakukan distribusi alat kesehatan steril pada unit pemakai
f. Melakukan penelitian terhadap hasil sterilisasi dalam usaha mencegah serta
mengendalikan timbulnya infeksi nosokomial.

3.1.7.3 Struktur Organisasi Instalasi Sterilisasi Sentral (ISS)


48

ISS RSUP Persahabatan merupakan instalasi tersendiri yang berada


langsung di bawah Direktur Umum, SDM dan Pendidikan. Instalasi Sterilisasi
Sentral dipimpin oleh seorang kepala jabatan fungsional.

3.1.7.4 Kegiatan Pelayanan Instalasi Sterilisasi Sentral (ISS)


Dalam menjalankan pelayanan, ISS membawahi dua unit kerja yaitu :
1. Unit Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan
untuk menghancurkan semua mikroba termasuk endospora. Proses sterilisasi
terdiri dari lima tahap, yaitu dekontaminasi, pengemasan, sterilisasi,
penyimpanan dan distribusi. Fungsi dari unit sterilisasi adalah penyiapan alat
dan bahan steril di rumah sakit, sedangkan tugas dari unit sterilisasi adalah
mensterilkan, menyimpan dan mendistribusikan.
Alur kerja unit sterilisasi antara lain :
a. Penerimaan barang non steril
b. Pembersihan
c. Pengumpulan
d. Pengeringan Pengemasan
e. Sterilisasi
f. Penyimpanan
g. Distribusi barang steril

Ada dua kategori sterilisasi yang digunakan di ISS yaitu :


a Suhu 134C, menggunakan autoklaf dengan steam uap suhu tinggi, selama
tujuh menit untuk instrumen, linen, dan kasa
b Suhu 121C, menggunakan gas Etilen Oksigen (EO) dengan steam suhu
rendah, selama 20 menit untuk bahan-bahan karet dan kaca.

Unit sterilisasi memiliki tiga ruangan untuk menjalankan seluruh proses


sterilisasi, yaitu :
a Ruang dekontaminasi (Unclean Area)
Adalah ruang dimana dilakukan proses untuk pengurangan jumlah
mikroorganisme pencemar atau substansi lain yang berbahaya sehingga
aman untuk penanganan lebih lanjut.

b. Ruang Bersih (Clean Area)


Adalah ruang dimana dilakukan proses untuk barang yang akan dikemas
dan diproduksi serta disterilkan. Tekanan udara di ruang ini harus
bertekanan negatif sehingga tidak mengontaminasi ruangan lain.
Ruangan ini terdiri dari :
49

1. Ruang pengemasan alat


Adalah ruang dimana dilakukan proses pengemasan alat. Idealnya alat
operasi juga dilakukan pengemasan di ruang ini, tetapi tidak demikian
karena Instalasi Bedah Sentral (IBS) melakukan sendiri proses
pengemasan alat operasi, kemudian dilakukan proses sterilisasi oleh ISS.
2. Ruang produksi
Adalah ruang untuk melakukan kegiatan produksi kapas dan kasa
menjadi kemasan untuk siap disterilisasi. Khusus untuk linen, IBS yang
melakukan proses tersebut.
3. Ruang Sterilisasi (Steril Area)
Adalah ruang dilakukan sterilisasi alat atau bahan. Tekanan udara di
ruang ini adalah positif. Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan
autoklaf yang menggunakan uap air sebagai sumber panasnya dengan
kapasitas kurang lebih 1 m3, 800 liter. Ada dua jenis autoklaf yang
digunakan, yaitu :
a) Autoklaf Udono sebanyak tiga unit masing-masing buatan tahun
1984, 1986, 1988 yang dioperasikan secara manual
b) Autoklaf Gettinge sebanyak satu unit buatan Tahun 2000 yang
dioperasikan secara otomatis dengan suhu sterilisasi 120C selama 20
menit.
c) Ruang penyimpanan barang steril
Merupakan ruang yang digunakan untuk menyimpan alat atau bahan
yang sudah steril. Penyimpanan tersebut harus memenuhi standar yang
telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI, yaitu mengenai :
1 Suhu (18-22C), kelembaban (35-75%) dan penerangan yang
memadai
2 Cara penataan barang yang diatur sebagai berikut; alat atau bahan
yang sudah steril harus berada pada posisi atau berjarak minimal 5 cm
dari dinding, 19-24 cm dari lantai dan 43 cm dari langit-langit.
Dalam rangka memaksimalkan pelayanan berupa alat atau bahan yang
sterilitasnya terjamin, ISSB melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
proses sterilisasi yang dilakukan dengan menggunakan tiga jenis
indikator, yaitu :
a. Indikator mekanik
Adalah indikator yang melekat pada autoclave. Berfungsi dalam
memberikan informasi mengenai temperatur, tekanan, waktu
50

sterilisasi, dan fungsi mekanik lainnya dari alat sterilisasi untuk


memberikan indikasi adanya masalah apabila ada alat yang rusak atau
tidak bekerja dengan baik sehingga memerlukan perbaikan.
b. Indikator kimia
Berfungsi dalam penandaan terjadinya paparan sterilisasi yang
ditandai dengan adanya perubahan warna pada indikator.
Terdiri dari tiga macam indikator, yaitu :
1) Indikator internal menggunakan Comply, berfungsi untuk
memastikan penetrasi uap sterilisasi sampai ke bawah atau tidak
2) Indikator eksternal menggunakan Otoclaftive, berfungsi untuk
mengamankan alat dan sebagai penanda (tanda bahan atau
instrumen telah disterilisasi atau belum)
3) Indikator Bowie Dick Test, berfungsi untuk menilai kinerja atau
efisiensi pompa vakum pada alat sterilisasi, sehingga dapat
diketahui adanya kebocoran udara atau tidak.
Indikator kimia eksternal dan internal digunakan dengan rutin (setiap
hari) dalam setiap proses sterilisasi dahan dan instrument, sedangkan
indikator kimia bowie dick test digunakan satu sampai dua kali
sebulan pada setiap proses sterilisasi bahan dan instrumen.
c. Indikator biologi (Attest)
Indikator biologi adalah sediaan yang berisi populasi mikroorganisme
yang spesifik dalam bentuk spora yang bersifat resisten dalam proses
sterilisasi tertentu. Mikroorganisme yang digunakan adalah :
1) Untuk sterilisasi suhu tinggi (134oC), menggunakan bakteri
Bacillus stearosubtillus
2) Untuk sterilisasi suhu rendah (120oC), menggunakan bakteri
Bacillus subtillus.
Indikator ini berfungsi untuk memastikan apakah proses sterilisasi
telah berhasil dengan hilangnya bakteri berspora melalui kalibrasi
bakteri pembanding. Indikator mekanik dan kimia digunakan secara
rutin dalam setiap proses sterilisasi bahan dan instrumen, sedangkan
indikator biologi hanya digunakan setiap tiga bulan sekali karena
memerlukan biaya berlebih untuk menyiapkan bakteri
pembandingnya. Uji mikrobiologi dilakukan tiga bulan sekali oleh
51

instalasi laboratorium. Untuk kalibrasi dilakukan tiap tahun oleh balai


pengamatan fasilitas kesehatan.

3.1.8 Instalasi Sanitasi dan Pertamanan

Instalasi Sanitasi dan Pertamanan RSUP Persahabatan merupakan


kebutuhan dasar yang berperan dalam meningkatkan mutu pelayanan Rumah sakit
secara keseluruhan. Instalasi Sanitasi di RSUP persahabatan dalam rangka
memenuhi persyaratan kesehatan Rumah sakit mempunyai Visi dan Misi yaitu :

3.1.8.1 Visi dan Misi Instalasi Sanitasi dan Pertamanan


1 Visi Instalasi Sanitasi dan Pertamanan yaitu menjadi Percontohan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit Terdepan di Indonesia.
2 Misi Instalasi Sanitasi dan Pertamanan
a Menyiapkan perangkat teknologi pencegahan dan pengendalian pencemaran
lingkungan
b Menerapkan prinsip-prinsip kesehatan lingkungan rumah sakit secara cepat
dan tepat serta sistematis melalui kegiatan pengoperasian dan memelihara
sarana, prasarana dan peralatan kesehatan lingkungan (IPAL dan
Incenerator)
c Melaksanakan konsultasi masalah kesehatan lingkungan rumah sakit dengan
membangun kualitas SDM sanitasi yang mampu memenuhi persyaratan
kompetensi yang berlaku
d Menyediakan informasi kesehatan lingkungan secara lengkap dan akurat
dan melayani penelitian dan pelatuhan dibidang kesehatan lingkungan
Rumah Sakit.

3.1.8.2 Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Sanitasi dan Pertamanan


1 Tugas Instalasi Sanitasi dan Pertamanan :
a Menyusun perencanaan strategi sanitasi Rumah Sakit
b Menyusun perencanaan program kerja, pengembangan SDM, bahan,
alat dan fasilitas sanitasi Rumah Sakit
52

c Melaksanakan dan mengimplementasikan program kesehatan


lingkungan rumah sakit agar memenuhi kebutuhan program dan
mengikuti standar yang berlaku
d Merencanakan dan melaksanakan pemberdayaan peralatan dan fasilitas
sanitasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), incinerator dan alat
laboratorium lingkungan untuk menjadi satuan bisnis unit
e Merumuskan pelayanan keteknisan tentang masalah sanitasi di Rumah
Sakit
f Melayani penelitian atau riset, pelatihan dan praktek lapangan bidang
sanitasi bagi institusi pendidikan
g Mengorganisasi dan monitoring serta evaluasi pelaksanaan program
kerja sanitasi
h Melakukan koordinasi kerja dengan unit kerja lain terkait pekerjaan
sanitasi dan lintas sektoral instansi di luar Rumah Sakit
i Menyusun mekanisme kerja sanitasi (pedoman, SOP dan lain-lain)
j Mengevaluasi kinerja instalasi secara menyeluruh
k Menyusun laporan perkembangan kinerja sanitasi.

2 Fungsi Instalasi Sanitasi dan Pertamanan


Fungsi dari instalasi ini adalah menciptakan mutu kesehatan
lingkungan Rumah Sakit yang menjamin kepuasan pelangggan, mencegah
infeksi nosokomial (Environmental Infection) dan mencegah serta
mengendalikan pencemaran lingkungan hidup. Instalasi sanitasi juga
bertanggung jawab atas pengolah limbah.

3.1.9 Penanganan Limbah di RSUP Persahabatan


1 Pengolahan Limbah Padat
a Pengolahan limbah padat non medis RSUP Persahabatan bekerja sama
dengan Dinas Kebersihan Wilayah Jakarta Timur. Limbah atau sampah non
medis ini terdiri atas sampah rumah tangga, dikumpulkan dalam satu bak
besar di dekat incenerator untuk diangkut setiap dua hari sekali oleh
petugas dari dinas kebersihan
b Pengolahan limbah padat medis bertujuan sebagai upaya untuk
mengendalikan dan menanggulangi kemungkinan terjadinya infeksi
nosokomial, khususnya di lingkungan Rumah Sakit. Hal ini dilakukan
dengan cara melakukan pembakaran api secara sempurna terhadap limbah
padat infeksi yang berupa sampah medis.Proses pembakaran tersebut
53

dinamakan Insinerasi, yaitu proses oksidasi kering bersuhu tinggi yaitu


1200C yang dapat mengurangi limbah yang mudah terbakar menjadi bahan
organik yang tidak mudah terbakar dan mengakibatkan penurunan yang
sangat signifikan, baik volume maupun berat. Alat yang digunakan untuk
proses tersebut adalah Incenerator tipe HLF-10 buatan PT. Indoporlen Sakti
(Furnace Engineering) dengan komponen mesin sebagai berikut :
1 Burner (ada tiga burner)
2 Instalasi listrik
3 Instalasi air
4 Mesin blower
5 Ruang pembakaran
6 Tangki bahan bakar minyak
7 Cerobong asap dengan tinggi mencapai 15 meter
Pembakaran dilakukan setiap hari kerja Senin-Jumat pukul 10.00 -
11.30 WIB. Sampah medis yang dibakar antara lain berasal dari ruang rawat
inap, poliklinik, laboratorium, IBS. Semua sampah yang terdapat pada
masing-masing ruangan tersebut, dimasukkan ke dalam satu kantong plastik
besar yang berwarna khusus kuning untuk membedakan dengan sampah non
medis. Khusus untuk laboratorium mikrobiologi, sampah sisa hasil
pemeriksaan mikrobiologi dilakukan proses mematikan kuman dengan
autoklaf (yaitu untuk sampah yang mengandung bakteri-bakteri berbahaya)
untuk selanjutnya diolah ke dalam incenerator bersama sampah medis yang
berasal dari ruangan lain. hasil pembakaranya berupa abu dan asap. Abu
yang dihasilkan dikumpulkan dan diberi desinfektan, lalu digabung dengan
limbah non medis. Kemudian ditangani oleh dinas kebersihan. Asap yang
dihasilkan oleh incenerator dikeluarkan melalui cerobong asap yang telah
dilengkapi dengan membran filter sehingga asap yang dihasilkan asap putih.

2 Pengolahan Limbah Cair


Limbah cair yang dihasilkan RSUP Persahabatan berasal dari closet,
floor drain, wastafel, dapur, laundry, kamar mayat, laboratorium dan ruang
operasi. Sistem pengolahan limbah cair dinamakan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) dan bekerja selama 24 jam. Mekanisme kerja IPAL berjalan
54

melalui system perpipaan dengan suatu pompa hisap untuk menarik limbah cair
dari seluruh ruangan masuk ke dalam IPAL yang sebelumnya secara otomatis
terjadi penyaringan kasar dan halus sehingga yang nantinya masuk untuk
diolah di IPAL semuanya berwujud cair. Pengolahan limbah cair di RSUP
Persahabatan sebagai berikut :
a Bak penampungan pertama
Air limbah yang dialirkan dari lima saluran pembuangan ditampung dalam
bak penampungan lalu dialirkan ke bak penampungan kedua.
b Bak penampungan kedua
Limbah diaduk dengan mikser yang terendam selama 24 jam, untuk
menghomogenkan limbah lalu dialirkan ke bak penampungan ketiga.
c Bak penampungan ketiga
Bak penampungan ketiga ini terdapat media pengapung (bio-green) yang
merupakan sistem FBBR (Fluidized Bed Bio Film Reactor) dimana mikroba
dimatikan. Dari sistem ini akhirnya menyisihkan padatan tersuspensi antara
material padat dan air limbah. Material padat dibakar dalam inecerator
sehingga dapat digunakan sebagai pupuk. Air limbah dialirkan ke bak
penampungan keempat.
d Bak penampungan keempat
Di bak ini terdapat ikan-ikan air tawar, jika ikan yang terdapat dalam bak
penampungan tidak mati maka air dapat dialirkan ke bak penampungan
kelima.
e Bak penampungan kelima
Bak air ini disebut juga bak desinfektan karena menggunakan fasilitas
klorinasi untuk mensterilkan air yang dialirkan dari bak penampungan
keempat, sehingga air dapat dialirkan ke perairan tata kota.
Pengolahan khusus untuk limbah cair berupa limbah radioaktif yang berasal
dari laboratorium Radiologi, tidak dikelola oleh Instalasi Sanitasi sendiri
tetapi bekerjasama dengan BATAN. Limbah tersebut diambil oleh petugas
dari BATAN untuk selanjutnya diproses.

2 Instalasi Farmasi RSUP Persahabatan


3.2.1 Profil Singkat Instalasi Farmasi RSUP Persahabatan

Instalasi Farnasi RSUP Persahabatan merupakan suatu unit kerja non


struktural di lingkungan RSUP Persahabatan yang menyelenggarakan seluruh
55

kegiatan Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit yang tidak terpisahkan dari sistem
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai yang
bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan
Farmasi Klinik.
Instalasi Farmasi RSUP Persahabatan berada di bawah koordinasi langsung
Direktur Medik dan Keperawatan, dipimpin oleh seorang Apoteker yang disebut
Kepala Instalasi Farmasi.

3.2.2 Visi dan Misi Instalasi Farmasi RSUP Persahabatan


1. Visi Instalasi Farmasi RSUP Persahabatan yaitu Pelayanan Farmasi Andalan
dalam menunjang pelayanan kesehatan masyarakat dengan unggulan respirasi.
2. Misi Instalasi Farmasi RSUP Persahabatan
a Menyelenggarakan pelayanan farmasi yang profesional
b Melaksanakan pengelolaan perbekalan farmasi yang efisien, bermutu dan
aman serta menunjang pelayanan unggulan respirasi
c Meningkatkan penggunaan obat yang rasional dan berorientasi kepada
pasien
d Menyelengarakan pendidikan, penelitian dan pengembangan baik dalam
pelayanan kefarmasian maupun sumber daya manusia.

3.2.3 Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi RSUP Persahabatan


1.Tugas Pokok Instalasi Farmasi RSUP Persahabatan
a Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh
kegiatan pelayanan kefarmasian yang optimal dan professional serta sesuai
prosedur dan etik profesi
b Melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai yang efektif, aman, bermutu dan efisien
c Melaksanakan pengkajian dan pemantauan penggunaan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai guna memaksimalkan efek terapi
dan keamanan serta meminimalkan resiko
d Melaksanakan Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) serta memberikan
rekomendasi kepada dokter, perawat dan pasien
e Berperan aktif dalam Tim Farmasi dan Sub Komite Farmasi dan Terapi
56

f Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan Pelayanan


Kefarmasian. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan
dan Formularium Rumah Sakit.
2 Fungsi Instalasi Farmasi RSUP Persahabatan
Menyelenggarakan fungsi pelayanan Perbekalan Farmasi dan pelayanan
Farmasi Klinik di Rumah Sakit untuk menunjang pelayanan unggulan
kesehatan respirasi dan sebagai wahana pendidikan serta penelitian.

3.2.4 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP Persahabatan


Dalam upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan serta
meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di RSUP Persahabatan diperlukan
susunan Organisasi dan tata kerja di Instalasi Farmasi RSUP Persahabatan.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama RSUP Persahabatan Nomor
HK.02.04/SK/II.1/811/2014 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Instalasi
Farmasi RSUP Persahabatan, IFRS berada dibawah koordinasi Direktur Medik
dan Keperawatan.
Instalasi Farmasi RSUP Persahabatan dipimpin oleh seorang Apoteker
sebagai Kepala Instalasi Farmasi yang dalam tugasnya dibantu oleh tiga orang
Apoteker yang menjabat sebagai Koordinator Pelayanan Rawat Jalan,
Koordinator Pelayanan Rawat Inap dan Koordinator Umum. Masing-masing
koordinator Instalasi membawahi beberapa penanggung jawab dan pelaksanaan.

3.2.5 Tugas Pimpinan Dan Staf Instalasi Farmasi RSUP Persahabatan


3.2.5.1 Kepala Instalasi Farmasi
Instalasi Farmasi RSUP Persahabatan dipimpin oleh seorang Apoteker
sebagai Kepala Instalasi Farmasi yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Medik dan Keperawatan.
Tugas Kepala Instalasi Farmasi adalah :
1 Tugas Managerial
a Mempelajari program kerja Rumah Sakit, Kebijakan Direktur Utama
Rumah Sakit, rencana kerja, pendidikan, peraturan dan perundang-
undangan, serta pedoman yang berlaku bagi Instalasi Farmasi sebagai
acuan dalam melaksanakan tugas
b Menyusun rencana kerja jangka pendek dan jangka panjang Instalasi
Farmasi dengan menganalisis rencana dan hasil kerja tahun sebelumnya,
57

proyeksi kegiatan yang akan datang dan arahan dari atasan agar
pelaksanaan kegiatan di Instalasi Farmasi berjalan dengan efektif dan
efisien
c Menyusun tata kerja kegiatan pelayanan Instalasi Farmasi yang meliputi
cara pelaksanaan tugas, pendistribusian tugas kepada bawahan, penentuan
target kerja, serta bimbingan pengendalian dan pelaksanaannya
dilingkungan Instalasi Farmasi
d Mengkoordinasikan, memantau dan mengendalikan para bawahan dalam
penggunaan fasilitas dan pelaksanaan kegiatan peracikan, penyimpanan,
penyiapan, penyaluran dan informasi obat-obatan serta
pengadministrasiannya, agar terjalin kerja sama untuk meningkatkan mutu
pelayanan Instalasi Farmasi
e Mengawasi/memantau dan menilai mekanisme kerja tugas di lingkungan
Instalasi Farmasi melalui laporan atau memeriksa langsung hasil kerja
bawahan untuk mengetahui adanya permasalahan dan memberi petunjuk
cara penyelesaiannya untuk efektifitas dan efisiensi kerja
f Memotivasi tenaga di lingkungan Instalasi Farmasi dengan
memberi/membuat usulan penghargaan baik secara formal maupun non
formal untuk meningkatkan semangat kerja tenaga di lingkungan Instalasi
Farmasi
g Mengadakan rapat dengan bawahan, membimbing dan menilai
pengendalian mutu pelayanan Instalasi Farmasi yang berkaitan dengan
fasilitas agar kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana
h Melakukan koordinasi dengan satuan kerja terkait dalam rangka
pelaksanaan kegiatan peracikan, penyimpanan, penyediaan, penyaluran
dan informasi obat-obatan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan secara
efektif dan efisien sesuai peraturan yang berlaku
i Membuat laporan berkala dan laporan khusus Farmasi dengan
menganalisis data pelaksanaan, informasi, dokumen dan laporan yang
dibuat oleh bawahan untuk disampaikan kepada Direktur Utama RSUP
Persahabatan
j Mengkombinasikan pelayanan Rumah Sakit dengan kepentingan Bisnis
Unit Rumah Sakit sehingga memberikan nilai ekonomi tersendiri bagi
Rumah Sakit.

2 Tugas Teknis
58

a Membuat usulan kebutuhan perbekalan farmasi, alat tulis kantor dan


kebutuhan lainnya secara berkala dengan memperhatikan persediaan/stock,
pemakaian obat per hari serta mengoreksi daftar kebutuhan yang disusun
bawahan untuk diajukan ke Direktur Medik dan Keperawatan guna
membuat rencana Anggaran
b Membuat usulan kebutuhan tenaga berdasarkan beban dan bobot kerja
dilingkungan Instalasi Farmasi untuk diajukan ke Direktur Umum, SDM
dan Pendidikan guna membuat rencana pengadaan tenaga dan pendidikan
serta pelatihan
c Memantau dan menilai penatalaksanaan permintaan layanan Instalasi
Farmasi mencakup kegiatan penerimaan, penyimpanan, pendistribusian
dan informasi perbekalan farmasi untuk meningkatkan pelayanan Instalasi
Farmasi
d Mengevaluasi dan membuat rekomendasi hasil pelaksanaan tugas serta
menilai prestasi bawahan ke dalam DP3 untuk pengembangan karir
bawahan
e Mengawasi ketertiban, keamanan dan kebersihan Instalasi Farmasi untuk
kelancaran dan kenyamanan pelaksanaan tugas
f Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan dalam rangka
memperlancar pelaksanaan kegiatan di Instalasi Farmasi.

3.2.5.2 Koordinator Pelayanan Farmasi Rawat Inap


Koordinator Pelayanan Farmasi Rawat Inap membawahi Penanggung Jawab
Depo Farmasi yang meliputi:
1 Depo Farmasi Rawat Inap Sentral:
a Tanggung jawab meliputi, ruang Soka, Anggrek (GSB, bedah kelas dan
beda thorax, kebidanan, NICU), Mawar, Melati, Dahlia, Cempaka,
Bougenville, kardiologi, ICU, ICCU, RICU
b Melaksanakan pengaturan barang/obat dengan rapi sesuai dengan
tempatnya berdasarkan peraturan yang berlaku dan sistem FIFO/FEFO
c Membuat permintaan perbekalan farmasi ke Bagian Distribusi
d Melaksanakan dan mengkoordinasi semua petugas Depo, untuk melayani
resep dari dokter secara Unit Dose Dispensing (UDD) untuk pasien rawat
inap Soka, Melati, Dahlia, Cempaka, Anggrek dan Bougenville
59

e Bertanggung jawab terhadap pemberian obat kepada pasien berdasarkan


tujuh T (tepat pasien, tepat obat, tepat indikasi, tepat dosis, tepat cara
pemberian, tepat informasi dan tepat dokumentasi)
f Bertanggung jawab atas kelengkapan troli emergensi/kit di area tanggung
jawabnya
g Melaksanakan stock opname sebulan sekali dan membuat laporannya
h Memantau obat yang rusak dan kadaluarsa serta menginformasikannya ke
bagian distribusi
i Melakukan pengawasan terhadap kebersihan, kenyamanan, kerapihan
Depo Farmasi Rawat Inap
j Melaporkan KTD/KNC termasuk jadian near miss
k Membuat laporan penggunaan obat secara umum dan penggunaan obat per
bulan
l Membuat laporan mutasi barang
m Melaksanakan perhitungan waktu tunggu dan survey kepuasan pelanggan
n Permintaan, penerimaan dan pelaporan obat program secara triwulan.

2. Depo Farmasi Griya Puspsa (Rawat Jalan, Rawat Inap dan Cath Lab)
a Melaksanakan dan mengkoordinasikan semua pelayanan resep dokter di
Instalasi Griya Puspa dengan menerima resep, menghargai, meracik dan
menyiapkan, menyerahkan obat kepada pasien
b Melaksanakan pengaturan barang/obat dengan rapi sesuai dengan
tempatnya berdasarkan peraturan yang berlaku dan system FIFO/FEFO
c Membuat permintaan obat ke bagian distribusi
d Bertanggung jawab terhadap persediaan obat di Griya Puspa
e Membuat perincian penggunaan obat per-pasien berdasarkan cara bayar
f Melaksanakan stock opname sebulan sekali dan membuat laporannya
g Memantau obat-obat yang rusak dan kadaluarsa di Depo Griya Puspa
h Melakukan pengawasan keamanan dan pemeliharaan peralatan dalam
ruangan agar selalu dalam keadaan baik dan bersih
i Mengkoordinasi petugas depo farmasi, untuk melayani resep rawat inap
dari dokter secara Unit Dose Dispensing (UDD) dan menyerahkan kepada
pasien
j Membuat laporan penggunaan obat secara umum dan penggunaan
berdasarkan cara bayar pasien
k Membuat laporan mutasi barang/stock opname
l Melaksanakan perhitungan waktu tunggu pelayanan dan survei kepuasan
pelanggan dengan cara sampling
3. Obat Program TB MDR dan TB DOTS Dewasa
60

a Tanggung jawab meliputi, ruang Soka, Anggrek (GSB, bedah kelas dan
bedah thorax, kebidanan, NICU), Mawar, Melati, Dahlia, Cempaka,
Bougenville, kardiologi, ICU, ICCU, RICU
b Melaksanakan pengaturan barang/obat dengan rapi sesuai dengan
tempatnya berdasarkan peraturan yang berlaku dan sistem FIFO/FEFO
c Membuat permintaan perbekalan farmasi ke Bagian distribusi
d Melaksanakan dan mengkoordinasi semua petugas Depo, untuk melayani
resep dari dokter secara Unit Dose Dispensing (UDD), TB MDR dan TB
DOTS untuk pasien rawat inap Soka, Melati, Dahlia, Cempaka dan
Bougenville
e Bertanggung jawab terhadap pemberian obat kepada pasien berdasarkan
tujuh T (tepat pasien, tepat obat, tepat indikasi, tepat dosis, tepat cara
pemberian, tepat informasi dan tepat dokumentasi)
f Bertanggung jawab atas kelengkapan troli emergensi/kit di area tanggung
jawabnya
g Melaksanakan stock opname sebulan sekali dan membuat laporannya
h Memantau obat yang rusak dan kadaluarsa serta menginformasikannya ke
bagian logistik farmasi
i Melakukan pengawasan terhadap kebersihan, kenyamanan, kerapihan
Depo Farmasi Rawat Inap
j Membuat laporan penggunaan obat secara umum dan penggunaan obat per
bulan
k Membuat laporan mutasi barang
l Melaksanakan perhitungan waktu tunggu dan survey kepuasan pelanggan
m Permintaan, penerimaan dan pelaporan obat program secara triwulan.

Depo farmasi rawat inap yang ada di RSUP Persahabatan yaitu:


1 Depo Farmasi Rawat Inap Sentral, melayani:
a Ruang Rawat Inap Soka:
Soka Atas: Ruangan untuk pasien paru-paru kelas III
Soka Bawah: Ruangan untuk pasien paru kelas II (MDR) dan flu burung
b Ruang Rawat Inap Melati:
Melati Atas: Ruangan untuk pasien penyakit dalam kelas II
Melati Bawah: Ruangan untuk pasien penyakit dalam kelas I
c Ruang Rawat Inap Dahlia:
Dahlia Atas: Ruangan untuk pasien penyakit dalam kelas III
Dahlia Bawah: Ruangan untuk pasien penyakit dalam kelas III
d Ruang Rawat Inap Mawar:
Mawar Atas: Ruangan untuk pasien penyakit umum kelas I
Mawar Bawah: Ruangan untuk pasien penyakit dalam kelas I
e Ruang Rawat Inap Cempaka:
Cempaka Atas: Ruangan untuk pasien penyakit dalam dan bedah kelas III
61

Cempaka Bawah: Ruangan untuk pasien penyakit HIV dan penyakit


dalam kelas III
f Ruang Rawat Inap Bougenville:
Depo farmasi ruang rawat inap bougenville adalah ruang rawat inap
untuk anak-anak kelas II dan III
g Depo Farmasi Griya Puspa
Petugas sistem shift 24 jam memberikan pelayanan untuk ruangan Griya
Puspa lantai 4, 5 dan 6 adalah kelas VIP dan VVIP
h Depo Farmasi Rawat Inap Anggrek (Bedah Kelas, Kebidanan kelas
I,II,III, Bedah Thorax, Anggrek Bawah)

3.2.5.3 Koordinator Pelayanan Farmasi Rawat Jalan


Koordinator Pelayanan Farmasi Rawat Jalan membawahi Penanggung
Jawab Depo Farmasi Rawat Jalan, IGD, obat program TB DOTS Anak dan HIV
yang meliputi:
1. Depo Farmasi Rawat Jalan
a. Melaksanakan dan mengkoordinasi semua pelayanan resep Dokter di Depo
Farmasi Rawat Jalan Tunai dengan menerima resep, menghargai, meracik
dan menyiapkan, menyerahkan obat serta informasinya kepada pasien
tunai, berdasar 7 benar dan VHDS (verifikasi, hargai, dispensing,
serahkan)
b. Melaksanakan pengaturan barang/obat dengan rapi sesuai dengan
tempatnya berdasarkan peraturan yang berlaku dan sistem FIFO/FEFO
c. Membuat permintaan obat ke Bagian Distribusi
d. Bertanggung Jawab terhadap persediaan obat di Depo Farmasi Rawat
Jalan
e. Memantau obat-obat yang rusak dan kadaluarsa di Depo Rawat Jalan
f. Mengatur tenaga yang dinas di depo rawat jalan
g. Membuat laporan mutasi barang / stock opname
h. Membuat laporan penggunaan obat secara umum dan penggunaan
berdasarkan cara bayar pasien
i. Melakukan pengawasan keamanan dan pemeliharaan peralatan dalam
ruangan agar selalu dalam keadaan baik dan bersih
j. Melaksanakan perhitungan waktu tunggu pelayanan dan survei kepuasan
pelanggan dengan cara sampling
k. Melaporkan KTD/KNC termasuk jadian near miss.

2. Depo Farmasi Gawat Darurat


62

Wilayah kerja IGD terdiri dari: IGD Lt. I Umum da IW (Intermediate Ward),
IGD Lt. II OK, Lt. III IGD Kebidanan, HCU.
a Melaksanakan dan mengkoordinasikan semua pelayanan resep dan
kebutuhan paket-paket tindakan, kebutuhan perawatan dasar di IGD
dengan menerima resep, menghargai, meracik, dan menyiapkan,
menyerahkan obat kepada pasien dan perawat
b Melaksanakan pengaturan barang/obat dengan rapi sesuai dengan
tempatnya berdasarkan peraturan yang berlaku dan sistem FIFO/FEFO
c Membuat pemintaan obat ke Bagian Distribusi
d Bertanggung jawab terhadap persediaan obat di Depo Farmasi IGD
e Membuat rincian penggunaan obat per pasien berdasarkan cara bayar
f Melaksanakan stock opname sebulan sekali
g Membuat laporan mutasi barang /stock opname
h Membuat laporan laporan penggunaan obat per wilayah kerja
i Melaksanakan perhitungan waktu tunggu dan survey kepuasaan
pelanggan
j Melaporkan KTD/KNC termasuk jadian near miss.

3. Depo Farmasi Obat program TB DOTS Anak dan HIV


a. Melaksanakan dan mengkoordinasi semua pelayanan resep Dokter di
Depo Farmasi Obat program TB DOTS Anak dan HIV dengan menerima
resep, menghargai, meracik dan menyiapkan, menyerahkan obat serta
informasinya kepada pasien tunai, berdasar tujuh benar dan VHDS
(verifikasi, hargai, dispensing, serahkan)
b. Melaksanakan pengaturan barang/obat dengan rapi sesuai dengan
tempatnya berdasarkan peraturan yang berlaku dan sistem FIFO/FEFO
c. Membuat permintaan obat ke Bagian Distribusi
d. Bertanggung Jawab terhadap persediaan obat di Depo Farmasi Obat
program TB DOTS Anak dan HIV
e. Memantau obat-obat yang rusak dan kadaluarsa di Depo Obat program
TB DOTS Anak dan HIV
f. Mengatur tenaga yang dinas di depo Farmasi Obat program TB DOTS
Anak dan HIV
g. Membuat laporan mutasi barang/stock opname
h. Membuat laporan penggunaan obat secara umum dan penggunaan
berdasarkan cara bayar pasien
i. Melakukan pengawasan keamanan dan pemeliharaan peralatan dalam
ruangan agar selalu dalam keadaan baik dan bersih
j. Melaksanakan perhitungan waktu tunggu pelayanan dan survei kepuasan
pelanggan dengan cara sampling
63

k. Permintaan, penerimaan dan pelaporan obat program secara triwulan


l. Melaporkan KTD/KNC termasuk jadian near miss.

4. Depo Farmasi IBS (Instalasi Bedah Sentral)


a. Melaksanakan dan mengkoordinasi semua pelayanan resep Dokter di
Depo Farmasi IBS dengan: Menerima resep, menghargai, meracik dan
menyiapkan, menyerahkan obat serta informasinya kepada pasien tunai,
berdasar 7 benar dan VHDS (verifikasi, hargai, dispensing, serahkan)
b. Melaksanakan pengaturan barang/obat dengan rapi sesuai dengan
tempatnya berdasarkan peraturan yang berlaku dan system FIFO/FEFO
c. Membuat permintaan obat ke Bagian Distribusi
d. Bertanggung Jawab terhadap persediaan obat di Depo Farmasi IBS
e. Memantau obat-obat yang rusak dan kadaluarsa di Depo Farmasi IBS
f. Mengatur tenaga yang dinas di depo IBS
g. Membuat laporan mutasi barang/stock opname
h. Membuat laporan penggunaan obat secara umum dan penggunaan
berdasarkan cara bayar pasien
i. Melakukan pengawasan keamanan dan pemeliharaan peralatan dalam
ruangan agar selalu dalam keadaan baik dan bersih
j. Melaksanakan perhitungan waktu tunggu pelayanan dan survei kepuasan
pelanggan dengan cara sampling
k. Melaporkan KTD/KNC termasuk jadian near miss.

Depo Farmasi Rawat Jalan yang ada di RSUP Persahabatan adalah:


1. Depo Farmasi Rawat Jalan Tunai dan Jaminan
Memberikan pelayanan di Rawat Jalan tunai dan jaminan dengan
menggunakan sistem Resep Individual.
2. Depo Farmasi IGD (Pelayanan Umum dan HCU dan kebidanan) Memberikan
pelayanan farmasi di IGD. Lantai 1 melayani pasien kegawatan, umum; lantai
2 melayani OK; dan lantai 3 kebidanan.
3. Depo Farmasi IBS
Melayani perbekalan Farmasi Dari ruangan IBS, dan rawat inap.

Koordinator Pelayanan Instalasi Farmasi RSUP Persahabatan adalah


seorang Apoteker yang bertugas:
1. Membantu Kepala Instalasi Farmasi dalam mengkoordinasikan,
mengendalikan seluruh kegiatan pelayanan, mengendalikan mutu pelayanan
dan kepuasan pelanggan, pengelolaan sumber daya secara berkualitas, efektif
dan efisien
64

2. Melaksanakan koordinasi dan pengawasan tertib administrasi obat di setiap


Depo Pelayanan Farmasi meliputi pencatatan obat yang masuk dan keluar
pada kartu stock dan billing Instalasi RSUP Persahabatan
3. Melaksanakan koordinasi dan pengawasan permintaan obat ke Bagian
Distribusi Instalasi Farmasi RSUP Persahabatan
4. Melaksanakan koordinasi dan pendistribusian obat program ke sarana
pelayanan kesehatan lain dan pasien sesuai aturan program (obat ARV, TB-
DOTS, TB MDR)
5. Melaksanakan koordinasi dan pengawasan pelayanan di seluruh Depo
Pelayanan Farmasi yaitu pelayanan resep kepada pasien meliputi penerimaan
resep, penghargaan, peracikan, penyediaan dan penyerahan obat kepada
pasien
6. Melaksanakan pengawasan pencatatan dan pelaporan pemakaian obat di
setiap Depo
7. Melaksanakan pelayanan informasi obat di Instalasi Farmasi, baik kepada
pasien, perawat maupun dokter
8. Melaksanakan pemantauan obat-obat yang rusak/kadaluarsa di area pelayanan
9. Menentukan arahan / konsep pelayanan farmasi klinik
10. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pelayanan farmasi klinik yang
dilakukan oleh apoteker di pelayanan
11. Berwenang memberikan penilaian DP3 atas pegawai dibawah lingkup Wakil
Kepala Pelayanan Farmasi.

Koordinator Umum Farmasi RSUP Persahabatan adalah seorang Apoteker


yang bertugas:
1. Membantu Kepala Instalasi dalam menyusan perencanaan anggaran
Perbekalan Farmasi, pengadaan Perbekalan Farmasi dan pendistribusian ke
seluruh Depo Pelayanan Farmasi dan ruang rawat di RSUP Persahabatan
2. Melaksanakan tertib administrasi umum Instalasi Farmasi meliputi surat
menyurat serta pengarsipan surat menurut tata persuratan
3. Membantu Kepala Instalasi dalam pengelolaan administrasi umum,
pengembangan SDM, pengelolaan barang inventaris
4. Mengkoordinir kegiatan pendidikan, pelatihan dan penelitian kefarmasian
5. Melaksanakan tertib administrasi kepegawaian meliputi absensi, cuti,
pembuatan daftar dinas, serta hal-hal yang berkaitan dengan kepegawaian
Instalasi Farmasi
65

6. Melaksanakan pemantauan kegiatan unit produksi termasuk kegiatan


dispensing sediaan steril dan non steril serta ikut bertanggung jawab atas
mutu sediaan steril dan non steril yang dihasilkan
7. Bertanggung jawab atas semua kebutuhan rumah tangga farmasi, sarana dan
prasarana untuk operasional pelayanan kefarmasian
8. Berwenang memberikan penilaian DP3 atas pegawai dibawah lingkup
Koordinator Umum Instalasi Farmasi.

Koordinator Umum Farmasi membawahi penganggung jawab yang


meliputi:
4. Produksi
a Bertanggung jawab terhadap perencanaan kebutuhan bahan baku dan
jenis perbekalan farmasi yang akan di produksi per minggu
b Bertanggung jawab terhadap kelancaran proses produksi di Instalasi
Farmasi termasuk mengajukan permintaan bahan baku dan bahan kemas
ulang ke Bagian Distribusi
c Mengirimkan sediaan hasil produksi non steril dan kemas ulang ke
Instalasi Farmasi (Logistik Farmasi)
d Membuat laporan per bulan dan per tahun yang meliputi : hasil produksi
dan bahan baku yang digunakan
e Melakukan kontrol kualitas terhadap hasil produksi
f Membuat laporan kontrol kualitas semua produk dan efektivitas hasil
produksi
g Melakukan screening resep obat sitostatika sebelum dilakukan
rekonstitusi
h Menghitung dosis, menentukan jenis pelarut dan jumlahnya
i Mengkoordinasikan pelaksana produksi untuk bekerja sesuai dengan
prosedur yang berlaku demi terjaminnya kualitas hasil produksi dan
keselamatan bagi pelaksana yang bersangkutan
j Menjamin penyimpanan hasil produksi dan bahan baku sesuai dengan
persyaratan penyimpanan
k Melaporkan KTD/KNC termasuk kejadian near miss.

5. Umum dan Administrasi


a. Bertanggung Jawab atas urusan
rumah tangga Instalasi Farmasi (ATK, sarana dan prasarana yang ada di
Instalasi Farmasi)
66

b. Bertanggung jawab terhadap data


base pegawai Instalasi Farmasi
c. Membuat dengan benar semua
informasi atau pelaporan baik yang dikirim keluar rumah sakit maupun
dalam rumah sakit
d. Menyusun dan memperbaharui
daftar harga secara periodik untuk menentukan harga yang digunakan
untuk pelayanan dan pelaporan
e. Bertanggung jawab terhadap
pengkoordinasian dan pengarahan bagi mahasiswa yang kerja lapangan di
RSUP Persahabatan
f. Menyeleksi dan mengajukan ke
bagian diklat RSUP Persahabatan, pegawai yang akan diikut sertakan
dalam suatu pelatihan/seminar
g. Mengkoordinir penelitian di
lingkungan Instalasi Farmasi RSUP Persahabatan
h. Mengkoordinir penelitian intern
untuk Tenaga Teknis Kefarmasian di lingkungan RSUP Persahabatan
i. Bertanggung jawab mengkoordinir administrasi klaim pasien jaminan
j. Bertanggung jawab atas
kelengkapan berkas serta input tagihan untuk klaim obat pasien jaminan
(JKN/BPJS dan Perusahaan)
k. Bertanggung jawab mengirim
tagihan jasa pelayanan baik tunai maupun kredit
l. Bertanggung jawab atas
pengadministrasian piutang gakin, jamkesmas/jamkesda dan penjamin
biaya lainnya
m. Membuat laporan omset
(pendapatan) farmasi baik tunai maupun kredit
n. Memonitor dan mengevaluasi input
tagihan obat pasien jaminan serta kelengkapan berkas tagihannya
o. Bertanggung jawab membuat
tagihan ke pelanggan kredit Instalasi Farmasi dan melaporkan ke Instalasi
Pelayanan Sosial dan Jaminan Perusahaan untuk piutang Instalasi
Farmasi
67

p. Mencatat piutang pelanggan kredit


Instalasi Farmasi berdasar billing dan mengelompokkan sesuai dengan
macam/jenis pelanggan
q. Membuat rekapitulasi piutang
Instalasi Farmasi setiap bulan.
6. Distribusi Perbekalan Farmasi
a. Bertanggung jawab terhadap
ketersediaan Perbekalan Farmasi di Instalasi Farmasi melalui permintaan
ke Instalasi Logistik per minggu
b. Bertanggung jawab terhadap kualitas
perbekalan farmasi selama penyimpanan sebelum di distribusikan
c. Bertanggung jawab terhadap
pendistribusian Perbekalan Farmasi ke seluruh Depo Farmasi di Instalasi
Farmasi dan ruangan yang menggunakan Perbekalan Farmasi
d. Bertanggung jawab terhadap
sirkulasi Perbekalan Farmasi yang fast moving dan slow moving agar
terdistribusi sesuai kebutuhan pelayanan
e. Bertanggung jawab terhadap
pengelolaan perbekalan farmasi yang mendekati waktu kadaluarsa/telah
kadaluarsa
f. Melakukan stock opname rutin
setiap bulan untuk pertanggung jawaban perbekalan farmasi dan
membuat laporannya
g. Bertanggung jawab atas pembuatan
laporan semua obat selambat-lambatnya tanggal 5 setiap bulannya kepada
koordinator umum dan pelayanan per sumber pengadaan
(pembeliaan/hibah/ droping)
h. Mengusulkan kepada Koordinator
Umum dan Pelayanan untuk melakukan pembelian cito ketika terjadi
kekosongan barang.

7. Perencanaan
a. Melakukan analisa dan menelaah
kebutuhan tiap-tiap SMF
b. Membuat perencanaan kebutuhan
Instalasi Farmasi berdasarkan Formularium Nasional, Formularium
68

Rumah Sakit dan kebutuhan tiap SMF, baik perencanaan rutin (per 6
bulan) maupun IKS/konsinyasi
c. Mengumpulkan informasi harga
sebagai dasar pembuatan perencanaan berkoordinasi dengan Penanggung
jawab Tata Usaha dan Diklat
d. Membuat Rencana Bisnis Anggaran
(RBA) Instalasi Farmasi setiap tahun
e. Membuat perencanaan cito bila ada
permintaan cito (barang yang tidak rutin)
f. Mengumpulkan dan melaporkan
data realisaisi pengiriman perbekalan farmasi hasil pengadaan PP dan
realisasi pengiriman perbekalan farmasi IKS/konsinyasi
g. Melakukan evaluasi harga untuk
perencanaan.

3.2.6 Fasilitas dan Peralatan Instalasi Farmasi RSUP Persahabatan


Fasilitas yang dimiliki oleh Instalasi Farmasi adalah beberapa bangunan
yang terdiri atas ruangan antara lain:
1. Ruang Kepala Instalasi Farmasi
2. Ruang Koordinator Pelayanan dan Koordinator Umum dan Pengelolaan
Perbekalan Farmasi yang berada satu ruangan dengan ruang rapat dan ruang
staf
3. Ruang Perbekalan Farmasi
4. Ruang Apotek pegawai
5. Ruang distribusi
6. Ruang distribusi Obat, Cairan dan alat balut
7. Ruang Tata Usaha
8. Ruang produksi
Ruang produksi berada pada bagian belakang bangunan Instalasi Farmasi.
Bagian produksi terdiri atas beberapa ruangan, yaitu ruangan penanggung
jawab produksi dan perbekalan; ruang produksi sediaan padat dan sediaan
cair; ruang pencucian wadah yang menjadi satu dengan ruangan produksi
OBH; ruangan penyimpanan alkohol dan gudang penyimpanan sediaan hasil
produksi dan ruang steril penanganan dipensing sediaan khusus.Peralatan
yang digunakan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Pada ruang
produksi peralatan yang tersedia masih sangat terbatas hanya di peruntukan
untuk keperluan produksi di rumah sakit.
9. ruang logistik farmasi dan ruang dapur.
69

3.2.7 Pengelolaan Perbekalan Farmasi


1. Seleksi atau pemilihan
Pemilihan perbekalan farmasi di RSUP Persahabatan dilakukan oleh
Komite Farmasi dan Terapi (KFT) dengan peran aktif apoteker, KFT meyusun
Formalarium Rumah Sakit yang direvisi setiap 1 tahun sekali dan disesuaikan
dengan kebutuhan rumah sakit dan anggaran yang tersedia. Proses ini dimulai
dengan mengirim format usulan obat ke semua staf medik fungsional yang ada
di RSUP Persahabatan dan disusun dalam Formularium RS. Selanjutnya,
formularium ini digunakan sebagai dasar pemakaian obat, peresepan dokter
yang ada di RSUP Persahabatan. Pemilihan perbekalan farmasi meliputi jenis
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai.
Selain Formularium Rumah Sakit yang menjadi dasar pemilihan,
Formularium Nasional juga menjadi dasar pemilihan perbekalan farmasi di
RSUP Persahabatan karena pasien di RSUP Persahabatan kebanyakan
merupakan pasien JKN, sehingga Formularium Nasional menjadi dasar
pemilihan perbekalan farmasi di RSUP Persahabatan.
2 Perencanaan
Instalasi Farmasi membuat perencanaan secara periodik (setiap 6 bulan
sekali) berdasarkan Formularium Nasional dan Formularium RSUP
Persahabatan, persediaan di gudang logistik, pemakaian sebelumnya, pola
penyakit (data epidemiologi), usulan Tim Farmasi dan Terapi. Rencana
anggaran belanja perbekalan farmasi diajukan kepada Direktur Medik dan
Keperawatan dengan tembusan Kepala Instalasi Logistik. Setelah disetujui
oleh Direktur Medik dan Keperawatan, perencanaan kebutuhan diteruskan
Kepala Direktur Keuangan lalu mengkordinasikan kepada Kepala Bagian
Perencanaan Anggaran untuk persetujuan dana. Setelah Kepala Bagian
Perencanaan Anggaran selesai menyesuaikan dengan anggaran yang ada, lalu
dikembalikan ke Direktur Keuangan untuk disetujui. Kemudian diturunkan ke
Pejabat Pembuat Komitemen (PPK) yang selanjutnya menyampaikan kepada
Unit Layanan Pengadaan (ULP) untuk proses perbekalan farmasi.

3 Pengadaan
Pengadaan Perbekalan Farmasi dilakukan oleh Unit Layanan
Pengadaan (ULP) setelah menerima daftar perencanaan perbekalan farmasi
70

yang telah disetujui oleh Direktur Keuangan dan Direktur Medik


Keperawatan. Sistem pengadaan yang dilakukan di RSUP Persahabatan
adalah sistem tender, pembelian langsung, transaksi E-catalogue, sumbangan
atau hibah dan produksi. Pengadaan secara tender dilakukan setiap 6 bulan
sekali dengan menetapkan dan menunjuk rekanan sesuai prosedur yang
berlaku. Rekanan yang telah ditunjuk harus menyerahkan barang sesuai
dengan surat pesanan (SP) ke Instalasi Logistik.
Pengadaan perbekalan farmasi juga dapat diperoleh melalui penerimaan
barang hibah dan program bantuan berupa vaksin, obat HIV/AIDS, TB DOTS
dan TB MDR dilakukan melalui IFRS. Instalasi Farmasi membuat
perencanaan pengadaan vaksin, obat HIV/AIDS, TB DOTS dan TB MDR.
Perencanaan pengadaan vaksin diajukan kepada Suku Dinas Kesehatan
Kodya Jakarta Timur. Perencanaan pengadaan HIV/AIDS disetujui oleh
Kelompok Kerja (POKJA), diajukan ke Sub Direktorat HIV/AIDS, P2PL
(Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan), Kementerian
Kesehatan RI. Perencanaan pengadaan obat TB DOTS disetujui oleh Ketua
Tim TB DOTS, kemudian diajukan ke Suku Dinas Kodya Jakarta
Timur,sedangkan untuk obat TB MDR disetujui oleh tim TB DOTS, lalu
diajukan ke Dinas kesehatan Propinsi DKI Jakarta dengan tembusan Sub
Direktorat TB, P2PL, Kementerian Kesehatan RI. Permintaan vaksin, obat
HIV/AIDS, TB DOTS dan TB MDR bersamaan dengan pelaporan pemakaian
periode sebelumnya.
Pengadaan yang berasal dari kegiatan produksi di RSUP Persahabatan
merupakan kegiatan membuat, mengemas kembali sediaan farmasi
berdasarkan formula standar Instalasi Farmasi RSUP Persahabatan dan
rekonstitusi sitostatik.contoh sediaan yang dibuat yaitu produksi Handrub dan
salep Kemicetine, pengenceran yaitu Alkohol, H2O2, spirtus dan formalin,
dan yang dikemas ulang, yaitu cydezim, dan gigazym.
Pengadaan Perbekalan Farmasi di setiap Depo Farmasi dilakukan oleh
Penanggung Jawab di setiap Depo Farmasi (Apoteker) dengan mengisi
formulir permintaan barang ke bagian Perbekalan dan Distribusi Instalasi
Farmasi setiap satu minggu sekali.
3 Penerimaan
71

Penerimaan Perbekalan Farmasi di Instalasi Logistik dilakukan oleh


panitia penerimaan barang dan jasa yang dibentuk berdasarkan surat
keputusan Direktur Utama yang anggota panitia tersebut ada yang berasal dari
Instalasi Farmasi. Panitia penerimaan Perbekalan Farmasi memeriksa
perbekalan yang masuk berdasarkan SPMK (Surat Perintah Melaksanakan
Kerja), jumlah, spesifikasi dan tanggal kadaluarsa, untuk bahan-bahan
berbahaya harus dilampirkan MSDS (Material Safety Data Sheet) atau
sertifikat analisis. Apabila barang yang dipesan tidak sesuai dengan pesanan
maka langsung dikembalikan dan pada faktur diberi tanda retur.
Permintaan perbekalan Farmasi di Instalasi Farmasi dilakukan
seminggu sekali oleh bagian Perbekalan dan Distribusi melalui surat
permintaan barang ke Instalasi Logistik. Perbekalan Farmasi berupa Alat
Kesehatan Habis Pakai, obat-obatan (obat suntik, cairan infus, tablet dan obat
tetes), bahan baku obat, cairan antiseptic atau desinfektan, alat-alat balut.
Serah terima dilakukan di Instalasi Logistik dengan menandatangani surat
permintaan barang yang ditandatangani oleh Koordinator Umum Instalasi
Farmasi dan Koordinator Pelayanan.
4 Penyimpanan
Perbekalan Farmasi yang diterima oleh panitia penerima barang
diserahkan kepada petugas Instalasi Logistik kemudian disimpan di Instalasi
Logistik sesuai dengan jenis Perbekalan Farmasi (Alkes atau obat), Sifat fisika
kimia Obat (suhu dan kestabilannya), sistem FEFO/FIFO, disusun secara
alfabetis dalam lemari penyimpanan. Penyimpanan obat LASA dipisahkan
atau diberi tanda khusus untuk menghindari kesalahan. Obat High alert
disimpan di rak yang terpisah dan diberi garis merah.
Penyimpanan di Instalasi Farmasi dilakukan yaitu untuk obat suntik,
cairan infus, obat tetes dan alat balut diletakkan di ruangan distribusi F1
sedangkan obat-obatan disimpan di distribusi F2 yang letaknya di Gedung
rawat jalan. Alat kesehatan habis pakai seperti jarum, benang, dan lain-lain
disimpan di ruang Perbekalan Farmasi. Obatobatan TB anak, HIV/AIDS,
tablet/kapsul (untuk pegawai) di simpan di Apotek pegawai, sedangkan bahan
baku obat disimpan di ruang produksi.
5 Pendistribusian
72

Perbekalan Farmasi dari Instalasi Logistik, lalu didistribusikan ke


Instalasi Farmasi berdasarkan formulir permintaan barang setiap satu minggu
sekali. Permintaan ditujukan kepada Instalasi Logistik dengan mengisi
formulir permintaan barang yang ditanda tangani oleh Kepala Instalasi
Farmasi, Kepala Logistik dan Koordinator Umum dan Pengelolaan Perbekalan
Farmasi. Perbekalan farmasi di Instalasi Farmasi didistribusikan oleh Bagian
Perbekalan dan Distribusi ke seluruh Depo Farmasi dan ruang rawat inap serta
rawat jalan yang dilakukan oleh penanggung jawab ruangan dengan mengisi
formulir permintaan barang setiap satu minggu sekali.

Sistem Distribusi Obat di RSUP Persahabatan yaitu:


1. Sistem
Distribusi Obat untuk Ruang Rawat Inap
Sistem distribusi obat untuk ruang rawat inap menggunakan sistem
distribusi obat kombinasi dengan persediaan obat di ruangan (floor stock)
dan Unit DosesDispensing (kelas I, II dan III). Sistem distribusi floor
stock adalah pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan
Medis Habis Pakai untuk persediaan di ruang rawat. Sistem distribusi floor
stock digunakan untuk obat-obat emergency dan perbekalan farmasi dasar
(misalnya alat-alat kesehatan sekali pakai, cairan antiseptik, pembalut, dll).
Sediaan Farmasi tersebut disiapkan oleh petugas Depo Farmasi dengan
jenis dan jumlah sesuai kebutuhan kemudian diserahkan ke Penanggung
Jawab ruang rawat inap. Setiap hari dilakukan serah terima kembali
pengelolaan obat floor stock kepada petugas farmasi dari penanggung
jawab ruangan.
Unit Doses Dispensing (UDD) yaitu pendistribusian Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai berdasarkan resep
perorangan yang disiapkan dalam unit dosis tunggal atau ganda, untuk
penggunaan satu kali dosis/pasien. Alur sistem distribusi Unit Doses
Dispensing dimulai dengan penulisan resep oleh Dokter untuk penderita,
kemudian resep tersebut dibawa oleh Perawat kepada Apoteker, yang
selanjutnya di entry dan disiapkan di Depo Farmasi di bawah pengendalian
Apoteker. Obat disiapkan dalam unit dosis untuk penggunaan satu kali
dosis untuk kebutuhan penggunaan 24 jam yaitu dengan memberikan
73

etiket, etiket hijau untuk pagi hari, kuning untuk siang hari, pink untuk
sore hari, putih untuk malam hari, selanjutnya obat-obatan tersebut di catat
dalam Kartu Catatan Obat (KCO) dan disusun dalam rak obat pasien. Jika
masih dalam jam kerja obat diserahkan langsung oleh petugas Depo
Farmasi kepada pasien. Namun jika diluar jam kerja diserahkan ke
Perawat disertai tanda terima, selanjutnya Perawat yang memberikan obat
tersebut kepada pasien.
2. Sistem Unit Dosis Dispensing (Griya Puspa)
Pendistribusian Perbekalan Farmasi pada ruang rawat inap Griya
Puspa adalah Unit Doses Dispensing (UDD) yaitu pendistribusian
Perbekalan Farmasi berdasarkan resep perorangan yang disiapkan dalam
unit dosis tunggal atau ganda, untuk penggunaan satu kali dosis/pasien.
Resep yang ditulis oleh Dokter diserahkan ke petugas Depo Farmasi.
Petugas Depo Farmasi akan menyiapkan obat sesuai dengan resep,
membagi obat tersebut secaraUnit Dose Dispensing (UDD) dan obat akan
diserahkan oleh petugas Depo Farmasi kepada pasien. Digunakan sistem
distribusi Unit Dose Dispensing (UDD) karena petugas Depo Farmasi
Griya Puspa dinas 24 jam.
3. Sistem
Distribusi untuk pasien Rawat Jalan
Sistem distribusi obat untuk rawat jalan menggunakan sistem
Resep individual yaitu pendistribusian Sediaan Farmasi berdasarkan Resep
perorangan melalui Depo Farmasi. Alur distribusi untuk sistem resep
individual rawat jalan yaitu resep yang ditulis oleh dokter diserahkan
kepada pasien. Untuk pasien umum resep dapat ditebus di Depo Farmasi
Rawat Jalan Tunai RSUP Persahabatan dengan cara Resep diserahkan ke
petugas Depo Farmasi, kemudian resep diberi harga. Selanjutnya Petugas
Depo Farmasi akan memberikan tanda bukti pembayaran kepada pasien
setelah pasien membayar resep, jika terdapat obat yang tidak tersedia di
Apotek maka dibuatkan copy resep. Jika pasien sudah melakukan
pembayaran maka dilakukan pengkajian resep, selanjutnya obat disiapkan
dan diserahkan kepada pasien disertai informasi obat.
Pasien denganjaminan (BPJS/Perusahaan) obat diambil di Depo
Farmasi Rawat Jalan Jaminan. Pasien menyerahkan Resep disertai dengan
74

Surat Jaminan Pelayanan dan Surat Keabsahan Peserta (BPJS/Perusahaan)


kemudian petugas Depo Farmasi memeriksa kelengkapan berkas tersebut,
apabila terdapat kekurangan berkas maka pasien diminta untuk melengkapi
kekurangan tersebut. Resep yang telah memenuhi persyaratan administrasi
kemudian di entry dan untuk pasien BPJS, obat-obat dalam Resep
disesuaikan dengan Formularium Nasional. Jika terdapat obat yang tidak
tidak terdaftar dalam Formularium Nasional maka dibuatkan copy resep.
Selanjutnya dilakukan pengkajian Resep, jika telah sesuai dilakukan
penyiapan dan pemberian obat kepada pasien yang disertai dengan
informasi obat.
2. Sistem distribusi Instalasi Bedah Sentral (IBS)
Pelayanan Farmasi di Instalasi Bedah Sentral (IBS) menggunakan
sistem distribusi Unit Doses Dispensing(UDD) yaitu pendistribusian
Perbekalan Farmasi berdasarkan resep perorangan yang disiapkan dalam
unit dosis tunggal atau ganda, untuk penggunaan satu kali dosis/pasien.
Perbekalan Farmasi di siapkanperpaket tindakan. Daftar operasi
diserahkan oleh perawat ke Depo Farmasi IBS satu hari sebelum operasi,
kemudian petugas Depo IBS menyiapkan perpaket tindakan dan
menyerahkan kapada Perawat IBS yang akan digunakan untuk operasi
keesokan harinya. Apabila dalam paket tindakan yang telah disiapkan
ternyata perbekalan farmasi masih kurang, perawat IBS akan melakukan
pemesanan kembali ke Depo Farmasi IBS. Sisa pemakaian obat,
kekosongan wadahnya (bekas ampul, vial, dan lain-lain) dan rinciannya
diserahkan oleh Perawat IBS kepada petugas Depo Farmasi IBS untuk
dihargai. Setiap pemakaian obat narkotika harus disertai resep Dokter,
nama Dokter, nama dan alamat penderita yang diserahkan bersama sisa
pemakaian obat dan vial bekas pakai. Obat-obat lain dan perlengkapan
farmasi yang dibutuhkan IBS yang tidak termasuk dalam perlengkapan
operasi disimpan di lemari emergency IBS yang sewaktu-waktu dapat
dipergunakan, dengan mencatat di buku pemakaian OK beserta nama
penderita dan rincian pemakaian perbekalan farmasi. Setiap hari lemari
emergency dicek oleh petugas farmasi untukmemeriksa kekosongan.
3. Sistem Distribusi Apotek Instalasi Gawat Darurat (IGD)
75

Pelayanan Farmasi di Instalasi Gawat Darurat (IGD)


diselenggarakan untuk mengantisipasi pemakaian obat atau alat kesehatan
yang dibutuhkan secara segera (cito). Untuk ruang Gawat Darurat Umum,
digunakan obat dan alat kesehatan habis pakai disiapkan oleh petugas
Depo Farmasi di kamar observasi, kamar sayat sesuai dengan daftar dan
jumlahnya setiap hari. Setiap pemakaian obat dan alat kesehatan yang
termasuk paket tindakan harus ditulis oleh Perawat jaga pada buku yang
telah disediakan petugas Depo Farmasi. Dokter harus menuliskan resep
obat dan alat kesehatan yang dipakai, lalu dari pemakaian itu akan
dibilling oleh petugas Depo Farmasi dan paket tindakan yang digunakan
akan dimintakan kembali ke gudang F1 oleh petugas Depo Farmasi IGD.
Sehingga jumlah stok diruangan tetap. Sedangkan obat atau alat kesehatan
yang tidak termasuk paket, pasien akan diberi resep untuk ditebus di outlet
IGD dan obat diserahkan ke perawat untuk penggantian obat yang telah
digunakan. Untuk ruang IGD kebidanan dan operasi, obat dan alat
kesehatan disiapkan oleh petugas Depo Farmasi IGD di lemari emergency
lengkap dengan daftar dan jumlahnya. Setiap pemakaian obat dan alat
kesehatan harus ditulis oleh perawat pada buku yang telah disiapkan.
Bekas ampul atau vial kosong yang digunakan harus dikembalikan ke
Instalasi Farmasi pada saat permintaan barang. Obat-obat dasar rumah
sakit seperti antiseptik dan alat balut disediakan melalui depo farmasi IGD.
6. Pemusnahan
Pemusnahan dilakukan terhadap perbekalan farmasi berupa obat dan
alat kesehatan habis pakai yang tidak terpakai karena kadaluarsa, rusak atau
mutu tidak memenuhi standar. Dilakukan pemisahan untuk perbekalan
farmasi yang sudah tidak terpakai agar tidak terjadi mix up (campur aduk) dan
salah penggunaan. Pemusnahan arsip yang lebih dari 3 tahun terdiri dari resep
dan berkas administrasi. Pemusnahan diajukan oleh Instalasi Farmasi ke
bagian Logistik. Bagian Logistik akan merekapitulasi semua barang yang
akan dimusnahkan dan mengirim daftar Perbekalan Farmasi yang akan
dimusnahkan ke Kementrian Kesehatan dan menunggu jawaban untuk
pemusnahan. Pemusnahan dilakukan oleh panitia penghapusan barang dan
SIMAK BMN.
76

7. Administrasi dan Pelaporan


Administrasi Instalasi Farmasi di Rumah Sakit Persahabatan terdiri
dari administrasi sumber daya manusia, administrasi perbekalan administrasi
rumah tangga dan lain-lain. Pelaporan yang ada di Instalasi farmasi yaitu
pelaporan intern dan extern. Laporan intern berupa laporan stock opname,
laporan kegiatan Instalasi Farmasi, laporan pelayanan, laporan piutang dan
hutang, laporan penerimaan dan pengeluaran uang (Rupiah). Laporan extern
berupa laporan pemakaian narkotika dan psikotropika dikirim ke Dinas
Kesehatan Propinsi DKI Jakarta, Balai Besar POM Jakarta, dan Suku Dinas
Kesehatan Kotamadya Jakarta Timur. Untuk pelaporan pemakaian vaksin
dikirim ke Suku Dinas Kesehatan Kotamadya Jakarta Timur. Pelaporan obat
HIV/AIDS diajukan kepada kelompok kerja (Pokja), kemudian Pokja akan
mengirim ke Ditjen P2PL Subdit HIV/AIDS. Pelaporan sekaligus permintaan
obat TB MDR diajukan kepada Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta
dengan tembusan Subdit TB Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (P2PL)

3.2.8 Pelayanan Farmasi Klinik


Pelayanan Farmasi Klinik merupakan pelayanan langsung yang
diberikan Apoteker kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome
terapi dan meminimalkan resiko terjadinya efek samping karena obat, untuk
tujuan keselamatan pasien (Patient Safety) sehingga kualitas hidup pasien
(quality of life) terjamin.
Pelayanan Farmasi Klinik di RSUP Persahabatan merupakan
rangkaian Pelayanan Kefarmasian yang membutuhkan interaksi dengan staf
professional lain yang secara langsung berhubungan dalam perawatan
penderita atau pelayanan yang berkaitan langsung dengan proses
penggunaan obat untuk menjamin keamanan, kemanfaatan, efektifitas dan
ketepatan penggunaan serta meningkatkan rasionalisme penggunaan obat
berdasarkan ilmu, teknologi, dan fungsi dalam sistem pelayanan
kefarmasian.
Pelayanan Farmasi Klinik yang dilakukan Instalasi Farmasi RSUP
Persahabatan, meliputi:
1. Pengkajian dan Pelayanan Resep
77

Pelayanan resep di RSUP Persahabatan dimulai dari penerimaan dimana


resep yang diterima dibedakan atas pasien jaminan dan pasien umum,
kemudian dilakukan pemeriksaan ketersediaan obat dan alat kesehatan
yang tertulis dalam resep berdasarkan Formularium Nasional dan
Formularium Rumah Sakit. Untuk pasien Jaminan, Perbekalan Farmasi
harus sesuai Formularium Nasional. Selanjutnya dilakukan pengkajian
resep yang meliputi seleksi persyaratan administrasi, persyaratan farmasi
dan persyaratan klinis. Setelah pengkajian resep dilakukan penyiapan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan peracikan obat dimana untuk pasien
rawat inap menggunakan system UDD (Unit Doses Dispensing) yaitu
Perbekalan Farmasi disiapkan dalam unit dosis tunggal atau ganda, untuk
penggunaan satu kali dosis/pasien dan untuk pasien rawat jalan
menggunakan sistem resep Individual dimana Sediaan Farmasi disiapkan
berdasarkan resep perorangan. Sebelum obat diserahkan kepada pasien
terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah obat
yang telah disiapkan sesuai dengan obat yang diresepkan. Penyerahan
obat kepada pasien disertai dengan pemberian informasi yang meliputi
indikasi, penggunaan obat, interaksi dan penyimpanan obat yang baik
dan benar.
2. Dispensing
Dispensing yang dimaksud adalah dispensing sediaan khusus yang sudah
dilakukan sejak Januari 2013 oleh IFRS Persahabatan berupa rekonstitusi
sediaan sitotoksik.
3. Monitoring dan Pelaporan Efek Samping
Obat.
Monitoring dan pelaporan efek samping obat yaitu kegiatan untuk
memantau keamanan obat yang dipergunakan di Rumah Sakit
Persahabatan yang dilakukan oleh apoteker, dokter, perawat. Instalasi
Farmasi mempunyai formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
berupa formulir RM 9 B. Formulir tersebut diinformasikan dan diberikan
ke setiap Staf Medik Fungsional (SMF) dan kepala IRIN beserta ruang-
ruang rawat yang ada di Rumah Sakit Persahabatan untuk diisi bila
terjadi efek samping obat. Formulir yang telah diisi dikembalikan ke
78

Instalasi Farmasi/KFT (Komite Farmasi Terapi) kemudian dilaporkan ke


Badan POM.
4. Pelayanan Informasi Obat
Pelaksanaan PIO oleh Instalasi Farmasi di RSUP Persahabatan telah
dilaksanakan baik secara aktif maupun pasif, secara aktif dengan
memberikan PIO melalui leaflet atau brosur yang dibuat Apoteker
Instalasi Farmasi dan melalui program PKMRS yang diadakan 2 kali
dalam satu bulan. Informasi yang disampaikan adalah informasi umum
mengenai penggunaan obat. PIO secara pasif dilakukan dengan
menunggu pertanyaan yang diajukan oleh Dokter, Perawat, pasien
maupun keluarga pasien baik melalui telepon ataupun pertanyaan yang
diajukan secara lisan ke Instalasi Farmasi.
5. Konseling
Konseling adalah suatu kegiatan untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat.
Pelayanan konseling obat di RSUP Persahabatan pada ruang rawat inap
dilakukan untuk pasien rawat inap tertentu yang akan pulang. Konseling
pasien rawat jalan dilakukan pada pasien TB DOTS dan rawat jalan
umum. Pasien yang biasanya diberikan konseling adalah pasien penyakit
kronik, pasien yang bermasalah dengan kepatuhan, pasien geriatri dan
atas permintaan Dokter.
6. Visite bersama
Pelayanan visite bersama yang dilakukan di RSUP Persahabatan
dilakukan bersama-sama dengan Dokter, Perawat dan Ahli gizi. Sudah
dilakukan visite pasien namun belum dilakukan di seluruh ruang rawat
inap (Soka, ICU, Cempaka), karena kurangnya tenaga Apoteker yang ada
di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Pesahabatan. Kegiatan
visite bersama tergabung dalam tim Pokja HIV/AIDS dan Tim PPRA
(Panitia Pengendalian Resistensi Antibiotik). Kegiatan ini dilakukan
secara insidental, karena adanya perubahan kebijakan kegiatan visite
bersama belum dilaksanakan kembali.
7. Pemantauan Terapi Obat
Pemantauan terapi obat merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan
untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi
pasien. Tujuan PTO adalah meningkatkan efektifitas terapi dan
79

meminimalkan resiko reaksi obat yang tidak dikehendaki. Kegiatan PTO


di RSUP Persahabatan dilakukan oleh Apoteker di tiap-tiap ruang rawat
inap.
8. Rekonsialiasi
Rekonsiliasi adalah merupakan proses membandingkan instruksi
pengobatan dengan obat yang telah di dapat pasien. Rekonsiliasi
dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan obat (medication error)
seperti obat tidak diberikan, duplikasi, kesalahan dosis atau interaksi
obat. Kesalahan obat atau (medication error) rentan terjadi pada
pemindahan pasien dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain, antar ruang
perawatan, serta pada pasien yang keluar dari rumah sakit pelayanan
kesehatan primer dan sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai