Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH FARMAKOGNOSI

“METODE EKSTRAKSI PERKOLASI”


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah farmakognosi dengan dosen pengampu

Ferrry effendy S.si., Apt

Nama : Siti Rosidah hanafiah

(13010079)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI

BOGOR

2015
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penggunaan tanaman sebagai obat sudah dikeanal luas baik di Negara
berkembang maupun Negara maju. Di Asia dan Afrika 70-80% populasi masih
tergantung pada obat tradisional sebagai pengobatan primer. Penggunaan obat
tradisional disebabkan kepercayaan masyarakat bahwa obat tradisional berbahan
alami, lebih aman dan tidakmenimbulkan efek samping.
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah.
Contoh dari kekayaan alam tersebut adalah banyaknya jenis spesies tanaman di
Indonesia. Kurang lebih terdapat 30.000 – 40.000 spesies tanaman ada di Indonesia.
Berbagai tanaman tersebut sebagian telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional oleh
masyarakat. Tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional tersebut adalah
Pala. Pala merupakan tanaman tradisional yang sering digunakan selain sebagai
bumbu masak juga sebagai obat tradisional. Seiring berkembangnya zaman,
permintaan masyarakat akan pala pun semakin tinggi. Berkat perkembangan ilmu
pengetahuan pun kini pala dapat diekstraksi sehingga penggunaannya semakin mudah
dan efisien.
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan
yang lainnya pelarut organik. Sedangkan ekstrak (Extracta) adalah sedian
kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut
cara yang cocok diluar  pengaruh matahari langsung  ektrak kering harus mudah di
gerus menjadi serbuk. Salah satu metode ekstraksi yang dapat digunakan untuk
mengekstraksi pala adalah perkolasi.
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan
penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang berperan pada
perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi,
osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi). Cara perkolasi lebih baik
dibandingkan dengan cara maserasi karena aliran cairan penyari menyebabkan adanya
pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah,
sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi. Dan juga karena ruangan
diantara serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir cairan
penyari.karena kecilnya saluran kapiler tersebut,maka kecepatan pelarut cukup untuk
mengurangi lapisan batas, sehingga dapat meningkatkan perbedaan
konsentrasi. Untuk menghindari kehilangan minyak atsiri pada pembuatan sari,maka
cara perkolasi diganti dengan cara reperkolasi. Pada perkolasi dilakukan pemekatan
sari dengan pemanasan pada reperkolaso tidak dilakukan pemekatan. Reperkolasi
dilakukan dengan cara sinplisia dibagi dalam beberapa percolator.
B. TUJUAN
- Untuk memenuhi tugas farmakologi
- Untuk mengetahui cara perkolasi dan macam-macam cara perkolasi
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERKOLASI

Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan jalan melewatkan pelarut yang
sesuai secara lambat pada simplisia dalam suatu percolator. Perkolasi bertujuan supaya zat
berkhasiat tertarik seluruhnya dan biasanya dilakukan untuk zat berkhasiat yang tahan
ataupun tidak tahan pemanasan.
Prinsip perkolasi adalah sebagai berikut: serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu
bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas
ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang
dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak kebawah disebabkan oleh kekuatan gaya
beratnya sendiri dan cairan diatasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk
menahan. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya
larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi).
Secara umum proses perkolasi ini dilakukan pada temperatur ruang. Sedangkan
parameter berhentinya penambahan pelarut adalah perkolat sudah tidak mengandung
senyawa aktif lagi. Pengamatan secara fisik pada ekstraksi bahan alam terlihat pada tetesan
perkolat yang sudah tidak berwarna.
Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:
a. Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan larutan
yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi.
b. Ruangan diantara serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir cairan
penyari.karena kecilnya saluran kapiler tersebut,maka kecepatan pelarut cukup untuk
mengurangi lapisan batas,sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi.

B. MACAM-MACAM PERKOLASI
B.1 Perkolasi Bertingkat
Reperkolasi adalah suatu cara perkolasi biasa, tetapi dipakai beberapa perkolator.
Dengan sendirinya simplisia daibagi-bagi dalam beberapa porsi dan sitarik tersendiri dalam
tiap perkolator. Biasanya simplisia dibagi dalam 3 bagian dalam 3 perkolator, perkolat-
perkolat dari tiap perkolator diambil dalam jumlah yang sudah ditentukan nantinya
dipergunakan sebagai cairan penyari untuk perkolasi berikutnya pada perkolator kedua dan
ketiga.

`Dalam proses perkolasi biasa, perkolat yang dihasilkan tidak dalam kadar yang
maksimal. Selama cairan penyari melakukan penyarian serbuk simplisia, maka terjadi aliran
melalui lapisan serbuk dari atas sampai ke bawah disertai pelarutan zat aktifnya. Proses
poenyaringan tersebut akan menghasilkan perkolat yang pekat pada tetesan pertama dan
terakhir akan diperoleh perkolat yang encer.

Untuk memperbaiki cara perkolasi tersebut dialkukan cara perkolasi bertingkat. Serbuk
simplisia yang hampir tersari sempurna sebelum dibuang, disari dengan cairan penyari yang
baru. Hal ini diharapkan agar serbuk simplisia tersebut dapat tersari sempurna. Sebaliknya
serbuk simplisia yang baru disari dengan perkolat yang hampir jenuh, dengan demikian akan
diperoleh perkolat akhir yang jernih. Perkolat dipisahkan dan dipekatkan.
Cara ini cocok bila digunakan untuk perusahaan obat tradisional, termasuk perusahaan yang
memproduksi sediaan galenik. Agar dioperoleh cara yang tepat, perlu dilakukan percobaan
pendahuluan. Dengan percobaan tersebut dapat ditetapkan :
1.Jumlah percolator yang diperlukan
2.Bobot serbuk simplisia untuk tiap kali perkolasi
3.Jenis cairan penyari
4.Jumlah cairan penyari untuk tiap kali perkolasi
5.Besarnya tetesan dan lain-lain.
Percolator yang digunakan untuk cara perkolasi ini agak berlainan dengan percolator
biasa. Percolator ini harus dapat diatur, sehingga:
1.Perkolat dari suatu percolator dapat dialirkan ke percolator lainnya
2.AmpAs dengan mudah dapat dikeluarkan.
Percolator diatur dalam suatu deretan dan tiap percolator berlaku sebagai percolator pertama. 

B.2 Perkolasi Biasa

Simplisia yang telah ditentukan drajat kehalusannya


direndam dengan cairan penyari, masukan kedalam perkolator dan
diperkolasi sampai di dapat perkolat tertentu. Untuk pembuatan tingtur
disari sampai tersari sempurna. Perkolasi umumnya digunakan untuk
mengambil zat-zat berkhasiat keras. Alat perkolasi :
B.3 Perkolasi dengan bertekanan, preasur percolation

Digunakan jika simplisia mempunya drajat halus yang sangat kecil sehingga cara
perkolasi biasa tidak dapat dilakukan. Untuk itu perlu ditambah alat pengisap agar perkolat
dapat turun kebawah. Alat tersebut disebut dengan diacolator

B.4 perkolasi persambungan, continous extraction, memakai alat soxhlet.


DAFTAR PUSTAKA

http://retinaoffarmasi.blogspot.com/2011/04/galenika.html

http://titartovia.blogspot.com/2012/05/galenica.html

http://alfirahmia.blogspot.com/2014/05/ekstraksi-dengan-metode-perkolasi.html

https://mayapusmpuspuspita.wordpress.com/2011/10/27/ekstraksi-dengan-metode-perkolasi/

Anda mungkin juga menyukai