Anda di halaman 1dari 8

PERKOLASI

Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan


penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang berperan pada
perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan,
difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi). Cara perkolasi lebih
baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:
a.Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi
dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat
perbedaan konsentrasi.
b.Ruangan diantara serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir
cairan penyari.karena kecilnya saluran kapiler tersebut,maka kecepatan pelarut
cukup untuk mengurangi lapisan batas,sehingga dapat meningkatkan perbedaan
konsentrasi.
Untuk menghindari kehilangan minyak atsiri pada pembuatan sari,maka cara
perkolasi diganti dengan cara reperkolasi. Pada perkolasi dilakukan pemekatan sari
dengan pemanasan pada reperkolaso tidak dilakukan pemekatan. Reperkolasi
dilakukan dengan cara sinplisia dibagi dalam beberapa percolator.
Perkolasi Bertingkat
Dalam proses perkolasi biasa,perkolat yang dihasilkan tidak dalam kadar yang
maksimal. Selama cairan penyari melakukan penyarian serbuk simplisia , maka
terjaji aliran melalui lapisan serbuk dari atas sampai ke bawah disertai pelarutan
zat aktifnya. Proses poenyaringan tersebut aakan menghasilkan perkolat yang
pekat pada tetesanm pertama dan terakhir akan diperoleh perkolat yang encer.
Untuk memperbaiki cara perkolasi tersebut dialkukan cara perkolasi bertingkat.
Serbuk simplisia yang hampir tersari sempurna sebelum dibuang ,disari dengan
cairan penyari ang baru. Hal ini diharapkan gar serbuk simplisia tersebut dapat
tersari sempurna. Sebaliknya sewrbuk simplisia yang baru disari dengan perkolat
yang hampir jenuh, dengan denikian akan diperoleh perkolat akhir yang jernih.
Perkolat dipisahkan dan dipekatkan.
Cara ini cocok bila digunakan untuk perusahaan obat tradisional,termasuk
perusahaan yang memproduksi sediaan galenik. Agar dioperoleh cara yang tepat,
perlu dilakukan percobaan pendahuluan. Dengan percobaan tersebut dapat
ditetapkan :
1.Jumlah percolator yang diperlukan.
2.Bobot serbuk simplisia untuk tiap kali perkolasi.
3.Jenis cairan penyari.

4.Jumlah cairan penyari untuk tiap kali perkolasi.


5.Besarnya tetesan dan lain-lain.
Percolator yang digunakan untuk cara perkolasi ini agak berlainan dengan
percolator biasa. Percolator ini harus dapat diatur, sehingga:
1.Perkolat dari suatu percolator dapat dialirkan ke percolator lainnya
2.Ampus dengan mudah dapat dikeluarkan.Percolator diatur dalam suatu deretan
dan tiap percolator berlaku sebagai percolator pengatur.
Untuk mendapatkan hasil ekstraksi yang lebih tuntas digunakan metode Perkolasi,
Alatnya namanya perkolator : yaitu suatu bentuk tabung terbalik, di bagian bawah
dipasang keran dan di bagian atas diletakkan wadah berisi cadangan penyari.
Bagian tengah percolator diletakkan serbuk simplisia yang akan di ekstraksi,
direndam dalam penyari yang dipilih selama beberapa saat, setelah itu keran bawah
dibuka sedikit, sehingga cairan penyari akan menetes ke bawah tetes per tetes,
otomatis cadangan penyari di atas perkolator akan ikut menetes mengganti pelarut
yang keluar berupa ekstrak. Dengan cara ini maka fenomena jenuh seperti
halnya terjadi pada metode maserasi tidak akan terjadi dan selama terjadi aliran
maka perbedaan konsentrasi antara zat aktif di dalam dan di luar sel akan selalu
terjaga sebesar-besarnya. Sehingga proses ekstraksinya akan berjalan dengan lebih
sempurna dan lebih tuntas tersari sempurna.
Perkolasi
Untuk mendapatkan hasil ekstraksi yang lebihtuntas digunakan metode Perkolasi,
Alatnya namanya perkolator : yaitu suatu bentuktabung terbalik, di bagian bawah
dipasang kerandan di bagian atas diletakkan wadah berisi ca-dangan penyari.
Bagian tengah percolator diletak-kan serbuk simplisia yang akan di ekstraksi,
diren-dam dalam penyari yang dipilih selama beberapasaat, setelah itu keran
bawah dibuka sedikit, se-hingga cairan penyari akan menetes ke bawah te-tes per
tetes, otomatis cadangan penyari di atasperkolator akan ikut menetes mengganti
pelarutyang keluar berupa ekstrak.Dengan cara ini maka fenomena jenuh
sepertihalnya terjadi pada metode maserasi tidak akanterjadi dan selama terjadi
aliran maka perbedaankonsentrasi antara zat aktif di dalam dan di luar sel akan
selaluterjaga sebesar-besarnya. Sehingga proses ekstraksinya akanberjalan dengan
lebih sempurna dan lebih tuntas tersari sempurna.Kelemahan dari sistem ini adalah
: membutuhkan penyari yang sangat banyak.Untuk mengatasinya dibuat metode
yang lain, yaitu menggunakan alat disebutalat Sokhlet (Sohxlet).Sistem sokhlet itu
terdiri dari 3 bagian :Bagian bawah, berupa labu berisi penyari yang dipanaskan

dan uapnya menujuke bagian atas (lewat pipa samping dari bagian tengah).Bagian
atas, berupa pipa pendingin tegak, fungsinya untuk mengembunkan uappenyari
yang dikirim dari labu.Bagian tengah, berisi serbuk simplisia yang menerima
tetesan penyari daripendingin diatasnya, bertetes-tetes sampai pada batas tertentu,
cairan penyarinanti akan bergulir kembali ke dalam labu bawah sambil membawa
zat aktif yangtelah tersari.Proses ini akan terjadi berulang-ulang sampai penyarian
dianggap selesai apabilacairan yang bersirkulasi telah bening atau tidak lagi
mengandung zat aktif(dibuktikan dengan reaksi kimia).Kelemahannya : ekstrak
yang didapat selalu terkena panas dalam labu

EKSTRAKSI MENGGUNAKAN METODE PERKOLASI

Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan jalan melewatkan


pelarut yang sesuai secara lambat pada simplisia dalam suatu percolator. Perkolasi
bertujuan supaya zat berkhasiat tertarik seluruhnya dan biasanya dilakukan untuk
zat berkhasiat yang tahan ataupun tidak tahan pemanasan.
Prinsip perkolasi adalah sebagai berikut: serbuk simplisia ditempatkan
dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan
penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan
melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak
kebawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan diatasnya,
dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan. Kekuatan yang
berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan
permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi).
Secara umum proses perkolasi ini dilakukan pada temperatur ruang.
Sedangkan parameter berhentinya penambahan pelarut adalah perkolat sudah tidak
mengandung senyawa aktif lagi.Pengamatan secara fisik pada ekstraksi bahan alam
terlihat pada tetesan perkolat yang sudah tidak berwarna.
Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:
a. Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi
dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat
perbedaan konsentrasi.

b.Ruangan diantara serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat


mengalir cairan penyari.karena kecilnya saluran kapiler tersebut,maka kecepatan
pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas,sehingga dapat meningkatkan
perbedaan konsentrasi.
Perkolasi Bertingkat
Dalam proses perkolasi biasa, perkolat yang dihasilkan tidak dalam kadar
yang maksimal. Selama cairan penyari melakukan penyarian serbuk simplisia,
maka terjadi aliran melalui lapisan serbuk dari atas sampai ke bawah disertai
pelarutan zat aktifnya. Proses poenyaringan tersebut akan menghasilkan perkolat
yang pekat pada tetesan pertama dan terakhir akan diperoleh perkolat yang encer.
Untuk memperbaiki cara perkolasi tersebut dialkukan cara perkolasi bertingkat.
Serbuk simplisia yang hampir tersari sempurna sebelum dibuang, disari dengan
cairan penyari yang baru.Hal ini diharapkan agar serbuk simplisia tersebut dapat
tersari sempurna. Sebaliknya serbuk simplisia yang baru disari dengan perkolat
yang hampir jenuh, dengan demikian akan diperoleh perkolat akhir yang jernih.
Perkolat dipisahkan dan dipekatkan.
Cara ini cocok bila digunakan untuk perusahaan obat tradisional, termasuk
perusahaan yang memproduksi sediaan galenik. Agar dioperoleh cara yang tepat,
perlu dilakukan percobaan pendahuluan. Dengan percobaan tersebut dapat
ditetapkan :
1.Jumlah percolator yang diperlukan
2.Bobot serbuk simplisia untuk tiap kali perkolasi
3.Jenis cairan penyari
4.Jumlah cairan penyari untuk tiap kali perkolasi
5.Besarnya tetesan dan lain-lain.
Percolator yang digunakan untuk cara perkolasi ini agak berlainan dengan
percolator biasa. Percolator ini harus dapat diatur, sehingga:
1.Perkolat dari suatu percolator dapat dialirkan ke percolator lainnya
2.AmpAs dengan mudah dapat dikeluarkan.

Percolator diatur dalam suatu deretan dan tiap percolator berlaku sebagai
percolator pertama.
Contoh
Kopi perkolasi, di manapelarut air, zatpermeabeladalahbubuk kopi,
dankonstituenlarutadalahsenyawakimia yang memberikan kopi warna, rasa,
dan aroma.
Gerakanlapukmateri di ataslerengbawahpermukaanbumi
Cracking pohondengankehadiranduakondisi, sinarmataharidan di
bawahpengaruhtekanan.
Ketahananjaringanseranganacakdanditargetkan
Transportasi media berpori
Epidemimenyebar
Permukaan roughening
Perkolasi
Daun Kumis Kucing

Alat dan Bahan


Alat :
1.

Tabung perkolator

2.

Corong pisah 250 ml

3.

Batang pengaduk

4.

Gelas ukur 50 ml

5.

Cawan penguapan

6.

Erlenmeyer 250 ml

7.

Gelas kimia 300 ml

8.

Sendok tanduk

Bahan :
1.

Serbuk simplisia kumis kucing sebanyak 20 gram

2.

Cairan penyari etanol 50% sebanyak 150 ml

3.

Glas wool secukupnya

Cara Kerja
1.
Buatlah cairan penyari etanol 50% sebanyak 150 ml dari etanol 70% dengan
cara menghitung terlebih volume etanol 70% dan volume aquades yang harus
dikonsentrasikan.
C etanol yang tersedia x V etanol yang dibutuhkan = C alkohol diinginkan x V alkohol diingikan
70 x V etanol yang dibutuhkan = 50 x 150
V etanol yang dibutuhkan = 50 x 150
70
V etanol yang dibutuhkan = 107 ml
V aquades yang ditambahkan = 150 ml 107 ml
= 53 ml
Dari hasil perhitungan diatas, yang harus lakukan untuk membuat etanol 50%
sebanyak 50 ml adalah dengan cara mengkonsentrasikan atau mencapur sebanyak
107 ml etanol 70% dengan aquades sebanyak 53 ml dalam gelas kimia yang
tersedia.

2.
Timbang 20 gram serbuk simplisia kumis kucing dan masukkan ke dalam
gelas kimia.
3.

Serbuk bahan dibasahi dengan cairan penyari sebanyak 50 ml.

4.

Tutup rapat dan diamkan selama 1jam.

5.
ditempatkan pada bejana silinder. Bagian bawah bejana diberi sekat berpori
untuk menahan serbuk.Cairan penyari dialirkan dari atas kebawah melalui serbuk
tersebut. Cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel yang dilalui
sampai keadaan jenuh

al sebagai obat kencing batu.


Pemberian dilakukan dengan cara oral dengan dosis ekivalen lx, 10x dan 50x dosis
Manusia. Dapat menghambat proses pembentukan atau menghancurkan batu
kandung kemih.
Di antara sekian banyak penggunaan temulawak yang di ketahui, secara empirik
digunakan untuk mengobati batu ginjal. Sifat diuretik rebusan rimpang temulawak
telah dibuktikan
khasiatnya. Juga telah ditelusuri ekstrak dari temulawak yang bersifat diuretik.

Kandungan dari temulawak banyak diketahui di antaranya minyak atsiri dan


berbagai macam kurkuminoid.Karena suatu zat yang bersifat diuretika juga dapat
bekerja sebagai anti batu ginjal.

Pembuatan ekstrak ekstrak Temulawak :


Rimpang (temulawak dibersihkan dan dikeringkan kemudian dijadikan serbuk dan diayak. Serbuk yang telah diayak dibasahi dengan 2,5 sampai
5 bagian etanol 95% lalu dimasukkan dalam bejana tertutup dan diamkan selama 3
jam.

Pindahkan masa sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil ditekan


perlahanlahan.Tambahkanlarutan etanol 95% secukupnya sampai cairan mulai menetes dan
di atas serbuk masih terdapat selapis larutan etanol.
Tutup perkolator, diamkan selama 24 jam. Biarkan
cairan filtrat menetes dengan kecepatan I ml/menit. Tambahkan
berulang-ulang etanol 95% secukupnya sampai selalu terdapat
selapis etanol di atas permukaan simplisia.
Tampung 80% filtrat pertama dan pisahkan. Lalu perkolasi dilanjutkan
sampai dicapatitik akhir perkolasi yaitu penguapan 50 mg filtrat yang tidak
meninggalkan sisa. Filtrat yang didapatkan sampai 20%.
Campurkan 80% filtrat pertama dengan 20% filtrat sisa dan divapkan dalam
oven pada suhu 35-40 sampai terdapat ekstrak kental. Didapatkan 60% dari
berat serbuk kering.

Anda mungkin juga menyukai