Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

“Pembuatan Ekstrak Dengan Cara Perkolasi”

Disusun oleh :

Kelompok 1 – Reguler 2 17A

Asyyah Rizky Fadillah 3422117045

Novia Nurmawati 3422117212

Nur Afifah Salma 3422117213

Priska Ayu Nilamsari 3422117229

Restu Ega Arifin 3422117253

Risma Werdaningsih 3422117271

Dosen : Indri Astuti, S. Si, M. Farm, Apt.

Bayu D.H, S. Farm, M. Farm, Apt.

AKADEMI FARMASI IKIFA JAKARTA


2019
A. Pendahuluan
`
Perkolasi adalah cara penyarian yang diulakukan dengan mengalirkan cairan
penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Prinsip perkolasi yaitu
menenmpatkan serbuk simplisia dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya
diberi sekat berpori, kemudian cairan penyari dialirkan dari atas kebawah melalui serbuk
tersebut, yang akan melarutkan zat aktif .
Cara perkolasi lebih baik di bandingkan dengan cara maserasi, karena:
1. Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan
larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan
konsentrasi.
2. Ruangan antarabuti-butir serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir cairan
penyari. Karena kecilnya saluran kapiler tersebut, maka kecepatan pelarut cukup
untuk mengurangi lapisan batas, sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi.

Alat yang digunakan untuk perkolasi disebut perkolator, cairan yang digunakan untuk
menyari disebut cairan penyari atau menstrum, larutan zat aktif yang keluar dari
percolator disebut sari atau perkolat, sedangkan sisa setelah dilakukan penyarian di sebut
ampas atau sisa perkolasi.

Pemilihan percolator tergantung pada jenis serbuk simplisia yang akan disari. Serbuk
yang mengandung sejumlah besar zat aktif yang larut, tidak baik bila di perkolasi dengan
alat perkolasi yang sempit, Karena perkolat akan segera menjadi pekat dan berhenti
mengalir. Pada pembuatan tingtur dan ekstrak cair, jumlah cairan penyari yang tersedia
lebih besar dibandingkan dengan jumlah cairan penyari yang diperlukan untuk
melarutkan zat aktif, pada keadaan tersebut pembuatan sediaan digunakan percolator
lebar untuk mempercepat proses perkolasi. Ukuran perkolator yang digunakan harus
dipilih sesuai dengan jumlah bahan yang akan disari. Jumlah bahan yang akan disari tidak
lebih dari 2/3 tinggi perkolator.

Perkolasi dapat dimodifikasi sebagai berikut :

1. Reperkolasi
Untuk menghindari kehilangan minyak atsiri pada pemekatan sari, maka cara
perkolasi diganti dengan cara reperkolasi. Pada perkolasi dilakukan pemekatan sari
dengan pemanasan, pada reperkolasi tidak dilakukan pemekatan sari.
2. Perkolasi bertingkat
Dalam proses perkolasi biasa, perkolat yang dihasilkan tidak dengan kadar yang
maksimal, karena selama cairan penyari melakukan penyarian serbuk simplisia terjadi
aliran melalui lapisan serbuk dari atas sampai bawah disertai pelarutan zat aktif,
sehingga menghasilkan perkolat yang kepekatannya tidak sama, tetesan pertama
pekat dan pada tetesan terakhir encer. Untuk memperbaikinya dapat dilakukan cara
perkolasi bertingkat. Prinsip perkolasi bertingkat yaitu serbuk simplisia yang hampir
tersari sempurna, sebelum dibuang disari dengan cairan penyari yang baru,
diharapkan agar serbuk simplisia tersebut dapat disari sempurna, sebaliknya serbuk
simplisia yang baru disari dengan perkolat yang hampir jenuh, sehingga diperoleh
perkolat akhir yang jenuh.

B. Alatdanbahan
1). Alat :

Alat
No
Nama Alat Jumlah
1 Perkolator 1
2 Botolperkolat 1
3 Beaker gelas 1
4 Timbangan simplisia 1
5 Waterbath 1
6 Cawan penguap 2
7 Batang Pengaduk 1
8 Kain Flanel q.s
9 Wadah ekstrak 1

2). Bahan :

Bahan
No
Nama Bahan Jumlah
1 Simplisia Kunyit 10 Gram
2 Etanol 70% q.s
3 Aqua dest q.s
C. MONOGRAFI BAHAN

Kunyit

Kerajaan : Plantae
Divisio : Spermatophytak
Sub-Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma domesticate Val.

Kandungan kimia :
Rimpang kunyit mengandung zat warna curcuminoid suatu senyawa
diarylheptanoid 3-4 % terdiri dari curcumin, dihydrocurcumin desmethoxycurcumin, dan
bidesmethoxy-curcumin. Minyak atsiri 2-5% terdiri dari seskuiterpen dan turunan
phenylpropane yang meliputi turmeron, arturmeron, dan lain-lain. Selain itu rimpang
kunyit juga mengandung arabinose, fruktosa, glukosa, pati, taninm dan damar, serta
mineral, yaitu Mg, Mn, Fe, Cu, Ca, Na, K, Pb, Za, Co, Al dan Bi (Sudarsono, 1996).

Persyaratan ekstrak kental rimpang kunyit :


Berdasarkan Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia (Anonim, 2004),
ekstrak kental rimpang kunyit adalah ekstrak yang dibuat dari rimpag tumbuhan
Curcuma domestica Val., suku Zingiberaceae, mengandung minyak atsiri tidak kurang
dari 3,2 % dan kurkuminoid tidak kurang dari 33,9 %.
D. CARA KERJA
1. Timbang 25,008 gram serbuksimplisiakunyit

2. Basahisimplisiakunyitdengan 12,5 mL etanol 70%, masukankedalambeaker glass tertutup,


kemudiandiamkanselama 3 menit.

3. Siapkan alat perkolator, pasang kapas


dengan kertas saring didalamnya, dan
siapkan selang dan botol penampung
perkolat.

4. Pindahkan massa basah tersebut


sedikit demi sedikit kedalam
percolator sambil, ditekan sesekali.

5. Tuangkan cairan penyari secukupnya


sampai cairan menetes kedalam botol
perkolat (keran dalam keadaan
terbuka) dan diatas simplisia masih
terdapat selapis cairan penyari.
6. Tutup keran percolator dan biarkan selama 24 menit.

7. Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 40 – 50 tetes permenit.

8. Tambahkan berulang – ulang cairan penyari secukupnya sehingga selalu terdapat selapis
cairan penyari diatas simplisia hingga diperoleh 100 bagian perkolat.

9. Pindahkan kedalam beaker glass kemuadian diuapkan diatas waterbath hingga mencapai
20 mL.timbang hasilextrak tersebut, pindahkan kedalam wadah.
E. Pembahasan
Pada Praktikum ekstraksi secara perkolasi yang telah kami laksanakan pada hari
Rabu tanggal 23 oktober 2019 menggunakan cara remaserasi dengan pelarut etanol 70%,

Pada umumnya pembuatan ekstrak dengan cara perkolasi menggunakan 25 bagian


simplisia dengan derajat halus yang cocok serta menggunakan ½ bagian dari berat simplisia.
Pada penyaringan dengan cara perkolasi perlu dilakukan dengan mengalirkan cairan
penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi.
Pemindahan simplisia dilakukan sedikit demi sedikit sambil tiap kali ditekan penekanan
ini merupakan salah satu usaha untuk mengatur kecepatan pengaliran cairan penyari. Bila ada
kekhawatiran bahwa aliran cairan penyari terlalu cepat, hingga zat aktif tidak tersari sempurna
maka penekanan dapat dilakukan dengan agak kuat. Sebaiknya bila perkolat tidak dapat menetes
berarti massa terlalu padat atau serbuk terlalu halus.
Pada cairan penyari dituangkan perlahan – lahan hingga diatas permukaan simplisia
masih tergenang dengan cairan penyari. cairan penyari harus selalu ditambahkan sehingga
terjaga adanya lapisan cairan penyari diatas permukaan simplisia.

F. Kesimpulan
Dari praktikum yang kami lakukan, kami mendapatkan hasil akhir ekstrak sebanyak
13,485 gr dengan persen rendemen 53,92%.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai