Anda di halaman 1dari 27

MASRASI, SOKLETASI, INFUSA,

REFLUKS,
METODE EKSTRAKSI

Berdasarkan jenis bahan, maka metode ekstraksi dibagi menjadi 2


yaitu :
- Ekstraksi padat dengan cairan (liquid solid extraction), misalnya
maserasi, soxhletasi dll
- Ekstraksi cair dengan cairan (liquid-liquid extraction)

Berdasarkan penggunaan sistem pemanasan dalam proses


ekstraksi dibagi menjadi 2 yaitu :
- Ekstraksi dengan pemanasan : soxhletasi, refluks
- Ekstraksi tanpa pemanasan : maserasi
MASERASI
Maserasi adalah salah satu jenis metoda ekstraksi dengan
sistem tanpa pemanasan atau dikenal dengan istilah
ekstraksi dingin, jadi pada metoda ini pelarut dan sampel
tidak mengalami pemanasan sama sekali. Sehingga
maserasi merupakan teknik ekstraksi yang dapat digunakan
untuk senyawa yang tidak tahan panas ataupun tahan
panas. Namun biasanya maserasi digunakan untuk
mengekstrak senyawa yang tidak tahan panas (termolabil)
atau senyawa yang belum diketahui sifatnya. Karena
metoda ini membutuhkan pelarut yang banyak dan waktu
yang lama.
MASERASI
Modifikasi maserasi
1. Digesti
Cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu
40C-50C. Hanya dapat dilakukan untuk simplisia yg zat aktifnya tahan
terhadap pemanasan.

2. Maserasi dengan Mesin Pengaduk


Penggunaan mesin pengaduk yg berputar terus-menerus, waktu proses
maserasi dapat dipersingkat 6-24 jam.
3. Remaserasi
Seluruh serbuk simplisia di maserasi dengan cairan penyari pertama,
sesudah itu diendapkan, tuang dan peras, ampas dimaserasi lagi dengan
cairan penyari kedua.
MASERASI
4. Maserasi Melingkar
Maserasi dapat di perbaiki dengan mengusahakan agar
cairan penyari selalu bergerak dan menyebar. Dengan cara ini
penyari selalu mengalir kembali secara berkesinambungan
melalui serbuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya.
5. Maserasi Melingkar Bertingkat
a. Serbuk simplisia mengalami proses penyarian beberapa
kali, sesuai bejana penampung.
b. Serbuk simplisia sebelum dikeluarkan dari bejana penyari,
dilakukan penyarian dengan cairan penyari baru. Hal ini
dilakukan agar memberikan hasil penyarian yang maksimal.
MASERASI
Prinsip Maserasi
Ekstraksi zat aktif  Merendam serbuk dengan
pelarut sesuai  Beberapa hari pada suhu ruangan
(terlindung dari cahaya matahari).
Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan
penggantian pelarut setiap harinya  Pengocokan
memungkinkan pelarut segar mengalir berulang-
ulang masuk ke seluruh permukaan simplisia yang
sudah halus  Endapan yang diperoleh dipisahkan.
MASERASI
Prosedur Metode Maserasi
1. 20 bagian simplisia dengan derajat kehalusan yang sesuai
di masukkan ke dalam bejana.
2. Tuangi 75 bagian penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5
hari, terlindungi dari cahaya, sambil diaduk berulang-ulang.
3. Setelah 5 hari diserkai, ampas di buang. Pada ampas
ditambah cairan penyari secukupnya, diaduk dan diserkai
sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian.
4. Bejana ditutup dan dibiarkan di tempat sejuk, terlindungi
dari cahaya selama 2 hari, kemudian endapan dipisahkan.
MASERASI
Keuntungan :
1. Unit alat yg dipakai sederhana, hanya dibutuhkan bejana
perendam.
2. Biaya operasionalnya relatif rendah.
3. Prosesnya relatif hemat penyari.
4. Tanpa pemanasan.

Kerugian :
5. Proses penyariannya tidak sempurna, karena zat aktif hanya
mampu terekstraksi 50% saja.
6. Prosesnya lama, butuh waktu beberapa hari
SOKLETASI
Sokletasi adalah suatu metode atau proses
pemisahan suatu komponen yang terdapat
dalam zat padat dengan cara penyaringan
berulang-ulang dengan menggunakan pelarut
tertentu, sehingga semua komponen yang
diinginkan akan terisolasi.
SOKLETASI
Langkah-langkah penggunaan ekstraktor soxhlet

1. Bungkus bahan padat yang akan diekstrak dengan kertas saring.


2. Masukkan bahan padat pada tempatnya.
3. Masukkan pelarut pada tabung distilasi.
4. Rangkai alat soxlet sesuai dengan gambar dan jangan lupa
menyambung kondensor dengan keran air.
5. Panaskan tabung dengan refluks.
6. Suhu pemanas harus lebih rendah dari titik didih senyawa yang
akan diekstraksi.
SOKLETASI
BAGIAN ALAT SOKLET
1. Kondensor : berfungsi sebagai pendingin, dan juga untuk mempercepat
proses pengembunan. Aliran air pada kondensor bergerak dari bawah ke
atas, hal ini dilakukan karena jika aliran air menglir dari atas ke bawah,
maka akan terdapat ruang kosong pada kondensor sehingga proses
kondensasi gas tidak akan maksimal.
2. Timbal : berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin diambil zatnya.
3. Pipa F : berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang menguap dari
proses penguapan.
4. Sifon : berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon larutannya
penuh kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan 1 siklus.
Posisi sifon harus lebih tinggi dari pada sampelnya (agar sampel yang
berada diposisi atas tidak terendam oleh pelarut).
SOKLETASI
5. Labu alas bulat : berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan pelarutnya.
6. Hot plate : berfungsi sebagai pemanas larutan.
7. Kertas saring : berfungsi sebagai tempat sampel, dimana tinggi kertas
saring tidak boleh melebihi tinggi pipa F, hal ini dikarenakan jika tinggi
kertas saring melebihi tinggi pipa F maka uap yang terbentuk akan
terhalang oleh kertas saring atau bahkan uap yang terbentuk masuk ke
dalamnya dan proses kondensasi akan berlangsung tidak maksimal.
Adapun syarat dari tempat sampel yaitu mudah ditembus pelarut dan
tidak dapat larut oleh pelarut.
8. Selang masuk : berfungsi sebagai saluran masuknya air kedalam
kondensor.
9. Selang keluar : berfungsi sebagai saluran keluarnya air dari kondensor
SOKLETASI
Bahan padat dibungkus kertas saring agar material padat
tidak ikut larut bersama pelarut. Satu siklus soxhlet berakhir
ketika sifon mengeluarkan seluruh isinya menuju tabung
distilasi. Siklus tersebut dilakukan berulang-ulang hingga
seluruh senyawa yang diinginkan terekstraksi.

Ekstraktor soxhlet akan menghemat penggunaan pelarut,


karena dapat digunakan berulang-ulang. Senyawa yang
telah terlarut tidak akan ikut menguap saat dipanaskan
karena suhu reflux telah diatur di bawah titik didih senyawa.
SOKLETASI
Keuntungan
- Perpindahan keseimbangan transfer dengan
berulang kali membawa pelarut segar kontak
langsung dengan matriks padat.
- Mempertahankan suhu ekstraksi yang relatif
tinggi dengan panas dari termos distilasi.
- TidaK ada persyaratan filtrasi setelah pelepasan.
Juga, metode Soxhlet sangat sederhana dan
murah.
SOKLETASI
Kelemahan

1. Waktu ekstraksi yang panjang.


2. Menggunakan pelarut dalam jumlah banyak.
3. Agitasi tidak dapat disediakan dalam perangkat Soxhlet untuk
mempercepat proses.
4. Besar jumlah pelarut yang digunakan membutuhkan prosedur
penguapan/konsentrasi.
5. Kemungkinan dekomposisi termal senyawa target tidak dapat diabaikan
sebagai ekstraksi biasanya terjadi pada titik didih pelarut untuk waktu
yang lama. Ekstraksi yang memakan waktu lama dan penggunaan
pelarut dalam jumlah besar merupakan kelemahan metode ekstraksi
Soxhlet konvensional
REFLUKS
Refluks merupakan metode ekstraksi yang termasuk
ekstraksi cara panas, dimana ekstraksi umumnya
dilakukan secara berkesinambungan. Penyarian secara
refluks adalah salah satu metode untuk menarik zat
aktif dalam suatu simplisia. Umunnya digunakan untuk
mensintesis senyawa-senyawa yang mudah menguap
atau oleander.

Alat Refluks : Untuk menentukan titi didih dari suatu


larutan.
REFLUKS
Bagian refluks :
Heating mantle  Untuk memanaskan labu alas bulat.
Labu alas bulat  Sebagai wadah larutan atau sampel.
Kondensor  Pendingin buat larutan.
Salting in  Tempat air masuk.
Salting out  Tempat air keluar.
Statif  Penyangga alas bulat atau kondensor.
Klem  Penahan alas bulat.
Termometer  Pengatur suhu.
Batu didih  Mencegah terjadinya banting.
Gabus  Penyangga termomoeter.
INFUSA
Infusa merupakan sediaan cair yang dibuat
dengan mengekstraksi (menyari) simplisia nabati
dengan air pada suhu 90 derajat celcius selama
15 menit.
Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari
yang mudah tercemar oleh kuman dan kapang.
Oleh karena itu sari yang diperoleh dengan cara
ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam.
INFUSA
Derajat Halus Simplisia
No. Pengayakan Simplisia
5/8u Akar manis, daun kumis
kucing, daun serai, daun sirih.
8/10 Dringo, kalembak.
10/22 Lada, akar valerian,
temulawak, jahe.
22/60 Kulit kina, akar ipeka.
85/120 Daun digitalis.

Derajat halus perlu diketahui untuk menentukan simplisia


tersebut dipotong-potong dengan ukuran sesuai derajat
halusnya (….mm) selain itu dapat juga untuk menentukan
alat penyaringnya, dengan kain flannel atau kapas.
INFUSA
Derajat Halus Simplisia
No. Pengayakan Simplisia
5/8u Akar amns, daun kumis kucing,
daun serai, daun sirih.
8/10 Dringo, kalembak.
10/22 Lada, akar valerian,
temulawak, jahe.
22/60 Kulit kina, akar ipeka.
85/120 Daun digitalis.
INFUSA
Cara Menyerkai
1. Dingin : minyak atsiri, daun sena.
2. Tidak boleh diperas : daun sena, asam jawa.

a. Asam jawa : dibuang bijinya , diremas dengan


air.
b. Asas dan adas manis : harus dipecah dulu.
INFUSA
Cara Menyerkai
1. Dingin : minyak atsiri, daun sena.
2. Tidak boleh diperas : daun sena, asam jawa.

a. Asam jawa : dibuang bijinya , diremas dengan


air (tidak boleh diperas karena berbentuk
lendir).
b. Adas dan adas manis : harus dipecah dulu.
INFUSA
Kelebihan
- Alat yg dipakai sederhana.
- Biaya operasional rendah.

Kekurangan
- Hilangnya zat zat atsiri.
- Zat zat yg tertarik kemungkinan sebagian akan mengendap
kembali apabila kelarutanya sudah mendingin.
- Zat zat yg tdk tahan panas lama,disamping itu simplisa yg
mengandung zat zat albumim tentunya zat ini akan
menggumpal dan menyukarkan penarkan zat zat yg berkhasiat.
REFLUKS
Prinsip kerja pada rangkaian refluks terjadi empat proses :
1. Heating
2. Evaporating
3. Cooling
4. Kondensasi

Heating terjadi pada saat feed dipanaskan di labu didih.


Evaporating (penguapan) terjadi ketika feed mencapai titik didih dan berubah fase
menjadi uap yang kemudian uap tersebut masuk ke kondensor dalam.
Cooling terjadi di dalam ember, di dalam ember kita masukkan batu es dan air , sehingga
ketika kita menghidupkan pompa, air dingin akan mengalir dari bawah menuju kondensor
luar, air harus dialirkan dari bawah kondensor bukan dari atas agar tidak ada turbulensi
udara yang menghalangi dan agar air terisi penuh.
Proses yang terakhir adalah kondensasi (Pengembunan), proses ini terjadi di kondensor,
jadi terjadi perbedaan suhu antara kondensor dalam yang berisi uap panas dengan
kondensor luar yang berisikan air dingin, hal ini menyebabkan penurunan suhu dan
perubahan fase dari steam tersebut untuk menjadi liquid kembali.
REFLUKS
Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang
digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun
akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut
yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada
kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi
sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi
berlangsung.
Sedangkan aliran gas N2 diberikan agar tidak ada uap
air atau gas oksigen yang masuk terutama pada
senyawa organologam untuk sintesis senyawa
anorganik karena sifatnya reaktif.
REFLUKS
Cara Kerja
Semua rektan atau bahannya dimasukkan dalam labu
destilasi  Kemudian setelah kondensor pendingin air
terpasang, campuran diaduk dan direfluks selama waktu
tertentu sesuai reaksinya  Pengaturan suhu dilakukan
pada penangas air. Pelarut akan mengesktraksi dengan
panas, terus akan menguap sebagai senyawa murni dan
kemudian terdinginkan dala kondensor, turun lagi ke
wadah, pengekstrasi lagi. Demikian seterusnya berlangsung
secara berkesinambungan sampai penyaringan sempurna
 Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
REFLUKS
• Keuntungan dari metode refluks adalah:
Digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel
yang mempunyai tekstur kasar, dan Tahan
pemanasan langsung.
• Kerugian dari metode refluks adalah:
Membutuhkan volume total pelarut yang
besar,dan Sejumlah manipulasi dari operator.

Anda mungkin juga menyukai