SITI NURHIDAYAH
M17030020
Karya Tulis Ilmiah (KTI) berjudul “Formulasi Permen Jelly dari Daun Boborongan
(Hyptis brevipes)” ini telah mendapatkan persetujuan pada tanggal 26 Januari 2020.
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
ii
KATA PENGANTAR
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah
(KTI) dengan topik “Formulasi Permen Jelly Dari Daun Boborongan (Hyptis
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan
dari berbagai pihak, dan oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
2. Maulana Tegar Adityanugraha, M.Sc., Apt., selaku Ketua Program Studi D-III
5. Bapak dan Ibu serta seluruh keluarga yang senantiasa sabar tiada henti memberi
do’a, motivasi, dan semangat sehingga penulis mampu menyelesaikan Karya Tulis
iii
6. Rekan mahasiswa Program Studi D-III Farmasi STIKes Madani Yogyakarta yang
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
memberikan bantuan kepada penulis baik berupa moral maupun material sehingga
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kata sempurna. Untuk itu, penulis berharap saran dan kritik yang membangun dari
berbagai pihak untuk memperbaiki kekurangan Karya Tulis Ilmiah ini. Harapan penulis
semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
D. Variabel Penelitian....................................................................................... 34
E. Definisi Operasional .................................................................................... 35
F. Instrumen Penelitian .................................................................................... 35
G. Prosedur Penelitian ...................................................................................... 36
1. Penyiapan bahan uji ............................................................................. 36
2. Pembuatan manisan .............................................................................. 36
3. Formulasi bahan ................................................................................... 36
4. Uji sifat fisik ......................................................................................... 37
H. Analisis Data ................................................................................................ 40
I. Etika Penelitian ............................................................................................ 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 42
A. Pembuatan Manisan ..................................................................................... 42
B. Pembuatan permen jelly .............................................................................. 42
C. Uji Sifat Fisik Permen jelly ......................................................................... 43
D. Analisis data ................................................................................................. 49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 50
A. Simpulan....................................................................................................... 50
B. Saran ............................................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 51
LAMPIRAN .................................................................................................................... 53
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berbunga yang terdapat di hutan tropis Indonesia lebih dari 30.000 jenis dan
hampir 12% dari total tumbuhan berbunga di dunia sebesar 250.000 jenis.
awalnya dikenal dengan ramuan jamu-jamuan, sampai saat ini jamu masih
diyakini sebagai obat mujarab untuk mengobati berbagai penyakit bahkan telah
1
2
tanaman tahunan yang mudah tumbuh pada tempat yang lembab dan dingin.
antihiperglikemik (Dianto dkk, 2015; Falah dkk, 2013; Goun dkk, 2003; Mishra
dibuat produk pangan dalam bentuk formula permen jelly agar dapat
bentuk segar atau pun jamu, akan tetapi dapat juga dikonsumsi masyarakat
formulasi permen jelly ini diharapkan selain dapat memberikan prospek yang
(elastis). Permen jelly merupakan permen yang dibuat dari air atau sari buah
permen jelly dibuat dengan basis gelatin. Gelatin adalah suatu produk yang
diperoleh dari hidrolisis parsial kolagen yang berasal dari kulit, jaringan ikat
dan tulang hewan. Gelatin dapat berfungsi sebagai pembentuk gel, pemantap
emulsi, pengental, penjernih, pengikat air, pelapis dan pengemulsi. Selama ini
bahan gelatin sebagian besar masih diimpor. Selain harganya yang relatif
tinggi, gelatin impor sering diragukan kehalalannya bagi kaum muslim, maka
dari itu perlu adanya pemanfaatan bahan lain yang memiliki karakteristik mirip
yang bisa menggantikan gelatin (Dhina dkk, 2019). Pembuatan permen jelly
Oleh sebab itu, perlu dibuat formulasi permen jelly dari manisan boborongan
jelly tersebut agar sesuai standar baku pembuatan permen (Muawanah dkk,
2012).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah permen jelly yang dibuat memenuhi standar uji sifat fisik?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti lain dapat digunakan sebagai acuan atau referensi untuk
penelitian lanjutan.
E. Keaslian Penelitian
sebagai berikut:
Desain Populasi
dan Instrumen
No Peneliti (Tahun) Tempat dan teknik Hasil
analisa penelitian
sampel
data
1. Penggunaan Laboratorium Sediaan Uji sifat Eksperi- Formulasi terbaik yaitu
Bunga Pengembangan permen fisik mental formula permen jelly M2
Kecombrang Teknologi jelly (kombinasi sukrosa
(Etlingera Industri Agro (17,2%) : sirup glukosa
Elatior) Dalam dan Biomedika, (29,5%) dengan manisan
Proses BPPT-Puspiptek (10,5%). Hal ini
Formulasi Serpong dikarenakan formula
Permen Jelly. permen jelly tersebut
Muawanah, A, dapat diterima oleh
(2012) panelis dan memiliki
karakteristik yang
mendekati permen jelly
control (produk
komersial)
2. Formulasi Laboratorium Sediaan Uji sifat Eksperi- Ekstrak pegagan
Permen Jelly Taksonomi permen fisik mental menghasilkan produk
Ekstrak Pegagan Tumbuhan, jelly terbaik dengan
(Centella Fakultas konsentrasi karagenan
asiatica (L.) Matematika dan dan konjak 1,5 % dalam
Urb.) dengan Ilmu Pengetahuan pembuatan permen jelly.
Variasi Basis Alam Universitas
Karagenan dan Padjadjaran
Konjak Untuk (Herbarium
Peningkat Daya Jatinangor)
Ingat Anak.
Dhina dkk,
(2019)
3. Antibacterial and Department of Ekstrak antibakteri Eksperi- ekstrak kasar Hyptis
antifungal Chemistry, kasar oleh dan mental brevipes bersifat
activity of University of metode antijamur antibakteri dan antijamur
Indonesian Central Florida, difusi disk secara in vitro.
ethnomedical Orlando
plants. Goun
dkk, (2014).
6
simplisia yang digunakan adalah daun pegagan sedangkan pada penelitian ini
permen jelly pada penelitian sebelumnya menggunakan bahan pemanis dan air
3. Pada penelitian ketiga, terdapat perbedaan bentuk sediaan dan uji aktivitas.
sedangkan pada penelitian ini simplisia dibuat dalam bentuk sediaan permen
jelly.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
wilayah ini membentang dari Meksiko selatan dan Kuba ke Brasil bagian
timur, Argentina utara, dan Uruguay. Saat ini, telah menyebar ke daerah
tropis di Dunia Lama, yang diperkenalkan dari Afrika tropis barat dan Asia
7
8
panjang 4-8 cm dan lebar 1-2 cm, berbentuk baji, bergerigi di ujungnya,
akut pada apeks, berbulu jarang. Bunga tumbuh di kepala aksila dengan
putih, bibir atas sekitar 0,5 mm, bibir bawah 3 lobus, lobus tengah lebih
2010).
dkk, 2013; Goun dkk, 2003; Mishra dkk, 2011; Sakr dkk, 2013;
2. Permen Jelly
kenyal (elastis). Permen jelly merupakan permen yang dibuat dari air
atau sari buah dan bahan pembentuk gel, yang berpenampilan jernih
gelatin atau tepung jelly sehingga menghasilkan cita rasa dan aroma
tepung tapioka dengan tepung gula. Guna bahan pelapis ini adalah untuk
membuat permen tidak melekat satu sama lain dan juga menambah rasa
10
dengan tepung pati kering untuk membentuk lapisan luar yang tahan
bahan pelapis permen jelly terbaik adalah tepung tapioka: tepung gula
jenis permen adalah sukrosa (gula pasir) dan gula lainnya (glukosa,
kemanisan dan keawetan atau daya simpannya, sehingga dari segi gizi
untuk tubuh dari 1 gram sukrosa adalah 3,78 Kkal (Koswara, 2009).
(Koswara, 2009).
kata “permen” akan banyak mengalami kesulitan. Dalam hal ini, suatu
dapat didefinisikan secara sempit hanya dari komposisi kimia dan sifat-
sifat fisiknya saja. Karakteristik mutu yang sama dalam semua jenis
fisik dan sensori atau organoleptik yang harus dimiliki oleh produk
dalam jenis permen yang berbeda, antara lain lunak (soft), tekstur empuk
gelas pada permen keras (hard candy). Sifat tertentu yang diinginkan
Densitas
jenis permen. Variasi yang besar terjadi pada permen yang diaerasi
Kekerasan
hasil reaksi gula pada suhu tinggi. Sifat higroskopis ini mungkin
Plastisitas
tersebut dapat dibuat dengan kelas yang lebih tinggi jika akan
kelas mutu yang lebih murah yang harus cukup tahan selama
lebih keras pada nougar, jelly dan marshmallow. Fudge, krim dan
pengeringan.
Konsistensi
Warna
Flavor
Pencampuran Bahan
yang lain (atau beberapa jenis bahan yang lain). Jika tidak ada
(Saifullah, 2007).
17
Pembuatan Manisan
blansing pada suhu 100°C terhadap helaian daun selama 3 menit, lalu
Pembuatan Permen
dan bersifat seperti karet; jelly agar-agar lunak dengan tekstur rapuh.
sirup glukosa, bahan pembentuk gel, cita rasa dan warna serta sedikit
garam. Pada brittle dan toffee, suhu pemasakan atau pendidihan yang
6. Monografi Bahan
Glukosa Cair
Glukosa cair digunakan sebagai basis larutan oral dan sirup, juga
yang tidak berwarna dan tidak berbau dengan rasa yang manis serta
kental. Glukosa cair harus disimpan dalam suhu yang sejuk dan
cair didapatkan dari hidrolisis asam dan enzim yang tidak sempurna
Hasani, 2016).
Sukrosa (Gula)
kristal atau serbuk tidak berwarna dan berwarna puth, tidak berbau
Asam Sitrat
dan peningkat rasa pada suatu makanan. Asam sitrat pada produk
kristal, tidak berwarna atau kristal putih, tidak berbau, berasa asam
kuat, dan higroskopis. Asam sitrat adalah material non toksik bila
gigi. Penggunaan asam sitrat untuk sedian permen jelly adalah dapat
21
(Koswara, 2009).
Tepung Jelly
laut jenis karaginofit, seperti Eucheuma sp, Chondrus sp, Hypnea sp,
dan Gigartina sp. Selain terbuat dari rumput laut, tepung jelly juga
putih sampai krem atau kecoklatan. Konjak larut dalam air panas atau
dkk, 2013).
Gelatin
kolagen yang berasal dari kulit, jaringan ikat dan tulang hewan.
padatan yang elastis, atau mengubah bentuk sol menjadi gel, gelatin
sol dan bila didinginkan akan membentuk gel kembali. Keadaan ini
pati, low methoxy pek – tin, akginat, albumen telur dan protein susu
Gelatin tidak larut dalam air dingin, tetapi jika kontak dengan air
yang besar. Jika dipanaskan pada suhu sekitar 71oC, gelatin akan
maka suhu yang diperlukan dalah diatas 82 oC. Jumlah gelatin yang
(Koswara, 2009).
Air suling yaitu air yang dibuat dengan menyuling air yang dapat
B. Kerangka Teori
Secara empiris boborongan memiliki khasiat sebagai obat postpartum, obat keputihan,
obat pilek, obat TBC. Sedangkan menurut penelitian boborongan memliki bioaktivitas
sebagai antifungi, antibakteri, dan sebagai antihiperglikemik (Dianto dkk, 2015. Goun
dkk, 2003. Mishra dkk, 2011. Sakr, 2013; Tudjuka, dkk 2014).
Permen jelly termasuk permen lunak yang memiliki tekstur kenyal (elastis). Permen jelly
merupakan permen yang dibuat dari air atau sari buah dan bahan pembentuk gel, yang
berpenampilan jernih transparan serta mempunyai tekstur dengan kekenyalan tertentu.
Metode pembuatan meliputi pencampuran gula yang dimasak dengan bahan yang
diperlukan dan penambahan bahan pembentuk gel seperti gelatin atau tepung jelly
sehingga menghasilkan cita rasa dan aroma yang menarik (Koswara, 2009).
Berdasarkan komposisi nilai gizi produk permen maka bagian terbanyak dari semua
jenis permen adalah sukrosa (gula pasir) dan gula lainnya. Hal ini diperlukan untuk
menghasilkan kemanisan sebagai sumber energi dan keawetan atau daya simpannya.
Komposisi akhir dalam permen keras, krim dan permen jelly harus bersifat non
higroskopis (tidak menyerap air) (Koswara, 2009).
Pada formulasi permen jelly digunakan bahan gula, sirup glukosa, tepung jelly. Asam
sitrat, manisan, tutti frutti dry flavor, akuades.
Gambar 2.2 Skema Kerangka Teori Penggunaan Daun Boborongan (Hyptis brevipes)
Dalam Proses Formulasi Permen Jelly
25
Perlakuan
Analisis statik
Data
Gambar 2.3 Skema Kerangka Konsep Penggunaan Daun Boborongan (Hyptis brevipes)
dalam Proses Formulasi Permen Jelly
D. Hipotesis
Permen jelly memenuhi standar uji sifat fisik yang baik meliputi kadar air, pH,
METODE PENELITIAN
ini dilakukan pengujian, yaitu pembuatan permen jelly dari manisan daun
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, yang terdiri atas objek atau
merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik dari populasi yang akan diteliti
tanaman boborongan dan untuk sampel pada penelitian ini yaitu daun
boborongan.
D. Variabel Penelitian
34
35
E. Definisi Operasional
F. Instrumen Penelitian
1. Alat
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pengaduk kayu, cetakan
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung jelly, sirup
G. Prosedur Penelitian
2. Pembuatan Manisan
pada suhu 100°C terhadap helaian bunga selama 3 menit, lalu dilakukan
irisan daun direbus dalam larutan gula 50% selama 10 menit (Muawanah
dkk, 2012).
3. Formulasi Bahan
Pada penelitian ini dibuat sediaan permen jelly dari manisan daun
jelly dari manisan daun boborongan disajikan pada tabel di bawah ini.
37
Komposisi (%)
Bahan
F1 F2 F3
Gula 18 19 20
Sirup glukosa 30 29 28
Tepung jelly 3.2 3.2 3.2
Asam sitrat 0.1 0.1 0.1
Manisan 11.5 11.5 11.5
Tutti frutti dry flavor 0.5 0.5 0.5
Air 27 27 27
cair sediaan. Nilai pH yang baik untuk sediaan permen jelly pada rentang
tiap buah. Jika ditimbang satu per satu, tidak boleh lebih dari dua buah
ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu
dan tidak satu pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot
CV = (SD/X) x 100%
Keterangan:
CV = Keseragaman bobot
SD = Simpangan baku
X = Bobot rata-rata
pedoman dalam Farmakope Indonesia. Sediaan permen jelly dalam hal ini
lakukan penarikan permen jelly lalu ukur panjang elastisitas permen jelly
39
(a gram).
(C gram).
𝐵−𝐶
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 = × 100%
𝐵−𝐴
Kisaran kadar air makanan semi basah yaitu berkisar antara 10-14 %, dan
standar mutu permen jelly dalam SNI 3547.2-2008 yaitu maksimal 20%
H. Analisis Data
dan sirup glukosa pada sediaan permen jelly manisan daun boborongan. Data
yang diperoleh dari pengujian sifat fisik sediaan dan tingkat kesukaan
I. Etika Penelitian
berlangsung untuk menjaga sifat fisik sediaan permen jelly agar memenuhi
standar.
41
BAB IV
A. Pembuatan Manisan
boborongan yang didapat dari petani di Desa Maya-jaya kabupaten Poso. Yang
telah diberi edukasi dalam proses panen, pengeringan, dan cara pengemasan
melalui POS.
Daun boborongan yang telah kering dibuat dalam bentuk manisan basah
dilakukan dengan blansing pada suhu 100°C terhadap helaian daun selama 3
menit, lalu dilakukan pengirisan helaian daun sehingga didapat bentuk yang
seragam, selanjutnya irisan daun direbus dalam larutan gula 50% selama 10
menit dengan suhu 90o C (Muawanah dkk, 2012). Pemilihan metode manisan
sendiri dipilih karena cara pembuatannya lebih mudah dan aman untuk
glukosa, manisan, pewarna, asam sitrat dan tepung jelly kedalam panci
mendidih gunakan api sedang dan aduk larutan agar tidak hangus selama 7
bentuk yang seragam lalu dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 90o C
selama 90 menit setelah itu permen jelly dikeluarkan dari oven kemudian
permen jelly dibalik lalu dimasukkan kembali ke dalam oven selama 90 menit,
permen jelly dikeluarkan dari oven lalu diangin-anginkan selama 3 jam dan
dalam cawan dan lalu permen dilelehkan agar kertas pH universal bisa
sediaan, pH yang baik untuk sediaan permen jelly adalah pada range 4-7
Keterangan:
Formula 1: permen jelly dengan perbandingan gula : sirup glukosa (18% ; 30%)
Formula 2: permen jelly dengan perbandingan gula : sirup glukosa (19%; 29%)
Formula 3: permen jelly dengan perbandingan gula : sirup glukosa (20% : 28%)
sitrat, selain untuk menambah rasa, asam sitrat juga dapat berfungsi sebagai
Tabel 4.2 Hasil Uji Keseragaman Bobot Permen Jelly Daun Boborongan
Rata-rata Koefisien Bobot seragam sediaan
Formula
bobot (g) ±SD variasi (%) Kolom A Kolom B
Formula 1 3.494±0.009 0.283 3.443-3.543 3.393-3.593
Formula 2 3.465±0.010 0.303 3.415-3.515 3.365-3.565
Formula 3 3.442±0.016 0.468 3.391-3.391 3.341-3.541
Keterangan:
Formula 1: permen jelly dengan perbandingan gula : sirup glukosa (18% ; 20%)
Formula 2: permen jelly dengan perbandingan gula : sirup glukosa (19%; 29%)
Formula 3: permen jelly dengan perbandingan gula : sirup glukosa (20% : 28%)
Hasil uji keseragaman bobot telah diketahui bahwa pada ketiga formula
pada masing-masing formula tidak ada lebih dari 1 buah permen jelly yang
menunjukkan tidak lebih besar dari 5% pada kolom A dan tidak lebih besar
jelly diukur dengan menarik kedua sisi berlawanan dari permen jelly dan
sediaan terputus. Hasil pengukuran uji elastisitas disajikan pada tabel 4.3
dan lampiran 6.
46
memiliki elastisitas yang berbeda dikarenakan variasi kadar gula dan sirup
Kadar air merupakan salah satu faktor penting yang berkaitan dengan
pangan ialah kadar air dalam produk. Kadar air produk permen jelly
manisan daun boborongan ini hampir sama untuk semua perlakuan yaitu
rata-rata 2.79% - 2.97%. Kadar air permen jelly manisan boborongan ini
memiliki kadar air yang rendah, kadar air makanan semi basah yaitu
Hasil pengukuran uji kadar air disajikan pada tabel 4.4 dan lampiran 7.
Tabel 4.4 Hasil Uji Kadar Air Permen Jelly Daun Boborongan
Pengulangan (%) Rata-rata
Formulasi
1 2 3 (%)
F1 6.50 0.60 1.26 2.79
F2 4.70 1.21 1.84 2.59
F3 3.18 4.47 1.25 2.97
Kadar air yang lebih rendah pada permen jelly ini disebabkan oleh
Menurut Muawanah (2012) kadar air yang rendah dalam permen jelly
penguapan air yang besar. Selain itu penggunaan gula dapat menyerap dan
produk.
48
suatu produk atau komoditi tertentu dapat diterima oleh konsumen. Hasil
permen jelly yang paling disukai. Nilai rata-rata kesukaan panelis terhadap
permen jelly yang meliputi penilaian warna, aroma, tekstur, rasa manis, dan
disukai. Hasil kuesioner uji organoleptik disajikan pada tabel 4.5 dan
lampiran 1.
terhadap permen jelly manisan boborongan berkisar antara skala 3-4. Hasil
tinggi yaitu 293 berarti formula 3 permen jelly merupakan produk yang
D. Analisis Data
Dari data yang diperoleh dari pengujian sifat fisik sediaan dan tingkat
BAB V
A. Simpulan
Berdasarkan hasil uji sifat fisik dan uji aktivitas antioksidan permen jelly daun
B. Saran
berikut:
sehingga dapat diketahui umur simpan dari permen jelly daun boborongan.
DAFTAR PUSTAKA
Atmaka, W., Nurhartadi, E., & Karim, M M 2013, "Pengaruh Penggunaan Campuran
Karaginan dan Konjak Terhadap Karakteristik Permen Jelly Temulawak
(Curcuma Xanthorrhiza Roxb.)," Jurnal Teknosains Pangan, vol. 2, no. 2, hal.
66–74.
Bhuiyan, M., Begum, J., & Nandi, NC 2010. "Chemical component studies on the leaf
and inflorescence essential oil of Hyptis brevipes (Poit.)," Journal of Medicinal
Plants Research, vol. 4, no. 20, hal. 2128–2131.
Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia. edisi 3, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Dhina, MA., Mubaroq, SR., & Astia, M 2019, "Formulasi Permen Jelly Ekstrak
Pegagan ( Centella asiatica ( L .) Urb .) dengan Variasi Basis Karagenan dan
Konjak Untuk Peningkat Daya Ingat Anak,". Jurnal FamilyEdu, vol. 5, no. 1, hal
30–37.
Dianto, I., Anam, S., & Khumaidi, A 2015, "Studi Etnofarmasi Tumbuhan Berkhasiat
Obat Pada Suku Kaili Ledo di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah".
Journal of Pharmacy, vol. 1, no. 2, hal. 85–91.
El Hasani, AM 2016, "Formulasi Nutrasetikal Sediaan Gummy Candies Ekstrak Etanol
Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk.) Dengan Variasi Kadar Manitol - Gelatin",
Skripsi, Universitas Setia Budi, Surakarta.
Falah, F, Sayektiningsih,T, dan Noorcahyati 2013, Keragaman Jenis dan Pemanfaatan
Tumbuhan Berkhasiat Obat Oleh Masyarakat Sekitar Hutan Lindung Gunung
Beratus, Kalimantan Timur (Diversity and Utilization of Medicinal Plants by
Local Community around Gunung Beratus Protection Forest, East Kalimantan),
Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumberdaya Alam.
Goun, E., Cunningham, G., Chu, D., Nguyen, C., & Miles, D 2003, "Antibacterial and
antifungal activity of Indonesian ethnomedical plants,". Fitoterapia, vol. 74, no.
6, hal. 592–596.
Ipbiotics, 2014, View Tumbuhan Obat Hyptis brevipes Poit. Bogor Agricultural
University, Bogor.
Koswara, S 2009, Teknologi pembuatan permen, Ebook pangan.com.
52
Mishra, SB., Verma, A., Mukerjee, A., & Vijayakumar, M 2011, "Anti-hyperglycemic
activity of leaves extract of Hyptis suaveolens L. Poit in streptozotocin induced
diabetic rats," Asian Pacific Journal of Tropical Medicine, vol. 4, no. 9, hal. 689–
693.
Muawanah, A., Djajanegara, I., Sa’duddin, A., Sukandar, D., & Radiastuti, N 2012,
"Penggunaan Bunga Kecombrang (Etlingera Elatior) Dalam Proses Formulasi
Permen Jelly," Jurnal Kimia, vol. 2, no. 4. hal. 526-533.
Saifullah, TN 2007, Teknologi dan Formulasi Sediaan Farmasi, Graha Ilmu, Jakarta.
Sakr, HH., Roshdy, SH., & El-Seedi, HR 2013, "Hyptis brevipes (lamiaceae) extracts
strongly inhibit the growth and development of spodoptera littoralis (boisd.)
larvae (lepidoptera: Noctuidae)," Journal of Applied Pharmaceutical Science, vol.
3, no. 10, hal. 83–88.
SNI 3547.2-2008. Revisi Kembang Gula Lunak (Jelly). Departemen Perindustrian.
Sriwahyuni, D dan Mardesci, H 2017, "Studi Konsentrasi Bubur Buah Nipah (Nypa
fruticans wurmb) dan Rumput Laut (Euchema Cottonii) yang Tepat Terhadap
Permen Jelly yang Dihasilkan," Jurnal Teknologi Pangan Faperta, vol. 6, no. 2,
hal. 41-48.
Utomo, AY 2016, "Karakteristik Dan Formulasi Permen Jelly Pisang Raja Sereh (Musa
Sapientum L.)," Skripsi, Universitas Jember, Jember.
Wahyono, S., Jokopriyambodo, W., Rahmawati, N., Maruzy, A., Widowati, L.,
Subositi, D., Junediyono 2017, Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan
Tumbuhan Obat Berbasis Komunitas di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI,
Jakarta.
53
LAMPIRAN
54
Nilai parameter kesukaan yang digunakan dalam uji organoleptik memiliki skala 1-5
sebai berikut:
Warna:
1= warna gelap
2= warna keruh
3= warna pucat
4= warna jernih
5= warna cerah
Rasa manis:
1= pahit
2= agak asam
3= tidak manis
4= manis
5= sangat manis
Aroma:
1= bau tengik
2= tidak beraroma
3= bau masam
4= bau simplisia
5= bau manis
Tekstur:
1= keras
2= agak keras
3= lembek
4= agak kenyal
5= kenyal
Penerimaan:
1= sangat tidak suka
2= tidak suka
3= agak suka
4= suka
5= sangat suka
55
Formula 2
Formula 3
57
Jadi, dilihat dari tabel tidak ada bobot sediaan yang menyimpang.
Lampiran 6. Hasil uji elastisitas
X d = x- x¯ SD
Formula 1 2 3 X¯ 1 2 3 ∑d2
F1 2.3 2.4 2.4 2.366667 -0.06667 0.033333 0.033333 0.006667 0.04714
F2 2.4 2.5 2.4 2.433333 -0.03333 0.066667 -0.03333 0.005575 0.04311
F3 2.7 2.6 2.8 2.7 0 -0.1 0.1 0.0101 0.058023
Px 3.8 3.5 3.7 3.666667 0.133333 -0.16667 0.033333 0.046327 0.124267
F2, 1’ = 203.30
2’ = 203.26
3’ = 203.20
F3, 1’ = 203.35
2’ = 203.20
3’ = 203.16
59