Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS

ANALISIS KUALITATIF SENYAWA TURUNAN ASAM KARBOKSILAT DAN


TURUNAN ASAM BARBITURAT DAN OBAT PSIKOTROPIKA

Proposal ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kimia farmasi analisi 1
(KFA1)

Disusun Oleh :
Diani Annisa Agustina
31117009
FARMASI 3A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI FARMASI
2018/2019
I. No Praktikum : 02
II. Hari / Tanggal : Senin, 9 September 2019
III. No Sampel : 30 dan 76
IV. Tujuan Praktikum
1. Menganalisis preparasi sampel zat organic dalam sediaan farmasi.
2. Menganalisa dan mengidentifikasi zat organic dalam sediaan farmasi.
3. Menetapkan kemurnian dan mutu dari pada bahan yang dipakai dalam farmasi
terutama bahan obat-obatan sehingga berfungsi untuk menghindari pemalsuan.
V. Tinjauan Pustaka
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air
akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam defenisi modern, asam
adalah suatu sat yang dapat member proton (ion H+) kepada zat lain yang disebut basa
atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi
dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah
asam asetat, asam borat, asam salisilat, asam benzoate dan lain sebagainya (Widyanto,
2008).
Asam karboksilat adalah salah satu golongan senyawa organik yaitu golongan
karboksil yang berasal dari dua kata yaitu karbonil dan hidroksil. Pada rumus umum dari
asam karboksilat adalah RCOOH yang bersifat asam karena dapat terionisasi dalam
larutan menjadi anion karboksilat, dan sebuah proton (Wilbraham, 1992). Suatu asam
karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karboksil, –COOH.
Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil, antar aksi dari
kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik untuk asam
karboksilat (Fessenden, 1997).

Asam asetat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organic yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam asetat murni disebut asam
asetat glasial adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16,70C.
Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industry yang penting. Asam
asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, glukosa asetat dan
polivinal asetat (Henry, 1974).
Asam borat merupakan asam organik lemah yang sering digunakan sebagai
antiseptik, dan dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat atau asam klorida pada
boraks. Dimana boraks adalah senyawa kimia natrium tetrabonat (NaB4O7), berbentuk
padat jika dilarutkan dalam air akan menjadi natrium hidroksida. Boraks ataupun asam
borat memiliki khasiat antiseptika. Pemakaiannya dalam obat-obatan seperti bedak, salep,
dan lain-lain (Lide, 1981).
Asam salisilat merupakan turunan dari senyawa aldehid. Senyawa ini juga biasa
disebut o-hidroksibensaldehid, o-formilfenol, atau 2-formilfenol. Senyawa ini stabil,
mudah terbakar dan tidak cocok dengan basa kuat, pereduksi kuat, asam kuat, dan
pengoksidasi kuat (Widyanto, 2008).
Acetosal atau asam asetilsalisilat adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang
sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor),
antiseptik (terhadap demam), dan anti inflamasi (peradangan). Acetosal juga memiliki
efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk
mencegah serangan jantung (Khopkar, 1990).
VI. Prosedur Kerja

Sampel

Esterifikasi (+) bau khas

golongan asam: asam asetat, asam


mefenamat, asam salisilat, asetosal, asam
benzoat, asam oksalat, asam borat.

sampel + FeCl3
(-) (+) terbentuk
Asam benzoat, asam Asam benzoat, asam
oksalat, asam borat, oksalat, asam borat,

Sampel + AgNO3 sampel + HCl pekat


(+) endapan putih (-) (-) (+) biru pekat

Asam benzoat Asam oksalat, Asam mefenamat


Asam salisilat,
asam borat asetosal
Sampel + DAB HCl
(-) asetosal (+)
kuning muda
Sampel + KMnO4
asam salisilat
warna (+) KMnO4 hilang

(-)
Asam oksalat Asam borat
Sampel
(-) tidak berbau ester
Golongan barbital

sampel + pereaksi perry

Golongan barbital

VII. Data Hasil Pengamatan


No sampel : 30
No Prosedur kerja Hasil pengamatan Dugaan hasil
sementara
1. Uji pendahuluan:
Cair Asam benzoate
-bentuk
-warna Bening jernih Asam borat

-bau Khas Asam asetat


-rasa Tidak berasa Asam borat
2. Uji golongan
1. Enanol + Terdapat bau Asam
H2SO4 + asetaldehid karboksilat
sampel +
panaskan
2. Zat + parry Berubah warna Asam benzoate
+ NH4OH menjadi biru Asam oksalat
3. Formal Asam borat
dehid + Bening Asam
sulphuric mefenamat
acid +H2SO4 Asam asetat
4. Zat + FeCl3 Kuning
3 Uji penegasan
1. Zat + Tidak terdapat
methanol + Bening nyala hijau
H2SO4
No sampel : 76

No Prosedur kerja Hasil pengamatan Dugaan hasil


sementara
1. Uji pendahuluan:
Serbuk, hablur Asam benzoate,
-bentuk
asam
-warna Putih mefenamat,
asam oksalat,
-bau Tidak berbau asetosal,
-rasa Tidak berasa diazepam
2. Uji golongan :
1. Enanol + Tidak berbau
H2SO4 + asetaldehid Asam salisilat,
sampel + luminal
panaskan

2. Zat + parry Biru


+ NH4OH Diazepam
3. Zat +
methanol + Bening ibupropen
H2SO4
VIII. Pembahasan
Pada percobaan kali ini yaitu analisis kualitatif senyawa turunan asam karboksilat
dan turunan asam barbiturate dengan tujuan untuk menentukan asam asetat dan
ibupropen.
Pada praktikun no sampel yang di dapat no 30 dan 76 dimana pada saat praktikum
terdapat kesalahan pada saat identifikasi pada proses pengerjaan , maka hasil yang
didapat tidak tepat yang diinginkan. Seharusnya hasil yang didapat berupa senyawa asam
asetat pada no sampel 30 dan ibupropen pada sampel no 76.
Berdasarkan uji organoleptis dapat diketahui bahwa sampel no. 30 memiliki
bentuk cair, dari segi warna larutan bening jernih, adapun untuk bau pada larutan tersebut
sangat menusuk, sedangkan untuk rasa tidak memiliki rasa.
Selanjutnya pada sampel 30 di uji esterifikasi adanya penambahan etanol dengan
asam sulfat yang kemudian ditambah dengan sampel. Adapun reaksi esteripikasi ialah
senyawa yang mengandung gugus –COOR dengan R dapat berbentuk alkil. Ester dapat
dibentuk berkat reaksi langsung antara asam karboksilat dengan alkohol. Esterifiksi ini
merupakan reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat dan alkohol menjadi suatu
ester dengan menggunakan katalis asam. Pada laju suatu esterifikasi asam karboksilat
yang dalam hal ini asam asetat bergantung terutama pada halangan sterik dalam alkohol
dan asam karboksilatnya, esterifikasi suatu asam karboksilat berlangsung melalui
serangkaian tahap protonasi dan deprotonasi. Dalam larutan asam oksigen karbonil dari
suatu ester dapat diprotonkan maka pada prosedur ditambahkan asam sulfat pekat yang
berfungsi untuk menambah suasana asamdan asam sulfat yang juga berfungsi sebagai
katalis yang dapat meningkatkan laju reaksi pada esterifikasi, kemudian oksigen karbonil
diprotonasi, nukleofilik menyerang karbon positif dan eliminasi air akan menhasilkan
ester. Mekanisme reaksinya secara umum adalah sebagai berikut,
Adapun untuk hasil yang didapat setelah esterifikasi terdapat bau asetaldehit yang
menandakan adanya golongan asam karboksilat. Hal ini disebabkan etanol 96 % terdapat
4 % air, yang berfungsi sebagai pengikat air.
Adapun uji selanjutnya yaitu uji penegasan mengenai asam asetat. Adapunn
sampel di tambah dengan FeCl3 maka akan membentuk warna merah coklat yang mana
warna akan hilang setelat penambahan asam. Penambahan FeCl3 tersebut berpungsi
untuk menghasilkan endapan yang mengandung ion ferri yang pada akhirnya akan
dianalisis. Mekenisme reaksinya yaitu :

Diketahui pada sampel no 76 , adapun untuk uji organoleptis yaitu dengan warna
putih, dengan bentuk serbuk hablur dan tidak terdapat bau sedangakan untuk rasa agak
pahit.
Pada sampel 76 yang pertama dilakukan yaitu melakukan penggerusan antara
sampel ditambah dengan gelatin. Tujuannya untuk menurunkan tegangan permukaan
pada suatu sampel. Yang mana sampel tersebut dipindahkan ke tabung reaksi yang
nantinya akan di larutkan dengan etanol. Selanjutnya lakukan pemisahan dengan
sentrifugasi.
Dlanjut dengan pengujian esterifikasi adanya penambahan etanol dengan asam
sulfat yang kemudian ditambah dengan sampel. Hasil yang di dapat tidak menunjukan
adanya bau asetaldehid yang mana pada dugaan sementara bukan merupakan golongan
asam karboklilat.
Selanjutnya uji golongan salisilat. Asam salisilat adalah senyawa golongan asam
karboksilat yang sifatnya sangat iratif. Yang mempunyai bentuk Kristal tidak berwarna
dan larut dalam air dan pelarut organic (Hart,2003). Adapun hasil setelah penambahan
FeCl3 menunjukan hasil sampel no 76 negative atau tidak terbentuk warna ungu.
Uji golongan barbiturate atau luminal yaitu adanya penambahan Zat dengan parry
yang ditambahkan NH4OH menhasilkan warna biru. Secara kimia, barbiturate merupakan
derivate asam barbiturate. Asam barbiturate ( 2,4,6-trioksoheksahidropirirmidin)
merupakan hasil reaksi kondensasi antara urea dengan asm malonat.
Uji golongan trakhir diazepam yaitu penambahan formal dehid dengan sulphuric
acid yang kemudian di tambah H2SO4. Penambahan asam sulfat untuk memberikan
suasana asam pada sampel. Hasil sampel no 76 menunjukan hasil negative tidak
berwarna orange. Pada semua golongan menunjukan hasil yang negative, maka dapat
dikatakan bahwa sampel no 76 diduga ibu propen, adapun struktur dari ibu propen:

IX. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa hasil data yang benar pada :
- Sampel no 30 adalah asam asetat
- Sampel no 76 adalah ibupropen
X. Daftar Pustaka
Henry, Leisester. 1974. The Historical Background of Chemistry. Press; Semarang
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia. Press; Jakarta
Lide David. 1981. Hand Book of Chemistry and Physics. Crs Press; Jakarta
Widyanto. 2008. Chemistry Education. Pocket Kimia; Jakarta
Hart, H., 2003. “ kimia organic “. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai