Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI ANALISIS I


“ANALISIS KUALITATIF SENYAWA KIMIA TURUNAN ASAM
KARBOKSILAT ,ASAM SALISILAT , BARBITAL DAN OBAT
PSIKOTROPIK DALAM BENTUK SEDIAAN FARMASI “

NAMA : PUJI AINUL HAPID


NIM : 31117035
KELAS : FARMASI 3A

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKes BHAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2019
I. No.praktikum : 01
II. Hari/tanggal : 09 September 2019
III. No.Sampel : 216 dan 343
IV. Tujuan praktikum : 1. Mahasiswa mampu menganalisis senyawa-senyawa
turunan asam karboksilat, salisilat , barbital dan obat
psikotropik
2. Menganalisis preparasi sampel zat organik dalam
sediaan farmasi
V. Tinjauan Pustaka :
1. ASAM KARBOSILAT
Asam karboksilat merupakan senyawa asam dengan gugus fungsi
karboksil. Gugus fungsi karboksil merupakan gabungan dari gugus karbonil
dengan gugus hidroksil (–OH). Golongan senyawa ini paling awal diselidiki oleh
para ilmuwan kimia karena banyak terdapat di alam. Beberapa asam karboksilat
biasa yang penting tercantum pada tabel berikut.
Beberapa Asam Karboksilat Biasa yang Penting
Asam Karboksilat Sumber atau Penggunaan

Asam laktat Dalam susu dan susu masam

Asam oksalat Dalam bayam dan kelembak

Asam tartrat Dalam sari anggur sebagai garam monokalium

Asam salisilat Untuk membuat aspirin dan minyak gandapura

Asam tereftalat Untuk membuat serat poliester, film, dan benda-benda


cetakan
Asam sitrat Dalam jeruk dan beri

Sifat fisika :
 Asam karboksilat mempunyai titik didih lebih tinggi daripada senyawa
organik golongan lain yang berat molekulnya sebanding.
 Kelarutan asam karboksilat dalam air lebih besar daripada alkohol, eter,
aldehida, dan keton yang berat molekulnya sebanding.
 Kelarutan asam karboksilat dalam air menurun seiring dengan meningkatnya
berat molekul.
 Asam karboksilat dengan 1-4 atom karbon dapat larut sempurna dalam air.
Sifat kimia
Beberapa sifat asam karboksilat adalah:
 Asam karboksilat merupakan asam lemah. Makin pendek rantai karbon,
kekuatan asam makin bertambah.
 Asam karboksilat dapat bereaksi dengan basa menghasilkan garam.
Reaksi ini disebut penetralan.
 Asam karboksilat dapat bereaksi dengan alkohol menghasilkan ester.
Reaksi ini dikenal dengan nama reaksi esterifikasi.
 Dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air sehingga pada umumnya
mempunyai titik didih tinggi.
 Mulai dari C1 sampai dengan C4 mudah larut dalam air. Makin panjang
rantai C-nya makin sukar larut dalam air.
VI. Prosedur :

sampel

Esterifikasi (+) bau khas

golongan asam: asam asetat, , asam salisilat,


asetosal, asam benzoat, ,

sampel + FeCl3

(-) (+) terbentuk


Asam benzoat, asam Asam benzoat, asam
oksalat, asam borat, oksalat, asam borat,

Sampel + AgNO3 sampel + HCl pekat

(+) endapan putih (-) (-) (+) biru

Asam benzoat Asam oksalat, asmef


Asam salisilat,
asam borat asetosal

Sampel + DAB HCl

(-) asetosal (+)


kuning muda
asam salisilat
Sampel + KMnO4
Warna KmnO4 hilang
+ -
+ +
Asam oksalat Asam borat

Sampel

Luminal Diazepam
Pereaksi zwikker +Formalin + asam
sulfurat
ungu
Orange

VII. Hasil pengamatan :


Sampel

No Prosedur Hasil Dugaan sementara


No.

Organoleptik
A Bau Tak berbau
1 Asam Salisilat
B Bentuk Semi padat
Asam Benzoat
C Warna Kuning pucat
Uji Golongan
2
Asam Salisilat
Sampel + FeCl3 Larutan Ungu
Uji penegasan
3 Analit + HNO3 () (Ungu)
Asam salisilat
Analit ungu + NH4OH Kuning
Organoleptik

A Bau Tak berbau 1. Asam karboksilat


B Bentuk Serbuk a. Asam benzoat
C Warna Putih b. Asam oksalat
D Rasa Agak pahit c. Ibu propen
1
d. Asmef
2. Asam Salisilat
a. Asam salisilat
E Kelarutan Etanol
b. Acetosal
3. Barbital
a. luminal
Uji golongan
Asam oxalat
Asam mefenamat
Tidak terbentuk
Esterifikasi Ibupropen
ester
Luminal
acetosal
Asam oxalat
Asam mefenamat
Sampel + FeCl3 -
Ibupropen
Luminal
Analit + pereaksi
Hijau Luminal
zwikker
VIII. Pembahasan
Sediaan yang didapat dalam praktikum analisis senyawa turunan asam
karboksilat, asam salisilat, asam barbiturat dan obat psikotropika adalah salep
dan serbuk sehingga diperlukan pengekstraksian senyawa yang terkandung
dalam sediaan tersebut dengan sampel no.216 berupa sediaan salep sedangkan
no.343 dalam bentuk serbuk halus.
Pada pengujian pertama terhadap sampel no.216 dilakukan organoleptis
berupa warna salep kuning pucat tak berbau. Telah diketahui bahwa obat-
obatan pada sediaan salep ini bisa mengandung asam karboksilat atau asam
salisilat sehingga dilakukanlah uji terhadap 2 senyawa tersebut. karena pada
asam salisilat terdapat gugus fenol maka sampel di reaksikan dengan FeCl3
untuk mengetahui golongan asam salisilat atau karboksilat, hasilnya terbentuk
warna ungu yang menandakan terbentuk fenolat dari asam salisilat dengan
reaksi nya sebagai berikut :

Selanjutnya sampel tersebut dioksidasi dengan oksidator kuat HNO3


sehingga menyebabkan sampel berubah warna menjadi ungu yang menyatakan
bahwa sampel tersebut merupakan asam salisilat.
Untuk sampel selanjutnya dengan bentuk serbuk tentu dilihat dulu hanya
berdasarkan organoleptiknya dengan hasil rasa agak pahit bentuk serbuk warna
putih serta tak berbau. Kemudian dilakukan uji kelarutan dengan pelarut etanol,
air serta klorofom sehingga didapatlah hasil senyawa obat yang kelarutannya
baik di dalam etanol. Perlakuan senajutnya pada sampel dengan melakukan uji
golongan esterifikasi untuk menentukan sampel tersebut golongan asam
karboksilat tetapi hasilnya tidak bereaksi sehingga sampel tersebut bukan
tergolong turunan asam karboksilat. Sama halnya dengan esterifikasi, sampel
juga di reaksikan dengan FeCl3 untuk melihat bahwa sampel termasuk turunan
salisilat dengan hasilnya yang tak bereaksi dapat dikatakan sampel tersebut
bukan golongan salisilat. Untuk selanjutnya dilakukan pengujian dengan
pereaksi Zwiker yang khas untuk golongan barbital dengan hasilnya terbentuk
warna hijau tua sehingga sampel tersebut dapat dikatakan sebagai fenobarbital.
Untuk uji penegasannya direaksikan dengan α-naftol dan H2SO4 dengan reaksi
sebagai berikut :
IX. Kesimpulan
Dari hasil praktikum analisis golongan asam karboksilat ,salisilat, barbital
dan obat psikotropik dapat disimpulkan bahwa sampel no.216 adalah asam
salisilat dan sampel no.343 bukanlah asam benzoat melainkan fenobarbital.

X. DAFTAR PUSTAKA
DepKes., 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
Fessenden, R.J. & Fessenden, J.S.,1982. Kimia Organic, diterjemahkan oleh
Pudjaatmaka, A,H., Edisi Ketiga, Jilid I .Penerbit Erlangga.Jakarta
Fessenden, R.J. & Fessenden, J.S.,1982. Kimia Organic, diterjemahkan oleh
Pudjaatmaka, A,H., Edisi Ketiga, Jilid II .Penerbit Erlangga.Jakarta
Hart, Harold. 1983 . Kimia organic, diterjemahkan oleh suminar achmadi,
jakarta: erlangga
KemenKes., 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai