Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI ANALISIS 1

Disusun oleh

Rendra Suharsono Syahrir (31116033)

Farmasi 3A

PROGRAM STUDI FARMASI

SEKOLAHTINGGI ILMU KESEHATAN

BAKTI TUNAS HUSADA

TASIKMALAYA
A. NO. PRAKTIKUM : 01
B. HARI/TANGGAL : Senin, 02 September 2019
C. NO. SAMPEL : 296 dan 389
D. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Menganalisis preparasi sampel zat organic dalam sediaan farmasi
b. Menganalisis dan mengidentifikasi sediaan farmasi
c. Menetapkan kemurnian dan mutu dari bahan yang dipakai dalam farmasi terutama
bahan obat-obatan sehingga menghindari pemalsuan

E. TINJAUAN PUSTAKA

Alkohol mempunyai ikatan yang mirip air dan terdiri dari molekul polar. Karena
alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul-molekulnya, maka titik didih
alkohol lebih tinggi daripada titik didih alkil halida atau eter, yang bobot molekulnya
sebanding. Alkohol berbobot rendah larut dalam air, kelarutan ini disebabkan oleh ikatan
hidrogen antara alkohol dan air.
Turunan alkohol terutama digunakan untuk:
1. Antiseptik pada pembedahan dan pada kulit, misalnya etanol dan
isopropylalkohol.
2. Pengawet, contohnya benzyl alkohol, fenitil alkohol dan klorbutanol.
3. Mensterilkan udara dalam bentuk aerosol, contohnya etilen glikol,
propilenglikol dan trimetilen glikol.

Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai
obat luar. Bahan obatnya larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.
Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam empat kelompok yaitu
dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan
air, dasar salep larut dalam air. Setiap salep obat menggunakan salah satu dasar salep
tertentu
Dasar salep hidrokarbon dikenal sebagai dasar salep berlemak, antara lain vaselin
putih dan salep putih. Hanya sejumlah kecil komponen berair dapat dicampurkan
kedalamnya. Salep ini dimaksudkan untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit
dan bertindak sebagai pembalut penutup. Dasar salep hidrokarbon digunakan terutama
sebagai emolien, dan sukar dicuci. Tidak mongering dan tidak tampak berubah dalam
waktu lama

Dasar salep serap dapat dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok yang pertama
terdiri atas dasar salep yang dapet bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam
minyak (Parrafin hidrofilik dan Lanolin anhidrat), dan kelompok kedua terdiri atas emulsi
air dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan (Lanolin).
Dasar salep serap juga bermanfaat sebagai emolien

F. ALAT DAN BAHAN

NO ALAT BAHAN

1 Tabung Reaksi Metanol

2 Pipet Tetes Nipagin

3 Vortex Nipasol

4 Gelas kimia Resorsin

5 Kaki tiga Vanilin

6 Spiritus Rivanol

7 Kawat kasa Etanol


G. PROSEDUR KERJA
No. sampel: 296
No. Prosedur Kerja Hasil Pengamatan Prediksi
1. Uji pendahuluan:
• Bentuk • Larutan Putih Sorbitol
• Bau • Tidak Berbau
• Warna • Bening
• Rasa • Manis
2. Uji golongan Sampel berubah warna dari Sorbitol
Sample + 0.5 asam bening menjadi warna ungu
oksalat + 0.5 resorsin +
H2SO4

Reaksi cufrifil+ Sampel Sampel dari warna biru


+NH4OH +CuSO4 kemudian berubah menjadi
hijau biru berubah lagi
menjadi biru setelah dikocok

No. sampel: 389

No. Prosedur Kerja Hasil Pengamatan Prediksi


1. Uji pendahuluan
• Bentuk • Larutan Putih
• Warna • Bening Gliserin
• Bau • Tidak Berbau
• Rasa • Tidak Berasa
2. Uji golongan
Sampel+asam Sampel dari warna bening Gliserin
oksalat+H2SO4 menjadi ungu
pekat+resorsin

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, pertama yang harus dilakukan adalah uji organoleptis. Pada
uji organoleptis ini kita bisa mengetahui bentuk, warna, rasa dan bau dari sampel tersebut
secara kasat mata. Yang kedua dengan melakukan uji golongan, sampel tersebut masuk ke
golongan alcohol, fenol atau matriks. Yang ketiga dilakukannya uji penegasan, sampel
tersebut diuji kembali dengan menegaskan bahwa sampel tersebut berada pada golongan
alcohol, fenol dan matriks.

Sampel yang diperoleh yaitu nomor 389 dalam bentuk larutan bening dan nomor
296 dalam bentuk sediaan larutan bening masing masing sampel diidentifikasi dengan
pengujian uji pendahuluan,uji golongan dan uji pemastian untuk sampel no 389 yaitu uji
organoleptic meliputi bentuknya larutan bening, tidak berbau dan tidak berasa dari hasil
identifikasi tidak menunjukan golongan alcohol kemudian dilakukan uji pemastian dengan
dugaan gliserin dengan mencampurkan sampel+as.oksalat+H2SO4pekat+resorsin dari
bening berubah menjadi warna ungu violet.

C10H12O3+C2H2O4+H2SO4(pekat)+C6H6O2

SO4
OH
O

H2SO4 H2O

OH OH

pada sampel no 296 uji organoleptic meliputi bentuknya larutan bening tidak
berbau, rasa agak manis. Kemudian dilakukan uji golongan dengan mencampurkan
sampel+0.5ml asam oksalat+0.5ml resorsin+H2SO4 pekat dan terbukti merupakan
golongan alcohol. Setelah itu dilakukan uji pemastian dengan mencampurkan reaksi
cufrifil+sampel+NH4OH+CuSO4.

KESIMPULAN

Sampel no 389 seharusnya Nipasol

Sampel no 296 seharusnya Gliserin

DAFTAR PUSTAKA

- Anonim 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.Jakarta: Departemen Kesehatan Republik


Indonesia.

- Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr Kimia Organik. Bina
Aksara. Jakarta.

-Faramkope Indonesia Edisi Kelima Tahun 2014. Departemen Kesehatan Republik


Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai