Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI ANALITIK I

ANALISIS KUALITATIF SENYAWA TURUNAN ALKOHOL, FENOL,


BAHAN DASAR SALEP

Disusun Oleh :

ADHITYA ALIF PRATAMA

31117001

FARMASI 3A

STIKes BAKTI TUNAS HUSADA

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

TASIKMALAYA

2019
A. No Praktikum :01
B. Hari/ tanggal praktikum : Selasa 17 September 2019)
C. No Sampel : 259 dan 326
D. Tujuan praktikum :
- Untuk mengetahui sifat-sifat dari golongan alcohol dan Fenol
- Untuk mengetahui senyawa alcohol dan fenol dalam suatu sampel
secara kualitatif
- Menganalisis atau mengidentifikasi analit secara kualitatif
E. Tinjauan pustaka

Alkohol adalah kelompok senyawa yang mengandung satu atau lebih gugus
fungsi hidroksil (-OH) pada suatu senyawa alkana. Alkohol dapat dikenali
dengan rumus umumnya R-OH. Alkohol merupakan salah satu zat yang penting
dalam kimia organik karena dapat diubah dari dan ke banyak tipe senyawa
lainnya. Reaksi dengan alkohol akan menghasilkan 2 macam senyawa. Reaksi
bisa menghasilkan senyawa yang mengandung ikatan R-O atau dapat juga
menghasilkan senyawa mengandung ikatan O-H.

Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus OH


pada rantai karbon utama karbon. Ada tiga jenis alkohol antara lain alkohol
primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Alkohol primer yaitu alkohol yang
gugus –OH nya terletak pada C primer yang terikat langsung pada satu atom
karbon yang lain contohnya : CH3CH2CH2OH (C3H7O). Alkohol sekunder
yaitu alkohol yang gugus -OH nya terletak pada atom C sekunder yang terikat
pada dua atom C yang lain. Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH nya
terletak pada atom C tersier yang terikat langsung pada tiga atom C yang lain
(kartika,2004).

Alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh


ikatan hidrogen. Dengan bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus
hidroksil yang polar terhadap sifat molekul menurun. Sifat molekul yang seperti
air berkurang, sebaliknya sifatnya lebih seperti hidrokarbon. Akibatnya alkohol
dengan bobot molekul rendah cenderung larut dalam air, sedangkan alkohol
berbobot molekul tinggi tidak demikian. Alkohol mendidih pada temperatur
yang cukup tinggi. Sebagai suatu kelompok senyawa, fenol memiliki titik didih
dan kelarutan yang sangat bervariasi, tergantung pada sifat subtituen yang
menempel pada cincin benzena (Petrucci, 1987).

Reaksi-reaksi yang terjadi dalm alkohol antara lain reaksi substitusi, reaksi
eliminasi, reaksi oksidasi dan esterifikasi. Dalam suatu alkohol, semakin
panjang rantai hidrokarbon maka semakin rendah kelarutannya. Bahkan jika
cukup panjang sifat hidrofob ini mengalahkan sifat hidrofil dari gugus hidroksil.
Banyaknya gugus hidroksil dapat memperbesar kelarutan dalam air (Hart,
1990).Suatu alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehid atau asam
karboksilat. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton saja. Sedangkan
pada alkohol tersier menolak oksidasi dengan larutan basa, dalam larutan asam,
alkohol mengalami dehidrsi menghasilkan alkena yang kemudian dioksidasi
(mardzuki,1990).

Fenol adalah sekelompok senyawa organik yang gugus hidroksilnya (-OH)


langsung melekat pada karbon cincin benzena. Aktivator kuat dalam reaksi
substitusi aromatik elektrofilik terletak pada gugus –OH-nya karena ikatan
karbon sp2 lebih kuat dari pada ikatan oleh karbon sp3 makan ikan C-O dalam
fenol tidak mudah diputuskan. Fenol sendiri tahan terhadap oksidasi karena
pembentukan suatu gugus karbonil mengakibatkan dikorbankannya penstabilan
aromatik. Fenol umumnya diberi nama menurut senyawa induknya (Schmidt,
1998).

Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal
ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat
melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat
bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-
satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban
negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya (Suminar, 2003).

Fenol didapatkan melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam


benzoat dengan proses Raschig. Fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari
oksidasi batu bara (Suminar, 1999). Fenol merupakan komponen utama pada
antiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (Trichlorophenol).
Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestesis oral, misalnya
semprotan kloraseptik. Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian
dari produksi aspirin, pembasmi rumput liar, dan lainnya). Fenol yang
terkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit yang
terbuka. Rumus bangun fenol dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini:

atau

Gambar 1. Struktur fenol

Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan


digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispend homogen
dalam dasar salep yang cocok. Pemerian Tidak boleh berbau tengik. Kadar
kecuali dinyatakan lain dan untuk salap yang mengandung obat keras atau
obat narkotik , kadar bahan obat adalah 10 %. Kecuali dinyatakan sebagai
bahan dasar digunakan Vaselin putih . Tergantung dari sifat bahan obat dan
tujuan pemakaian, dapat dipilih salah satu bahan dasar berikut: dasar salep
senyawa hidrokarbon Vasellin putih, vaselin kuning atau campurannya
dengan malam putih, dengan Malam kuning atau senyawa hidrokarbon lain
yang cocok; dasar salep serap lemak bulu domba dengan campuran 8 bagian
kolesterol 3 bagian stearik alcohol 8 bagian malam putih dan 8 bagian vaselin
putih, campuran 30 bagian Malam kuning dan 70 bagian Minyak Wijen; dasar
salap yang dapat dicuci dengan air. Emulsi minyak dan air; dasar salap yang
dapat larut dalam air Polietilenglikola atau campurannya. Homogenitas jika
dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus
menunjukkan susunan yang homogen (Anif, 2000)
F. Prosedur Kerja

Cara Kerja Sampel No. 259

Uji Golongan Penegasan


Organoleptik
G.
H.
-Bau Sampel + Diazo A + Diazo B + NaOH Fenol polivalen : dermatol,
I.
-Rasa
J. = Merah anggur + Amyl Alkohol resorsin,vanillin,hidrokuinon,asa
K. galat.
-Warna Hasil : golongan fenol (+ fehling)
endapan merah bata Hidrokuinon :
-Kelarutan
 S+AgNO3 +NH4OH = hijau-
kuning/coklat
 Analit+ reagen Benedict =
merah
 Analit+FeCL3 = hijau
 S + aqua brom =
kuning,coklat

Cara Kerja Sampel No. 326

Organoleptik Uji Golongan Penegasan

-Bau

-Rasa Sampel + Diazo A + Diazo B + NaOH Fenol monovalen : kloroform,


= Merah anggur + Amyl Alkohol nipagin,nipasol, asam pikrat, rivan
-Warna tymol
Hasil : golongan fenol (+ fehling)
-Kelarutan endapan merah bata nipasol :

 S+ FeCL3 = kuning+K2Cr2O7
kuning jingga
 Analit + reagen Millon =
merah intensif
 Analit +HNO3 lalu
dipanaksan = cairan
berwarna kuning

G. HASIL DAN PEMBAHASAN


No. sampel: 259

No. Prosedur Kerja Hasil Pengamatan Prediksi


1. Uji pendahuluan:
 Bau  Bau Khas Adeps Lanae,
 Rasa  Pahit Vaselin Flavum
 Warna  Kuning Muda
 Bentuk  Semi Solid
2. Pemisahan Matriks Sampel larut menjadi warna Adeps Lanae,
Sampel + CHCL3 kuning bening Vaselin Flavum

3. GOLONGAN Golongan fenol


 Sampel + Diazo A Tertarik oleh amyl alcohol
+ Diazo B +
NaOH = Merah
anggur + Amyl Merah bata Fenol polivalen :
Alkohol dermatol,resorsin,
 +reagen fehling vanillin,hidrokuino
n,asam galat
4. Uji penegasan :
 S+AgNO3 +NH4OH  hijau-kuning/coklat
 Analit+ r Benedict  merah +hidrokuinon
 Analit+FeCL3  hijau
 S + aqua brom =  kuning,coklat

No. sampel: 326


No. Prosedur Kerja Hasil Pengamatan Prediksi
1. Uji pendahuluan:
 Bau  Tidak berbau Gliserin
 Rasa  Tidak ada rasa Etanol
 Warna  Jernih
 Bentuk  larutan
2. Sampel + Diazo A +
Diazo B + NaOH = Tertarik oleh amyl alcohol Golongan fenol
Merah anggur + Amyl
Alkohol

3. Uji golongan
+reagen fehling Berwarna jernih keruh + Fenol monovalen :
kloroform,
nipagin,nipasol, asam
pikrat, rivanol, tymol

4. Uji penegasan :
 S+ FeCL3 =  kuning jingga +nipasol
kuning+K2Cr2O7=
 Analit + r. Millon  merah intensif
 Analit +HNO3 lalu
 cairan berwarna kuning
dipanaksan
L. Pembahasan

Pada praktikum kali ini yaitu tentang Analisis Kualitatif Senyawa


Turunan Alkohol, Fenol, Bahan dasar salep. Setelah mendapatkan sampel
pertama no. 162 tahapan pertama yang harus dilakukan adalah uji
Organoleptik yaitu mengidentifikasi secara kasat mata melalui Bau, Rasa,
Warna dan Bentuk. Menurut hasil pengamatan dari uji Organoleptis ini
didapatkan bahwa sampel memiliki Bau khas, Berwarna kuning muda dan
memiliki bentuk semi solid sehingga dapat di prediksi bahwa sampel adalah
basis salep yaitu Adeps Lanae dan Vaselin Flavum. Selanjutnya analit harus
dipisahkan dari matriksnya dengan prediksi dari hasil organoleptik bahwa
sampel adalah basis salep maka pemilihan larutan untuk pemisahan
menggunakan Kloroform dan ternyata setelah diberi pelarut dan di fortex
sampel larut dalam kloroform. Dan dari hasil kelartan bahwa sampel dapat
diprediksi adalah Adeps Lanae karena sesuai dengan kelarutan Adeps Lanae
yaitu praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%)P ;
Mudah larut dalam Kloroform p dan eter p (Farmakope V, 2014).
Selanjutnya yaitu tahap penegasan dimana Sampel + CHCl3 + H2SO4 dan
hasil dari reaksi sampel terdapat cincin cokelat kemerahan tetapi tidak
terlalu muncul kemudian dilakukan penegasan kembali dengan dengan
reaksi sebagai berikut :

Pada hasil reaksi diatas bahwa sampel mengalami pelepasan gugus H dan
penangkapan FeCl2 dan menghasilkan hasil dengan perubahan warna
larutan menjadi warna hijau. Hal tersebut menunjukan bahwa sampel
no.162 merupakan senyawa golongan fenol yang diduga adalah
Hidrokuinon.
Selanjutna menganalisis sampel kedua no. 396. Sama halnya dengan
sampel sebelmnya dimana sampel dilakukan uji pendahuluan aitu
organoleptik dan didapatkan hasil yaitu sampel memiliki bau khas alkohol,
rasa pahit agak panas, warna bening, dan kelarutan larut dalam aquadest dan
dalam kloroform. Dan didapatkan dugaan sementara bahwa sampel adalah
Etanol dan Metanol. Selanjutnya melakukan uji golongan untuk
menentukan bahwa sampel adalah golongan alkohol atau gologan fenol
dengan cara Sampel + Diazo A + Diazo B + NaOH setelah itu dipanaskan
dan ditambakan Amyl alkohol dimana jika larutan tertarik oleh Amyl
alkohol maka larutan tersebt golonga fenol dan jika tidak maka larutan
tersebut adalah golongan fenol. Dan hasilnya bahwa larutan tidak tertarik
oleh Amyl alkohol dengan begitu dugaan sebelumnya bertambah kuat.
Tahapan selanjutnya yaitu uji penegasan dengan tujuan untuk mempertegas
dugaan yang telah di dapat. Sampel + 1cc H2SO4 + 3cc SCHIFF dengan
hasil tidak memberikan warna biru violet selanjutnya sampel + as.benzoat
dengan hasil bau seperti pisang.

Dengan demikian bahwa sampel no. 396 adalah etanol karena asam benzoat
akan mengoksidasi etanol sehingga akan memperkuat bau yang spesifik
yaitu seperti bau pisang ambon.
Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa sampel pertama no. 259 adalah Hidrokuinon


bukan Adeps Lanae dan sampel kedua no. 326 adalah Etanol bukan
Metanol. Tetapi pada penebakan ataupun prediksi, saya menebak sampel
no.162 adalah Adeps Lanae dan sampel no. 396 adalah Metanol karena pada
saat proses uji kelarutan tidak larut dalam Kloroform.
Daftar Pustaka

Kartika,2004, Kimia Anorganik, USU Press: Medan

Mardzuki,1990,Kimia Organik Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Moh. Anief, Drs. Apoteker. (2006). Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : UGM Pres
Petrucci, R.H. 1999. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Terjemahan dari
General Chemistry Principles and Modern Application, oleh Suminar Setiati
Achmadi. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Schmidt, Lanny D. 1998. The Engineering of Chemical Reaction. Oxford
University Press Inc., New York.

Anda mungkin juga menyukai