Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM VI

PERKOLASI
I. TUJUAN
Mahasiwa dapat menjelaskan dan melakukan ekstraksi bahan alam dengan
metode perkolasi.

II. PENDAHULUAN
Ekstark adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai,kemudian semua atau hamper semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian himgga memenuhi baku yang
telah ditetapkan.
Ekstrak adalah proses penarikan komponen atau zat aktif suatu
simplisia dengan menggunakan pelarut tertentu.Pemilihan metode ekstraksi
senyawa kimia didasarkan atas beberapa faktor yaitu sifat jaringan tumbuhan,
sifat kandungan zat aktif serta kelarutan dalam pelarut yang digunakan.Prinsip
ekstraksi adalah melarutkan senyawa polar dalam pelarut polar dan senyawa
non polar dalam senyawa non polar.
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan c
airan
penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi.Prinsip perkolasi yaitu
menempatkan serbuk simplisia dalam suatu bejana silinder, yang bagian
bawahnya diberi sekat berpori, kemudian cairan penyari dialirkan
dari atas kebawah melalui serbuk tersebut, yang akan melarutkan zat aktif.
Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi, karena :
1.aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi
dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan
derajat perbedaan konsentrasi.
2. Ruangan antara butir-butir simplisia membentuk saluran tempat mengalir
cairan penyari.karena kecilnya saluran kapiler tersebut, maka kecepatan
pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas, sehingga dapat meningkatkan
perbedaan konsentrasi.
alat yang digunakan untk perkolasi disebut perkolator, cairan yang
digunakan untuk menyari disebut cairan penyari atau menstrum, larutan zat
aktif yang keluar dari perkolator disebut sari atau perkolat, sedangkan sisa
setelah dilakukan penyarian disebutampas atau sisa perkolasi.
Pemilihan perkolator tergantung pada jenis serbuk simplisia yang akan
disari.serbuk yang mengandung sejumlah besar zat aktif yang larut, tidak baik
bila diperkolasi dengan alat perkolasi yang sempit, karena perkolat akan
segera menjadi pekat dan berhenti mengalir. Pada pembuatan tingtur dan
ekstrak cair, jumlah cairan penyari yang tersedia lebih besar dibandingkan
dengan jumlah cairan penyari yang diperlukan untuk melautkan zat aktif, pada
keadaan tersebut pembuatan sediaan digunakan perkolator lebar untuk
mempercepat proses perkolasi.ukuran perkolator yang digunakan harus dipilih
sesuai dengan jumlah bahan yang akan disari. jumlah bahan yang disari tidak
lebih dari 2/3 tinggi perkolator.
Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan langkah tambahan
yaitu sampel padat telah terpisah dari ekstrak.Kerugiannya adalah kontak
antara sampel padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan metode
refluks, dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga tidak
melarutkan komponen secara efisien.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat Bahan
1. Cawan porselin 1. Aquadest
2. Gelas beker 2. Simplisia
3. Gelas ukur 3. Metanol
4. Corong
5. Alat perkolasi
6. Botol penyemprot
IV. CARA KERJA

Menimbang serbuk simplisia sebanyak 500 gram

Memasukan serbuk simplisisa kedalam perkolator

Menambahkan pelarut metanol hingga serbuk terendam dalam pelarut


berada 2 cm diatas sampel, menutup percolator sambil sesekali diaduk.
Merendamkan sampel selama 3 kali 24 jam dilakukan penyaringan.

Mengambil ekstrak cair yang didapat

Menguapkan ekstrak cair yang didapat hingga diperoleh ekstrak kental


sampel

Menimbang berat tetap ekstrak kental yang didapat serta menghitung


rendemen ekstrak

Rendemen Ekstrak (%)


V. HASIL PENGAMATAN
Diketahui : Bobot cawan tetap C1 = 31,6644 g
Berat simplisia = 500 g
Berat cawan + ekstrak = 74,3971 g
Ditanya rendeman ekstrak…..?
Berat ekstrak kental =(Berat cawan + ekstrak)-Berat cawan
= 74,3971 g – 31,664 g
= 42,73227 g

= 8,5465 %

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, kami melakukan ekstraksi simplisia daun
meniran dengan metode perkolasi. Perkolasi adalah cara penyarian yang
dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia
yang telah dibasahi. Prinsip perkolasi yaitu menempatkan serbuk simplisia
dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori,
kemudian cairan penyari dialirkan dari atas kebawah melalui serbuk
tersebut, yang akan melarutkan zat aktif.
Hal yang pertama kali dilakukan adalah menimbang simplisia daun
meniran sebanyak 500 gram. kemudian menyiapkan alat perkolasi dan
perlengkapannya.bagian bawah tabung perkolator dari keran untuk
menghubungkan ke wadah penampung perkolat. wadah perkolat posisinya
harus lebih rendah dari perkolator dan harus terpasang setelah itu serbuk
simplisia dibasahi bagian.Cairan penyari yang digunakan adalah etanol
96% aduk sesekali agar cairan penyari merata keseluruh massa simplisia
dan diamkan selama 3 kali 24 jam.
Etanol digunakan sebagai pelarut/penyari karena etanol bersifat polar
yang dapat menarik zat aktif yang bersifat polar juga. Etanol lebih selektif,
kapang dan khamir sulit tumbuh dalam etanol 96% ,tidak beracun, netral,
dapat bercampur dengan air, dapat memperbaiki stabilitas bahan obat
terlarut, dan tidak mengakibatkan pembengkakan membransel.
Kemudian masukkan kasa ke dalam perkolator yang telah terpasang
tetapi jangan terlalu ditekan agar tidak menyumbat keran. lalu masukkan
kertas saring di atas kapas.Pindahkan massa basah sedikit demi sedikit ke
dalam perkolator tepat di atas kertas saring.setelah itu, tambahkan cairan
penyari hingga selapis cairan di atas massa simplisia kurang lebih 2
cm.Kemudian dilakukan percobaan aliran. Keran dibuka dan biarkan
cairan mengalir dan menetes ke dalam wadah perkolat..tutup bagian atas
tabung percolator dengan alumunium foil agar cairan tidak menguap.
setelah diperoleh perkolat sebanyak 250 ml, tuang perkolat ke dalam
cawan yang sudah ditimbang terlebih dahulu.Kemudian uapkan di atas
waterbath dengan suhu 60-65℃ hingga diperoleh ekstrak kental 20
ml.setelah mengental, angkat dan timbang massa kental ekstrak. setelah
diperoleh ekstrak kering, dihitung persentase rendemennya dengan
menimbang bobot ekstrak kering terlebih dahulu.
Cara yang digunakan dalam praktikum adalah cara simulasi. Cara
yang sebenarnya adalah setelah serbuk simplisia dibasahi, didiamkan
sekurang-kurangnya 3 kali 24 jam. lalu sebelum cairan di dalam
perkolator dibiarkan menetes, sebelumnya dibiarkan dahulu selama3 kali
24 jam,dan keesokan harinya keran dibuka dan cairan dibiarkan menetes.
Berdasarkan hasil praktikum hasil rendemen terbesar adalah pada
cairan penyari etanol 96%. Adalah 8,5465 % hal ini menunjukkan bahwa
konsentrasi penyari mempengaruhi hasil ekstrak dan waktu penguapan
dari ekstrak tersebut walau tidak terdapat perbandingan konstan.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan ektraksi
secara perkolasi yaitu, bagian atas tabung perkolator setelah diberi cairan
penyari segera ditutup agar tidak menguap, saat penempatan sekat berpori
kasa jangan terlalu ditekan agar tidak menyumbat keran, posisi botol
perkolat harus lebih rendah dari tabung perkolator, cairan penyari di atass
implisia selalu dijaga selapis saja jangan sampai terlalu banyak, dan
pengaturan penetapan cairan keluar dalam jangka waktu yang ditetapkan.
VII. KESIMPULAN
Perkolasi adalah proses penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan
cairan penyari melalui serbuk simplisia yang sudah dibasahi. Prinsip
perkolasi yaitu menempatkan serbuk simplisia dalam suatu bejana silinder,
yang bagian bawahnya diberi sekat berpori, kemudian cairan penyari
dialirkan dari ataskebawah melalui serbuk tersebut, yang akan melarutkan
zat aktif.Berdasarkan hasil praktikum diperoleh nilai rendemen terbesar
pada penyari etanol 96% yaitu 8,5465%
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perkolasi yaitu:
 Tempat untuk menampung perkolat tidak boleh lebih tinggi dari
tempatsimplisia.
 Kecepatan tetesan filtrat harus konstan dan jangan sampai cairan
selapis habis.
 Cairan yang tersisa diatas simplisia hanya selapis saja jangan
sampai terlalu banyak.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Depkes R.I,1989.Materia Medika Indinesia Jilid I,II,III,IV Dan V
Jakarta
Dirjen ,POM,1979,Farmakope Indonesia,Edisi III,Departemen kesehatan RI,
Jakarta
Depkes R.I,1985,Cara Pembuatan Simplisia,Departemen Kesehatan RI,
Jakarta

Dosen Pengampu Praktikum Asisten Praktikum


Rezqi Handayani,M.P.H.,Apt Heni Rusmita, Amd.
FarNurul Qamariah,M.Si Rizmadhani Safitri
Mirza Sitta S

Praktikan

Amwal Sulaiman

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA


PRAKTIKUM VI
PERKOLASI
Disusun Oleh
Kelompok X

Nama : Amwal Sulaiman


Nim : 17.71.018698
Dosen Pengampu : Rezqi Handayani,M.P.H,Apt
Nurul Qamariah,M.Si

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D-III FARMASI
2019

Anda mungkin juga menyukai