Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM V

PERKOLASI
A. Tujuan
Mahasiswa dapat menjelaskan dan melakukan ekstraksi bahan alam dengan metode
perkolasi.
B. Dasar Teori
Ekstraksi adalah suatu cara untuk memisahkan campuran beberapa zat menjadi
komponen yang terpisah (Winarno et al. 1973). Istilah perkolasi berasal dari kata
‘percolare’ yang artinya penetesan, merupakan ekstraksi yang dilakukan dengan
penetesan cairan penyari dalam wadah silinder atau kerucut (perkolator), yang memilki
jalan masuk dan keluar. Bahan ekstraksi yang dimasukkan secara kontinyu dari atas
mengalir lambat melintasi simplisia yang umumnya berupa serbuk kasar. Melalui
pembaharuan terus-menerus bahan pelarut berlangsung sesuai suatu maserasi banyak
tingkat. Jika pada maserasi sederhana suatu ekstraksi sempurna dari simplisia tidak
terjadi, karena kesetimbangan konsentrasi antara larutan dalam sel dengan cairan
disekelilingnya dapat diatur, maka pada perkolasi melalui pemasukan bahan pelarut
yang ekstraksi total secara teoritis adalah mungkin, berkaitan dengan perbedaan
konsentrasi pada posisi yang baru, secara praktek diperoleh sampai 95% bahan yang
terekstraksi (Pratiwi, 2010).
Sebelum perkolasi dilakukan, simplisia terlebih dahulu direndam menggunakan
pelarut dan dibiarkan membengkak agar mempermudah pelarut masuk ke dalam sel.
Namun pembengkakan ini juga dapat menyebabkan pecahnya wadah itu sendiri. Dalam
pengisian simplisia tidak boleh terdapat ruang rongga. Hal ini akan mengganggu
keteraturan aliran cairan dan menyebabkan berkurangnya hasil ekstraksi, namun suatu
pengisian yang kompak dapat menghambat aliran pelarut atau malah menghentikannya
(Voigt, 1994).
Proses perkolasi terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap perendaman antara,
tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan perkolat) sampai diperoleh
ekstrak (Depkes, 2000). Keuntungan dari metode perkolasi ini adalah proses penarikan
zat berkhasiat dari tumbuhan lebih sempurna, sedangkan kerugiannya adalah
membutuhkan waktu yang lama dan peralatan yang digunakan mahal (Agoes, 2007).
Prinsip perkolasi adalah sebagai berikut: Serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu
bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan
dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif
sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak ke bawah disebabkan oleh
kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan di atasnya, dikurangi dengan daya kapiler
yang cenderung untuk menahan. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain:
gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya
kapiler dan daya geseran (friksi) (Irawan, 2010).
Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:
a. Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan
larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan
konsentrasi.
b. Ruangan diantara butir-butir serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir
cairan penyari. Karena kecilnya saluran kapiler tersebut, maka kecepatan pelarut
cukup untuk mengurangi lapisan batas, sehingga dapat meningkatkan perbedaan
konsentrasi (Irawan, 2010).
C. Alat dan Bahan
Alat : 1. Cawan porselen
2. Gelas beker 500 mL dan 1000 mL
3. Corong
4. Alat perkolator
5. Gelas ukur 250 mL
6. Botol penyemprot
Bahan : 1. Aquadest
2. Simplisia daun Insulin (Tithonia diversifolia)
3. Etanol 96%
D. Cara Kerja

Timbang serbuk simplisia sebanyak 500 gram

Masukkan serbuk simplisia ke dalam perkolator

Masukkan pelarut etanol 96% hingga serbuk tenggelam dan pelarut berjarak 2 jari kemudian
aduk lalu tutup perkolator

Rendam selama 3×24 jam sambil diaduk dan saring setiap 24 jam

Kumpulkan ekstrak cair yang didapat

Uapkan ekstrak cair hingga diperoleh ekstrak kental

Timbang berat tetap ekstrak yang didapat kemudian hitunglah rendemen ekstrak

E. Hasil Pengamatan
Cawan kosong (g) Serbuk simplisia Cawan + ekstrak (g) Rendemen eskstrak
daun Tithonia simplisia (%)
diversifolia (g)
43,6280 505 87,7766 8,74

F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan ekstraksi serbuk simplisia daun
Tithonia diversifolia dengan metode perkolasi. Perkolasi adalah cara penyarian yang
dilakukan dengan cara mengalirkan cairan penyari melewati serbuk simplisia yang
telah dibasahi. Prinsip dari perkolasi yaitu menempatkan serbuk simplisia ke dalam
bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori (dalam hal ini kain kassa),
kemudian cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut yang
akan melarutkan zat aktif.
Alat yang digunakan untk perkolasi disebut perkolator, cairan yang digunakan untuk
menyari disebut cairan penyari atau menstrum, larutan zat aktif yang keluar dari
perkolator disebut sari atau perkolat, sedangkan sisa setelah dilakukan penyarian
disebut ampas atau sisa perkolasi. Pemilihan perkolator tergantung pada jenis serbuk
simplisia yang akan disari. Serbuk yang mengandung sejumlah besar zat aktif yang
larut, tidak baik bila diperkolasi dengan alat perkolasi yang sempit, karena perkolat
akan segera menjadi pekat dan berhenti mengalir. Pada pembuatan tingtur dan ekstrak
cair, jumlah cairan penyari yang tersedia lebih besar dibandingkan dengan jumlah
cairan penyari yang diperlukan untuk melautkan zat aktif, pada keadaan tersebut
pembuatan sediaan digunakan perkolator lebar untuk mempercepat proses perkolasi.
Ukuran perkolator yang digunakan harus dipilih sesuai dengan jumlah bahan yang akan
disari. Jumlah bahan yang disari tidak lebih dari 2/3 tinggi perkolator.
Perkolasi dapat di modifikasi sebagai berikut :
1. Reperkolasi
Untuk menghindari kehilangan minyak atsiri pada pemekatan sari, maka cara
perkolasi diganti dengan cara reperkolasi. Pada perkolasi dilakukan pemekatan dari
dengan pemanasan, pada reperkolasi tidak dilakukan pemekatan sari.
2. Perkolasi bertingkat
Dalam proses perkolasi biasa, perkolat yang dihasilkan tidak dalam kadar yang
maksimal, Karena selama cairan penyari melakukan penyarian serbuk simplisia
terjadi aliran melalui lapisan serbuk dari atas sampai bawah disertai pelarutan zat
akttif, sehingga menghasilkan perkolat yang kepekatannya tidak sama, tetesan
pertama pekat dan pada tetesan terakhir encer. Untuk memperbaikinya dapat
dilakukan cara perkolasi bertingkat.
Etanol digunakan sebagai pelarut/penyari karena etanol bersifat polar yang dapat
menarik zat aktif yang bersifat polar juga. Etanol lebih selektif, kapang dan khamir sulit
tumbuh dalam etanol 20% ke atas, tidak beracun, netral, dapat bercampur dengan air,
dapat memperbaiki stabilitas bahan obat terlarut, dan tidak mengakibatkan
pembengkakan membran sel.
Serbuk simplisia yang akan diperkolasi tidak langsung dimasukkan ke dalam bejana
perkolator, tetapi dibasahi dan dimaserasi terlebih dahulu dengan cairan penyari. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada cairan penyari
memasuki seluruh pori-pori dalam simplisia sehingga mempermudah penyarian
selanjutnya. Secara umum proses perkolasi ini dilakukan pada temperatur ruang.
Sedangkan parameter berhentinya penambahan pelarut adalah perkolat sudah tidak
mengandung senyawa aktif lagi. Pengamatan secara fisik pada ekstraksi bahan alam
terlihat pada tetesan perkolat yang sudah tidak berwarna.
Keuntungan dari perkolasi yaitu :
a. Tidak memerlukan langkah tambahan yaitu sampel padat (marc) telah terpisah dari
ekstrak.
b. Cara perkolasi yang digunakan lebih mudah dan sederhana dilakukan.
c. Perkolasi merupakan prosedur pilihan untuk kebanyakan ekstraksi tanaman, seperti
halnya maserasi.
d. Perkolasi dapat dilakukan baik skala laboratorium maupun skala industri.
Kerugian dari perkolasi yaitu :
a. Kontak antara sampel padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan metode
refluks
b. Pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga tidak melarutkan komponen
secara efisien.
c. Simplisia harus dibasahi terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam perkolator
d. Massa simplisia dalam perkolator tergantung pada tinggi perkolator.
e. Simplisia lebih memadat (kompak) sesudah beberapa kali terjadi proses ekstraksi
awal dan hal ini dapat menghalangi kelancaran aliran pelarut.
f. Perolehan kembali pelarut yang tertahan di dalam ampas sering memerlukan proses
tambahan dan hal yang sama berlaku untuk mengeluarkan ampas dan menarik bahan
aktif dari ampas.
Setelah selesai diperkolasi, hitung berapa rendemen yang didapatkan. Caranya ialah
membagikan bobot ekstrak kental yang telah didapat dengan bobot simplisia yang
digunakan kemudian dikali dengan 100%. Dari hasil praktikum, rendemen yang
didapatkan sebesar 8,74%. Hasil ini bisa didapatkan karena lamanya waktu kontak
antara serbuk simplisia dengan pelarutnya dan pelarut yang digunakan juga cukup
banyak sehingga pelarut dapat lebih mudah masuk ke dalam sel dan menarik senyawa-
senyawa secara maksimal. Pengadukan juga membantu mempermudah pelarut dalam
melarutkan senyawa-senyawa tersebut. Selain itu, suhu pelarut juga dapat
mempengaruhi penarikan zat-zat aktif yang diinginkan dari serbuk simplisia. Perlu
dilakukan lagi ekstraksi lainnya agar mengetahui ekstraksi mana yang cocok untuk
serbuk simplisia daun Tithonia diversifolia.
G. Kesimpulan
1. Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan cara mengalirkan cairan
penyari melewati serbuk simplisia yang telah dibasahi.
2. Dari hasil praktikum yang diperoleh, rendemen simplisia daun Tithonia diversifolia
dengan metode perkolasi sebesar 8,74%.
H. Daftar Pustaka
Agoes, G. 2007. Teknologi Bahan Alam. Bandung : Institut Teknologi Bandung Press.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak


Tumbuhan Obat. Jakarta.

Pratiwi, E. 2010. Perbandingan Metode Maserasi, Remaserasi, Perkolasi dan Reperkolasi


dalam Ekstraksi Senyawa Aktif Andrographolide dari Tanaman Sambiloto
(Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Voigt R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi ke-5. Diterjemahkan oleh: Dr.
Soendani Noerono. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Winarno, F.G., Fardiaz D., dan Fardiaz S. 1973. Ekstraksi, Kromatografi Dan
Elektrophoresis. Bogor : Departemen Teknologi Hasil Pertanian Fatemeta-
Institut Pertanian Bogor.
Mengetahui,
Dosen Pengampu, Dosen Pengampu,

Rezqi Handayani, S.Farm., M.P.H., Apt Nurul Qamariah, S.Pd., M.Si

Asisten Dosen, Asisten Dosen, Asisten Dosen,

Heni Rusmita, A.Md., Farm Rizmadhani Safitri Mirza Sitta Sya’baniah

Praktikan,

Risky Yanuari Wahyuni


LAMPIRAN
Lampiran 1 Gambar Praktikum
Gambar Keterangan
Perkolator

Proses perkolasi

Proses evaporasi menggunakan evaporator


Pemanasan di atas water bath
Lampiran 2 Perhitungan Rendemen

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙


Rumus : % Kadar rendemen = × 100%
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎

Ekstrak kental = Bobot cawan + ekstrak – bobot cawan kosong

Penerapan : Ekstrak kental = 87,7766 gram – 43,6780 gram = 44,1486 gram


44,1486 𝑔
Rendemen = × 100% = 8,74%
505 𝑔

Anda mungkin juga menyukai