Anda di halaman 1dari 22

INFUS

Infus adalah sediaan cair yg dibuat dengan mengektraksi simplisia nabati dengan air pada suhu
90 oC selama 15 menit (FI III)

- Pembuatan infus merupakan cara yang paling sederhana untuk membuat ekstrak dari
bahan yang lunak seperti daun dan bunga.

- Dapat diminum panas atau dingin.

Cara Pembuatan Infus

a. Simplisia dgn derajat halus yg cocok ditambah air masukkan dlm panci infus

b. Panaskan di atas tangas air selama 15 menit terhitung sejak suhu 90 oC sambil sekali-kali
diaduk

c. Serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas
hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki, kecuali :

- Infus simplisia mengandung minyak atsiri diserkai setelah dingin

- Infus yang mengandung lendir tidak boleh diperas

Umumnya untuk 100 bag Infus diperlukan 10 bag bahan, kecuali untuk beberapa simplisia sbb :

Kulit kina 6 bag

Daun digitalis 0,5 bag

Akar ipekak 0,5 bag

Daun kumis kucing 0,5 bag

Sekale kornutum 3 bag

Daun sena 4 bag

Temulawak 4 bag
DEKOK (REBUSAN)

Dekok adalah sediaan cair yg dibuat dengan mengektraksi sediaan herbal dengan air pada suhu
90 oC selama 30 menit

Cara Pembuatan Dekok :

a. Simplisia dgn derajat halus yg sesuai ditambah air masukkan dlm panci

b. Panaskan di atas tangas air selama 30 menit terhitung sejak suhu 90 oC sambil sekali-kali
diaduk

c. Serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas
hingga diperoleh volume Dekok yang dikehendaki, kecuali :

- Dekok dari simplisia Condurango Cortex diserkai setelah dingin

Umumnya untuk 100 bag Dekok diperlukan 10 bag bahan, kecuali untuk beberapa simplisia
sbb :

Kulit kina 6 bag

Daun digitalis 0,5 bag

Akar ipekak 0,5 bag

Daun kumis kucing 0,5 bag

Bunga Arnica 4 bag

Akar Senega 4 bag


TEH

Pembuatan sediaan Teh untuk tujuan pengobatan banyak dilakukan berdasarkan


pengalaman seperti pembuatan Infus yang dilakukan pada Teh Hitam sebagai minuman

Cara Pembuatan Teh :

Air mendidih dituangkan ke simplisia, diamkan selama 5 -10

menit dan saring

Derajat Kehalusan Simplisia :

- Daun, bunga, herba : rajangan kasar dgn ukuran + 4 mm

- Kayu, kulit, akar : rajangan agak kasar dgn ukuran + 2,5 mm

- Buah & biji digerus atau diserbuk kasar dgn ukuran + 2 mm

- Simplisia yang mengandung Alkaloid & Saponin : serbuk agak halus dgn ukuran + 0,5
mm

TINCTURA (TINGTUR)

Tingtur adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara Maserasi atau Perkolasi simplisia
dalam pelarut teretentu. Kecuali dinyatakan lain, Tingtur dibuat menggunakan 20 % zat
khasiat dan 10 % untuk zat khasiat keras

Cara Pembuatan Tingtur :

1. MASERASI

a. Masukkan 10 bag simplisia dgn derajat halus yg sesuai ditambah 75 bag cairan
Penyari, tutup biarkan 5 hari, terlindung dari cahaya sambil sering diaduk

b. Serkai, peras, cuci ampas dgn cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bag

c. Pindahkan kedalam bejana tertutup, biarkan ditempat sejuk, terlindung dari


cahaya selama 2 hari, saring

2. PERKOLASI

a. Masukkan 10 bag simplisia dgn derajat halus yg sesuai ditambah 2,5 5 bag cairan
penyari, tutup biarkan sekurangnya 3 jam.
b. Pindahkan masa sedikit demi sedikit kedalam Perkolator sambil tiap kali ditekan
hati-hati, tuangi cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan
diatas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, tutup perkolator biarkan
selama 24 jam.

c. Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 ml / menit, tambahkan cairan penyari


secukupnya hingga diperoleh 80 bag perkolat

d. Peras masa, campurkan cairan perasan kedalam perkolat, tambahkan cairan


penyari hingga diperoleh 100 bag.

e. Pindahkan kedalam sebuah bejana, tutup, biarkan selama 2 hari ditempat sejuk,
terlindung cahaya. Enap tuangkan atau saring.

EKSTRACTA (EKSTRAK)

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang dibuat dengan penyari simplisia
menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung.

Cara Pembuatan Ekstrak :

Cairan Penyari

Sebagai cairan penyari digunakan Air, Eter, Etanol atau campuran Etanol dan Air

Penyarian

Penyarian simplisia dengan cara Maserasi, Perkolasi atau penyeduhan dengan air
mendidih. Penyarian dengan Etanol dan Air dilakukan dengan cara Maserasi dan
Perkolasi. Penyarian dengan Eter dengan cara Perkolas.

MACERATA

Sediaan cair dengan kehalusan tertentu dituang dengan air bersuhu kamar dan dibiarkan
selama 30 menit. Pada suhu kamar di bawah pengadukan yang jarang.

Disari dan dicuci dengan air hingga volume yang ditentukan.( diperoleh dari jamu yang
berlendir ) tanpa pemanasan.
METODE EKSTRAKSI

EKSTRAKSI :

adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan
pelarut.

merupakan proses pemisahan suatu bahan dari campurannya

menggunakan pelarut didasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen


lain dalam campuran. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak zat aktif
yang diinginkan tanpa melarutkan zat yang lainnya

Faktor yang mempengaruhi laju Ekstraksi :

Tipe persiapan sampel

Waktu ekstraksi

Kuantitas pelarut.

Suhu pelarut

Tipe pelarut

Kerugian :

Terjadi kejenuhan sehingga pelarutan kandungan kimia

terbatas

Lama

Penyarian kurang sempurna


BEBERAPA METODE EKSTRAKSI

A. Ekstraksi dengan menggunakan Pelarut

1. Cara Dingin

a. Maserasi b. Perkolasi

2. Cara Panas

a. Refluks c. Infusa e. Decocta

b. Soxhlet d. Digesti

B. Destilasi Uap

C. Cara Ekstraksi Lainnya

1. Ekstraksi Berkesinambungan

2. Superkritikal Karbondioksida

3. Ekstraksi Ultrasonik

4. Ekstraksi Energi Listrik

A. EKSTRAKSI DENGAN MENGGUNAKAN PELARUT


1. CARA DINGIN
a. Maserasi adalah proses ekstraksi simplisia dengan menggunakan pelarut
dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur
ruangan (kamar).

b. Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai


sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan.
Tahapan Perkolasi : Pengembangan bahan, Maserasi antara, Perkolasi
sebenarnya (penetesan ekstrak), terus menerus sampai diperoleh ekstrak
(perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan

MASERASI

Prinsipnya yaitu penyarian dengan perendaman serbuk simplisia dalam cairan penyari selama
tiga hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.

Keuntungan :
Mudah

Peralatan sederhana

Dapat diefektifkan dengan pengadukan yang kontinu

(terus menerus), remaserasi (pengulangan penambahan

pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama.

Kerugian :

Terjadi kejenuhan sehingga pelarutan zat aktif terbatas

Waktu ekstraksi lama

Penyarian kurang sempurna

Tdk dapat digunakan untuk bahan yang bertekstur keras

seperti : benzoin, tiraks dan lilin

TEKHNIK MASERASI

10 bag simplisia + 75 bag penyari

masukkan dlm bejana & tutup selama 5 hari terlindung cahaya sambil diaduk-
aduk

Setelah 5 hari diserkai, diperas

Serkai, peras, cuci ampas dgn cairan penyari qs

hingga diperoleh 100 bag

Pindahkan kedalam bejana tertutup,

simpan ditempat sejuk & terlindung cahaya

Biarkan 2 hari, enap tuangkan (saring)


PERKOLASI

Prinsipnya yaitu penyarian dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yg telah
dibasahi.

Keuntungan :

- Tidak terjadi kejenuhan

- Pengaliran meningkatkan difusi (dengan dialiri cairan

penyari sehingga zat seperti terdorong u/ keluar sel)

Kerugian :

- Cairan penyari lebih banyak

- Kontak antara sampel padat tidak merata dan terbatas

- Resiko cemaran mikroba u/ penyari air karena dilakukan

secara terbuka.

TEKHNIK PERKOLASI

10 bag simplisia + 2,5 - 5 bag penyari

Masukkan dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam

Pindahkan sedikit demi sedikit ke Perkolator sambil ditekan hati2

Tuangi penyari qs sampai cairan mulai menetes, tutup perkolator

Biarkan 24 jam, kecepatan menetas 1 ml/menit

Tambahkan berulang-ulang penyari sampai diperoleh 80 bag perkolat

Peras massa, campurkan cairan perasan kedalam perkolat, tambahkan penyari


secukupnya hingga diperoleh 100 bag

Pindahkan kedalam bejana, tutup, biarkan 2 hari

Setelah 2 hari, enap tuangkan ( saring )


Alat perkolasi : Perkolator

Cairan penyari : Menstrum

Zat aktif hasil perkolasi : Perkolat

Serbuk simplisia dimaserasi dulu terutama u/ bahan yg mudah mengembang bila terkena
air. Jika langsung dialiri maka cairan penyari tidak dapat menembus keseluruhan sel
dengan sempurna.

Kecepatan menetes 1 ml / menit

* Kec. menetes terlalu cepat penyarian tdk sempurna

* Kec. menetes terlalu lambat buang waktu, penyari


yg menguap lebih banyak.

Kecepatan menetes :

- 1 ml/menit : lambat

- 1-3 ml/menit : sedang

- 3-5 ml/menit : cepat

2. CARA PANAS

a. Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu
tertentu dan jumlah pelarut terbatas yg relatif konstan dengan adanya pendingin balik.

Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat
termasuk ekstraksi sempurna.

b. Soxhletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yg selalu baru yg umumnya dilakukan


dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif
konstan dengan adanya pendingin balik

c. Infusa adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana infus
tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98 derajat celcius) selama
waktu tertentu (15-20 menit)
d. Digesti adalah maseriasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur yang
lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar) yaitu secara umum dilakukan pda
temperatur 40-50 derajat celcius

d. Decocta adalah infus pada waktu yang lebih lama ( 30 derajat Celcius) dan
temperatur sampai titik didih air.

2. CARA PANAS

a. Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu
tertentu dan jumlah pelarut terbatas yg relatif konstan dengan adanya pendingin balik.

b. Soxhletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yg selalu baru yg umumnya dilakukan


dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif
konstan dengan adanya pendingin balik

c. Infusa / Infundansi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air
(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98 derajat
celcius) selama waktu tertentu (15-20 menit)

d. Digesti adalah maseriasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur yang
lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar) yaitu secara umum dilakukan pda
temperatur 40-50 derajat celcius

d. Decocta adalah infus pada waktu yang lebih lama ( 30 menit) dan temperatur
sampai titik didih air.

REFLUKS

Prinsipnya yaitu penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan
kedalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan. Uap cairan
penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul cairan penyari yang akan turun
kembali menuju labu alas bulat dan akan menyari sampel yang berada pada alas labu alas bulat,
demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna.
Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat
termasuk ekstraksi sempurna.

Keuntungan :

Digunakan untuk mengekstraksi sampel

yang mempunyai tekstur kasar dan

tahan pemanasan langsung

Kerugian :

Membutuhkan volume total pelarut yang

besar

SOXHLETASI

Metode penyarian dengan alat soxhlet adalah penyarian atau ekstraksi menggunakan pelarut
yang selalu baru yg dilakukan dgn alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dgn jumlah
pelarut relatif konstan dgn adanya pendingin balik

Proses Penyarian

Penguapan cairan penyari dari labu

engembunan cairan penyari pada pendingin

erendaman serbuk oleh cairan penyari

Cairan penyari kembali ke labu setelah

melampaui puncak rumah siput (sirkulasi)

Penyarian yg optimal 1 jam = 6-8 sirkulasi atau 1 sirkulasi 8-10 menit

Cairan yg ditambahkan harus tepat karena :


Jika terlalu penuh maka akan lama menguap

Jika kurang, maka cairan kering sebelum sempat terjadi sirkulasi

Keuntungan penyarian dgn Alat Soxhlet

Jumlah cairan penyari relatif

sedikit ( 2 kali sirkulasi )

Penyarian sempurna ( tetesan terakhir tidak berwarna )

Kerugian

penyarian dengan
alat soxhlet

Pemanasan berlebih terhadap kandungan kimia dalam serbuk sehingga tidak cocok u/ zat
kimia yg termolabil

Jumlah bahan terbatas (30-50 gram), pengatasan : menggunakan alat soxhlet dgn jumlah
lebih banyak karena kapasitas laboratorium hanya 250-500 ml

Tidak bisa dgn penyari air (harus solvent organik)

INFUNDASI

Infusa : sediaan cair yg dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90 o C 15
menit (FI III)

Infundasi : proses penyarian u/ menyari zat kandungan aktif yg larut dalam air dari bahan-bahan
nabati. Infusa tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam.

Ketentuan Pembuatan Infus

Air ekstra digunakan u/ membasahi bhn baku :

- Secara umum u/daun, biji &n batang ditambah

2 x bobot bahan.

- Untuk bunga ditambah 10 x bobot bahan

- Bahan karagen ditambah 10 x bobot bahan.


Pemanasan bahan dlm air (10 x bobot bahan+

air ekstra) pada suhu 90 o C selama 15 menit.

- Penyaringan saat masih panas kecuali bahan yg

mudah menguap.

Umumnya u/100 bagian sari diperlukan 10

bagian bahan

Simplisia ttt tidak diambil 10 bag karena :

- Kandungan simplisia kelarutannya

terbatas, misal kulit kina dig 6 bag

- Disesuaikan dengan cara penggunaan

dalam pengobatan misal daun kumis

kucing, sekali minum 100 cc karena itu

ambil bagian

Berlendir misal karagen 11/2 bag

- Daya kerjanya keras, misal digitalis bag

- Untuk memudahkan penyarian kadang-kadang perlu ditambah bahan kimia misal :

* Asam sitrat u/infus kina

* Kalium atau Natrium karbonat

u/infus kelembak

Untuk bahan yg mengandung polisakarida tidak dibuat dlm bentuk serbuk yg halus dapat
menjendal saat dipanaskan

Infusa tidak dpt bertahan lebih dari 24 jam kecuali ditambah pengawet misal etanol
sebanyak 20% dari jumlah bahan yg digunakan.
Umumnya untuk 100 bag Infus diperlukan 10 bag bahan, kecuali untuk beberapa simplisia sbb :

Kulit kina 6 bag

Daun digitalis 0,5 bag

Akar ipekak 0,5 bag

Daun kumis kucing 0,5 bag

Sekale kornutum 3 bag

Daun sena 4 bag

Temulawak 4 bag

Pembuatan Infus

Simplisia dgn derajat halus yg cocok+air masukkan dalam panci infus

Panaskan di atas tangas air selama 15 terhitung sejak suhu 90 derajat celcius sambil sekali-kali
diaduk

Saring setelah dingin ( 30oC), + air dingin qs

ad volume yg dikehendaki

Derajat halus simplisia yang digunakan untuk Infus :

Serbuk (5/8) : akar manis, daun kumis kucing, daun sirih, daun sena

Serbuk (8/10) : dringo, kelembak

Serbuk (10/22) : laos, akar valerian, temulawak, jahe

Serbuk (22/60) : kulit kina, akar ipekak, sekale kornutum

Serbuk (85/120) : daun digitalis

DIGESTI
Yaitu cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah yaitu pada suhu 40-50 derajat
celcius. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan u/simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap
pemanasan.

Keuntungan pemanasan

Kekentalan pelarut berkurang yg dapat mengakibatkan berkurangnya lapisan batas.

Daya melarutkan cairan penyari akan meningkat, shg pemanasan tsb mempunyai
pengaruh yang sama dengan pengadukan.

Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolut dan berbanding terbalik dengan
kekentalan hingga kenaikan suhu mempengaruhi kecepatan difusi. Umumnya kelarutan
zat aktif akan meningkat bila suhu dinaikkan.

DECOCTA (REBUSAN)

Yaitu sediaan cair yg dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu > 90 o C
30 menit dibawah pengadukan berulang dalam penangas air.

Perbedaan dengan Infus, rebusan disari panas panas.

PEMBUATAN & PENYIAPAN SIMPLISIA

PROSES PEMBUATAN SIMPLISIA

Dasar pembuatan simplisia meliputi beberapa

tahapan yaitu :

1. Pengumpulan Bahan Baku

2. Sortasi Basah

3. Pencucian

4. Pengubahan Bentuk

5. Pengeringan

6. Sortasi Kering
7. Pengepakan dan Penyimpanan

1. PENGUMPULAN BAHAN BAKU

2. Pengumpulan bahan baku sangat menentukan kualitas bahan

3. baku. Faktor yang paling berperan dalam tahapan ini adalah

4. masa panen. Berdasarkan garis besar pedoman panen,

5. pengambilan bahan baku simplisia dilakukan sebagai berikut :

6. * BIJI

7. Pengambilan biji dapat dilakukan pada saat mulai mengeringnya buah atau
sebelum semuanya pecah.

8. * BUAH

9. Pengambilan buah tergantung tujuan dan pemanfaatan kandungan aktifnya. Panen


buah bisa dilakukan saat menjelang masak (misalnya Piper Nigrum), setelah benar
benar masak (misalnya Adas), atau dengan cara melihat perubahan warn/bentuk
dari buah yang bersangkutan (misalnya Jeruk, asam dan pepaya).

BUNGA

Pemanenan bunga tergantung dari tujuan dan pemanfaatan kandungan aktifnya. Panen
dapat dilakukan pada saat menjelang penyerbukan, saat bunga masih kuncup (misalnya
Melati), atau saat bunga sudah mulai mekar (misalnya Mawar).

* DAUN atau HERBA

Panen daun atau herba dilakukan pada saat proses fotosintesis berlangsung maksimal,
yaitu ditandai dengan saat-saat tanaman mulai berbunga atau buah mulai masak. Untuk
pengambilan pucuk daun, dianjurkan dipungut pada saat warna pucuk daun berubah
menjadi daun tua.

* UMBI LAPIS

Panen umbi lapis dilakukan pada saat akhir pertumbuhan.

KULIT BATANG
Pemanenan kulit batang hanya dilakukan pada tanaman yang sudah cukup umur. Saat
panen yang paling baik adalah awal musim kemarau.

* RIMPANG

Panen rimpang dilakukan pada saat awal musim kemarau.

* AKAR

Panen akar dilakukan pada saat proses pertumbuhan berhenti atau tanaman sudah cukup
umur. Panen yang dilakukan terhadap akar umumnya akan mematikan tanaman yang
bersangkutan.

2. SORTASI BASAH

Sortasi basah adalah pemilahan hasil panen


ketika tanaman masih segar. Sortasi dilakukan
terhadap :
- Tanah dan kerikil
- Rumput-rumputan
- Bahan tanaman lain atau bagian lain dari tanaman yang tidak digunakan
- Bagian tanaman yang rusak ( seperti : dimakan ulat )

3. PENCUCIAN
Pencucian simplisia dilakukan untuk membersih kan kotoran yang melekat,
terutama bahan-bahan yang berasal dari dalam tanah dan juga bahan-bahan
yang tercemar pestisida. Pencucian dilakukan dengan menggunakan air yang
berasal dari beberapa sumber sebagai berikut :
- Mata air
- Sumur
- PAM

4. PENGUBAHAN BENTUK
Tujuan pengubahan bentuk simplisia adalah untuk memperluas permukaan
bahan baku. Semakin luas permukaan, maka bahan baku akan semakin cepat
kering. Proses pengubahan bentuk ini meliputi beberapa perlakuan sebagai
berikut :
- Perajangan untuk rimpang, daun dan herba
- Pengupasan untuk buah, kayu, kulit kayu dan biji-bijian yang ukurannya besar
- Pemipilan khusus untuk jagung, yaitu biji dipisahkan dari bonggolnya
- Pemotongan untuk akar, batang, kayu, kulit kayu dan ranting
- Penyerutan untuk kayu

5. PENGERINGAN
6. Proses pengeringan simplisia bertujuan sebagai berikut :
7. - Menurunkan kadar air sehingga bahan tersebut mudah ditumbuhi
kapang dan bakteri
8. - Menghilangkan aktivitas enzim yang bisa menguraikan lebih lanjut
kandungan zat aktif.
9. - Memudahkan dalam hal pengelolaan proses selanjutnya (ringkas,
mudah disimpan, tahan lama dsb )
10. Faktor faktor yang mempengaruhi pengeringan :
11. - Waktu pengeringan, Semakin lama dikeringkan akan semakin kering
simplisia tersebut
12. - Suhu pengeringan,harus mempertimbangkan daya tahan kandungan zat
aktif didalam sel yang kebanyakan tidak tahan panas
13. - Kelembaban udara disekitarnya dan kelembaban bahan baku
14. - Ketebalan bahan yang dikeringkan
15. - Sirkulasi udara
16. - Luas permukaan bahan, semakin luas permukaan bahan semakin cepat
pengeringan

6. SORTASI KERING
Sortasi kering adalah pemilahan bahan setelah mengalami proses pengeringan.
Pemilihan dilakukan terhadap bahan bahan yang terlalu gosong, bahan yang
rusak akibat terlindas roda kendaraan ( misalnya dikeringkan di tepi jalan
raya) atau dibersihkan dari kotoran hewan

7. PENGEPAKAN dan PENYIMPANAN


Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai,maka simplisia perlu
ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak saling bercampur antara
simplisia satu dengan lainnya, selanjutnya disimpan dalam rak pada gudang
penyimpanan. Faktor - faktor yang mempengaruhi pengepakan dan penyimpanan :
- Cahaya
- Oksigen atau sirkulasi udara
- Reaksi kimia yang terjadi antara kandungan aktif tanaman dengan wadah
- Penyerapan air
- Kemungkinan terjadinya proses dehidrasi
- Pengotoran dan atau pencemaran, yang diakibatkan oleh serangga,
kapang, bulu-bulu tikus atau binatang lainnya

PENYIMPANAN
Semua simplisia harus disimpan sedemikian rupa sehingga perubahan karena
cahaya sejauh mungkin dihindarkan.
Simplisia yang mudah menyerap air harus disimpan dalam wadah yang tertutup
rapat yang berisi kapur tohor.
- Disimpan terlindung dari cahaya, berarti bahwa simplisia harus disimpan
dalam wadah atau botol yang dibuat dari kaca khusus berwarna hitam, merah atau
coklat tua
- Disimpan pada suhu kamar, jika tidak disertai penjelasan lain berarti
0 0
disimpan antara suhu 15 - 30
- Disimpan ditempat sejuk, jika tidak disertai penjelasan lain berarti
0 0
disimpan antara suhu 5 - 15
- Disimpan ditempat dingin, jika tidak disertai penjelasan lain berarti
disimpan antara suhu 00 - 50

PEMBUATAN SERBUK SIMPLISIA


PERCOBAAN LABORATORIUM
Bersihkan simplisia dari bahan organik asing dan pengotoran lain secara mekanis
atau dengan cara lain yang cocok, keringkan pada suhu yang cocok, haluskan,
ayak. Kecuali dinyatakan lain, seluruh simplisia harus dihaluskan menjadi serbuk
( 4/18 )

KEMURNIAN SIMPLISIA
Dalam perdagangan tidak selalu kita dapat memperoleh simplisia yang sepenuhnya
murni ; bahan asing yang tidak berbahaya dalam jumlah yang sangat kecil yang
terdapat dalam simplisia ataupun yang ditambahkan atau dicampurkan, pada
umumnya tidak merugikan.
Simplisia Nabati harus bebas dari serangga, fragmen hewan atau kotoran hewan,
tidak boleh menyimpang bau dan warnanya, tidak boleh mengndung lendir dan
cendawan atau menunjukkan tanda-tanda pengotoran lain, tidak boleh
mengandung bahan lain yang beracun dan berbahaya.

REAKSI IDENTIFIKASI SIMPLISIA


Reaksi Warna dilakukan untuk pemastian identifikasi dan kemurnian simplisia.
Reaksi warna dilakukan terhadap hasil penyarian zat berkhasiat, terhadap hasil
mikrosublimasi atau langsung terhadap irisan atau serbuk simplisia. Beberapa
contoh sebagai berikut :
1. Lignin
Basahi irisan atau serbuk dengan floroglusin,periksa dalam asam klorida;
dinding sel yang berlignin berwarna merah
2. Suberin, kutin, minyak lemak dan minyak atsiri
Bahan yang akan diperiksa diletakkan diatas kaca objek, tambahkan
beberapa tetes Sudan III, Bahan dapat dijernihkan dulu dengan Kloralhidrat,
kecuali jika bahan mengandung minyak atsiri. Biarkan selama 30 menit 48 jam
dalam bejana tertutup yang didalamnya terdapat cawan berisi Etanol 90%.
Bagian bahan yang mengandung suberin, kutin, minyak lemak atau
minyak atsiri berwarna jingga
DLL
PROSES PEMBUATAN
EKSTRAK
PROSES PEMBUATAN EKSTRAK
Tahapan Proses Pembuatan Ekstrak sbb :
1. Pembuatan Simplisia dan Klasifikasinya
2. Cairan Pelarut
3. Separasi dan Pemurnian
4. Pemekatan / Penguapan
5. Pengeringan Ekstrak
6. Rendemen

1. PEMBUATAN SERBUK SIMPLISIA DAN KLASIFIKASINYA


Proses awal pembuatan ekstrak adalah pembuatan serbuk simplisia kering.
Pembuatan serbuk simplisia dapat mempengaruhi mutu ekstrak dengan dasar
sbb :
a. Makin halus serbuk simplisia, proses ekstraksi semakin efektif dan efisien, tapi
makin halus serbuk semakin rumit secara teknologi peralatan untuk tahapan
filtrasi
b. Selama pembuatan serbuk simplisia ada interaksi dgn benda keras, maka akan
timbul panas yang dapat berpengaruh pada senyawa kandungan

2. CAIRAN PELARUT / PENYARI


Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut yang dapat
memisahkan zat berkhasiat dengan kandungan lainnya.
Faktor utama untuk pertimbangan pada pemilihan cairan pelarut adalah sbb :
a. Selektifitas
b. Kemudahan bekerja dan proses dengan cairan tsb
c. Ekonomis
d. Ramah lingkungan
e. Keamanan

Kriteria Cairan Pelarut


Murah dan mudah diperoleh
Stabil secara fisika dan kimia
Bereaksi netral
Tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar
Selektif
Tidak mempengaruhi zat berkhasiat

Jenis - Jenis Pelarut


Polar : air
Semi polar : etanol, metanol
Non polar : eter, benzene, kloroform
Keuntungan menggunakan Air :
Murah dan mudah
Stabil
Tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar
Tidak beracun
Alamiah

Kerugiannya menggunakan Air:


Tidak selektif
Sari dapat ditumbuhi kapang dan kuman serta cepat rusak
Untuk pengeringannya lama
Dapat melarutkan enzim penurunan mutu
Proses pemekatan berlangsung dalam jangka waktu lama
Mudah terjadi reaksi hidrolisa

Pelarut Etanol
KEUNTUNGAN :
Lebih selektif

Kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% keatas


Tidak beracun
Netral
Absorbsinya baik
Etanol dpt bercampur dgn air dlm segala perbandingan
Panas yang diperlukan u/ pemekatan lebih sedikit
Zat pengganggu yang larut terbatas
KERUGIAN :
Mahal
3. SEPARASI DAN PEMURNIAN
Tujuan dari tahapan ini adalah menghilangkan senyawa yang tidak dikehendaki
tanpa berpengaruh pada senyawa kandungan yang dikehendaki sehingga
diperolaeh ekstrak yang lebih murni.
Proses pada tahapan ini adalah :
a. Pengendapan
b. Pemisahan dua cairan tak campur
c. Sentrifugasi
d. Dekantasi
e. Filtrasi
f. Proses adsorpsi dan penukar ion
4. PEMEKATAN / PENGUAPAN
Pemekatan berarti peningkatan jumlah partial solute ( senyawa terlarut ) secara
penguapan pelarut tanpa sampai menjadi kondisi kering, ekstrak hanya
menjadi kental.
5. PENGERINGAN EKSTRAK
Pengeringan berarti menghilangkan pelarut dari bahan sehingga menghasilkan
serbuk, masa kering, tergantung proses dan peralatan yang digunakan.

6. RENDEMEN

Rendemen adalah perbandingan antara ekstrak yang diperoleh dengan simplisia


awal.

Anda mungkin juga menyukai