Anda di halaman 1dari 4

E.

Saat-saat sulit dalam penerapan KIP/K


Upaya Mengatasi Saat-saat Sulit Dalam KIP/K
1. Diam
Klien tidak mau berbicara selama beberapa waktu. Hal ini terjadi pada klien-
klien yang merasa cemas atau marah.
a. Apabila terjadi pada awal pertemuan, setelah beberapa saat, sebaiknya
konselor memperhatikan hal ini dengan mengatakan misalnya : Saya
mengerti hal ini sulit untuk dibicarakan (refleksi perasaan). Biasanya pada
pertemuan pertama, klien-klien saya juga merasa begitu. Apakah Ibu
merasa cemas?
b. Apbila klien diam karena marah (misalnya, klien berpaling muka dari
konselor). Sebagai kondelor anda dapat berkata : bagaimana perasaan Ibu
setelah berada disini sekarang? Pernyataan ini harus di suasana hening
selama beberapa saat, pada saat ini konselor memandang klien dan
memperhatikan sikap tubuh yang menunjukkan perhatian.
c. Apabila terjadi pada pertengahan pertemuan : konselor harus
memperhatikan konteks pembicaraan dan menilai mengapa hal ini terjadi.
Mungkin hal tersebut karena klien merasa berat menceritalan hal hal
yang pribadi atau rahasia tentang dirinya, atau ia tidak senang dengan
sikap konselor. Pada umumnya, lebih baik menunggu beberapa saat,
memberi kesempatan kepada klien untuk mengekspresikan perasaan dan
pikiranmya, meskipun konselor merasa tidak nyaman dengan keadaan
tersebut.
d. Apabila klien diam karena sedang berfikir. Konselor ini tidak perlu
berusaha memecahkan kesunyian, juga tidak perlu menunjukkan sikap
tidak menerima.
2. Klien menangis
Klien yang menangis tersedu-sedu membuat konselor merasa tisak nyaman.
Konselor perlu mempertimbangkan apakah akan diam dan membiarkannnya
menangis, atau memintanya berhenti. Pertanyaan yang diajukan kepada diri
sendiri adalah dapatkah saya mengendalikannnya ketika dia menagis?. Jika
dapat, sebaiknya membiarkan klien menangis sehingga klien dapat
mengekspresikan kesedihannya dan kemudian merasa lega. Jika tidak dapat,
sebaikknya konselor menyadari bahwa bantuan yang dapat diberikan terbatas
dan konselor peerlu memperhatikan diri sendiri agar tidak larut dalam
kesedihan klien. Konselor dapat mengatakan Tidak masalah kalaupun anda
harus menangis atau Tenang saja, menamhislah kalau ingin menangis.
Duduk diam tanpa sepatah kata pun dan membe\iarkannya menangis akan
bermanfaat membantunya merasa lega. Uuntuk melakukannya, konselor perlu
tetap tenang dan tidak terbawa emosi, sehingga klien merasa mendapat
dukungan enpatik dan mencampuri urusannya. Konselor perlu memintanya
untuk menjelaskan apa yang menyebabkannya menangis. Misalnya : dapatkah
anda menceritakan apa yang membuat anda menangis?. Tetepi tunggulah
beberapa saat untuk mengajukan pertanyaan tersebut. Pada keadaan khusus
seperti (masalah teks) menyentuh klien dengan menepuk pundaknya,
,menepuk-nepuk, merangkul, meskipun sentuhan itu anda perhatian, dapat
disalah artikan dan akan menimbulkan ketakutan pada diri klien dan
menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggunya.konselor harus
memperhatikan batas-batas.
3. Konselor meyakini bahwa tidak ada pemecahan bagi masalah klien.
Kondisi ini biasanya mencemaskan, konselor merasa tidak tahu harus berbuat
apa. Perlu diingat bahwa fokus utama konseling adalah subyek atau orangnya,
bukan masalahnya. Misalnya : ibu kehilangan bayi yang baru dilahirkannya.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan kepada klien yang mendesak ingin
dibantu konselor dalam memecahkan masalahnya adalah dengan mengatakan
masalahnya kepada klien bahwa konselor akan selalu menyediakan waktu
untuk klioen, membantu klien menghadapi saat-saat sulit.
4. Lonselor melakukan kesalahan
Dalam banyak hal, konselor dapat melakukan kesalahan, konselor mungkin
salah mengartikan maksud kata-kata klien, konselor mungkin tidak
berkonsentrasi sehingga bertanya berkali-kali kepada klien tentang suatu hal,
konselor mungkin memberikan informasi salah, merasa malu atau marah
karena ucapan klien. Hal utama yang terpenting untuk menciptakan hubungan
baik dengan klien adalah salah satu syarat penting dalam konseling. Hal ini
dapat ditunjukkan dengan cara mengaku bahwa konselor telah melakukan
kesalahan. Minta maaflah apabila keliru/ salah. Misalnya : Maaf, saya lupa
bahwa Ibu tadi sudah mengatakan kalau Ibu mempunyai tiga orang anak.
5. Konselor tidak tahu jawaban dari pertanyaaan klien
Koneler mengatkan bahwa tidak dapat menjawab pertanyaan klien, tetapib
akan berusha mencari informasi tersebut untuk membantu klien. Konselor
dapat menunjukkan sumber lain untuk mendapatkan informasi tersenut.
Mengelak pertanyaan atau menjawanb tanpa dasar pengetahuan, akan lebih
berpengaruh negatif terhadap hubungan dengan klien yang sudah terbina
baik, sehingga lebih baik mengakui keterbatasan pengetahuan konselor.
6. Klioen menolak n\bantuan konseler
Mungkin klien datang kepada konselor tidak dengan keinginan sendiri, dan
tidak ingin membagi masalah-masalah pribadinya. Tetapi konselor tidak
menganggapnya sebagai sentimen pribadi. Karena kebanyakan orang yang
akan diajak untuk menceritakan masalah-masalahmya. Sehingga pada
pertemuan pertama, penting sekali menjajaki mengapa atau apa yang
mendorong klien datang untuk konsukltasi, banyak klien yang merasa
terpaksa datang, mungkin karena diperintah o;eh mertua, mungkin karena
takut mengetahui ada sesuatu dengan kondisi kesehatannya dan pada hal-hal
yang positif, paling tidak ia sudah datang dan berkenalan dengan konselor,
mungki n ia mau mempertimbangkan kembali. Konselor tetap mendukuung
secara positif, walaupun klien telah menolak bantuan, sehimgga klien tidak
akan merasa semgkan untuk meminta bantuan terhadap masalah-masahnya
pada konselor di masa mendatang.
7. Klien merasa tidak nyaman dengfan jenis kelamin konselor
Kesulitan ini diucapkan klien dengan mengatakan : Saya canggung
membicarakan hal ini sengan wanita. Saya mengharap berhadapan dengan
laki-laki. Kemungkinan hal ini tidak disampaikan secara verbal, tetapi
konselor dapat melihat dari sikap klien. Dalam situasi seperti iini, sebaiknya
konselor mengatakan : Barangkali bapak mengharapkan akan berhadapan
sengan konselor pria ?. selanjutnya katakan Oramh kadamg-kadamg
awalmya merasa elebih nyaman berbicara dengan seorang yang sama (atau
berlawan) jenis kelaminny, menurut pengalaman saya semakin lama hal ini
semakin tidak penting apabila kita sudah semakin mengenalteman bicara kita.
Bagaimana kalau kita coba lanjutkan fan lihat bagaimana nantinya! biasanya
klien menerima bila konselor bersikap penuh perhatian, menghargai klien dan
tidak memilai terhadap klien. Apabila klien menyampailkan sebelummya
nahwa dirinya mengharapkan konselor yang sama atauu nerbeda jenis
kelaminnya, hal ini bisa dipenuhi bila memungkinkan.
8.

Anda mungkin juga menyukai