Anda di halaman 1dari 6

A.

Simplisia pule pandak


Nama latin: Rauwolfia serpentina Benth
Nama daerah: Akar tikus
Sifat Kimiawi : Mengandung alkaloid, terdiri dari 3 group yaitu alkaline kuat : quarterary
ammonium compound serpentine, sarpagine dan samantine, penyerapan jelek jika digunakan
per-oral ; tertiary amine derivate yohimbine, ajmaline, ajmalicine, tetraphylline dan
tetraphyllicine ; alkaline lemah secondary amines reserpine, rescinnamine, deserpidine,
raunesine dan canescine.
Efek Farmakologis : Akar – rasa pahit, dingin, sedikit beracun. Penenang dan penurun
tekanan darah, melancarkan sirkulasi, menghilangkan sakit, penurun panas dalam dan panas
liver, anti radang. Batang dan Daun – Pahit, manis, sejuk. Menolak angin, menurunkan
tekanan darah, melancarkan darah beku.
Deskripsi tanaman: Perdu rendah, tingginya 30-50 cm. Daun tunggal berbentuk anak tombak
berujung lancip. Pada masa vegetatif, satu ruas terdiri dari 3 daun. Mahkota bunga bagian
luar putih, bagian dalam beralur kemerahan, membentuk tabung kecil dengan bagian tengah
berbentuk pundi-pundi. Membentuk karangan dipuncak batang, tapi pada masa vegetatif
selanjutnya karangan bunga terdesak ke samping oleh kuncup hingga yang mula-mula
terminalis akan berubah axialis. Buah batu berbiji dua yang menonjol, tampak dari luar,
mula-mula hijau lalu merah dan akhirnya hitam mengkilat.
Habitat: Tumbuh pada daerah berdrainase baik pada ketinggian 50-300 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Akar
Kandungan kimia: Alkaloid ajmalina; Serpentina; Alstonina; Reserpina; Sarpagina;
Yohimbina; Alkaloid
Khasiat: Antiinflamasi; Hipotensif; Sedatif; Analgesik; Antipiretik
Nama simplesia: Rau wolfiae Radix, Mustelae Radix
Resep tradisional:
Tekanan darah tinggi
Akar pule pandak 0,7 g; Air 110 ml, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum 1
kali sehari 100 ml
B. Akar Valerian
Nama Simplisia
Radix valerianae
Asal Simplisia
Berasal dari Eurasian (Eropa dan Asia) dan Amerika Utara
Daerah Penyebaran
Tersebar sepanjang sungai di Eropa, dan dipanen sebagai tanaman obat khususnya di
Belgia, Inggris, Eropa timur, Perancis, Jerman, Belanda, Rusia, dan USA. Tumbuh juga di
daratan asia terutama yang beriklim subtropis (suhu dibawah 40o C).
Kandungan Kimia

Kandungan kimia dari Radix valerianae tergantung pada varietas, umur tanaman,
kondisi pertumbuhan, dan tipe serta lama penyimpanan ekstrak. Minyak atsiri (0,2-2,8%)
mengandung bornil asetat dan bornil isovalerianat sebagai komponen utama. Konstituen
penting lainnya β-caryophyllene, valeranon, valerenal, asam valerinat, sesquiterpenoid dan
monoterpenoid lainnya. Tiga siklopentana sesquiterpenoid (asam valerianat, asam
asetoksivalerenat, dan valerenal) yang terkandung dalam V. officinalis yang membedakan
dari V. edulis dan V. wallichii. Bermacam varietas V. officinalis mempunyai komposisi
minyak atsiri yang berbeda-beda, contohnya bornil asetat terdapat pada 35% dari V.
officinalis varietas pratensis sedangkan pada V. officinalis varietas illyrica hanya 0.45% saja.
Konstituen sekunder (antara 0.05–0.67%) adalah valepotriates. Komponen utama dari
valepotriates adalah valtrat dan isovaltrat (yang biasanya terdapat lebih dari 90% dari
kandungan valepotriates). Dihidrovaltrat, isovaleroksi-hidroksidihidrovaltrat, 1-asevaltrat
atau kandungan senyawa lain dapat juga ada dalam jumlah kecil. Valepotriates agak tidak
stabil dikarenakan struktur epoxide dan kehilangan kandungan pada waktu penyimpanan dan
pengolahan, khususnya jika pengeringannya tidak sempurna. Produk yang terdegradasi antara
lain baldrinal, homobaldrinal, dan valtroxal.
bornil asetat R = Ac
bornil isovalerianat R = iVal
R1 R
Valerenal H CHO
Asam valerenat H CO2H
Asam asetoksivalerenat OAc CO2H
R1 R2 R3
valtrat iVal iVal Ac
isovaltrat iVal Ac iVal
asevaltrat iVal AcOiVal Ac
baldrinal R = Ac
homobaldrinal R = iVal
Cara Isolasi / ProduksI
Akar Valerian, terkandung dari bagian tanaman segar yang ada di bawah permukaan
tanah, atau bagian yang telah dikeringkan pada suhu di bawah 40° C dari spesies Valeriana
officinalis. Kultivasi dilakukan di tanah yang terbentang rendah, berpasir, dan berhumus yang
akan disuplai dengan baik oleh kapur dan area yang lembab. Akar dipanen pada bulan
September. Akar yang masih segar dicuci, dipotong-potong dan secara hati-hati dikeringkan
pada sirkulasi udara dibawah 40° C.
KEGUNAAN
a) Akar valerian digunakan sebagai obat penenang, tidak bisa tidur/kurang istirahat,
mengatasi masalah insomnia secara natural
b) Beberapa herbal bisa digunakan untuk produk suplemen diet sebagai bahan tambahan
c) Anti kejang (spasmolitik)
d) Stimulan pada demam tinggi dan tegang syaraf
e) Obat penghilang stress (hipotensif)
f) Menjernihkan suara
g) Meredakan migrain dan rematik
h) Pelega tenggorokan
i) Menguatkan kerja jantung
j) Merendahkan/menurunkan tekanan darah
k) Tingtur valerian bisa untuk menghilangkan ketombe
l) Sebagai umpan tikus
m) Meredakan nyeri atau kram akibat menstruasi dan menopause
n) Meredakan sakit gigi
o) Minyak valerian juga bisa digunakan sebagai obat kolera
p) Karminatif
Lain-Lain
Valeriana officinalis
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Subkelas : Sympetalae
Bangsa : Rubiales
Suku : Valerianaceae
Marga : Valeriana
Spesies : Valeriana officinalis
Nama umum/dagang : Valerian
Nama daerah
Jawa : Valerian
Deskripsi
Habitus : Semak, tahunan, tinggi ± 60 cm.
Batang : Tegak, bulat, lunak, permukaan licin, hijau pucat.
Daun : Majemuk, lonjong, panjang 2-4 cm, lebar 1-2 cm, tepi bercangap, tepi dan pangkal
meruncing, permukaan berkerut, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk tandan, silindris, di ujung batang, tangkai bulat, panjang 5-10 cm,
hijau, kelopak hijau muda, mahkota halus, putih, benang sari bertangkai silindris, panjang
0,2-0,4 cm, putih, kepala sari pipih, abu-abu, putik bertangkai, putih, panjang 0,2-0,3 cm,
putih.
Buah : Buni, lonjong, coklat.
Biji : Bulat, kehitaman.
Akar : Tunggang, coklat muda.
Peringatan dan efek samping :
• Jika digunakan sesuai dengan dosis tidak menyebabkan bahaya bagi kesehatan. Keluhan
gastrointestinal jarang terjadi.
• Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan sakit kepala, kegelisahan, kurang
tidur, mydriasis (dilatasi kutil), dan gangguan fungsi jantung.
• Ketika ada luka besar di kulit atau penyakit kulit akut, demam hebat, atau penyakit karena
infeksi, kelemahan jantung, mandi dengan penambahan minyak atsirinya atau ekstrak dari
obat sebaiknya dihindari
Interaksi obat :
Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa valerian mempunyai efek aditif ketika digunakan
dalam kombinasi dengan barbiturat dan benzodiazepin (Leushcner,1993 dan Hilter,1996).
Meskipun tidak ada keluhan efek depresif ketika dikombinasikan dengan alkohol namun
penggunaan valerian bersama-sama dengan alkohol tidak dianjurkan karena efek sedativ dari
valerian. Tidak dianjurkan pula mengoperasikan mesin-mesin berat dan mengendalikan
kendaraan beberapa jam setelah pemakaian.
C. Akar wangi
Akar wangi atau narwastu[2] (serai wangi, rumput akar wangi, vetiver, Chrysopogon
zizanioides syn. Vetiveria zizanioides, Andropogon zizanioides) adalah sejenis rumput yang
berasal dari India. Tumbuhan ini dapat tumbuh sepanjang tahun, dan dikenal banyak orang
sejak lama sebagai sumber wangi-wangian. Tumbuhan ini termasuk dalam famili Poaceae,
dan masih sekeluarga dengan serai atau padi.
Akarnya yang dikeringkan secara tradisional dikenal sebagai pengharum lemari penyimpan
pakaian atau barang-barang penting, seperti batik dan keris. Aroma wangi ini berasal dari
minyak atsiri yang dihasilkan pada bagian akar.
Tumbuhan ini merupakan komoditas perdagangan minor walaupun cukup luas penggunaan
minyaknya dalam industri wangi-wangian.
Kondisi Pertumbuhan
Tanaman akar wangi tumbuh baik pada ketinggian antara 700-1600 mdpl. Curah
hujan yang baik untuk penanaman akar wangi berkisar antara 1500-2500 mm setiap tahun
dengan suhu lingkungan berkisar antara 17-27oC dengan pH sekitar 6-7. Tanah yang baik
untuk pertumbuhan akar wangi adalah tanah yang tidak terlalu padat hal ini dikarenakan pada
tanah yang terlalu padat maka akar wangi akan sulit dicabut sehingga ada beberapa bagian
akar yang menempel pada tanah, maka dari itu salah satu jenis tanah yang baik untuk
menumbuhkan akar wangi adalah tanah berpasir. Oleh karena akar wangi merupakan
tumbuhan yang tumbuh sepanjang tahun, maka penanaman akar wangi dapat dilakuka setia
saat, namun waktu penanaman yang terbaik adalah pada awal musim hujan. Tanaman akar
wangi merupakan tanaman yang cukup cepat tumbuh, pemanenan akar wangi dapat
dilakukan setelah tanaman berumur 8 bulan pda musim kemarau. [3]
Produk Primer Akar Wangi
Bagian tubuh dari tanaman V. zizanioides yang banyak dimanfaatkan adalah akarnya
hal ini dikarenakan akar dari tumbuhan ini mengandung banyak metabolit sekunder yaitu
lebih dari 300 senyawa yang didominasi oleh senyawa dengan struktur siklik dan bisiklik dari
sekuiterpenoid sepertu vetivone, khumisol, cadanena, cedrena dan β-humulena. Oleh karena
itu akar dari tumbuhan akar wangi merupakan produk primer dari tumbuhan ini [4]
Kandungan Metabolit dalam Akar Wangi
Tanaman ini terkenal karena kemampuannya menghasilkan minyak atsiri atau yang
dikenal sebagai vetiver oil. Minyak ini banyak digunakan dalam proses pembuatan parfum
dan kosmetik. Minyak ini banyak digunakan sebagai parfum dan kosmetik karena
mengandung ester yang tersusun oleh senyawa karboksilat asam vetinenat dan senyawa
alcohol vetivenol.
Potensi Pengembangan
Oleh karena kemampuannya dalam menghasilkan minyak atsiri, tanaman akar wangi
memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Produksi minyak akar wangi Indonesia sebanyak
89% dihasilkan di jawa bawar yaitu kabupaten garut dengan luas areal yang semakin luas dari
tahun ke tahun dimana pada tahun 1988 luas area yang digunakan untuk perkebunan akar
wangi hanya berkisar sebesar 1475 ha seddangkan pada tahun 2003 menjadi 2400 ha. Oleh
karena itu komoditas ini berperan besar dalam meningkatkan devisa negara dan penyerapan
tenaga kerja [4]
Standarisasi
Minyak atsiri merupakan salah satu produk sekunder dari pengolahan akar wangi
yaitu melalui proses penyulingan sehingga diperoleh residu minyak akar wangi, minyak ini
banyak dimanfaatkan karena Indonesia merupakan salah satu produsen minyak atsiri, oleh
karena itu u untuk minyak atsiri sendiri sudah ada standarnya yaitu standar nasional
Indonesia atau SNI, untuk standar internasional minyak atsiri dari akar wangi juga sudah
distandarisasi oleh International Standarization Organization. Beberapa parameter yang
biasanya dijadikan standar untuk megenali kualitas minyak atsiri meliputi bilangan asam dan
kelarutan dalam alkohol. Bilangan asam menunjukan kadar asam lemak bebas dalam minyak
atsiri, parameter ini penting dalam standarisasi minyak atsiri dari akar wangu karena
berhubungan erat dengan bau khas dari minyak atsiri. Dimana baku mutu dari bilangan asam
pada minyak atsiri yang baik berada pada rentang 10-35, kualitas dari minyak atsiri yang
diperoleh pun sangat dipengaruhi oleh metode ekstraksi yang dilakukan. Sedangkan kelarutan
dalam etanol pada minyak atsiri memiliki baku mutu menurut SNI adalah 1:1 larutan jernih
Kajian Metabolomik Akar Wangi
Kajian metabolomics yang sudah dilakukan pada tanaman akar wangi ini salah
satunya adalah identifikasi jalur metabolisme terkait toleransi dan detoksifikasi logam berat
timbal dengan menggunakan pendekatan metabolic profiling. Design penelitian dilakukan
dengan dengan pemberian perlakukan berbagai konsentrasi logam timbal pada kultur
hidroponik akar wangi, kemudian dilakukan ekstraksi metabolit yang terdapat di akar dan
pucuk tanaman kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan instrument LC/MS,
setelah diperoleh data spektrum, kemudian dilakukan analisis multivariat. Analisis multvariat
menunjukan hasil berupa induksi tinggi terhadap beberapa jalur metabolic utama seperti
metabolisme gula dan metabolisme asam amino, selain itu perlakuan juga meningkatkan
produksi osmoprotektan yang cukup tinggi seperti betain dan poliol serta produksi dari asam
organik pengkelat logam. Penelitian ini memberikan wawasan yang komprehensif tentang
bagaimana tanaman ini merespons terhadap stress lingkungan terutama stress logam berat
Khasiat Akar Wangi
1. Mengatasi depresi
Asam glycyrrhizi dalam akar wangi yang berperan dalam hal ini. Asam ini berfungsi
mendorong fungsi kelenjar adrenal.
Kelenjar ini membantu tubuh mengontrol produksi hormon kortisol yang bertangung jawab
menyebabkan seseorang mengalami kelelahan berlebihan, kecemasan, dan rentan terhadap
infeksi dan alergi.
Akar wangi juga mengandung asam amino asparagin yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga
keseimbangan dalam sistem saraf tubuh.
2. Mengontrol kolesterol
Akar wangi membantu mengontrol jumlah kolesterol dengan meningkatkan aliran
empedu dalam tubuh. Selain itu, asam empedu tersebut juga membantu menghilangkan
kolesterol berlebih dalam tubuh.
Tak hanya itu, kandungan antioksidan dalam akar wangi dapat meningkatkan kesehatan
kapiler dengan menghambat pertumbuhan plak di arteri.
3. Menopause
Kandungan phytoestrogenic dan anti-oksidan dalam akar wangi mampu membantu
beberapa gangguan terkait masalah hormonal karena menopause seperti kelelahan, dan
perubahan suasana hati. Akar wangi membantu mengontrol dan meningkatkan produksi
hormon estrogen.
4. Mengatasi kram menstruasi
Tanaman sehat ini mengandung anti-inflamasi dan antispasmodic yang mampu
membantu gejala pre-menstruasi (PMS) seperti nyeri payudara, nyeri perut, mual, kembung
dan perubahan suasana hati.
Meskipun menawarkan manfaat sehat yang menggiurkan, tetapi kamu juga perlu mewaspadai
efek samping dari tanaman ini. Konsumsi akar wangi jangka panjang dapat menyebabkan
hipertensi, hipokalemia (kadar kalium rendah), katarak dan retensi cairan dalam tubuh.

Oleh karena itu, akar wangi tidak disarankan bagi mereka yang memiliki masalah jantung dan
juga tak disarankan bagi wanita hamil.

Anda mungkin juga menyukai