Anda di halaman 1dari 26

PEMROSESAN PRODUK

HERBAL:
SIMPLISIA, EKSTRAK, &
SENYAWA AKTIF BAHAN
ALAM
Farmakognosi Pertemuan ke 4
SIMPLISIA
SIMPLISIA & MACAMNYA

 DEFINISI: simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan (Depkes RI,
1995)
 MACAM SIMPLISIA:
1. Simplisia Nabati: Daun kelor, rimpang kunyit
2. Simplisia Hewan: Propolis, Madu, Royal jelly, Minyak ikan, minyak lintah
3. Simplisia Pelikan (Mineral): Bentonit, kaolin, talc
SUMBER SIMPLISIA

TANAMAN BUDIDAYA TANAMAN LIAR


 TOGA  Kekurangan
 CBTO (Central Budidaya Tanaman Obat)  Tidak ditanam, bervariasi
 Tawangmangu (BPTOOT)  Beda daerah beda kadar senyawa aktif
 Merapi Farma (Kaliurang)  Kotor, rentan terkena kotoran hewan

 Kelebihan:  Pemanfaatan:
 Seragam  Konsumsi langsung (pedesaan)
 Jaminan kualitas senyawa dan khasiat terapi
(manajemen kualitas)
TATA NAMA SIMPLISIA
Nama tanaman Bagian tanaman Nama simplisia Khasiat
Catharanthus roseus L Radix (akar) Catharanthi radix Terapi kanker
Vetiveria zizanoides Radix (akar) Vetiveriae radix Diaforetik
Cinnamomum burmani Cortex (kulit) Burmani cortex Diaforetik, karminativ,
antiiritan
Cinnamomum zeylanicum Cortex (kulit) Cinnamomi cortex Karminativ
Allium sativum Bulbus (umbi lapis) Allii sativi bulbus Antikolesterol
Pimpinella anisum Fructus (buah) Anisi fructus Expektoran, karminativ,
spasmolitik

Batang (caulis), Kulit batang (cortex), Buah (fructus), Umbi lapis (bulbus), Rimpang (rhizome), Bunga (flos),
Umbi (tuber), Seluruh bagian (herba)
PEMROSESAN BAHAN BAKU
MENJADI SIMPLISIA

3. Seleksi/
1. Budidaya 2. Panen 4. Pengeringan
Sortasi

8. Pemeriksaan 7. Pengepakan 5. Sortasi


6. Penyerbukan
mutu Penyimpanan kering
Lanjutan

Budidaya Panen Seleksi

• Keseragaman • Waktu panen • Sortasi basah


• Kualitas • Bagian • Pencucian
• Senyawa aktif • Stabilitas SA • Penirisan
• Khasiat terapi • Kuantitas SA • perajangan
Lanjutan

Pengeringan Sortasi kering Penyerbukan

• Cegah mikroba • Seleksi bahan rusak • Meningkatkan luas


• Cegah reaksi • Seleksi kotoran permukaan
enzimatis • Memudahkan
• Tahan lama ekstraksi
• Cara alami & buatan
Lanjutan

Pengepakan
Pemeriksaan mutu
Penyimpanan

• Penimbangan • Kualitas
• Suhu • Organoleptis
• Kelembaban • Makroskopik
• Cahaya • Mikroskopik
• Mikrobiologi
EKSTRAK
EKSTRAK

 DEFINISI: sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia
hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa
atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Depkes RI,
1995).
 MACAM:
 Ekstrak cair (kadar air > 30%)
 Ekstrak kental (kadar air antara 5-30%)
 Ekstrak kering (kadar air < 5%)
 Proses mendapatkan ekstrak melalui proses EKSTRAKSI
EKSTRAKSI

 EKSTRAKSI: Proses mengisolasi/memisahkan senyawa terlarut (senyawa aktif dari tanaman) dari senyawa
tidak larut dengan pelarut yang cocok.
 Bahan-Pelarut: cair-cair, padat-cair
 Proses: pelarut masuk ke dalam partikel zat terlarut menembus dinding sel hingga konsentrasi setimbang
 Faktor yang mempercepat: Suhu & pengadukan
 Pelarut: polar & non polar
JENIS-JENIS PELARUT
METODE EKSTRAKSI

 MASERASI: Perendaman simplisia dalam pelarut yang cocok selama 3-7 hari
 PERKOLASI: Pengaliran larutan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi
 DIGESTI: Maserasi dengan pemanasan lemah antara 40-50º C
 EKSTRAKSI KONTINYU
 SOXHLETASI: Menggunakan pelarut yang sama dengan pemanasan dan pendinginan pelarut
 EKSTRAKSI SKALA BESAR: menggunakan chamber destilasi, ekstraktor dan kondensor
MASERASI

• Perendaman simplisia dalam pelarut A: Bejana


pada suhu ruang B: Tutup
• Dipengaruhi derajat kehalusan C: Pengaduk/rotari
• Lama perendaman: 3-7 hari
• Kekurangan: Lambat, waktu lama,
kurang efektif
• Dipercepat dengan peningkatan suhu,
penggantian pelarut setiap 24 jam
(remaserasi), pembasahan, &
pengadukan

Pembasahan Penyarian Pemekatan


PERKOLASI

• Serbuk simplisia
• Pembasahan serbuk
• Penambahan pelarut berkelanjutan hingga
1 L pelarut
• Sari (perkolat) menetes
• Dipengaruhi oleh kecepatan pelarut
melalui
• Hasil sari lebih pekat dibanding maserasi
• Volume Pelarut perkolasi lebih kecil dari
pelarut maserasi
SOXHLET

• Ekstraksi kontinyu dengan pelarut


yang sama
• Serbuk simplisia dibungkus dengan
kertas penyari
• Menggunakan pemanasan dan aliran
air pada pipa kondensasi
• Ada proses penguapan dan
pendinginan pelarut
• Pelarut melalui serbuk simplisia
secara kontinyu
Proses Ekstraksi

Simplisia
Penambahan pelarut

Sari
Pemekatan

Pelarut Ekstrak
Pemekatan

Ekstrak kental Ekstrak kering


 Freeze dryer:
 Waterbath: sari dalam volume kecil
 Proses pembekuan sari, pelarut dan ekstrak
 Rotary evaporator: sari dalam volume lebih besar
membeku
 Sublimasi pelarut beku
 Ekstrak terpisah dalam bentuk serbuk
Pembuatan Fraksi & Skrinning fitokimia

Maserasi (1:10) Evaporasi suhu 50o Uji tabung 5 senyawa, (+ flavonoid dengan uap
500 g serbuk C amonia, busa < pada saponin)  KLT
dalam 5L
Pengambilan bahan (13kg) Etanol 96% Penelitian sebelumnya: EEDB & Fraksi heksan
Pencucian mengandung Saponin, Flavonoid, alkaloid, dan
Diangin-anginkan triterpenoid (Lestari et al., 2016)

Penguapan di atas
waterbath suhu 50o C

Penyerbukan
Pengayakan mesh 30
Perajangan (Rendemen: 4,85%;
Diangin-anginkan Moisture content
Pengeringan oven 95,15% )
Suhu 50o C Fraksinasi dengan
Ekstrak kental Pengawalemakan Kloroform 3x@200mL
EEDB (Rendemen: 25,81%) Heksan 3x@200mL (rendemen: 5,06%)
EKSTRAK AIR

 Infusa: perebusan simplisia dengan panci bertingkat selama 15 menit setelah suhu 90º C (ada air ekstra)~
proses infundasi
 Dekokta: perebusan simplisia dengan panci bertingkat selama 30 menit setelah suhu 90º C (ada air ekstra)
 Tinctur: obat alkoholik atau hidroalkoholik konsentrasi 10-20% (metode maserasi & perkolasi)
 Digesti: Maserasi dengan pemanasan lemah antara 40-50º C
 Ekstrak air:
SENYAWA AKTIF BAHAN ALAM
Definisi

 Senyawa aktif bahan alam merupakan metabolit sekunder dari tanaman yang memiliki khasiat dan efek
farmakologis tertentu
GRUP SENYAWA AKTIF TANAMAN
Grup Senyawa kimia
Contoh tanaman
No. tanaman
1. Alkaloids Cinchona, Datura, Vinca, Ipecac, Nux vomica
2. Glycosides Senna, Aloe, Ginseng, Glycyrrhiza, Digitalis
Carbohydrates and
3. Acacia, Tragacanth, Starch, Isabgol
its derived products
Clove, Coriander, Fennel, Cinnamon,
4. Volatile oil
Cumin
Resin and Resin
5. Benzoin, Tolu Balsam, Balsam of peru
combination
6. Tannins Catechu, Tea
7. Enzymes Papain, Caesin, Trypsin
8. Lipids Beeswax, Kokum butter, Lanolin
Glikosida Berdasarkan Basis Ikatan

 1. O-glycosides: Sugar molecule is combined with phenol or –OH group of aglycon, for example,
Amygdaline, Indesine, Arbutin, Salicin, cardiac glycosides, anthraxquinone glycosides like sennosides etc.
2. N-glycosides: Sugar molecule is combined with N of the –NH (amino group) of aglycon, for example,
nucleosides
3. S-glycosides: Sugar molecule is combined with the S or SH (thiol group) of aglycon, for example,
Sinigrin.
4. C-glycosides: Sugar molecule is directly attached with C—atom of aglycon, for example, Anthraquinone
glycosides like Aloin, Barbaloin, Cascaroside and Flavan
glycosides, etc.
GLIKOSIDA Berdasarkan Aglikon
Glikosida Aglikon
G. fenol Fenol
G. alkohol Alkohol
 Metabolit sekunder
G. Aldehid Aldehid
 Untuk pertahanan diri G. Lakton (ester siklis/R-COO-R’) Lakton
tumbuhan dari serangga
G. Sianogen (sianat/ CN) Sianogen
 Hasil hidrolisisnya G. Isotiosianat (SCN) Isotiosianat
berupa glikon (gula;
G. Antrakinon (inti antrasen) Antrakinon
glukosa, fruktosa, asam
glukuronat) & aglikon G. Flavonoid (C6C3C6) Flavonoid
(bukan gula) G. Steroid (siklopentana perhidro Steroid
fenantren)
G. Saponin (sapogenin) Saponin
Tannin Asam galat

Anda mungkin juga menyukai