Anda di halaman 1dari 28

Uji aktivitas Madu dan Kombinasi

dengan Infusa Daun Jambu Biji


(Psidium guajava L.) terhadap Mencit
Kelompok 1 (kelas 5A)
1. Ade Apriliani (2048201001)
2. Cita Khalawatilah (2048201007)
Anggota 3.
4.
Febi Nurhidayah (2048201015)
Laila Hidayah Safira (2048201021)
kelompok 5. Neneng Nasliah (2048201030)
6. Sani Alisa (2048201036)
7. Wulan Cahya (2048201044)
Pendahuluan
Pengertian Jambu Biji
Jambu biji adalah salah satu tanaman buah jenis perdu, dalam bahasa
Inggris disebut Lambo guava. Tanaman ini berasal dari Brazilia Amerika
Tengah, menyebar ke Thailand kemudian ke negara Asia lainnya seperti
Indonesia. Hingga saat ini telah dibudidayakan dan menyebar luas di daerah-
daerah Jawa. Jambu biji sering disebut juga jambu klutuk, jambu siki, atau
jambu batu.
Daun jambu biji (Psidium guajava L.) telah terbukti secara empiris dan uji
laboratorium terhadap aktivitasnya sebagai antidiare. Kandungan kimia yang
bertanggung jawab menunjukkan aktivitas antidiare yaitu tanin melalui
penghambatan gerakan peristaltik dan flavonoid dengan menghambat sekresi
cairan dan elektrolit.
Pengertian Diare
Menurut World Health Organization (WHO) diare adalah kejadian buang air besar
dengan konsistensi lebih cair dari biasanya, dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam
periode 24 jam. disebabkan oleh infeksi mikroorganisme meliputi bakteri, virus, parasit,
protozoa, dan penularannya secara fekal-oral.
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia diare merupakan penyakit yang
membuat penderitanya sering buang air besar dengan kondisi tinja encer atau cair. Pada
umumnya diare terjadi akibat mengkonsumsi makanan dan minuman yang
terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit.
Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti
biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan volume, keenceran, dan
frekuensi dengan atau tanpa lendir darah, seperti lebih dari 3 kali/hari dan pada neonatus
lebih dari 4 kali/hari (Selviana et al., 2017)
Alat dan bahan yang digunakan
Alat yang digunakan meliputi
● timbangan analitik Bahan yang digunakan meliputi
● botol kaca ● Aquades
● labu ukur ● infusa daun jambu biji
● Kendang ● kertas Saring
● kawat besi pipet volume ● simplisia daun jambu biji
● Stopwatch ● Madu
● Spoid ● kain flannel
● Sonde ● loperamid HCl.
● botol minum mencit
● Panci
● Termometer
● pipet tetes
● pipet volume.
Prosedur kerja
Proses panen Proses Proses
pembuatan pembuatan
daun jambu ekstrak dengan
simplisia daun
biji jambu biji meode infusa
Skrining
Spesifikasi fitokimia
bahan ekstrak
mentah

Perencanaan
Pengujian Dosis dan Penyiapan
Antidiare Pembuatan Hewan Uji
Sediaan Uji Dosis
Proses panen daun jambu biji
Pemetikkan dilakukan pada pagi hari, dilakukan dengan cara
manual, daun yang dipetik adalah daun dari tumbuhan yang sudah
dewasa. Daun yang diambil yaitu daun yang termuda dari pucuk
daun hingga daun ke 7. Apabila daun terlalu tua dikhawatirkan
kandungan zat aktif yang diharapkan telah menurun. Wildiana
(2002).
Proses pembuatan simplisia daun jambu biji
Pengumpulan Bahan Sortasi basah Pencucian
baku Daun yang telah dipetik Pencucian dilakukan dengan air
Daun jambu biji yang digunakan dipisahkan dari kotoran mengalir dan dalam waktu yang
pada jurnal diperoleh dari dan membuang bagian- sesingkat mungkin bertujuan
Lempake, Samarinda. bagian yang tiak perlu untuk menghilang-kan mikroba
sebelum pengeringan dan pengotor

Perajangan Pengeringan Sortasi kering


Bertujuan agar proses Dilakukan pengeringan dengan Bertujuan untuk memisahkan
pengeringan berlangsung cara diangin-anginkan/ tidak benda benda asing seperti bagian-
lebih cepat, perajangan terkena cahaya matahari langsung/ bagian tanaman yang tidak
dapat dilakukan secara pada suhu kamar. Pengeringan diinginkan dan pengotor-pengotor
manual atau mesin perajang berlangsung ± 10 hari sampai lainnya.
kadar air < 10%
Proses pembuatan ekstrak daun jambu biji dengan meode
infusa
Ditambahkan air
Simplisia yang secukupnya Panaskan selama
telah dirajang dalam sebuah 15 menit
panci

cairan infusa yang Infusa diperas


didapat disimpan sewaktu masih
didalam wadah panas melalui kain
yang sesua flannel
Penyiapan hewan uji

Hewan yang digunakan dalam jurnal ini adalah mencit


putih jantan yang sehat berumur 2-3 bulan dengan berat
badan 25-35 gram sebanyak 50 ekor. Hewan
diaklimatisasi selama 7 hari sebelum perlakuan.
Perencanaan Dosis dan Pembuatan
Sediaan Uji Dosis

Hewan yang digunakan dalam jurnal ini adalah


mencit putih jantan yang sehat berumur 2-3 bulan
dengan berat badan 25-35 gram sebanyak 50 ekor.
Hewan diaklimatisasi selama 7 hari sebelum
perlakuan.
Pengujian Antidiare
Hewan uji Mencit
Hewan uji yang dipuasakan
telah dikelompokkan
selama 60 menit menjadi 4
diaklimatisasi sebelum kelompok
penelitian Kelompok 1 : (Aquadest/kontrol negatif)
Kelompok 2 : (Loperamid HCl/kontrol
positif)
Kelompok 3 : Diberikan madu 20 g/kgBB
Kelompok 4 : Diberikan madu 20 g/kgBB
dengan kombinasi infusa daun jambu
biji 30%.
Hewan uji
diamati setiap 30
menit selama 5 Masing-masing
kelompok diberi Mencit diinduksi
jam untuk Oleum ricini
metoda proteksi perlakuan
intestinal
Hasil
Standarisasi Bahan Mentah
Nama Botani : Daun Jambu biji
Keluarga : Myrtaceae
Kandungan Utama : Flavonoid (FHI II, 2017)
Bagian yang digunakan : Daun
Waktu Panen : Pemanenan dilakukan 9 minggu setelah penanaman
penyeragaman dan 50% tanaman dengan perlakuan fase generatif
mengeluarkan bunga. (Mufa’adi, 2007)
Sistem Pengeringan : Dikeringkan di sinar matahari dengan alas tikar atau
alas lain yang berlubang-lubang sampai kering. (Depkes RI, 1985)
Identifikasi simplisia (FHI II, 2017)
Berupa helaian daun tunggal, bertangkai pendek, helai daun berbentuk bulat
memanjang, pangkal daun bulat sampai rata, tepi rata, agak menggulung ke atas, ujung
runcing sampai meruncing, permukaan atas agak licin, pertulangan daun menyirip, ibu
Pemerian tulang daun dan tulang cabang menonjol pada permukaan bawah; permukaan atas
berwarna hijau kecokelatan, permukaan bawah berwarna hijau; bau khas; mula-mula
tidak berasa lama-lama kelat dan pahit.

Mikroskopis Fragmen pengenal adalah epidermis bawah dengan rambut sisik dan kristal kalsium
oksalat bentuk roset, rambut penutup, epidermis bawah dengan stomata, berkas
pengangkut dengan penebalan tipe tangga, dan mesofil dengan idioblas berupa sel
minyak.
Lanjutan….
Susut pengeringan Tidak lebih dari 10%

Abu total Tidak lebih dari 8,4%

Abu tidak larut asam Tidak lebih dari 0,8%

Sari larut air Tidak kurang dari 18,2%

Sari larut etanol Tidak kurang dari 15%


Identifikasi simplisia (FHI II, 2017)
Pemerian Ekstrak kental

Senyawa identitas Kuersetin


Golongan Flavonoid

Kadar air Tidak lebih dari 10%

Abu total Tidak lebih dari 6,1%

Abu tidak larut asam Tidak lebih dari 0,5%


Skrining fitokimia ekstrak
Senyawa pereaksi Hasil penelitian Literatur

Bila menghasilkan warna hijau, biru, hitam


Tanin FeCl3 1% + menandakan positif adanya tanin. (Harborne, dikutip
dalam Hanifah, 2010)
Apabila timbulnya busa yang stabil setinggi lebih kurang 1
Aquadest +
Saponin
HCl + cm selama 10 menit menandakan positif adanya saponin.
(Harborne, dikutip dalam Hanifah, 2010)
Uji akan positif alkaloid apabila menghasilkan
Dragendrorf - endapan yang berwarna orange setelah ditambah reagen
Dragendrorf (Harborne, dikutip dalam Hanifah, 2010)
Alkaloid Endapan putih kekuningan setelah ditambah reagen
Mayer - Mayer (Harborne, dikutip dalam Hanifah, 2010)
Endapan coklat setelah ditambah reagen Wagner.
Wagner - (Harborne, dikutip dalam Hanifah, 2010)

(Nur Ilmi Rahmiati dkk, 2008)


Lanjutan…
Senyawa pereaksi Hasil penelitian Literatur

Anhidrida Warna merah ungu menunjukkan adanya


asam asetat triterpenoid. (Harborne, dikutip dalam Hanifah,
Triterpenoid
dan H2SO4 - 2010)
pekat
NaOH 10% Apabila dengan penambahan NaOH 10%
menghasilkan warna merah berarti positif
adanya flavonoid sedangkan pada penambahan
Fenol/Flavonoid
H2SO4 pekat
+ Flavonoid asam sulfat timbulnya warna merah berarti positif
adanya senyawa fenol hidrokuinon. (Harborne,
dikutip dalam Hanifah, 2010)
Terhadap Aktivitas Diare mencit pada penelitian ini digunakan Oleum ricini
sebagai penginduksi diare. Di dalam usus halus Oleum ricini dihidrolisis oleh enzim
lipase menjadi gliserol dan asam risinoleat. Asam risinoleat inilah yang merupakan
bahan aktif sebagai pencahar yang dapat mempercepat gerak peristaltik. Sehingga
proses defekasi berlangsung cepat yang menyebabkan waktu absorbsi air juga akan
berkurang. Akibatnya menimbulkan konsistensi feses yang lembek
Hasil Frekuensi saat terjadinya diare diperoleh nilai rata-rata dari masing-
masing kelompok perlakuan yaitu:
Komponen mineral dan karbohidrat dalam madu dapat bertindak sebagai terapi rehidrasi
yang dapat mengurangi diare. Kandungan glukosa pada madu dapat membantu
meningkatkan reabsorpsi air dan elektrolit yang tersekresi ke usus saat diare. Hal ini
dapat terjadi karena mekanisme ko-transpor antara natrium dan glukosa. Namun dalam
penelitian ini, semua perlakuan tidak dapat memperbaiki konsistensi feses.
Semakin berkurangnya frekuensi diare, maka bobot feses yang didapatkan
juga berkurang
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat dibuat
kesimpulan antara lain:
1. Madu dan kombinasi madu dengan Infusa Daun Jambu Biji
(Psidium guajava L) memberikan aktivitas antidiare terhadap
mencit.
2. Dosis madu 20 g/kgBB dan kombinasi madu 20 g/kgBB dengan
infusa daun jambu biji 30% mempunyai efek antidiare pada Mencit.
3. Madu dan kombinasi madu dengan infusa daun jambu biji (Psidium
guajava) memiliki potensi antidiare jika dibandingkan dengan
Loperamid HCl.
Terima kasih

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai