Anda di halaman 1dari 11

1

PENGARUH VARIASI SUHU SEDUHAN DAUN SALAM (Syzygium polyanthum)


TERHADAP AKTIVITAS PENURUNAN KADAR ASAM URAT

EFFECT OF TEMPERATURE VARIATION OF BAY LEAF (Syzygium polyanthum)


BREW ON THE URIC ACID LEVEL LOWERING ACTIVITY

M Aziddin Affani
Akademi Farmasi Putra Indonesia, Malang, Indonesia
Jl. Barito No.5, Bunulrejo, Blimbing, Malang 65126, Indonesia

ABSTRAK
Daun salam (Syzygium polyanthum) digunakan masyarakat sebagai pengaroma makanan
dan daun salam telah dikenal sejak lama sebagai spesies yang dapat dijadikan obat.
Penggunaan daun salam telah dikembangkan menjadi tumbuhan medis. Biasanya daun
salam dapat digunakan untuk analgesik, diabetes, diare, dan dapat mengatasi asam urat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu seduhan daun salam
terhadap aktivitas penurunan kadar asam urat pada mencit. Jenis penelitian ini adalah
eksperimen. Penelitian ini dibagi menjadi 5 kelompok dan tiap kelompok terdiri dari 4
ekor mencit. Kelompok I, II, III: Pemberian perlakuan seduhan daun salam dengan suhu
25°C, 50°C, 90°C kelompok IV: Kontrol positif (Allopurinol), kelompok V: Kontrol
negatif (Aquades). Pengukuran kadar asam urat menggunakan alat Easy Touch.
Pengambilan sampel darah melalui ekor mencit. Dari data kelompok perlakuan suhu
25°C,50°C dan 90°C. Daun salam memiliki selisih penurunan kadar asam urat. Ketika
dianalisis menggunakan SPSS one way anova adanya perbedaan signifikan antar
perlakuan. Variasi suhu seduhan daun salam memiliki pengaruh terhadap aktivitas
penurunan kadar asam urat pada mencit dengan penurunan kadar asam urat paling tinggi
yaitu pada suhu 90°C.

Kata kunci: antihiperurisemia, daun salam, asam urat.

ABSTRACT

Bay leaves (Syzygium polyanthum) used by the community as a food flavoring and bay
leaf has been known for a long time as a medicinal species. The use of bay leaves has
been developed into medical plants. Usually bay leaves can be used for analgesics,
diabetes, diarrhea, and can overcome gout. The purpose of this study was to determine the
effect of leaf steeping temperature on the level of uric acid reduction activity. This type of
research is an experiment. The study sample was divided into 5 groups and each group
consisted of 4 rats. Group I, II, III: administration of steeping leaves with a temperature
of 25 ° C 50 ° C 90 ° C, Group IV: Positive control (Allopurinol), Group V: negative
control (Aquades), for 14 days. Measuring uric acid levels using a touchable device.
Taking blood samples through the tail. From the group data the treatment of 25 ° C, 50 °
C and 90 ° C. bay leaves have different levels of uric acid, Types were analyzed using
SPSS one way anova there were no significant differences between treatments. The
temperature variation of steeping bay leaves has an influence on the activity of decreasing
uric acid levels in mice with the highest decrease in uric acid levels at 90 ° C.

Key words: antihyperuricemic, bay leaf, uric acid.


2

PENDAHULUAN kadar asam urat yaitu flavonoid


Asam urat merupakan suatu (Widyaningsih et al., 2012).
keadaan dimana terjadinya Flavonoid adalah senyawa
peningkatan produksi kadar asam urat polifenol yang sesuai dengan struktur
sehingga menimbulkan penumpukan kimianya terdiri dari flavonoid,
kristal asam urat yang melebihi batas flavon, flavanon, isoflavon, katekin,
normal yaitu 3,5 – 7 mg/dl pada pria antosianidin dan kalkon (Mardiana,
dan 2,6 – 6 mg/dl pada wanita 2013).
(Fitriana, 2015). Faktor yang Flavonoid mempunyai
mempengaruhi asam urat adalah sejumlah gugus hidroksil sehingga
faktor keturunan, jenis kelamin, flavonoid merupakan senyawa polar
konsumsi makanan yang banyak maka flavonoid larut oleh pelarut
mengandung purin, konsumsi alkohol polar seperti etanol, metanol, butanol,
yang berlebihan, obesitas, gangguan aseton, air, dan lain-lain (Siti S. N.,
ginjal yang mengakibatkan 2016)
terhambatnya pembuangan urine, Kelarutan senyawa polifenol
penggunaan obat tertentu yang dapat memilliki peran penting pada
meningkatkan kadar asam urat seduhan. Proses penyeduhan
(Sustrani et al, 2008). merupakan proses pemisahan satu
Daun salam digunakan atau lebih komponen dengan
masyarakat sebagai pengaroma menggunakan pelarut air. Faktor-
makanan dan daun salam telah faktor yang mempengaruhi proses
dikenal sejak lama sebagai spesies penyeduhan yaitu faktor suhu dan
yang dapat dijadikan obat. waktu penyeduhan. Semakin tinggi
Penggunaan daun salam telah suhu air maka kemampuan air untuk
dikembangkan menjadi tumbuhan mengekstrak senyawa kimia yang
medis. Biasanya daun salam dapat terkandung di dalam daun akan
digunakan untuk analgesik, diabetes, semakin tinggi (Ramlah, 2017).
diare, dan dapat mengatasi asam urat Senyawa metabolit sekunder
(Sumono et al., 2008). memiliki sifat yang berbeda-beda
Kandungan kimia pada daun termasuk dalam hal ketahanannya
salam dipercaya dapat menurunkan terhadap suhu tinggi, seperti
3

flavonoid dapat rusak pada suhu Simplisia daun salam


diatas 90°C. ditimbang sebanyak 200 mg,
kemudian diseduh simplisia daun
METODE PENELITIAN salam menggunakan air mendidih,
Metode penelitian yang diukur suhu air dengan variasi suhu
digunakan dalam penelitian ini adalah seduhan 25°C, 50°C dan 90°C.
penelitian yang bersifat eksperimental
yang bertujuan untuk mengetahui Proses Pembuatan Induksi
pengaruh variasi suhu seduhan daun Hiperurisemia
salam (Syzygium polyanthum) Induksi hiperurisemia
terhadap aktivitas penurunan kadar menggunakan makanan tinggi purin
asam urat pada mencit. yaitu hati ayam sebanyak 250g.
Alat dan Bahan dilarutkan dengan 100 ml air. Hati
Alat. Alat yang digunakan ayam dicuci terlebih dahulu kemudian
dalam proses penelitian ini antara lain ditimbang dan diblander, kemudian
sebagai berikut: neraca analitik digital ditambahkan 100 ml air. Induksi
(Ohaus), alat gelas (Pyrex), spuit hiperurisemia diberikan secara per
dengan jarum suntik (Terumo), oral selama 14 hari sebanyak 1,3
timbangan digital (Camry), restraint ml/20gBB/hari.
holder rat, easytouch GCU, strip asam Pengujian pada Hewan Uji
urat (easytouch blood uric acid) dan Hewan uji yang digunakan
beaker glass (pyrex). dalam penelitian ini adalah mencit
Bahan. Bahan yang akan dengan berat rata-rata ±20 gram dan
digunakan dalam proses penelitian ini berumur 1-3 bulan. Hewan uji yang
antara lain sebagai berikut: simplisia berjumlah 20 ekor mencit dibagi
daun salam segar, allopurinol, pakan menjadi 5 kelompok, masing-masing
mencit, aquadest, air hangat dan hati kelompok terdiri dari 4 ekor.
ayam. Perlakuan 1 (Pemberian seduhan daun
Tahap penelitian salam suhu 25°C) Perlakuan 2
Proses Pembuatan seduhan daun (Pemberian seduhan daun salam suhu
salam 50°C) Perlakuan 3 (Pemberian
seduhan daunsalam suhu 90°C)
4

Kontrol Positif (Pemberian salam dengan suhu 90°C memiliki


allopurinol dengan dosis 0,78
warna hijau pekat dibandingkan hasil
mL/20gBB) Kontrol Negatif
dari penyeduhan suhu 25°C dan 50°C.
(Pemberian aquadest sebanyak 0,5
mL). Hasil pengujian identifikasi senyawa

flavonoid dapat dilihat pada gambar


Pengambilan Sampel Darah
1.
Pengambilan sampel darah
dilakukan pada hari ke-21 Tahap awal
dilakukan proses penyayatan pada
bagian ekor, kemudian dilakukan
pengambilan darah melalui vena ekor.
Darah dicek menggunakan easy touch
Selanjutnya kadar asam urat didata
jumlah kadar asam urat. Gambar 1 Hasil Identifikasi
Senyawa Flavonoid
HASIL PENELITIAN
Hasil Skrining Fitokimia daun Hasil pengujian asam urat
salam Induksi hiperurisemia diberikan
Berdasarkan hasil skrining selama 14 hari, bahan yang digunakan
adalah hati ayam mengandung
fitokimia dari penyeduhan daun salam
250g/kgBB purin, Induksi
dengan variasi suhu 50°C dan 90°C
hiperurisemia yang digunakan sesuai
positif mengandung senyawa dengan literatur (Rahmawati et al.,
2018). Setelah dilakukan pemberian
flavonoid yang ditandai dengan
induksi maka dilanjutkan dengan
perubahan warna hijau muda menjadi
pemberian perlakuan pada hewan uji
hijau tua. Hasil identifikasi senyawa selama 7 hari. Pemberian perlakuan
dengan menggunakan variasi suhu
flavonoid dari penyeduhan daun
seduan daun salam.
5

Mencit P1 P2 P3 Positif Negatif


No (Suhu 25°C) (Suhu 50°C) (Suhu 90°C) (Allopurinol) (Aquades)

1 3,7 mg/dl 3,6 mg/dl 3,4 mg/dl 3,7 mg/dl 2,1 mg/dl
2 3,2 mg/dl 3,4 mg/dl 3,6 mg/dl 4,0 mg/dl 2,3 mg/dl
3 3,4 mg/dl 3,7 mg/dl 3,7 mg/dl 3,4 mg/dl 2,3 mg/dl
4 3,6 mg/dl 3,7 mg/dl 4,0 mg/dl 3,6 mg/dl 2,1 mg/dl
Tabel 1. Kadar Asam Urat Sebelum Perlakuan
Mencit dikatakan urat mencit. Kadar asam urat yang

hiperurisemia jika kadar asam urat paling tinggi yaitu 4,0 mg/dl, dan

darahnya berkisar antara 1,7 -3,0 mg/ yang terendah yaitu 3,2 mg/dl. Hasil

dL. Hasil uji tersebut menunjukkan sesudah pemberian seduhan daun

bahwa dengan dosis 250 g/kg BB hati salam dapat dilihat ditabel 2.

ayam mampu menaikkan kadar asam

P1 P2 P3 Positif Negatif
Mencit
(Suhu 25°C) (Suhu 50°C) (Suhu 90°C) (Allopurinol) (Aquades)
1 2,4 mg/dl 2,3 mg/dl 2,4 mg/dl 2,4 mg/dl 2,0 mg/dl
2 1,9 mg/dl 2,1 mg/dl 2,2 mg/dl 3,1 mg/dl 1,6 mg/dl
3 2,3 mg/dl 2,4 mg/dl 2,5 mg/dl 2,2 mg/dl 2,4 mg/dl
4 2,4 mg/dl 2,6 mg/dl 2,2 mg/dl 2,4 mg/dl 2,2 mg/dl
Tabel 2. Kadar Asam Urat Sesudah Perlakuan

Pengecekan kadar asam urat adanya penurunan kadar asam urat

dilakukan pada hari ke-21 setelah sesudah pemberian daun salam. Hasil

diberikan perlakuan dan telah rata rata sebelum dan sesudah

dikondisikan hiperurisemia. perlakuan dapat dilihat pada tabel 3.

Berdasarkan pengamatan nilai akhir

kadar asam urat mencit menunjukkan


6

Rata – rata Rata – rata Selisih


Perlakuan
Sebelum perlakuan Sesudah perlakuan penurunan
Perlakuan 1 3,4 mg/dl 2,2 mg/dl 1,2 mg/dl
Perlakuan 2 3,6 mg/dl 2,3 mg/dl 1,3 mg/dl
Perlakuan 3 3,6 mg/dl 1,9 mg/dl 1,7 mg/dl
Kontrol positif 3,7 mg/dl 1,5 mg/dl 2,0 mg/dl
Kontrol negatif 2,2 mg/dl 2,0 mg/dl 0,2 mg/dl
Tabel 3. Tabel rata rata selisih kadar asam urat (mg/dl) setelah perlakuan

Berdasarkan pengamatan rata – rata yang tidak rusak atau terurai karena
kadar asam urat mencit menunjukkan
flavonoid tidak mengalami kerusakan
adanya perbedaan kadar asam urat
sampai pada suhu 90°C, sedangkan
dari sebelum pemberian dan sesudah
pemberian variasi suhu seduhan daun penyeduhan dengan 50°C dan 25°C
salam. Pada perlakuan 1 dengan
kemungkinan belum bisa menyari
pemberian variasi suhu 25°C rata-rata
senyawa flavonoid secara maksimal
selisih kadar asam urat mencit adalah
1,2 mg/dl, perlakuan 2 dengan variasi dikarenakan penggunaan suhu yang
suhu 50°C didapatkan rata - rata
rendah. Suhu berpengaruh dalam
selisih kadar asam urat mencit adalah
mengekstrak suatu senyawa, semakin
1,3 mg/dl dan perlakuan 3 dengan
variasi suhu seduhan 90°C didapatkan tinggi suhu penyeduhan maka total
rata – rata selisih kadar asam urat
flavonoid yang dihasilkan semakin
mencit adalah 1,7 mg/dl.
besar (Margaretta et al., 2011).
PEMBAHASAN
Dari hasil skrining fitokimia Dari data kelompok perlakuan

daun salam, senyawa flavonoid yang suhu 25°C, 50°C, dan 90°C daun

dihasilkan melalaui proses salam menunjukkan bahwa pada

penyeduhan suhu 90°C lebih pekat masing-masing perlakuan memiliki

dari pada suhu 50°C dan 25°C hal ini selisih penurunan kadar asam urat.

dikarenan suhu 90°C mampu menarik Selisih penurunan kadar asam urat

senyawa flavonoid secara maksimal yang paling tinggi terdapat pada

sesuai dengan karakteristik flavonoid perlakuan 3 dengan suhu 90°C yaitu


7

sebesar 1,7 mg/dl, dikarenakan faktor Kadar asam urat yang

suhu, semakin tinggi suhu air maka didapatkan dirata-rata dan di analisa

kemampuan air untuk mengekstrak menggunakan SPSS (Statistical

senyawa kimia yang terkandung Product and Service Solutions)

didalam daun akan semakin tinggi dengan uji one way anova (tukey

(Ramlah 2017). Sehingga senyawa HSD), didapatkan nilai probabilitas

yang berperan dalam menurunkan 0,251 (p>0,05). Dengan demikian H1

kadar asam urat pada mencit bekerja diterima dan H0 ditolak yang berarti

secara maksimal. Sedangkan pada bahwa variasi suhu seduhan daun

perlakuan 1 dan perlakuan 2 memiliki salam memengaruhi aktivitas

selisih penurunan kadar asam urat penurunan kadar asam urat pada

tidak sebesar perlakuan 3, faktor yang mencit.

mempengaruhi hasil ini adalah suhu Peningkatan kadar asam urat

yang digunakan dalam mengekstrak di dalam tubuh mencit dapat

daun salam sangat rendah sehingga disebabakan oleh beberapa faktor

senyawa yang tersari hanya sedikit. seperti faktor makanan, yaitu dengan

Jika kontrol postif dibandingkan mengkonsumsi makanan yang

dengan perlakuan (pemberian variasi mengandung purin tinggi seperti hati

suhu seduhan daun salam) memiliki ayam. Daun salam dapat

selisih 0,6 mg/dl. Sehingga variasi dimanfaatkan dalam mencegah

seduhan daun salam dan obat sintetik peningkatan kadar asam urat.

(allopurinol) memiliki selisih Senyawa flavonoid yang terkandung

penurunan sebesar 0,6%mg/dl. dalam seduhan daun salam dapat

menghambat pembentukan asam urat


8

dengan cara mengurangi jumlah kuersetin dapat berinteraksi dengan


gugus aktif dari xantin oksidase,
hipoxantin dan xantin dalam tubuh.
sehingga dapat menghambat xantin
Hal ini sesuai dengan penelitian
oksidase (Zhu et al., 2004).
terdahulu yang menyatakan bahwa
KESIMPULAN
daun salam mengandung flavonoid
Variasi suhu seduhan daun salam
yang dapat menurunkan kadar asam
memiliki pengaruh terhadap aktivitas
urat (Mo et al., 2007). penurunan kadar asam urat pada
mencit dengan penurunan kadar asam
Mekanisme senyawa flavonoid dalam
urat paling tinggi yaitu pada suhu
menghambat kadar asam urat di
90°C.
dalam tubuh mencit yaitu flavonoid
dapat menghambat enzim seperti
UCAPAN TERIMAKASIH
xantin oksidase inhibitor yaitu xantin
Ucapan terimakasih
oksidase, siklooksigenase,
dipersembahkan untuk Akademi
lipoksidase, dan fosfoinositida 3-
Farmasi Putra Indonesia Malang
kinase. flavonoid memiliki 6
golongan senyawa aktif sebagai
DAFTAR RUJUKAN
inhibitor xantin oksidase yaitu
Fitriana, R. 2015. Cara Cepat Usir
kuersetin, morin, myricetin, apigenin,
Asam Urat. Yogyakarta :
kaemferol, puerarin pada mencit.
Medika.
Senyawa kuersetin memiliki
Margaretta, S., S. D.Handayani,
kemampuan menghambat aktivitas
N.Indraswati, dan H.
xantin oksidase. Adanya ikatan
Hindarso. 2011. Ekstraksi
rangkap pada flavonoid jenis flavonol
Senyawa Phenolic Pandanus
seperti kuersetin memungkinkan
Amaryllifolius Roxb. Sebagai
terjadi reaksi adisi (oksidase oleh
Antioksi dan Alami. Widya
xantin oksidase) pada ikatan rangkap
Teknik. 10(1):21-30.
atom C2 dengan C3 sehingga
Mardiana, Lina. 2013. Daun Ajaib
mengakibatkan posisi cincin B co-
Tumpas Penyakit. Jakarta :
planar terhadap cincin A. Gugus
Penebar Swadaya.Mardiani,
hidroksil C5 dan C7 pada kerangka
9

N.L.P., Manuaba, I.B.P., Siti, Sari N. 2016. Isolasi Flvonoid


Suwirta, I.W. 2014. Dari Biji Mahoni (Swietenia
Pemanfaatan Teh Kombucha macrophylla, King) Dan Uji
Sebagai Obat Hiperurisemia Aktivitasnya Sebagai
Melalui Penurunan Kadar Antibakteri. [Skripsi].
Asam Urat Dan Semarang : Jurusan kimia
Malondialdehid. Bali.Jurusan Fakultas Matematika Dan
Kimia FMIPA Universitas Ilmu Pengetahuan Alam
Udayana. Universitas Negri Semarang.
Mo, Zhou, Lv, Hu, Zhang, dan Kong. Hlm 179.
2007. Hypouricemic Action of Susmono, A., dan Wulan, A., 2008.
Selected Flavonoids in Mice: The Use of Bay Leaf (Eugenia
Structure-activity polyantha Wight.) in
Relationships. Biological & Dentistry. Dental Journal.,
Pharmaceutical Bulletin. Vol. 41(3), 147-150
30: 1551–1556. Sustrani L, Syamsir A, & Iwan H.
Ramlah. 2017. Penentuan Suhu Dan 2008. Asam Urat, Informasi
waktu Optimum Penyeduhan Lengkap Untuk Penderita dan
daun the hijau (camellia Keluarganya, Edisi 6. PT
sintesi L.) P+2 Terhadap Gramedia Utama: Jakarta.
Kandungan Antioksidan Smith, E., & March, L. 2015.
Kafein, Tanin dan Katekin. Global Prevalence of
Makasar. UIN Alauddin Hyperuricemia :A Systematic
Makassar. Review of Population Based
Rahmawati, F., Nugraheni, P. W., Epidemiological Studies.
Mahdi, C., Srihardyastutie, A., Arthritis Rheumatol.Vol. 67
& Prasetyawan, S. (2018). (10).
Optimization Of Elevating Widyaningsih, W., Septianingsih, U.,
Blood Uric Acid Levels With Susanti, H., 2012.
High Purine Diet. The Journal Penghambatan Aktivitas
of Pure and Applied Xanthine Oxidase oleh
Chemistry Research, 7(1), 19. Ekstrak Etanol Sambiloto
10

(Adrographis paniculata,
ness) Secara In Vitro. Jurnal
Kerfarmasian, 2(2), 153-163.
Zhu, Wang, Kong, Yang, dan Zhang.
2004. Effects of Biota
orientalis Extract and Its
Flavonoid Constituents,
Quercetin and Rutin on Serum
Uric Acid Levels in Oxonate-
Induced Mice and Xanthine
Dehydrogenase and Xanthine
Oxidase Activities in Mouse
Liver. Journal of
Ethnopharmacology. Vol. 93:
133–140.

Anda mungkin juga menyukai