Anda di halaman 1dari 12

Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017

Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global
Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE DAN KANDUNGAN SENYAWA


POLIFENOL EKSTRAK SECANG (CAESALPINIA SAPPAN L.)

Sri Ningsih

Pusat Teknologi Farmasi dan Medika, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Tangerang

E-mail: sri.ningsih@bppt.go.id

Abstrak
Secang (Caesalpinia sappan L.) termasuk ke dalam suku Caesalpiniaceae adalah salah satu tanaman
yang banyak terbukti mempunyai banyak khasiat farmakologi. Hiperuresemia adalah salah satu
kelainan fisiologis yang disebabkan dengan kadar asama urat tinggi dimana prevalensi penderita
cenderung meningkat. Asam urat merupakan produk akhir dari kerja enzim xantin oksidase (XO).
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari aktivitas esktrak secang dalam menginhibisi XO dan
penentuan kadar senyawa polifenol. Ekstrak dibuat dengan cara maserasi menggunakan pelarut
etanol pada suhu kamar. Hasil pengujian inhibisi XO dengan pembanding positif allopurinol pada
konsentrasi akhir 100 ug/ml menunjukkan bahwa ekstrak secang mampu menginhibisi XO sebesar
98% relative terhadap pembanding positif. Hasil penentuan kadar polifenol menunjukkan bahwa
ekstrak secang mempunyai kadar sebesar 99%. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak
secang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai bahan untuk pengobatan hiperuresemia.
Kata kunci: secang (Caesalpinia sappan L.), xantin oksidase, polifenol, hiperuresemia

Abstract
Secang (Caesalpinia sappan L.) belonging to Caesalpiniaceae family is one of the medicinal plant
that had been claimed exhibiting pharmacological properties. Hyperuricemia is a disease that is
characterized by high uric acid levels, in which the number of victim increase year by year in the
worldwide. Uric acid is the end product of the enzyme xanthine oxidase (XO) metabolism. These
researches were intended to evaluate the XO inhibitory activity of secang extract and determinate of
polyphenol content. The extract was prepared by maceration using ethanol at room temperature.
The results showed that secang extract was potential to inhibit XO by 98% relative to positive
control, allopurinol, at the final concentration of 100 ug/ml. The polyphenol content of extract was
99%. It could be concluded that secang extract has potency to be developed as an ingredient for
hyperuricemia treatment.

PENDAHULUAN komplikasi berupa Arthritis Gout (AG)


Hiperuresemia adalah suatu kondisi (penimbunan kristal asam urat pada
dimana kadar asam urat dalam darah persendian dan jaringan ikat) dan
meninggi. Prevalensi penderita terbentuknya batu ginjal (Halliwell, 1996).
hiperuresemian cukup tinggi yang Kadar asam urat dalam tubuh
menunjukan trend peningkatan sepanjang tergantung dari 3 proses yaitu konsumsi
tahun. Survei kesehatan nasional makanan tinggi purin, produksi asam urat
melaporkan jumlah penderita AG dan pengeluaran asam urat. Kondisi tinggi
Indonesia pada 1992 sebesar 2 juta kasus urat dalam darah disebabkan dari produksi
dan pada 1996 pada pria meningkat lebih asam urat berlebih atau penurunan ekresi
dari 4,6% sedangkan pada wanita 2%. atau kobinasi keduanya. Diantara
Hampir 32% serangan AG terjadi pada usia mekanisme menekan kadar urat dalam
dibawah 34 tahun (Kodin, 2010). tubuh, mekanisme yang paling potensial
Hiperuresemia bisa menimbulkan adalah dengan menekan produksi asam

171
Sri Ningsih
Aktivitas Inhibisi Xantin .....

urat khususnya untuk kondisi sodium karbonat p.a, DMSO (sigma),


hiperuresemia kronik (Ling, 2014). potassium phosphate monobasic (Sigma P
Metabolisme asam urat dalam tubuh 0662), sodium hydroxide (sigma, 221465),
dikerjakan oleh enzim xantin oksidase hydrochloride acid (Merck), Xanthin
(XO). Selama proses metabolism tersebut, (X0626), xanthin oxidase (Sigma X4375),
dihasilkan senyawa reaktif OH- dan H2O2 aquadest bebas CO2, allopurinol (tablet
yang bersifat toksik bagi sel dengan generik).
berinteraksi dengan fosfolipid membran
Penyiapan ekstrak
mitokontria, mikrosom dan lisosom (Dew, Simplisia secang diperoleh dari
2005). BP2TOOT Tawangmangu Surakarta.
Secara klasik, penanganan AG Guna memastikan kebenaran tanaman
dilakukan secara kombinasi mengatur gaya yang akan digunakan dalam penelitian ini,
hidup dengan mengurangi konsumsi maka dilakukan determinasi tanaman
makanan tinggi purin dengan disertai secang (Caesalpinia sappan L.) di Pusat
penggunaan obat bahan kimia seperti Penelitian Biologi-LIPI Cibinong.
allopurinol, obat korkitotropin, Ekstraksi dilakukan dengan cara
kortikosteroid, kolkisin, dan antiinflamasi maserasi sebagai berikut. Sebanyak 250 g
nonsteroid pada serangan akut atau tujuan sebuk kayu secang dimaserasi
pencegahan. Diperkirakan, biaya tahunan menggunakan pelarut 1 L etanol pada suhu
di Amerika akibat munculnya kasus AG kamar dengan pengadukan selama 12-14
baru mencapai US$27 juta (Kim, 2003). jam. Selanjutnya filtrate dipisahkan dengan
Sementara itu, umumnya penggunaan obat cara penyaringan, ampas diekstraksi ulang
kimia memberikan efek samping (Ling, sekali lagi. Filtrate disatukan dan diuapkan
2014). menggunakan mesin ratavapour hingga
Telah dibuktikan bahwa bahan alam diperoleh ekstrak kental.
dengan kandungan flavonoid tinggi yang
mempunyai efek sebagai antioksidan Kharakterisasi ekstrak
berkhasiat sebagai penurun asam urat Ekstrak kental dilakukan
(Spanou, 2012). Indonesia mempunyai kharakterisasi yang meliputi kadar abu,
kekayaan alam yang melimpah baik dari kadar abu tidak larut asam, kadar senyawa
sumber tanaman, hewan dan mineral. larut etanol, kadar senyawa larut air, susut
Beberapa tanaman sudah terbukti pengeringan, cemaran logam berat,
bermanfaat dalam bidang pengobatan dan cemaran mikroba mengacu pada ketentuan
digunakan secara turun temurun. Sehingga Badan POM (Depkes, 2009) sebagai
hal ini merupakan salah satu peluang yang berikut.
sangat strategis dalam upaya pencarian a. Kadar air
sumber tanaman khususnya yang Kadar air ditentukan menggunakan
bermanfaat sebagai bahan obat dalam alat KarlFisher.
mengatasi permasalahan hiperuresemia. b. Kadar abu total
Ditimbang saksama 0,5 g ekstrak
METODE PENELITIAN kental kental dan masukkan ke dalam
Bahan penelitian krus silikat yang telah dipijarkan dan
Simplisia secang, etanol food grade, ditara. Krus dipijarkan perlahan-lahan
asam galat standar, Folin Ciocalteu, hingga arang habis, didinginkan dan

172
Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017
Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global
Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

timbang. Jika dengan cara ini arang saring. Sebanyak 20 mL filtrat diuapkan
tidak dapat dihilangkan, ditambahkan hingga kering dalam cawan dangkal
air panas, diaduk, disaring melalui beralas datar yang telah dipanaskan
kertas saring bebas abu, dan filtrate 105oC dan ditara pada suhu 105oC
dipisahkan. Pijarkan kertas saring hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam
beserta sisa penyaringan dalam krus % sari yang larut dalam air.
yang sama. Masukkan filtrat ke dalam f. Susut pengeringan
krus, diuapkan dan dipijarkan hingga Ditimbang saksama 0,5 g ekstrak
bobot tetap. Kadar abu total dihitung kental dalam botol timbang dangkal
terhadap berat bahan uji, dinyatakan bertutup yang sebelumnya telah
dalam % b/b. dipanaskan pada suhu 150oC dan ditara.
c. Kadar abu tidak larut asam Ratakan bahan dalam botol timbang
Didihkan abu yang diperoleh pada hingga merupakan lapisan setebal lebih
penetapan kadar abu total dengan 25 mL kurang 5-10 mm dan dikeringkan pada
asam klorida encer LP selama 5 menit. suhu 150oC hingga bobot tetap.
Kumpulkan bagian yang tidak larut Selanjutnya, simpan botol dalam
dalam asam, saring melalui kertas keadaan tertutup dalam eksikator
saring bebas abu, dicuci dengan air hingga suhu ruang. Ditentukan kadar
panas, dipijarkan dalam krus hingga susut pengeringan.
bobot tetap. Kadar abu yang tidak larut g. Cemaran logam berat
asam dihitung terhadap berat bahan uji, Penetapan kadar logam berat yaitu
dinyatakan dalam % b/b. Cd, Pb, As, dan Hg dilakukan
d. Kadar senyawa larut etanol menggunakan alat inductively coupled
Timbang saksama lebih kurang 0,5 plasma-optical emission spectroscopy
g ekstrak kental dan dimasukkan ke (ICP-OES) yang dikalibrasi setiap hari
dalam labu bersumbat. Ditambahkan menggunakan larutan standar dengan
100 mL etanol 95% P, kocok berkali- prosedur sebagai berikut:
kali selama 6 jam pertama, biarkan Persiapan sampel
selama 18 jam, dan segera disaring 1) Ditimbang tidak kurang dari 0,5 g
untuk menghindarkan penguapan sampel ke dalam vessel.
etanol. Sebanyak 20 mL filtrat diuapkan Ditambahkan 5 ml aquadem
hingga kering dalam cawan dangkal ultrapure (disaring dengan filter 18
beralas datar yang telah dipanaskan MΩcm-1) dan 5 ml NHO3 p. Vessel
105oC dan ditara pada suhu 105oC ditutup dan dilakukan destruksi
hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam dengan menggunakan microwave
% sari yang larut dalam etanol. degasser suhu 180°C dengan tekanan
e. Kadar senyawa larut air 400–1600 w (tergantung jumlah
Ditimbang saksama lebih kurang vessel) selama 15 menit.
0,5 g ekstrak kental dan dimasukkan ke 2) Setelah selesai, vessel dibiarkan
dalam labu bersumbat tambahkan 100 hingga suhu kamar, ditambahkan 2-3
mL air yang telah jenuh kloroform, tetes hidrogen peroksida dan
kocok berkali-kali selama 6 jam akuadem hingga 50,0 ml. Disaring.
pertama, biarkan selama 18 jam, segera

173
Sri Ningsih
Aktivitas Inhibisi Xantin .....

Larutan sampel siap untuk pengenceran hingga 10-4 menggunakan


diinjeksikan pada mesin ICP-EOS. media ASA.
Persiapan pembanding Pengujian cemaran kapang/khamir.
Pembanding digunakan logam yang Disiapkan media PDA steril,
telah terstandar (ICP-MS Standard, didinginkan pada temperatur 40oC,
Matrix: 5% HNO3, Perkin Elmer Life ditambahkan kloramfenikol sebesar 1
and Analytical Sciences). Dibuat ml/L, dan dituang ke dalam cawan petri
standar mix dengan konsentrasi 0.05, hingga membeku. Sebanyak 1 ml
0.25, 0.5, 1, dan 2 ppm. Ditambahkan suspensi hasil pengenceran sampel
pelarut 10% NHO3 10% sebanyak 10% dituang pada permukaan media PDA
volume. Khusus standar Merkuri (Hg), yang telah beku dalam cawan petri dan
dibuat konsentrasi 1, 5, 10, 15, 20 ppb. diratakan. Cawan petri selanjutnya
Ditambahkan pelarut HCl:air = 1:1 diinkubasi pada temperatur 20-25oC
sebanyak 10% volume. selama 3-5 hari. Perhitungan jumlah
Pengukuran koloni kapang/khamir yang tumbuh
Kondisi pengukuran berikut ini: pada media dilakukan sesuai cara
Nebulizer Gas flow rates: 0,95 L/min; perhitungan yang ditetapkan dalam
Auxiliary Gas Flow: 1,2 L/min; Plasma prosedur operasional baku pengujian
Gas Flow: 15 L/min; Lens Voltage: 7.25 mikrobiologi oleh Badan POM.
V; ICP RF Power: 1100 W; CeO/Ce = Persyaratan angka kapang khamir
0,031; Ba++/Ba+ = 0,016. Analisis adalah < 104 koloni/gram.
dilakukan jika nilai R2 kurva standar >
Pengujian inhibisi xantin oksidase
0,99 dan dan kurva kalibrasi di cek
(Apaya, 2011)
kembali setalah dilakukan analisa Prinsip pengujian inhibisi XO
sebanyak 10 sampel. Sebagai blanko dengan mengukur asam urat yang
digunakan pelarut dan pengulangan terbentuk setelah dilakukan reaksi antara
pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali. enzim XO dengan substrat xantin dengan
Kadar logam berat dalam sampel pemberian sampel uji. Sebagai media
ditentukan dengan rumus: digunakan buffer fosfat pH 7,5 yang
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 (𝑚𝑔/𝑚𝐿) × 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑚𝐿)
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟(𝑚𝑔/𝑘𝑔) = disiapkan dengan cara melarutkan 7,071 g
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔)
K2HPO4 dan 1,279 g KH2PO4 dengan
Persyaratan kandungan logam berat 900 mL akuades bebas CO2 hingga
pada ekstrak adalah As ≤ 5 mg/kg atau homogen. Selanjutnya pH larutan
mg/L atau ppm, Cd ≤ 0,3 mg/kg atau ditetapkan menjadi 7,5 dengan
mg/L atau ppm, Pb ≤ 10 mg/kg atau menambahkan larutan NaOH 1 M,
mg/L atau ppm, dan Hg ≤ 0,5 mg/kg kemudian larutan di add dengan akuades
atau mg/L atau ppm (36). bebas CO2 hingga volume 1000 mL.
h. Cemaran mikroba Substrat xantin dibuat secara segar
Dibuat satu seri pengenceran sebelum digunakan dengan cara
sampel uji dengan menimbang melarutkan sebanyak 22 mg xanthin dalam
sebanyak 1 g ekstrak kental, dilarutkan 100 uL NaOH encer hingga larut kemudian
dalam 10 ml larutan pengencer yaitu tambahkan aquadest hingga 1 L dalam labu
media ASA (Air Suling Agar). takar. Tetapkan pH hingga pH 7,5 pada
Selanjutnya dibuat satu seri

174
Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017
Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global
Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

suhu 25°C dengan menggunakan larutan Pengukuran kadar urat dilakukan


HCl/NaOH encer. dengan cara spektrometri pada panjang
Enzim XO disiapkan dengan cara gelombang 290 nm berdasarkan penelitian
melarutkan sejumlah 10 mg (~8 unit/10 sebelumnya secara lebih jelasnya adalah
mL) enzim dalam 10 mL dapar fosfat pH sebagai berikut: Ke dalam kuvet kuarsa 3
7,5, suhu 25°C. Kocok hingga homogen mL dimasukkan secara berturut-turut
dan dibagi dalam 10 microtube (0,8 sampel uji dan larutan kerja substrat
unit/ml), simpan dalam frezzer. kemudian diinkubasi pada 37C selama 5
Ditimbang sejumlah 10 mg (~8 menit. Selanjutnya reaksi dimulai dengan
unit/10 mL) enzim kemudian dilarutkan penambahan larutan kerja enzim dan
dalam 10 mL dapar fosfat pH 7,5, suhu dikocok hingga homogen. Segera
25°C. Larutan kerja enzim dibuat dengan dilakukan pengukuran kadar asam urat
mengencerkan 1 mL larutan induk dengan terbentuk setiap menit selama 4 menit.
4 mL dapar fosfat pH 7,5 hingga Selama pengukuran absorbansi, kuvet tetap
memberikan konsentrasi sekitar 0,2 /mL. dilakukan pada suhu 37C. Dibuat kurva
Sebelum digunakan pastikan bahwa yang menyatakan hubungan antara
larutan kerja enzim memberikan absorbansi terhadap waktu. Ditentukan
absorbansi sekitar 0,9. Larutan induk nilai slope (kemiringan) dari persamaan
dialiquot dalam tube plastik disposible 1 regresi dengan menggunakan program
mL, disimpan dalam frezer. Larutan enzim microsoft excell. Dibuat kontrol enzim
tidak boleh di re-thawing. dimana sampel diganti dengan buffer
Sampel uji dibuat dengan cara fosfat. Blanko sampel dibuat dengan
melarutkan 10 mg ekstrak secang dalam menambahkan larutan kerja sampel uji dan
200 uL DMSO hingga larut. Jika perlu buffer fosfat tanpa larutan enzim dan
dibantu dengan sonikasi atau vortek. larutan substrat. Blanko kontrol enzim
Selanjutnya ditambah 300 mL dapar fosfat digunakan buffer fosfat. Persen inhibisi
pH 7,5. Larutan kerja sampel uji dibuat xantine oksidase dihitung dengan
dengan mengencerkan larutan induk persamaan berikut:
menggunakan bufer fosfat pH 7,5 hingga 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒
konsentrasi 1000 ppm. % 𝐼𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 = (1 − ) × 100%
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑒𝑛𝑧𝑖𝑚
Pembanding allopurinol digunakan
tablet generik yang dibeli di apotik.
Tabel 1. Komposisi Pereaksi Pada
Penyiapan dengan cara mengerus 1 tablet
Pengukuran Inhibisi XO
allopurinol 100 mg hingga halus, Kontrol Blanko Sampel/ Blanko
dimasukan ke dalam labu ukur dan enzim enzim Allopu- sampel
(uL) (uL) rinol(uL) (uL)
ditambah dengan buffer fosfat pH 7,5.
Sampel/ -- 100 100
Untuk membantu melarutkan allopurinol allopurinol
labu disonikasi atau divortek selama Buffer 800 840 700 740
fosfat
sekitar 10 menit. Selanjutnya filtrat xantin 160 160 160 160
dipisahkan dengan cara sentrifugasi pada -----Inkubasi pada 37C selama 5'
kecepatan 5000 rpm suhu kamar selama 5 XO 40 -- 40 --
-----Inkubasi pada 37C dan ukur absorbansinya
menit. Filtrat digunakan untuk pengujian. setiap menit selama 4 menit pada lamda-maksimum
290 nM

175
Sri Ningsih
Aktivitas Inhibisi Xantin .....

Jumlah pereaksi yang dimasukkan 500, 750, 1000 ppm dengan cara
kedalam kuvet dapat dilihat pada Tabel 1. mengencerkan larutan induk menggunakan
akuabides. Dari serangkaian larutan kerja
Pengujian kadar total polifenol
tersebut akan diperoleh konsentrasi final
(Waterhouse, nd)
(FC) sebesar 1, 2, 3, 5, 8, 10 ppm. Cara
Pengukuran kadar total polifenol
pengenceran disajikan pada Tabel 2.
dilakukan secara spektrofotometeri
Standar asam galat dapat bertahan selama
menggunakan reagen kit Follin Ciocalteu
2 minggu disimpan dalam lemari es 4C
mengacu pada penelitian sebelumnya
selama tidak terkontaminasi.
dengan modifikasi. Ditimbang 10 mg
Pengukuran kadar total polifenol
ekstrak secang dilarutkan dalam 200uL
dilakukan dengan cara sebagai berikut ke
DMSO dengan bantuan sonikasi atau
dala mikrotube plastik 1,5 mL dimasukan
vortek hingga larut sempurna jika perlu
berturut-turut 20 uL larutan sampel uji, 780
disentrifugasi untuk memisahkan
4 uL akuades, 50 uL regen Folin Ciocalteu
endapannya (= 5x10 ppm). Larutan kerja
dan diaduk hingga homogen. tube
sampel uji disiapkan dengan
dibiarkan selama 30 detik hingga 8 menit.
mengencerkan larutan induk di atas dengan
Selanjutnya, ditambah dengan 150 uL 20%
DMSO secara bertahap (kelipatan 1/10x
NaCO3, dikocok dan diinkubasi pada suhu
nya) hingga diperoleh konsentrasi 5000
200C selama 2 jam atau 400C selama 30
ppm sehingga akan memberikan nilai
menit. Absorbansi larutan dibaca pada
absorbansi yang memenuhi syarat. Untuk
panjang gelombang 765 nm terhadap regen
konsentrasi larutan kerja tersebut akan
blanko. Sebagai regen blanko digunakan
diperoleh konsentrasi final 100 ppm.
ereaksi seperti diatas, dimana sampel uji
Tabel 2. Penyiapan Larutan Kerja Asam dihilangkan dan diganti dengan akuades.
Galat
Pengukuran dilakukan pengulangan
Konsentrasi Konsentra-
Volume Volume sebanyak 3 kali
Larutan si Akhir
Larutan Akuabi-
Kerja yang yang Akan Senyawa standar asam galat
Induk des
Akan Dibuat Diperoleh
(ppm) (uL) (uL) (ppm)
diperlakukan sama dengan sampel uji.
100 12,50 487,50 1 Dibuat kurva standar yang menyatakan
200 25,00 475,00 2 hubungan antara absorbansi dan
250 31,25 468,75 3
500 62,50 437,50 5 konsentrasi akhir asam galat dan
750 93,75 406,25 8 dihitungan persamaan regresi Y=AX+B
1000 125,00 375,00 10 menggunakan progra microsoft excell.
Keterangan: Volume akhir dibuat 500 uL.
Pengukuran dilakukan pengulangan
Penghitungan dilakukan
menggunakan rumus n1xv1 sebanyak 3 kali.
= n2xv2 Kadar total polifenol dalam sampel
uji setara dengan asam galat (gallic acid
Sebagai pembanding digunakan
equivalent/GAE) ditetapkan menggunakan
asam galat yang disiapkan dengan cara
persamaan regresi di atas dan persen total
menimbang sebanyak 20 mg asam galat
polifenol dihitung persamaan sebagai
dilarutkan dalam 400 uL etanol dan di add
berikut:
dengan akuabidest hingga 5 mL dalam labu
takar (= 4x103 ppm). Selanjutnya dibuat 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 (𝑝𝑝𝑚)
% 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑜𝑙𝑖𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 = × 100%
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 (𝑝𝑝𝑚)
serangkaian larutan kerja 100, 200, 250,

176
Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017
Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global
Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN dalam konsentrasi tinggi, zat berkhasiat


Secang (C. sappan L.) merupakan lebih mudah diatur dosisnya, lebih mudah
tanaman yang dikenal luas oleh masyarakat dilakukan standarisasi kandungan senyawa
dalam pengobatan. Kandungan senyawa markernya sehingga menjamin mutu,
kimia yang ada di dalamnya, membuat keamanan dan khasiat produk akhir,
secang menunjukkan berbagai aktivitas dibanding simplisia asal ekstrak lebih
farmakologi. Bagian dari pohon secang simple dari segi jumlah penggunaannya,
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari sisi industry obat tradisional akan
kayu keras. Sebelum digunakan dalam diperoleh sediaan dengan keseragaman
penelitian dilakukan determinasi tanaman mutu yang lebih baik, lebih terkendali
di Pusat Biologi Lipi guna menjamin dalam hal cemaran mikroba disbanding
bahwa simplisia yang digunakan benar. menggunakan simplisia aslinya
Menurut ketentuan BPOM, dalam (Sasidharan, 2011). Hasil uji kharakterisasi
memanfaatkan tanaman obat sebagai terhadap ekstrak kental secang diperoleh
bahan baku dalam bidang pengobatan hasil sebagai berikut
dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, Uji kharakterisasi ekstrak kental
salah satunya dengan cara dibuat dalam penting dilakukan sebagai jaminan
bentuk sediaan galenika dengan diekstraksi terhadap kualitas ekstrak dan sediaan akhir
menggunakan pelarut organik (dan atau yang dihasilkan selain itu untuk menjadi
tanpa pengkisatan pelarut). Sediaan ekstrak patokan dalam produksi ekstrak pada bets
adalah sediaan pekat yang diperoleh supaya diperoleh ekstrak dengan kualitas
dengan mengekstraksi zat aktif dari lebih seragam (Hariyati, 2005), hal ini
simplisia nabati atau hewani menggunakan penting dilakukan mengingat bahwa
pelarut yang sesuai kemudian semua atau ekstrak dari suatu tanaman sangat
hampir semua pelarut diuapkan dan masa dipengaruhi oleh sumber simplisia yang
atau serbuk yang tersisa diperlakukan digunakan dimana kualitas simplisia
sedemikian hingga memenuhi baku yang sangat dipengaruhi oleh banyak factor
telah ditetapkan (Depkes, 2014). Sediaan seperti tempat tumbuh, metode panen dan
bentuk ekstrak memiliki banyak penanganan pasca panen, usia panen,
keunggulan seperti zat berkhasiat berada kondisi penanaman.

Tabel 3. Hasil Uji Kharakterisasi Ekstrak Kental


No Parameter Hasil Persyaratan
1 Kadar air 7,50% <10%
2 Kadar abu total 2,29±0,0321% <10,2%
3 Kadar abu tidak larut asam 0,08±0,0513% <0,9%
4 Kadar sari larut etanol 8,50±0,2524% >11,5%
5 Kadar sari larut air 7,50±0,4565% >11,4%
6 Susut pengeringan 47,86±0,2193% <12%
7 Logam berat (Pb, Cd, As, Hg) As ≤ 5 mg/kg, Cd ≤ 0,3 mg/kg,
negatif Pb ≤ 10 mg/kg, dan Hg ≤ 0,5
mg/kg.
7 Angka kapang khamir < 104 < 104 koloni/gram

177
Sri Ningsih
Aktivitas Inhibisi Xantin .....

Tabel 4. Hasil Uji Inhibisi XO


Absorbansi Pada Menit Ke- %- Rata2
Nilai
Sampel Ulangan Inhibisi Inhibisi
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Slope
XO*) XO
1 0,330 0,567 0,766 0,896 0,190 0,1963
Kontrol enzim 2 0,352 0,598 0,811 0,948 0,200
3 0,353 0,587 0,802 0,945 0,199

1 0,237 0,319 0,400 0,467 0,077 61% 59%±1%


Ekstrak secang
2 0,164 0,255 0,335 0,412 0,082 58%
EtOH70%
3 0,258 0,346 0,420 0,502 0,081 59%

1 0,234 0,288 0,320 0,357 0,080 59% 60%±1%


Allopurinol 2 0,250 0,299 0,333 0,365 0,078 60%
3 0,233 0,281 0,313 0,343 0,075 62%
*) Dihitung dengan persamaan = [1 – (slope sampel/slope kontrol enzim)] x 100%.
Pengujian dilakukan pada nilai konsentrasi akhir 100 ppm.

Gambar 1. Inhibisi XO Sampel Uji

Pengujian inhibisi XO sampel uji se- mempunyai potensi dalam menekan kerja
cara in vitro dengan mengukur kadar asam enzim XO. Hasil penelitian ini sejalan de-
urat yang terbentuk persatuan waktu sela- ngan penelitian sebelumnya yang menye-
ma kurun waktu tertentu dengan menggu- butkan bahwa ekstrak metanol secang yang
nakan sistem xantin-xantin oksidase. Hasil dikoleksi dari Vietnam mempunyai aktivi-
pengukuran kekuatan inhibisi XO tas menekan enzim XO dengan nilai IC50 <
disajikan pada Tabel 4 dan Gambar 1. 20 ug/mL (Nguyen, 20041). Penelitian lain
Dari Gambar ... terlihat bahwa ke- yang mencoba mengisolasi jenis senyawa
kuatan inhibisi XO dari ekstrak secang aktif yang berpotensi dalam menginhibisi
hampir setara dengan pembanding allopu- XO menunjukkan bahwa senyawa kimia
rinol. Pada konsentrasi akhir 100 ug/ml, sappanchalcone menunjukkan aktivitas
aktivitas penghembatan XO secang sekitar inhibisi XO yang paling poten yaitu nilai
59% sementara allopurinol sebesar 60%. IC50 sebesar 3,5 uM hampir setara dengan
Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak secang allopurinol sebesar 2,5 uM. Senyawa lain

178
Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017
Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global
Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

yang menunjukkan aktivitas inhibisi XO asam sinamat (C6-C3) dan asam benzoate
dengan sifat concentration-dependent (C6-C1). Gugus OH pada cincin aromatic
manner seperti neoprotosappanin, mampu mendonasikan atom H sehingga
protosappanin A dimethyl acetal, kelompok ini mempunyai memiliki sifat
protosappanin E-2, neosappanone A, farmakologi yang bermacam-macam
protosappanin A, sappanol, sappanone B, seperti antioksidan, antimutagenisitas,
3-deoxysappanone B, dan appanchalcone. antiviral, antibakteri, algasidal, antifungi,
(Nguyen 20052). insektisida, estrogenic dan keratolitik
Prinsip mengukur kekuatan inhibisi bahkan proteksi diri dari lingungannya
XO dari sampel uji adalah dengan (Castellano, 2012).
mengukur produk asam urat yang Pada pengukuran kadar total
terbentuk dari kerja enzim XO pada system polifenol digunakan pembanding asam
XO-Xantin. Prosedur untuk mengukur galat. Penelitian sebelumnya membuktikan
aktivitas enzim dapat dilakukan dengan bahwa penggunaan asam galat sebagai
cara mengukur kehilangan substrat atau pembanding memiliki beberapa
mengukur produk yang terbentuk pada keunggulan seperti senyawa ini dalam
periode waktu tertentu (http://academic). keadaan murni cukup mudah diperoleh
Beberapa penelitian sebelumnya mengukur dengan harga yang relatif tidak terlampau
aktivitas inhibisi XO dengan mengukur mahal, hasil pengukuran kadar senyawa
kadar asam urat pada satu titik tertentu fenolik dari beberapa jenis sampel uji
setelah dilakukan terminasi dengan memberikan nilai yang ekuivalen dengan
penambahan HCl atau dengan teknis penggunaan standar asam galat, larutan
lainnya (Kostic, 2015). Sementara itu, pada asam galat relatif stabil dimana aktivitas
penelitian ini, aktivitas dari sampel uji akan menurun sekitar 5% setelah
dalam menginhibisi XO ditetapkan dengan penyimpanan dalam lemari es selama 2
mengukura kadar asam urat yang terbentuk minggu dalam keadaan tertutup
pada rentang waktu tertentu selanjutnya (Waterhouse, n.d.). Karena senyawa fenol
aktivitas inhibisi XO dari sampel uji yang ada dalam sampel uji tidak semuanya
dinyatakan dengan tingkat kemiringan adalah asam galat, maka kadar total
(slope) dari plot antara konsentrasi dengan polifenol dalam sampel uji dinyatakan
kadar asam urat terhadap waktu. Sehingga dengan satuan setara asam galat (gallic
prosedur yang digunakan memiliki acid equivalent/GAE), yang dihitung dari
keunggulan dimana kadar asam urat yang persamaan kurva standar asam galat. Hasil
terbentuk diukur dengan memperhatikan pembuatan kurva standar asam galat dan
proses reaksi sehingga nilai yang diperoleh penghitungan persamaan regresinya adalah
merupakan relatif dari nilai yang lain. sebagai berikut.
Menurut definisi, senyawa polifenol Tabel 5. Absorbansi Asam Galat
merupakan jenis senyawa yang Konsentrasi Rata2
Abs-1 Abs-2 Abs-3
Akhir Absorbansi
mengandung gugus fenol lebih 12 gugus, 1 0,101 0,101 0,099 0,100
umumnya larut dalam air, berat molekul 2 0,196 0,278 0,19 0,221
500-4000 Da dengan 5-7 ring aromatic per 3 0,229 0,238 0,241 0,236
5 0,480 0,470 0,480 0,477
1000 Da (Quideau, 2011). Biosintesa 8 0,717 0,715 0,705 0,712
polifenol dalam tanaman melalui jalur 10 0,903 0,902 0,904 0,903

179
Sri Ningsih
Aktivitas Inhibisi Xantin .....

senyawa kimia selain polifenol.


Kemungkinan bahwa aktivitas inhibisi XO
yang ditunjukkan oleh ekstrak secang juga
disebabkan oleh keberadaan senyawa
selain golongan polifenol. Hasil studi in
vitro sebelumnya menunjukkan bahwa
bahwa senyawa-senyawa berikut
berpotensi sebagai penurun asam urat
melalui mekanisme inhibisi XO seperti
golongan alkaloid, minyak atsiri, tanin,
glukosidas iridoid, kumarin. Selanjutnya,
senyawa golongan lignan, triterpenoid dan
Gambar 2. Kurva Regresi Asam Galat xanthofil bermanfaat dalam penanganan
Hasil penelitian ini menunjukkan gout melalui aktivitas antiinflamasi. (Ling,
bahwa kandungan senyawa total polifenol 2013). Dalam menginhisi enzim XO dapat
dari ekstrak secang sekitar 1.030,47±39,86 melalui beberapa mekanisme seperti
mgGAE/g ekstrak atau 103,05±3,99%. mengikat sisi aktif tempat pengikatan
Kandungan polifenol yang tinggi tersebut senyawa purin, sepeti ditunjukkan oleh
menyebabkan ekstrak secang memiliki ak- allopurinol, atau pada kofaktor FAD,
tivitas sebagai inhibisi XO yang potensial seperti benzimidazole, atau melalui
seperti ditunjukkan pada hasil di atas. Hal membloking biosintesis asam urat dari
ini sejalan dengan penelitian sebelumnya, senyawa purin. Sehingga mekanisme yang
dimana senyawa golongan polifenol, ter- bersifat meningkatkan ekresi asam urat
masuk didalamnya flavonoid, telah dila- dari tubuh atau menekan produksi asam
porkan mempunyai potensi sebagai inhibi- urat mampu menurunkan kadar asam urat.
tor XO (Abdullahi, 2012). Studi struktur (Kostic, 2015)
aktivitas inhibisi XO dan senyawa flavono-
id menunjukkan bahwa senyawa flavonoid DAFTAR PUSTAKA
1
yang mampu menginhibisi XO adalah yang 1. Nguyen MT, Awale S, Tezuka Y,
mempunyai gugus OH pada posisi C5 dan Tran QL, Watanabe H, Kadota S.
C7 dan ikatan rangkap antara C2 dan C3 Xanthine oxidase inhibitory activity of
Vietnamese medicinal plants. Biology
atau struktur berbentuk planar, sehingga
Pharmaceutical Bulletin Sep
golongan flavones agak lebih kuat sebagai 2004;27(9):1414-21.
inhibitor XO dibandingkan flavonol. 2
2. Nguyen MT, Awale S, Tezuka Y,
Adanya substitusi gugus OH pada posisi
Tran QL, Kadota S. Neosappanone A,
C3 dan C7 dengan glikosida atau gugus a xanthine oxidase (XO) inhibitory
metil akan melemahkan sifat inhibisi XO. dimeric methanodibenzoxocinone
Diduga bahwa keberadaan gugus gula akan with a new carbon skeleton from
menghalangi interaksi antara flavonoid Caesalpinia sappan. Tetrahedron
dengan enzim XO sehingga melemahkan Letter 2004;45:8519–8522.
aktivitas (Wong, 2014; Kostic, 2015). 3. Abdullahi A, Hamzah RU, Jigam AA ,
Dalam sampel berupa ekstrak Yahya A, Kabiru AY, Muhammad H,
umumnya mengandung berbagai golongan Sakpe S, Adefolalu FS, Isah MC, Kolo
MZ. Inhibitory activity of xanthine

180
Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017
Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global
Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

oxidase by fractions Crateva 2010;7(36). EDITORIAL dalam


adansonii. Journal of Acute Disease http://www.jurnalmedika.com/edisi-
2012: 126-129. tahun-2010/edisi-no-07-vol-xxxvi-
2010/205-editorial.
4. Apaya KL, Christine L. Chichioco-
Hernandez. Xanthine oxidase 12. Ling X, Bochu W. A Review of
inhibition of selected Philippine phytotherapy of gout: Perspective of
medicinal plants. Journal of Medicinal new pharmacological Treatments.
Plants Research 2011;5(2):289-292. Pharmazie 2014; 69: 243–256.
5. Castellano DG, Tena J, Torrens F. 13. Quideau SP, Deffieux D, Douat-
Classification of phenolic compounds Casassus CL, Pouységu L. Plant
by chemical structural indicators and polyphenols: Chemical properties,
its relation to antioxidant properties of biological activities, and synthesis.
Posidonia oceanica (L.). Angewandte Chemie International
Communications in Mathematical and Edition 2011;50(3):586–621.
in Computer Chemistry 2012;67:231- 14. Sasidharan S, Chen Y, Saravanan D,
250. Sundram KM, Latha LY. Extraction,
6. Depkes RI. Farmakope Indonesia isolation and characterization of
Edisi V. Menteri Kesehatan Republik bioactive compounds from plants
Indonesia. 2014. Jakarta. extracts. Africa Journal Traditional
Complement Alternative Medicine
7. Depkes RI. Keputusan Mentri
2011;8(1):1-10
Kesehatan Republik Indonesia
Nomor: 261/MENKES/SK/IV/2009 15. Spanou C, Veskoukis AS, Kerasioti T,
tentang Farmakope Herbal Indonesia. Kontou M, Angelis A, Aligiannis N, et
Menteri Kesehatan Republik al. Flavonoid glycosides isolated from
Indonesia. 2009. Jakarta. unique legume plant extracts as novel
inhibitors of xanthine oxidase. PLoS
8. Dew TP, Day AJ, Morgan MRA,
ONE March 2012; 7(3):e32214.
Xanthine oxidase activity in vitro:
Effects of food extracts and 16. Waterhouse A. Folin-ciocalteau micro
components. Journal Agricultural method for total phenol in wine.
Food Chemical 2005;53(16):6510- Waterhouse Lab., University of
6515. California. Diunduh dari
http://waterhouse.ucdavis.edu/faqs/da
9. Halliwell B. Uric acid: An example of
vis-info pada 17 Oktober 2013.
antioxidant evaluation. In: Cadenas E,
Packer L, editors. Handbook of 17. Wong YP, Ching R, Chuah SP, Koh
Antioxidants New York:1996. Marcel RY, and LingAPK. Antioxidant and
Dekker: Inc. xanthine oxidase inhibitory activities
of Swietenia macrophylla and Punica
10. Hariyati S. Standarisasi ekstrak
granatum. International Conference
tumbuhan obat Indonesia, salah satu
on Biological, Environment and Food
tahapan penting dalam pengembangan
Engineering (BEFE-2014) August 4-
obat asli Indonesia. InfoPOM Juli
5, 2014. Bali (Indonesia).
2005;6(4):1-5.
18. Kostic DA, Dimitrijevic DS,
11. Kodim N. Faktor risiko kejadian
Stojanovic GS, Palic IR, Dordevic AS,
arthritis gout pada pasien rawat jalan
Ickovski JD. Xanthine Oxidase:
di Rumah Sakit Dr. Wahidin
Isolation, Assays of Activity, and
Sudirohusodo, Makassar. Medika-
Inhibition. Journal of Chemistry 2015;
Jurnal Kedokteran Indonesia
2015:1-8. Article ID 294858.

181
Sri Ningsih
Aktivitas Inhibisi Xantin .....

19. http://academic.brooklyn.cuny.edu/bi
ology/bio4fv/page/enz-rat.htm diakses
pada tanggal 01-10-2017.

182

Anda mungkin juga menyukai