Anda di halaman 1dari 17

ACARA V

KABOHIDRAT

A. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikan Acara V Kabohidrat adalah untuk mahasiswa
mengetahui kandungan kadar gula reduksi y pada suatu bahan pangan, dan
untuk mengetahui hubungan kurva standar dengan reaksi tersebut

B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Alat dan Bahan
Pemanasan larutan gula yang umum dilakukan pada saat hidrolisis
sukrosa menggunakan katalis asam dapat mengakibatkan terjadinya
perubahan warna larutan akibat terbentuknya hidroksimetil furfural akibat
dehidrasi fruktosa, Kurva standar dibuat dengan mengukur absorbans
larutan glukosa standar pada panjang gelombang maksimum. Panjang
gelombang maksimum ditentukan dengan mengukur serapan larutan
standar 60 ppm pada panjang gelombang 500 – 800 nm. Larutan
glukosa standar dibuat dengan cara melarutkan 110 mg glukosa
monohidrat dalam 100 ml aquadest, selanjutnya dari larutan tersebut
diencerkan sehingga diperoleh larutan glukosa dengan konsentrasi ; 10,
20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 dan 100 ppm. Masing-masing
konsentrasi larutan diambil sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi, selanjutnya ditambahkan 1 ml pereaksi Nelson. Selanjutnya
semua tabung dipanaskan pada penangas air mendidih selama 20 menit.
Tabung didinginkan bersama-sama dalam gelas piala yang berisi air
dingin, setelah dingin ditambahkan 1 ml pereaksi Arsenomolybdat,
campuran dikocok sampai semua endapan Cu2O yang ada larut kembali.
Setelah larut ditambahkan 7 ml aquadest, selanjutnya absorbans masing-
masing larutan diukur pada panjang gelombang maksimum. Untuk blanko
digunakan aquadest 1 ml dengan perlakuan yang sama pada persiapan
larutan glukosa standar menurut (Chafied, 1991) .
Menentuan kadar gula reduksi dengan metode Nelson – Somogyi
dibuat larutan standar dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10 mg/100ml, larutan
standar tersebut masing-masing ditambah reagen Nelson Somogyi yang
berwarna biru. Penambahan reagen Nelson somogyi ini bertujuan untuk
mereduksi kupri oksida menjadi kupro oksida yang mana K-Na-tartrat
yang terkandung dalam reagen Nelson Somogyi berfungsi untuk
mencegah terjadinya pengendapan kupri oksida. Selain 5 larutan standar
tersebut, dibuat juga larutan blanko dari akuades yang nantinya akan
digunakan sebagai pembanding. Setelah ditambahkan reagen Nelson
somogyi, larutan yang berwarna biru sampai biru kehijauan tersebut
dipanaskan 20 menit, tujuan dari pemanasan ini adalah untuk
mempercepat proses reduksi kupri oksida menjadi kupro oksida. Lalu
larutan didinginkan sampai 25 ˚ C supaya reaksi berjalan stabil, karena
apabila terlalu panas kemungkinan akan ada komponen senyawa yang
rusak atau habis menguap. ditambahkan reagenarsenomolibdat,
penambahan reagen arsenomolibdat ini bertujuan agar bisa bereaksi
dengan endapan kupro oksida. Pada peristiwa ini kupro oksida akan
mereduksi kembali arsenomolibdat menjadi molibdenum yang berwarna
biru, warna biru inilah yang nantinya akan diukur absorbansinya dengan
spektrometer. Hasil yang diperoleh, pada larutan standar semakin pekat
konsentrasinya, warna yang dihasilkan setelah penambahan reagen
arsenomolibdat adalah semakin hijau kebiruan pekat. Ditambahkan
akuades pada masing-masing larutan standar agar larutan standar tidak
terlalu pekat dan dapat terbaca absorbansinya (Rizky, 2011).
Penentuan gula pereduksi dengan metode Nelson-Somogyi diawali
dengan terjadinya reduksi komponen pereaksi Nelson oleh glukosa. Ion
tembaga(II) dari pereaksi Nelson akan tereduksi glukosa menjadi
tembaga(I). Pemanasan campuran sampel dengan pereaksi Nelson
dimaksudkan untuk mempercepat reaksi dan mempertegas warna yang
menunjukkan adanya gula pereduksi, adanya gula pereduksi
teridentifikasi dengan adanya endapan merah bata yang berasal dari
tembaga(I) oksida (Cu2O) (Hafimi, 2009).
Karbohidrat Estimasi : 20 gram sampel ( kentang ) diekstraksi dan dengan
demikian digiling dengan benar . Untuk menebusnya volume diketahui "
homogenat '' disiapkan yang dari 100ml dengan mengambil sampel
kentang oleh filteration dalam air suling . Setelah ini , dari 100ml "
homogenat '' berbagai tes dilakukan . Uji yodium, uji Barfoed , Salwinoff
tes, Benedict , uji klorida Cobaltous , Phenyl hidrazin tes dll Dari tes di
atas tersebut, hasil yang diperoleh sebagai Monosakarida , polisakarida
dan disakarida hadir dalam sampel . Sambil melakukan uji Yodium , kami
datang untuk tahu bahwa ia tidak dapat memberi warna biru ( hasil
positif ) dan dengan demikian itu cukup mengejutkan karena sebagai
Kentang adalah sumber ichest pati , karena merupakan tanaman tepung
sehingga tarch harus hadir dalam konsentrasi tertinggi tetapi itu terbukti
Negative.So pada pemanasan sampel homogenat selama 10-15 menit di
BWB pada suhu tinggi dan setelah ini pada melakukan uji Yodium ,
akhirnya memberi warna biru endapan ( hasil positif ) . Lalu kami datang
untuk tahu bahwa Pati lebih mudah diserap pada suhu tinggi ( sekitar suhu
normal ) . Di sisi lain , suhu di bawah 4 derajat celcious atau 39 derajat
Fereday mengkonversi pati kentang menjadi gula yang mengubah selera
mereka dan cookig kualitas , menyebabkan akrilamida lebih tinggi tingkat
dalam produk memasak . Estimasi dengan Metode Folin - Wu : Dalam
estimasi ini , dua sampel yang berbeda diambil dalam jenis khusus Folin -
Wu tabung untuk percobaan 1.0ml sampel kentang murni ( homogenat )
sementara di lain mereka adalah 0.1ml sampel dengan air suling 0.9ml .
Hasil itu didapat setelah melakukan uji Folin - Wu sebagai sample (Shah,
2013).
2. Tinjauan Terori
Sifat basa pereaksi Nelson hasil hidrolisis parsial (anion) beberapa
garam komponen pereaksi tersebut. Adanya sifat basa larutan pereaksi
Nelson memungkinkan fruktosa berada dalam kesetimbangan dengan
glukosa dan manosa, oleh karena itu fruktosa dalam gula invert juga
diukur sebagai gula pereduksi. Oksidasi gula invert oleh pereaksi Nelson
secara keseluruhan menghasilkan asam glukonat (Fessenden, 1999).
Analisis gula reduksi menggunakan metode Nelson-Somogyi Sampel 1 mL
ditambah akuades sampai volumeakhir 10 mL. Campuran diambil 1 mL
danditambah 9 mL akuades. Sampel diambil 1 mLdan dicampur 1 mL larutan
Nelson (campuranNelson A&B; 25:1 v/v), kemudian dipanaskanpada suhu
100#C selama 20 menit. Sampeldidinginkan sampai mencapai suhu
kamar.Sampel ditambah 1 mL larutan arsenomolybdatdan 7 mL akuades
kemudian digojok. Campurantersebut dimasukkan kuvet dan diukurpenyerapan
cahaya tampak (visible) padapanjang gelombang 510 nm. Nilai absorbansiyang
diperoleh dikurangi nilai absorbansi blankosehingga diperoleh nilai absorbansi
sampel. Nilaiabsorbansi sampel dikonversi ke kadar gulareduksi (mg/mL)
berdasar persamaan regresi larutan standar. (Sudarmadji, 1984).
Kabohidrat adalah kelompok nutrien penting dalam susunan
makanan sebagai sumbe energi, senyawa yang mengandung unsur
karbon , hidrogen , oksigen dan dihasilkan oleh tananman dengan proses
fotosintesis. Seperti hanya klorofil merupakan zat warna hijau yang
menyerap energi dari matahari menyebabkan tanaman membentuk
kabohidrat dari CO2 dan air. Macam kabohidrat dapat dikelompokkan
menjadi 3 menurut ukuran molekulnya : monosakarida, disakaraida, dab
polisakarida. Penduduk negara argaris menggunakan kabohidrat sebagai
bahan bakar kegiatanya. Tapi manusia tidak mampu membuat sendiri
kabohidrat. Kabohidrat merupakan polimer alam terdiri dari atom C, H,
dan O. satuan terkecil berupa fruktosa, laktosa, robosa, galaktosa, glukosa,
dan manosa. Nelson-Somogyi assay didasarkan pada pereaksi tembaga
basa Somogyi (1952) dan reagen warna Nelson (1944). Pengujian
melibatkan reduksi Cu2 + menjadi Cu + oleh sakarida mengurangi dan
pembentukan senyawa berwarna - arsenomolybdate. Protokol yang tepat
dijelaskan dalam Lampiran 10.1. Relatif tingginya jangkauan deteksi gula
dan gangguan rendah dari protein selulase telah dilaporkan sebagai
keunggulan utama Namun, reagen Nelson mengandung arsenik yang
toksisitas tinggi adalah masalah lingkungan yang serius (Zhang et al.,
2006).
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri
dari 1 gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang banyak terdapat di
dalam sel tubuh manusia adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa
di dalam industri pangan lebih dikenal sebagai dekstrosa atau juga gula
anggur. Di alam, glukosa banyak terkandung di dalam buah-buahan,
sayuran dan juga sirup jagung. Fruktosa dikenal juga sebagai gula buah
dan merupakan gula dengan rasa yang paling manis. Di alam fruktosa
banyak terkandung di dalam madu (bersama dengan glukosa), dan juga
terkandung diberbagai macam buah-buahan. Sedangkan galaktosa
merupakan karbohidrat hasil proses pencernaan laktosa sehingga tidak
terdapat di alam secara bebas. Selain sebagai molekul tunggal,
monosakarida juga akan berfungsi sebagai molekul dasar bagi
pembentukan senyawa karbohidrat kompleks pati (starch) atau selulosa
(Anwar, 2007).
Protein sel tunggal (PST) merupakan sumber produksi protein yang besar,
sejak tahun 60-an pada saat terjadi kelaparan dibeberapa tempatdi dunia
berkaitan dengan masalah ekonomi dan sosial, diikuti permasalahan peningkatan
penduduk dunia yang tidak diimbangi peningkatan produksi makanan, telah
dilakukan upaya pengembangan protein dari mikroorganisme sebagai sumber
makanan sebagai alternatif pengganti protein daging (Ugalda dan Castrillo,
2005).
Karbohidrat merupakan komponen esensial semua organisme dan zat yang
paling banyak penyusun sel. Fungsi karbohidrat adalah sebagai sumber energi
(glukosa, pati, glikogen), membentuk struktur sel (glikoprotein), struktur
penunjang tanaman (selulosa), penyusun cangkang crustacea (kitin), komponen
asam nukleat. Glukosamerupakan sumber utama dalam metabolisme penghasil
energi sel (Murray, 2003).
Berdasarkan kelarutannya serat dibagi dalam dua kategori, yaitu
serat yang tidak larut air (insoluble fiber) dan serat yang larut air (soluble
fiber). Serat tidak larut (insoluble fiber) secara kimiawi terutama terdiri
dari selulosa, hemiselulosa, dan lignin, sedangkan serat larut air (soluble
fiber) terdiri dari pektin dan polisakarida lain misalnya gum. Serat larut air
mempunyai sifat membentuk larutan viskus, mempunyai kemampuan
mengikat air besar tapi tidak mampu mempertahankan air besar, dan
mudah difermentasi. Sedangkan serat tidak larut bersifat kurang viskus,
kemampuan mengikat air lebih rendah tetapi kemampuan
mempertahankan air lebih besar, dan sulit difermentasi (BNF, 1990).
Kabohidrat merupakan atom –atom yang tersusun dari C, H,O.
Satuan terkecil ini menyusun kabohidrat dalam sintesa tumbuhan. Hasil
fotosintesa kabohidrat dimakan oleh manusia dan akan menghasilkan
energy. Kabohidrat merupakat gula reduksi yang akan difermentasikan
dalam tubh untuk menghasilkan energy(Kus Sri, 2011).
Gula-gula mempunyai rumus umum yang senyama ini akan
terbentuk dua molekul monosakarida yang akan melepaskan satu molekul
air. Gula tebu atau gula bit akan mengandung sukrosa 15%. Gula
diekstraksikan dengan mengahancurkan terbu dan menyemprotkan dengan
air sehigga sukrosa tedifusi ke dalam air. Biasanya gula di ekstraksi secara
komersial (Andi Hakim, 1993).
Zat hidrat arang atau kabohidrat merupakan energi utama dalam
kebanyakan makanan kita. Bentuk kabohidrat yang dapat dicerna dalam bahan
pangan umumnya zat pati dan berbagai jenis hemiselulosa tersedia dalam jumlah
yang cukup. Bentuk polimerik dari kabohidrat menjadi monomerik. Glukosa
merupakan monomerik utama kabohidrat dapat digunakan secara langsung
sebgai sumber energi dalam seluruh tubuh (Buckle, 1985).
Kabohidrat terdapat dalam makanan umunya hanya tiga jenis, yaitu
monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Didalam bahan makanan nabati
terdapat dua jenis disakarida yaitu disakarida dapat dicerna dan disebut zat
amilum atau dekstrin. Sedangkan polisakarida dalam makanan hewani dapat
dicerna dan disebut glikogen. Kabohidrat merupakan sumber energi yang paling
murah (Parh, 2004).
Hidrolisis adalah suatu proses antara reaktan dengan H2O agar
suatu senyawa pecah dan terurai. Beberapa cara hidrolisis selulosa yaitu
hidrolisis enzimatis, hidrolisis asam encer dan hidrolisis asam pekat.
Hidrolisis enzimatis adalah hidrolisis yang menggunakan enzim.
Hidrolisis asam encer menggunakan konsentrasi asam yang rendah dan
suhu yang tinggi. Sedangkan hidrolisis asam pekat menggunakan
konsentrasi asam yang tinggi seperti HCl 40 wt %, H2SO4 60 wt % atau
HF 90 wt% (Artati, 2010).
Karbohidrat Penelitian menerbitkan laporan penelitian yang luar
biasa dan tepat waktu pada aspek molekul karbohidrat kimia dan
biokimia. Artikel yang dipublikasikan dalam jurnal penutup dan gula
turunannya, oligo-dan polisakarida, dan glycoconjugates. Bidang minat
tertentu adalah kimia dan sintesis enzimatik, Studi tentang struktur dan
stereokimia; Reaksi dan mekanisme mereka, Isolasi dan karakterisasi
struktural novel dan polisakarida molekul lain yang mengandung
karbohidrat, studi fisikokimia, dinamika makromolekul; Kimia analitik,
biokimia (biosintesis, metabolisme, degradasi, struktural dan fungsional
biokimia, mekanisme enzim, glycosidases dan transferases glycosyl, dll);
Aksi enzim karbohidrat-pengolahan; Immunochemistry, Glycomics,
Glycoinformatics; Glycobiology; Glyconanoparticles (Thomzon, 2012).
Pentingnya karbohidrat untuk latihan performance
Mance telah diakui sejak klasik pernapasan tory pertukaran studi
Christensen dan Hansen di akhir 1930-an dan studi biopsi Bergstrom
dan rekan yang glikogen otot diukur selama berbagai makanan dan
intervensi latihan. Sejak itu, cukup perhatian telah difokuskan pada
strategi nutrisi untuk memaksimalkan toko karbohidrat endogen (hati dan
glikogen otot), sehingga meminimalkan potensi Efek ergolytic penipisan
karbohidra. Dalam ulasan ini, perhatian akan fokus pada karbohidrat
makanan selama pelatihan pada hari-hari (1 - 7) mengarah ke kompetisi
dan karbohidrat dan konsumsi lemak pada jam segera sebelum latihan dan
pengaruhnya terhadap metabolisme latihan dan kinerja (Bergstrom, 1967).
Atau,karena konsentrasi glikogen hati secara substansialberkurang
setelah puasa semalam, konsumsi karbohidrat DRATE dapat
meningkatkan cadangan ini dan berkontribusi,bersama dengan penyerapan
berkelanjutan dari tertelankarbohidrat, untuk pemeliharaan glukosa
darahkonsentrasi dan peningkatan kinerja selamaLatihan berikutnya
(Casey, 2000).
Memang, Nasional Research Council belum ditetapkan
Recommended Dietary Allowance (RDA) untuk karbohidrat, mungkin
karena manusia tubuh dapat beradaptasi dengan diet karbohidrat-bebas
dan memproduksi glukosa yang dibutuhkan. Namun demikian, beberapa
ahli gizi berpendapat bahwa karbohidrat merupakan nutrisi penting. Untuk
Misalnya, Mcdonald mengklaim bahwa sehat, dewasa cukup aktif
membutuhkan setidaknya 200 g karbohidrat setiap hari untuk
mempertahankan otak normal metabolisme dan fungsi otot
17 Namun, penulis tidak memberikan bukti yang mendukung rekomendasi
ini. Diet rendah karbohidrat telah dihindari karena sifat tinggi lemak diet
dan yang "diprediksi" terkait hiperkolesterolemia. Namun, lipid serum
umumnya membaik dengan rendah karbohidrat diet, terutama trigliserida
dan HDL pengukuran. Dalam kontras yang tajam, tinggi- diet karbohidrat,
yang mengurangi high-density lipoprotein (HDL) kolesterol (Maninnen,
2004).

C. Metodelogi
1. Alat dan Bahan
a. Alat
a. Neraca analitik
b. Pipet ukur 1 ml dan 10 ml
c. Beker gelas 500 ml
d. Spektofotometer
b. Bahan
a. Larutan aquadest c. air
b. 1 ml reagensia nelson d. 1 ml nelson arsenomolib

2. Cara Kerja
a. Peparasi Sampel
Dibuat larutan sampel 10 gr telah dihaluskan

Dilrutkan mejadi
250 ml dengan
aquadest
Disaring , filtrate dipeoleh jika sebelum jernih
di sentrifug sampai jernih

b. Larutan standart

Disiapkan tabung 6
diisi 1
ml
larutan
glukos
a Ditambahkan 1 ml reagensia nelson
standa dan dipanaskan 20 menit
rt
Didinginkan tabung dan direndam air
Ditambahka
dingin hingga suhu 25 derajat C
n larutan
aquadesst 1
ml
Ditambahkan 1 ml reagensia
arsenomolibdat tiap tabung
Ditambah
kan 7 ml
Ditera absorbansinya pada lamda 540 nm
aquadest dengan spktofotometer
dan
divortex Dibuat kueva standar hubungan
absorbansinya dengan kosentrasi

Ditentukan persamanaannya
kurva standart.
c. Penentuan Kadar Gula Reduksi Sampel

Diambil 1 ml
larutan sampel
jernih

Dilakukan prosedur sama dengan pembuatan kurva standar mulai dari


no 3 sampai 6

Ditentukan kadar gula reduksi dengan menggunakan persamaan kurva standar

D. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil Pengamatan
Table 5.1 Absorbansi Larutan Glukosa 1,2 mg/5 ml Glukosa
Ml larutan glukosa Ml aquadest Mg gula reduksi Ǻ
standar terlarut
0 0 0 0.040
0.2 0.2 0.048 0.439
0.4 0.4 0.096 0.827
0.6 0.6 0.144 1.063
0.8 0.8 0.192 1.302
1 0 0.24 20357
Sumber laporan : Laporan Sementara.
Table 5.2 Kadar Gula Reduksi
kelompok Sempel Ǻ Gula Reduksi Kadar Gula
Terlarut Reduksi (%)
7 Kacang tanah 0.628 0.0761 0.7610
12 0.929 0.1112 1.1120
8 Kacang hijau 0.676 0.0817 0.8170
13 0.703 0.0848 0.8480
9 Kacang merah 1.38 0.1589 1.5890
14 1.255 0.1992 1.4950
10 Kacang kedelai 1.984 0.2342 2.3420
15 1.922 0.2269 2.2690
11 Kacang jagung 1.367 0.1622 1.6220
16 1.351 0.1604 1.6040
Sumber laporan: Laporan Sementara.
Karbohidrat yaitu senyawa organik terdiri dari unsur karbon,
hidrogen, dan oksigen. Terdiri atas unsur C, H, O dengan perbandingan 1
atom C, 2 atom H, 1 atom O. Karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan
dan binatang yang berperan struktural dan metabolik. Pada tumbuhan
untuk sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum / selulosa,
melalui proses fotosintesis, sedangkan binatang tidak dapat menghasilkan
karbohidrat sehingga tergantung tumbuhan. sehingga tergantung dari
tumbuhan. karbohidrat merupakan sumber energi dan cadangan energi,
yang melalui proses metabolisme.
Banyak sekali makanan yang kita makan sehari hari adalah sumber
karbohidrat seperti nasi/ beras,singkung, umbi-umbian, gandum, sagu,
jagung, kentang, dan beberapa buah-buahan lainnya. Rumus umum
karbohidrat yaitu Cn(H2O)m, sedangkan yang paling banyak kita kenal
yaitu glukosa C6H12O6, sukrosa C12H22O11, sellulosa (C6H10O5)n.
Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk
mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas.
Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah
logam-logam oksidator seperti Cu (II). Contoh gula yang termasuk gula
reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain.
Sifat pereduksi dari suatu gula ditentukan oleh ada tidaknya gugus
hidroksil bebas yang reaktif. Prinsip analisanya berdasarkan pada
monosakarida yang memiliki kemampuan untuk mereduksi suatu senyawa
(Baedhowie, 1982).
Pada praktikum kali ini dilakukan penetapan karbohidrat melalui
penetapan kadar gula reduksi dengan metode Nelson Somogyi. Penentuan
gula reduksi dengan ditentukan bukan kuprooksidanya yang mengendap
tetapi dengan menentukan kuprooksida dalam larutan sebelum direaksikan
dengan gula reduksi sesudah reaksi dengan sample gula reduksi yang
dititrasi dengan Na-Thiosulfat. Kadar gula reduks adala reaksi yang terjadi
selama penentuan karbohidrat adalah mula-mula kuprooksida yang ada
dalam reagen akan membebaskan Iod dari garam KI. Jumlah besar iod
dapat diketahui dengan titrasi menggunakan Na-Thiosulfat. Untuk
mengetahui bahwa titrasi sudah cukup maka diperlukan indicator amilum.
Apabila larutan berubah warna dari biru menjadi putih berarti titrasi sudah
selesai. Selisih dari jumlah besar titrasi Na-Thiosulfat dengan banyaknya
gula reduksi. Analisa karbohidrat dapat dilakukan terhadap kandungan
total karbohidrat, kandungan total gula, kandungan pati, serat kasar, serat
pangan, dan senyawa pektin. Semua senyawa karbohidrat tersebut dapat
menentukan nilai gizi pangan bahan sumber karbohidrat.
Prinsip gula reduksi akan mereduksi kuprioksida menjadi
kuprooksida. Kupro yang terbentuk direaksikan dengan arsenomolobdat
diukur dengan pengukuran absorbsansi menggunakan spektofotometer
pada panjang gelombang 510-600 nm.
Cara mamba reagen nelson A dan B demean cara yang pertama Ca
12,5 g Na2CO3 + 12,5 gr Rochelle K-Na-tartrat + 10 dalam 350 ml
aquadest. Encerkan sampai 500 ml maka akan terbentuk reagensia A.
Sedangkan reagensia B dengan 7,5 gr Cu SO 4.5H2O dalam 50 ml aquadest
+ 1 tetes H2SO4 pekat.
Perubahan warna menjadi biru tua pekat yang artinya mengadndung
gula reduksi mengapa karena adanya larutan neson dan arsenomolibdat
mengandung kupro oksida terbentuk dan direaksikan dengan
arsenpomolibdat maka akan berwarna molybdenum atau biru.
Adanya penggunaan kurva standart untuk mencari regensianya atau
pengukuran dan perubahan yang terjadi sampai seberapakah larutan
tersebut terjadi perubahan, tidak hanya itu pembuatan kurva gunanya
untuk sebagai permudah perhitungan persamaan regresinya.
Pada table 5.1 dan 5.2 x merupakan ml gula reduksi terlarut
sedangkan y merukan Ǻ. X dapat dicari dengan cara 1,2 dibagi 5 ml lalu
dikalikan ml gula larutan glukosa standart. Sedangkan y merupakan
pencocokan data dari kelompok sifth 1.dengan adanya x dan y
mempermudah perhitungan regresi yaitu dengan persamaan y = A + Bx,
sedangkan kadar gula reduksi % diambil dari x dikali fp lalu dibagi mg
sample dan dikalikan 100%. Y merupakan konsentrasi dari larutan
tersebut dan x nya merupakan letak absorbansinya.
Pada sample kelompok 12 (saya), menggunakan kacang tanah
dengan absorbansinya sebesar 0,929 dan gula reduksi sebesar 0,112 dan
kadarnya sebesar 1,1120 %. Menunjukkan bahwa gula yang terkandung
dalam kacang tanah sebesar 1,1120 % sangat sedikit namun nilai nutrisi
lainnya sangat banyak. Tetapi kandungan minyak dalam kacang tanah
cukup banyak disbanding kadar gulanya. Dibandingkan dengan sample
kelompok lain kacang tanah termasuk sedikit namun lbeih sedikit ada
yaitu kacang hijau dan kacang tanah, sedangkan tertinggi yaitu kacang
merah karena memiliki nilai kadar yang tinggi tidak hanya kadar gula
namun protein dan lainnya.
E. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan diatas adalah sebagai berikut :
a. Persamaan yang telah didapat yaitu y = Bx + A atau 0.0929 = 8,5774x –

0,0246.

b. Kadar gula reduksi glukosa yang terbentuk merupakan tanda


absorbansinya.

c. Prinsip gula reduksi adalah mereduksi kuprioksida menjadi kuprooksida.


Kupro yang terbentuk direaksikan dengan arsenomolobdat diukur dengan
pengukuran absorbsansi menggunakan spektofotometer pada panjang
gelombang 510-600 nm.

d. Gula reduksi glukosa mengandung warna biru tua dari


larutan nelson dan

asenomolibdat.

LAMPIRAN

Analisis Perhitungan :

Untuk table 5.1 Absorbansi

1. GRT = 1,2/5 x 0 = 0 mg

2. GRT = 1,2/5 x 0.2 = 0,048

3.GRT = 1,2/5 x 0.4= 0,096

4.GRT = 1,2/5 x 0.6= 0,144

5. GRT = 1,2/5 x 0.8= 0,192

6. GRT = 1,2/5 x 1 = 0,24

Untuk table 5.2 Kadar Air Gula Reduksi

12 0.929 0.1112 1.1120

Untuk kelompok saya ( )

Persamaan regresi  y = A + Bx
y = Bx + A
y = 8,5774x – 0.0246
0,929 = 8,5774x – 0.0246 = 0.1112 mg
kadar gula reduksi % = x. fp / mg sample x 100%
= 0,1112 x 100/ 1000 x 100%
= 1,1120 %

DAFTAR PUSTAKA

Dra. Kus Sri Martini., 2011., Kimia Bahan Makanan., UPT Penrbitan dan
Percetakan UNS Press : Srakarta.
Dewi Chandra., dkk., 2004. Produksi Gula Reduksi oleh Rhizopus Oryzae
dari Subtrat Bekatul., Bioteknologi : FMIPA UNS
Surakarta.
Endah Wulandari.,dkk., 2012., Limbah Molas : Pemanfaatan sebagai
Sumber Karbohidrat untuk Perkembangbiakan
Mikroorganisme., Biokimia PSPD FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Lembaga Kimia Terapan LIPI
Serpong : Jakarta.
Nasution Hakim Andi., 1993., Present Knowledge in Nutrition., PT
Gramedia : Jakarta.
M. Anwar Irawan., 2007., Kabohidrat., Sport Science brief : Jakarta.
Paath Francin Erna.,dk., 2004., Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi., Penerbit
Buku Kedikteran : Jakarta.
Razak Abd. Rahman., dkk., 2012., Optimalisasi Hidrolisis sukrosa
Menggunakan Resin Penukara Kation Tipe Sulfonat.,
Jurnal Natural Science : Palu.
Andi Hakim.,dkk., 1987., Energi dan Zat-zat gizi., Gramedia : Jakarta.
Buckle.K. A., et al. 1985. Ilmu Pangan. Penervit Universitas Indonesia (UI-
Press) : Australia.

Anda mungkin juga menyukai