id
TUGAS AKHIR
Oleh :
SIGIT YULIANTO
H 3308032
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat guna meraih
gelar Ahli Madya dan telah diketahui serta disahkan oleh Dosen Penguji serta
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Disusun oleh:
SIGIT YULIANTO
H 3308032
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala
rahmat dan karunia–Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas
Akhir ini. Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini tidak mampu penulis susun
sendiri tanpa bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis sampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
Laporan Tugas Akhir ini. Rasa terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian
UNS.
2. Ir. Heru Irianto, MM selaku Ketua Program Studi DIII Agribisnis Fakultas
Pertanian UNS.
3. Ir. Panut Sahari, MP selaku Pembimbing Akademik Program DIII Agribisnis
Minat Agrofarmaka Fakultas Pertanian.
4. Ir. Heru Irianto, MM selaku Dosen Pembimbing Magang dan Penguji I yang
telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir
ini, dan Ir. Ato Sulistyo, MP selaku Dosen Penguji II yang juga telah
memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
5. Mas Joko Sekretariat D-III yang telah banyak memberi info dan masukan
kepada penulis.
6. Keluarga tercinta terima kasih atas segala doa, kasih sayang, bantuan dan
dorongan yang telah kalian berikan.
7. Teman-teman Agribisnis Minat Hortikultura Angkatan 2008 yang telah
banyak memberikan motivasi dan semangat. Teman-teman dari program DIII
lainnya yang telah membantu mencarikan referensi. Semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian tugas akhir ini.
Akhirnya semoga Laporan Tugas Akhir ini nantinya banyak membantu dan
berguna bagi penulis dan semua yang membaca laporan ini. Banyak kekurangan
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dari penyusunan laporan ini, kritik dan saran penulis selalu harapkan demi
sempurnanya laporan ini.
Penulis
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Tujuan Kegiatan ................................................................................ 3
1. Tujuan Umum .............................................................................. 3
2. Tujuan Khusus ............................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi dan Taksonomi Jamur Tiram ............................................. 5
B. Morfologi Jamur Tiram .................................................................... 6
C. Kandungan Gizi dan Manfaat Jamur Tiram ..................................... 8
D. Syarat Tumbuh Jamur Tiram ............................................................ 9
E. Budidaya Jamur Tiram....................................................................... 10
1. Budidaya Jamur Tiram………………………………………… 10
2. Penyiapan Bahan…………………………………………….. ... 11
3. Persiapan Penanaman ................................................................. 11
4. Sterilisasi Bahan ......................................................................... 12
5. Sterilisasi Baglog ....................................................................... 13
6. Penanaman dan Pemeliharaan .................................................... 13
7. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan ................................. 13
8. Pengendalian Hama dan Penyakit ............................................... 16
9. Panen dan Pasca Panen .............................................................. 18
III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ...................................................... 19
commit to user
B. Cara Pelaksanaan ............................................................................. 19
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Bagan Proses Budidaya Jamur Tiram ...................................... 20
Gambar 1.2 Serbuk Gergaji, Bekatul dan Dolomit Yang Digunakan
Sebagai Campuran Media Jamur Tiram .................................. 21
Gambar 1.3 Pencampuran serbuk Kayu, Bekatul, Dolomit ......................... 22
Gambar 1.4 Proses Pengomposan Serbuk Gergaji ...................................... 23
Gambar 1.5 Pewadahan Media Tanam ........................................................ 23
Gambar 1.6 Boiler Yang Digunakan Dalam Proses Sterilisasi ................. 24
Gambar 1.7 Proses Inokulasi Jamur Tiram .................................................. 25
Gambar 1.8 Proses Inkubasi Jamur.............................................................. 26
Gambar 1.9 Proses Penumbuhan Jamur Tiram Dikumbung ....................... 27
Gambar 1.10 ProsesPemeliharaan Dikumbung ............................................. 28
Gambar 1.11 Proses Pemanenan Jamur Tiram .............................................. 29
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris, dan sebagian besar masyarakatnya
bekerja sebagai petani yang ditunjang dengan lahan pertanian yang subur dan
mempunyai kawasan hutan yang luas dan terkenal akan hasil produksi
kayunya, hasil kayu tersebut dimanfaatkan sebagai industri. Akan tetapi
sebagian besar petani dan masyarakat Indonesia kurang jeli dalam
memanfaatkan hasil limbah industri. Misalnya pemanfaatan limbah dari
bidang industri penggergajian yang sering menimbulkan masalah, diantaranya
dapat mengganggu kesehatan dan polusi. Salah satu menanggulangi masalah
tersebut adalah dengan memanfaatkan limbah industri, misalnya dari hasil
produk kayu bisa digunakan sebagai substrat atau media jamur.
Jamur mempunyai ragam jenis, salah satunya adalah jamur tiram putih
(Pleurotos ostreatus). Nama jamur tiram (P. ostreatus) diberikan karena
bentuk tudung jamur ini agak membulat, lonjong, dan melengkung
menyerupai cangkang tiram. Permukaan tudung jamur tiram licin, agak
berminyak jika lembab, dan tepinya bergelombang. Jamur tiram (P. ostreatus)
merupakan jamur dari famili Agaricaceae dan dibudidayakan oleh masyarakat
karena merupakan salah satu produk yang dapat dikembangkan dengan teknik
yang sederhana.
Jamur merupakan tanaman yang tidak mempunyai klorofil sehingga
tidak bisa melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri.
Jamur digolongkan sebagai tanaman heterotrofik, karena jamur hidup dengan
cara mengambil zat – zat makanan, seperti selulosa, glukosa, lignin, protein,
dan senyawa pati dari organisme lain. Jamur telah dikenal dan populer sebagai
bahan makanan lezat sejak abad XIV Masehi. Jamur dinilai mengandung
karbohidarat, berbagai mineral seperti kalsium, kalium, fosfor, dan besi serta
vitamin B, B12 dan C. Kandungan protein (10,5-30,4%) yang terdapat pada
commit
jamur lebih tinggi dibandingkan to user
dengan bahan makanan lain yang juga berasal
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
dari tanaman, yakni protein jamur dua kali lebih tinggi daripada asparagus dan
kentang, empat kali lebih tinggi daripada wortel dan tomat dan enam kali lebih
tinggi daripada jeruk.
Jamur tiram (P. ostreatus) mempunyai kandungan gizi yang cukup
besar sehingga bermanfaat bagi kesehatan manusia. Jamur tiram enak
dimakan dan dipercaya mempunyai khasiat obat untuk berbagai penyakit,
seperti lever, diabetes, anemia, sebagai antiviral dan anti kanker, menurunkan
kadar kolesterol, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan polio dan
influenza serta kekurangan gizi. Selain itu, jamur tiram juga dipercaya mampu
membantu penurunan berat badan karena berserat tinggi dan membantu
pencernaan (Sunarmi dan Cahyo, 2010).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pakar jamur di Departemen
Sains Kementrian Industri Thailand bebarapa zat yang terkandung dalam
jamur tiram atau Oyster mushroom adalah protein (10,5-30,4%); karbohidrat
50,59 %; serat 1,56 %; lemak 0,17 % dan abu 1,14 %. Selain kandungan ini,
Setiap 100 gram jamur tiram segar ternyata juga mengandung 45,65 kalori; 8,9
mg kalsium: 1,9 mg besi; 17,0 mg fosfor. 0,15 mg Vitamin B1; 0,75 mg
vitamin B2 dan 12,40 mg vitamin C (Suharjo, 2007).
Budidaya jamur tiram mampu mendatangkan keuntungan yang sangat
menggiurkan baik dilakukan dalam skala kecil maupun besar. Hal ini tidak
lepas dari tingginya permintaan dan nilai jual dari jamur tiram. Kegiatan
budidaya jamur tiram di Indonesia, masih tergolong rendah jika dibandingkan
dengan kebutuhan atau permintaan dari konsumen tiap harinya. Hal ini dapat
dilihat dari kenaikan permintaan jamur tiram yang setiap tahunnya mengalami
peningkatan. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008
kebutuhan masyarakat terhadap jamur tiram untuk kota Yogyakarta
membutuhkan 200 - 250 kg per hari, Semarang 350 kg per hari, Bandung 500
kg per hari, Tasikmalaya 300 kg per hari, Tangerang 3.000 kg per hari.
Kebutuhan tersebut hanya untuk memenuhi permintaan jamur tiram segar saja.
Padahal untuk memenuhi permintaaan pasar jamur tiram tidak hanya
commit to user
dipasarkan dalam keadaan segar, tetapi juga dapat diolah lebih lanjut menjadi
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
produk olahan siap saji seperti keripik atau abon. Terbatasnya produksi jamur
tiram di Indonesia dikarenakan oleh beberapa faktor penghambat, salah
satunya adalah penyedian bibit jamur yang berkualitas atau bibit yang
bermutu.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dilaksanakannya kegiatan magang ini antara
lain :
a. Agar mahasiswa memperoleh pengalaman yang berharga dengan
mengikuti kegiatan-kegiatan di lapangan di bidang budidaya jamur
secara luas.
b. Meningkatkan pemahaman mengenai hubungan antara teori dan
aplikasinya, permasalahan yang dihadapi serta cara penanganannya
secara langsung apabila timbul masalah di lapangan.
c. Dengan melakukan kegiatan magang di lapangan secara langsung
maka dapat menjadi bekal dalam bekerja baik berwirausaha maupun
bekerja didalam suatu perusahaan setelah lulus.
d. Meningkatkan hubungan kerjasama antara Perguruan Tinggi,
pemerintah, instansi terkait lainnya dan masyarakat sehingga dapat
meningkatkan mutu pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dilaksanakannya kegiatan magang ini antara
lain :
a. Mengetahui kondisi umum dari Dinas Pertanian Provinsi DIY Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengembangan dan Promosi
Tanaman Pangan dan Hortikultura (BP2TPH) yang bertempat di
Ngipiksari Kaliurang, Yogyakarta.
b. Mengetahui cara budidaya jamur, khususnya Jamur Tiram.
c. Dapat melakukan kegiatan budidaya Jamur Tiram secara langsung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
Dari beberapa jenis jamur tiram tersebut, jamur tiram putih dan coklat
paling banyak dibudidayakan, karena mempunyai sifat adaptasi dengan
lingkungan yang baik dan tingkat produktivitasnya cukup tinggi. Dikatakan
lebih lanjut oleh Cahyana et al. (1999) ketiga jenis jamur tiram tersebut
mempunyai sifat pertumbuhan yang hampir sama, tapi masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu :
1. Jamur tiram putih tumbuh membentuk rumpun dalam sàtu media. Setiap
rumpun mempunyai percabangan yang cukup banyak. Daya simpannya
lebih lama dibandingkan dengan jamur tiram kuning, meskipun tudungnya
lebih tipis dibandingkan dengan jamur tiram coklat dan jamur tiram
kuning.
2. Jamur tiram coklat mempunyai rumpun yang sangat sedikit dibandingkan
dengan jamur tiram putih dan jamur tiram kuning, tetapi tudungnya lebih
tebal dan daya simpannya lebih lama.
3. Jamur tiram kuning mempunyai rumpun paling banyak dibandingkan
dengan jamur tiram coklat maupun jamur tiram putih, tetapi jumlah
cabangnya sedikit dan lebih tipis dibandingkan dengan jamur tiram coklat
serta daya simpannya paling pendek.
Secara umum jamur dikelompokan menjadi 4 kategori yaitu pertama
jamur pangan (edible mushroom) yaitu jamur yang berdaging dan enak
dimakan ; kedua jamur obat yaitu jamur yang memiliki khasiat obat dan
dipakai untuk pengobatan ; ketiga jamur beracun ; keempat jamur yang tidak
tergolong kategori sebelumnya dan umumnya beragam jenisnya
(Chang dan Miles, 1993 dalam Danusaputra, 2001).
commitbeberapa
dibudidayakan, meskipun dari to user hal jamur sulit dipasarkan
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
dalam jumlah besar karena sifatnya yang lunak sehingga mudah rusak
(Djarijah dan Abbas, 2001).
Menurut Gunawan (2004), ciri-ciri jamur tiram adalah daging tebal,
berwarna putih, kokoh, tetapi lunak pada bagian yang berdekatan dengan
tangkai, bau dan rasa tidak merangsang. Tangkai tidak ada atau jika ada
biasanya pendek, kokoh dan tidak dipusat atau lateral (tetapi kadang-kadang
dipusat), panjang 0,5-4,0 cm, gemuk, padat, kuat kering, umumnya berambut
atau berbulu kapas paling sedikit di dasar.
Jamur ini memiliki tubuh buah yang tumbuh mekar membentuk corong
dangkal seperti kulit kerang (tiram). Tubuh buah jamur memiliki tudung
(pilues) dan tangkai (stipes atau stalk). Pileus berbentuk mirip cangkang tiram
berukuran 5-15 cm dan permukaan bagian bawah berlapis-lapis seperti insang
berwarna putih dan lunak. Sedangkan pertumbuhan tangkainya dapat pendek
atau panjang (2-6 cm). Tangkai ini menyangga tudung lateral (dibagian tepi)
atau eksentris (agak ke tengah) Jamur tiram bersih (Pleurotus florida dan P.
ostreatus) memiliki tudung berwarna putih susu atau putih kekuning-kuningan
dengan garis tengah 3-14 cm (Djarijah dan Abbas, 2001).
Permukaan jamur tiram licin dan agak berminyak ketika lembab
sedangkan bagian tepinya mulus agak bergelombang. Daging jamur cukup
tebal, kokoh tapi lunak pada bagian yang berdekatan dengan tangkai. Jika
sudah terlalu tua, daging buah menjadi alot dan keras. Spora berbentuk batang
berukuran 8-11×3-4µm. Miselium berwarna putih dan bisa tumbuh dengan
cepat (Gunawan, 2001).
Jamur tiram memiliki inti plasma dan spora yang berbentuk sel – sel
lepas atau bersambungan membentuk hifa dan miselium. Pada titik – titik
pertemuan percabangan miselium akan terbentuk bintik kecil yang disebut pin
head atau calon tubuh jamur yang akan berkembang menjadi tubuh buah
jamur (Parjimo dan Agus, 2007).
Permukaan bawah tudung dari tubuh buah muda terdapat bilah-bilah
(lamela). Lamela tubuh menurun dan melekat pada tangkai. Pada lamela
terdapat sel-sel pembertuk commit
spora to user
(basidium) yang berisi basidiospora.
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
2. Penyiapan Bahan
Media yang digunakan untuk bididaya jsmur tiram antara lain
substrat kayu, serbuk gergaji, ampas tebu, atau sekam. Saat ini, para
pembididaya banyak menggunakan baglog sebagai tempat pertumnuhan
jamur tiram. Baglog merupakan tempat untuk pembiakan tubuh buah
jamur yang didalamnya sudah terdapat media dan nutrisi yang mendukung
pertumbuhan jamur. Baglog dapat diperoleh dengan cara membeli yang
sudah siap pakai atau bila ingin menekan modal usaha, dapat membuat
baglog. Bahan pembuatan baglog terdiri dari serbuk kayu, kantong plastik,
cincin paralon atau bambu berdiameter 3 cm, dedak halus, tepung jagung,
air, dan kapur (CaCO3).
3. Persiapan Penanaman
Sebelum melakukan penanaman, hal-hal yang menunjang budidaya
harus sudah tersedia, diantaranya rumah kumbung, baglog/media, rak
untuk baglog, dan tentunya bibit jamur tiram. Untuk mengoptimalkan hasil
pada budidaya jamur tiram didataran rendah dapat dilakukan modifikasi
terhadap bahan media dan takaranya, yakni dengan menambahkan atau
mengurangi takaran tiap - tiap bahan dari standar umumnya.
Sebagai media jamur tiram, serbuk gergaji kayu berfungsi sebagai
penyedia nutrisi bagi jamur. Kayu yang digunakan sebaiknya kayu keras
karena serbuk kayu jenis tersebut potensial dalam meningkatkan hasil
panen jamur tiram. Hal ini dikarenakan kayu keras banyakl mengandung
selulosa yang dibutuhkan oleh jamur. Jenis kayu keras yang bisa
digunakan sebagai media tanam untuk jamur tiram antara lain sengon,
kayu apung, dan kayu mahoni.
Sebelum digunakan sebagai media biasanya serbuk kayu harus
dikompos terlebih dahulu agar bisa terurai menjadi senyawa yang lebih
sederhana sehingga mudah dicerna oleh jamur. Proses pengomposan
serbuk kayu dilakukan dengan cara menutupnya menggunakan plastik atau
terpal selama 1-2 hari. Pengomposan berlangsung dengan baik apabila
commit
terjadi kenaikan suhu sekitar to user
500 C.
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
5. Sterilisasi Baglog
Sterilisasi baglog dilakukan yakni dengan cara memasukkan baglog
kedalam autoclave atau pemanas/steamer dengan suhu 1210 C selam 15
menit. Untuk mengganti penggunaan autoclave atau steamer, dapat
menggunakan drum dengan kapasitas besar dan dipanasi menggunakan
kompor m,inyak atau dapat juga menggunakn oven. Setelah proses
sterilisasi selesai, baglog kemudian didinginkan. Setelah proses
pendinginan, baru kemudian dilakukan proses penanaman.
6. Penanaman dan Pemeliharaan
Salah satu penentuan keberhasilan budidaya jamur tiram adalah
kebersihan dalam melakukan proses budidayanya, baik kebersihan tempat,
alat, maupun pekerjanya. Hal ini karena kebersihan adalah hal yang
mutlak harus dipenuhi. Untuk itu, tempat untuk penanaman sebaiknya
dibersihkan terlebih dahulu dengan sapu dan lantainya dibersihkan
menggunakan desinfektan. Alat yang digunakan untuk menanam juga
harus disterilkan menggunakan alkohol dan dipanaskan diatas api lilin.
Selain itu, selam melakukan penanaman para pekerja juga idealnya
menggunakan masker. Hal ini bertujuan untuk merperkecil terjadinya
kontaminasi.
Dalam pemeliharaan jamur tiram, hal terpenting yang harus
diperhatikan adalah menjaga suhu dan kelembapan ruangan agar tetap
pada angka yang dibutuhkan. Jika cuaca kering, panas, atau berangin,
tentu akan mempengaruhi suhu dan kelembaban dalam kumbung sehingga
air cepat menguap. Sebaiknya frekwensi penyiraman ditingkatkan, jika
suhu terlalu tinggi dan kelembaban kurang, bisa membuat tubuh buah sulit
tumbuh atau bahkan tidak tumbuh. Oleh karena itu, atur juga sirkulasi
udara didalam kumbung agar jamur tidak cepat layu atau mati.
7. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Jamur Tiram
a. Faktor Tumbuh
Jamur tiam seperti halnya tanaman lain yang dibudidayakan,
memerlukan kondisi commit to user
lingkungan yang sesuai agar dapat tumbuh
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
2) Sumber Nitrogen
Nitrogen sangat diperlukan oleh jamur untuk sintesis
protein, purin, pirimidin, dan khitin (polisakarida penyusun utama
kebanyakan dinding sel). Nitrogen sangat berperan untuk sintesa
asam amino yang selanjutnya akan dipakai untuk membangun
cairan protoplasma (cairan inti). Selain itu, juga berperan sebagai
komponen asam nukleat dan beberapa vitamin B, B2, dan lainnya).
Sumber nitrogen dapat ditambahkan dalam bentuk amonium,
nitrat, dan komponen-komponen nitrogen organik seperti pepton,
urea, asam amino, protein atau peptida.
3) Vitamin
Vitamin adalah komponen organik yang berfungsi sebagai
koenzim atau konstituen dari koenzim yang mengkatalis reaksi
spesifik dan tidak digunakan sebagai sumber energi. Kebutuhan
vitamin dipengaruhi oleh pH dan temperatur yang berkaitan
dengan aktifitas enzim. Jamur membutuhkan dan mensintesis
vitamin B yang larut air dan vitamin H (biotin). Vitamin yang
disintesis oleh jamur antara lain tiamin (B), biotin (H), piridoksin
(B6), asam nikotinat, asam pantotenat, riboflavin (B2), inositol,
dan asam para aminobenzoat.
4) Mineral
Kebutuhan mineral jamur pada umumnya sama dengan
tumbuhan. Mineral makro antara lain sulfur, fosfor, kalium,
magnesium, sedang mineral mikro meliputi seng, besi, mangan,
tembaga, dan molybdenum (Griffin, 1994).
8. Pengendalian Hama dan Penyakit
Selain pemeliharaan baglog, dalam budidaya jamur juga perlu
dilakukan perawatan mencegah atau mengendalikan hama dan penyakit
yang mungkin bisa menyerang jamur tiram. Berikut hama yang umum
menyerang jamur tuiram beserta cara pengendalianya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
a. Ulat
Ulat merupakan hama yang paling banyak ditemukan dalam
budidaya jamur tiram. Ada tiga faktor penyebab kemunculan hama ini,
yaitu sebagai berikut:
1) Faktor kelembapan. Hama ulat muncul ketika kelembapan udara
berlebihan. Oleh karena itu, ulat hama sering dijumpai ketika
musim hujan. Pencegahan menjadi solusi terbaik untuk mengatasi
hama ini adalah dengan mengatur sirkulasi udara. Caranya dengan
membuka lubang sirkulasi dan untuk sementara proses penyiraman
kumbung dihentikan.
2) Kotoran dari sisa pangkal/bonggol yang tidak terpanen. Pangkal
jamur yang tertinggal di gaglog saat pemanena menimbulkan
binatang kecil seperti kepik. Kepik inilah yang menjadi pencetus
munculnya ulat. Sebaiknya, ketika melakukan pemanenan baglog
telah dipastikan kebersihanya sehingga tidak ada pangkal atau
batang dan jamur yang tidak terpanen.
3) Lingkungan yang tidak bersih. Ulat bisa saja muncul karena rumah
kumbung ataupun sekitar kumbung tidak bersih.
b. Semut, laba-laba, dan kleket (sejenis molusca)
Hama semut dan laba – laba dapat diatasi dengan membongkar
sarangnya dan menyiramnya dengan minyak tanah (cara mekanis).
Insektisida dapat menjadi alternatif terakhir untuk memberantas hama
serangga. Kalau bisa tidak menggunakan insektisida karena jamur
merupakan produk organik.
Berikut ini jenis penyakit yang umum menyerang jamur tiram
beserta cara pengendalianya.
a. Tumbuhnya Cendawan atau Jamur Lain
Jamur lain yang kerap mengganggu pertumbuhan jamur tiram
antara lain Mucor sp., Rhiozopus sp., penicillium sp., dan Aspergillus
sp. Pada substrat/baglog, serangan jamur- jamur tersebut bersifat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Cara Pelaksanaan
1. Penentuan Lokasi Praktek Kerja Magang
Pemilihan lokasi kegiatan praktek kerja magang yang disesuaikan
dengan bidang kajian yakni budidaya jamur tiram, sehingga penulis dapat
memperoleh pengetahuan, informasi dan pengalaman berdasarkan
pengamatan untuk membuat laporan tugas akhir dari pelaksanaan praktek
kerja magang yang dilaksanakan. Dengan adanya pengalaman dan
pengetahuan yang diperoleh selama kegiatan magang perusahaan,
diharapkan mahasiswa dapat membuat laporan Tugas Akhir sebagai salah
satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md.).
2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui tehnik wawancara dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan dan dengan
pencatatan yaitu mencatat data–data yang diperlukan dari sumber yang
dapat dipercaya.
3. Metode Analisis Data
Data yang tekumpul dianalisis dengan seksama yaitu dengan
menganalisa data yang telah terkumpul dengan analisis kualitatif. Pada
kasus–kasus tertentu mahasiswa dapat pula menjelaskan secara lebih
mendalam berdasarkan teori-teori atau keterangan yang relevan.
commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
Jenis atau macam sarana dan fasilitas yang ada antara lain sebagai
berikut:
a. Kantor, untuk kegiatan administrasi dan pemasaran benih serta
gudang (alat, saprodi, dll).
b. Laboratorium benih.
c. Peralatan prosesing dan penyimpanan benih.
d. Peralatan pengolahan lahan (alsintan).
e. Lahan sendiri beserta sarana air atau pengairan yang tersedia cukup
lancar.
f. Alat kantor, komunikasi dan transportasi yang dapat membantu
kelancaran.
g. Tersedianya dana dari daerah atau pusat untuk operasional teknis dan
non teknis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
Pengomposan
Kantong plastik
polipropilen Pewadahan
o
Suhu 110-120 C
Sterilisator Sterilisasi tekanan 3-4 atm
selama 12-16 jam
Pendinginan
Penumbuhan dan
pemeliharaan
Pemanenan
Jamur tiram
commit to user
Gambar 4.1 Bagan Proses Budidaya Jamur Tiram
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
2. Penyiapan Bahan
boleh lebih dari 20% dari bobot bahan baku (serbuk gergaji). Karena
apabila lebih dari 20% maka dapat memudahkan terjadinya kontaminasi.
Dolomit yang berfungsi mengontrol pH media tanam agar sesuai
dengan syarat tunbuh jamur. Selain itu dolomit juga merupakan sumber
kalsium. Komposisi pembeian dolomit tidak boleh lebih dari 5% dari
bobot bahan baku (serbuk gergaji). Hal ini dapat menghambat tumbuhnya
miselium dan jamur saat tumbuh,karena jamur menghendaki pH yang
asam mendekati netral, yaitu antara 6-7.
3. Pencampuran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
4. Pengomposan
6. Sterilisasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
8. Inokulasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
9. Inkubasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
Keterangan :
Rumus untuk menghitung total biaya
Total Kebutuhan
Total Biaya = x 6 bulan
Umur Ekonomis
Umur ekonomis adalah perkiraan umur barang mengalami
kerusakan. Umur ekonomis dalam satuan bulan.
Tabel 4.2 Biaya Variabel Produksi Jamur Tiram Konsumsi
No Keterangan Kebutuhan Satuan Harga Total
(Rp) (Rp)
1 Agar- Agar 1 Kg 50.000 50.000
Perhitungam Penerimaan:
= Rp 7.940.800
= Rp 20.250.000
= Rp 12.309.200
· Nilai Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)
Pendapatan
B/C Ratio =
Biaya Total
Rp 20.250.000
=
Rp 7.940.800
= 2,55
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
Biaya Total
· BEP (Rupiah) =
Jumlah produksi
Rp. 7.940.800
=
6.750
= Rp 1.176,29
Artinya jika modal usaha Rp 7.940.800 dan kapasitas
produksi 6.750 botol, dengan harga jual Rp 1.176,29 sudah
mencapai titik impas.
Biaya Total
· BEP (Unit) =
Harga jual
Rp. 7.940.800
=
Rp. 3.000
= 2.646,93 botol
Artinya dengan modal usaha Rp 7.940.800 dan harga jual
bibit jamur tiram Rp 3.000, dengan kapasitas produksi 2.646,93
botol sudah mencapai titik impas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
Keterangan :
Rumus untuk menghitung total biaya
Total Kebutuhan
Total Biaya = x 6 bulan
Umur Ekonomis
Umur ekonomis adalah perkiraan umur barang mengalami
kerusakan. Umur ekonomis dalam satuan bulan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
Perhitungan Penerimaan
· Dari setiap 1 log bisa untuk inokulasi 25 baglog. Sehingga dalam
300 log bisa inokulasi 7.500 baglog
· Persentase keberhasilan inokulasi = 90 %
· Jumlah baglog yang dapat berproduksi = 6.750 baglog
· Rata-rata produksi per baglog = 800 g
Perhitungan pendapatan dan keuntungan yang bisa diperoleh sebagai
berikut:
· Jumlah jamur yang dihasilkan =6.750 baglog x 800 g = 5.400.000 g
atau 5.400 kg
· Biaya Total = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp 1.022.950 + Rp 9.411.000
= Rp 10.433.950
· Pendapatan = Kapasitas Produksi x Harga Jual
commit to user
= 5.400 kg x Rp 7.000
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
= Rp 37.800.000
· Keuntungan = Pendapatan – Biaya Total
= Rp 37.800.000 – Rp 10.433.950
= Rp 27.366.050
· Nilai Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)
Pendapatan
B/C Ratio =
Biaya Total
Rp 37.800.000
=
Rp 10.433.950
= 3,62
Artinya dengan modal Rp 10.433.950, usaha agribisnis jamur
tiram akan memperoleh hasil penjualan sebesar 3,62 kali.
= 1.490,56 kg
Artinya dengan modal usaha Rp 10.433.950 dan harga jual
jamur tiram Rp 7.000, dengan kapasitas produksi 1.490,56 kg
sudah mencapai titik impas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Kesimpulan
Dari serangkaian kegiatan dan pembahasan diatas maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengembangan Perbenihan
Tanaman Pangan dan Hortikultura (BP2TPH) Ngipiksari merupakan balai
benih yang membudidayakan berbagai jenis tanaman sayuran, tanaman
buah, aneka tanaman hias, dan jamur edible.
2. Kondisi geografis yang mendukung yakni suhu minimal rata-rata +18°C
dan suhu maksimal rata-rata 30°C, sedang kelembaban rata-rata 82%.
Berada pada ketinggian 850 m di atas permukaan laut dengan topografi 50
% kondisi tanah datar 35 % kondisi tanah bergelombang dan 15 % kondisi
tanah agak curam. Sangat cocok untuk pembenihan maupun pembibitan
spesifikasinya jamur tiram.
3. Budidaya Jamur Tiram di UPTD BP2TPH Ngipiksari, Sleman Yogyakarta
telah memenuhi syarat dan telah disahkan oleh Dinas Pertanian, yang
mana ada empat tahap pembiakan bibitnya yaitu tahap pembiakan
pertama (F1), kedua (F2), ketiga (F3) dan keempat (F4) dan juga untuk
yang dibuat jamur konsumsi.
4. Formulasi media tanam jamur tiram harus diperhatikan secara lebih, Di
UPTD BP2TPH campuran yang digunakan adalah serbuk gergaji : bekatul
: dolomit dengan perbandingan 87% :12% :1%. Halini memperoleh hasil
yang baik meskipun tanpa penambahan tepung biji – bijian. Dimana dalam
penambahan tepung biji – bijian memanglah dapat menambah nutrisi bagi
jamur tetapi penambahan yang kurang tepat akan menumbuhkan jamur
lain.
5. Dalam budidaya jamur tiram dibutuhkan tempat yang bersih dan terhindar
dari hama penyakit sehingga dibutuhkan penanganan yang teliti agar
budidaya dapat berjalan dengan lancar.
commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id
B. Saran
1. Proses pembibitan dan budidaya jamur tiram diharapkan selalu dalam
kondisi yang aseptik.
2. Perawatan tanaman perlu ditingkatkan agar tanaman yang dibudidayakan
dapat tumbuh dengan baik, khususnya pencegahan terhadap hama dan
penyakit.
3. Dalam budidaya jamur tiram kita harus teliti dalam setiap aspek
pelaksanaan, karena apabila terdapat keteledoran dapat membuat hasil
produksi menurun.
commit to user