id
TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Pertanian
Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Jurusan/Program Studi Agribisnis Agrofarmaka
Disusun Oleh :
Eko Aditama
H 3508020
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan karunia–Nya penulis mampu menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.
Dalam menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir ini tentunya tidaklah
lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Prof. DR. Ir. H. Bambang Pujiasmanto, MS. selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Ir. Wartoyo, S.P, M.S. selaku Ketua Program Studi DIII Agribisnis
Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Bapak Ir. Suharto Pr.,MP selaku Dosen Penguji 1.
4. Bapak Salim Widono SP. MP selaku Dosen Penguji 2.
5. Ibu Erlyna Widariptanti, S.P, M.P selaku Ketua Minat Program Studi DIII
Agribisnis
6. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7. Bapak Nugroho Tri Haryono, S.Si, Apt. selaku Pimpinan CV Herbaltama
Persada.
8. Ayah, Bunda serta semua keluarga yang ada di rumah, terima kasih atas
semua kasih sayang dan dorongan semangat yang telah engkau berikan.
9. Teman – teman D3 FP UNS yang tercinta.
10. Semua pihak baik langsung maupun tak langsung telah banyak membantu
dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang menuju sempurnanya laporan ini senantiasa kami
harapkan. Akhir kata, penulis mohon maaf bila dalam laporan ini terdapat kata-
kata yang kurang berkenan. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bemanfaat
bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca semua pada umumnya.
Surakarta, Juli 2011
DAFTAR ISI
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
vii
Proses Produksi Jamu Kapsul Syafigra
Di CV. Herbaltama Persada, Bantul, Yogyakarta
Eko Aditama1
H 3508020
Ir. Suharto Pr., MP.2 dan Salim Widono, SP. MP.3
Praktek Magang ini bertujuan untuk mengetahui proses produksi jamu kapsul syafigra.
Pelaksanaan magang pada Tanggal 21 Februari 2011 sampai dengan tanggal 19 Maret 2011. Di
CV. Herbaltama Persada Yogyakarta, Bantul, Yogyakarta.
Metode dasar yang digunakan dalam praktek magang ini adalah Praktek Lapang,
Observasi, Wawancara dan Sumber Data (Data Primer dan Data Sekunder). Dari metode
tersebut diketahui proses produksi jamu dalam serbuk meliputi sortasi basah, pencucian bahan,
pengupasan, perajangan, pengeringan, penggilingan, dan pengayakan hingga menjadi serbuk
yang siap untuk pengapsulan. Bahan baku berupa temu putih (Curcuma zedoaria) dan temu
mangga (Curcuma mangga Val.) diproses sampai kering dan bersih, proses selanjutnya
peracikan sesuai dengan formula atau resep jamu lalu dilaksanakan perajangan, proses
pengeringan menggunakan cabinet air dryer dengan mengatur suhu antara 60 – 70 oC, suhu
yang terkontrol dimaksudkan agar senyawa berkhasiat obat tidak banyak yang menguap atau
banyak yang rusak, selanjutnya penggilingan yang bertujuan untuk mereduksi ukuran bahan
simplisia dengan mesin penggiling sampai 3X agar menghasilkan serbuk yang halus, berikutnya
proses pengayakan dilakukan dengan ukuran standar 80 mesh, bertujuan untuk menyeragamkan
derajat kehalusan serbuk. Dan terakhir pencampuran serbuk untuk menghasilkan campuran
serbuk jamu yang seragam atau homogen. Proses produksi jamu kapsul merupakan lanjutan dari
proses produksi dalam bentuk serbuk, meliputi pengapsulan serbuk, Pengemasan dan pelabelan
akhir produk hingga menghasilkan produk jadi jamu kapsul Syafigra. Khasiat utama jamu
kapsul syafigra berguna untuk pengobatan kanker tumor/ benjolan,
Tahap proses produksi jamu dalam bentuk serbuk meliputi peracikan, penggilingan,
pengayakan, dan pencampuran. Proses produksi jamu dalam bentuk kapsul meliputi pengapsulan
serbuk, sortasi kapsul, serta yang terakhir pengemasan dan pelabelan.
Kata Kunci: Nama Latin Temu putih (Curcuma zedoaria) dan Temu mangga (Curcuma mangga
Val.)
Keterangan :
1. Mahasiswa Jurusan/Program Studi Agribisnis Agrofarmaka Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta dengan Nama Eko aditama H3508020
2. DosenPembimbing / Penguji I
3. Penguji II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat tradisional atau jamu merupakan produk herbal yang menggunakan
bahan alami dari alam, bisa berupa simplisia tumbuhan simplisia hewan maupun
perpaduan dari kedua simplisia tersebut, yang diramu dengan takaran tertentu
agar berkhasiat sebagai obat, atau produk lain seperti kosmetik. Walaupun khasiat
yang ditimbulkan jamu tidak secepat obat modern yang berasal dari bahan kimia
namun memiliki efek samping yang relatif kecil dan lebih aman dari segi efek
jangka panjang yang tidak terlalu mengganggu kesehatan, sehingga mampu
mendapat tempat tersendiri dikalangan masyarakat. Apalagi sejak berkembangnya
tren back to nature peranan obat tradisional/jamu semakin mendapat perhatian
dari berbagai pihak serta mampu menjadi salah satu penunjang perekonomian
nasional, melihat dari potensi tersebut maka kita perlu membudidayakan tanaman
obat di Indonesia selain untuk produksi jamu/obat tradisional juga bermanfaat
melestarikan kekayaan hayati di negara kita.
Terkait dengan manfaat dan khasiat yang tidak secara langsung dapat
dirasakan untuk menyembuhkan serta dianggap kurang praktis karena perlu
diramu terlebih dahulu, keberadaan jamu menjadi kalah pamor dibanding obat
modern namun jika dibandingkan dari segi harga, harga obat modern yang kini
terus melambung bahkan sampai tidak terjangkau oleh masyarakat kalangan
bawah menimbulkan keinginan masyarakat untuk mencoba pengobatan alternatif
yang dirasa lebih terjangkau dan lebih mudah didapatkan, dari keadaan yang
sedemikian rupa terdapat potensi dan tantangan untuk pengembangan obat
tradisional ke depannya.
Peracikan obat tradisional/jamu pada tiap daerah di Indonesia sangatlah
beragam, hal ini berkaitan erat dengan adat istiadat dan budaya yang menjadi
kebiasaan daerah setempat sehingga membuat produk jamu semakin kaya
jenisnya serta simplisia yang dipakai pun semakin beragam sesuai jenis tanaman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang tersedia dan dipergunakan sebagai bahan baku pada suatu daerah tersebut.
Keberadaan obat tradisional di Indonesia tidak lepas dari budaya setempat tiap-
tiap daerah, sumber kekayaan hayati Indonesia yang melimpah serta kondisi alam
yang subur dengan iklim yang mendukung pertumbuhan dan juga budidaya
tanaman obat sehingga terdapat banyak tanaman berkhasiat obat yang digunakan
sebagai bahan baku produksi obat tradisional/jamu.
B. Jamu telah dikenal secara turun temurun dan dimanfaatkan dari generasi ke
generasi oleh masyarakat Indonesia, baik untuk pengobatan kosmetik dan manfaat
medis lainya. Industri jamu di Indonesia telah mulai banyak didirikan mulai dari
skala rumahan/industri kecil sampai industri besar bahkan ada yang yang telah
mulai masuk ke pasar internasional . CV. Herbaltama persada merupakan salah
satu industri jamu yang memproduksi jamu dengan memanfaatkan simplisia
tanaman obat tradisional atas dasar manfaat yang telah terbukti secara turun
temurun dan juga melakukan penelitian secara empiris maka dari itu kami
memilih CV. Herbaltama persada sebagai tempat magang karena kami rasa cukup
berkompeten dibidang produksi jamu/obat tradisional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Jamu
Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-
temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau
kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional.
Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi
kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau
masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini
banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkan
efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh. Beberapa perusahaan
mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi lebih lanjut. Bagian dari
Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun
dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual di pasar dalam bentuk
kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet.
Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Belakangan
populer dengan sebutan herba atau herbal. Jamu dibuat dari bahan-bahan alami,
berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan dan
kulit batang, buah. Ada juga menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti
empedu kambing atau tangkur buaya. Jamu biasanya terasa pahit sehingga perlu
ditambah madu sebagai pemanis agar rasanya lebih dapat ditoleransi
peminumnya.
Di berbagai kota besar terdapat profesi penjual jamu gendong yang
berkeliling menjajakan jamu sebagai minuman yang sehat dan menyegarkan.
Selain itu jamu juga diproduksi di pabrik-pabrik jamu oleh perusahaan besar
dalam kemasan sachet. Jamu seperti ini harus dilarutkan dalam air panas terlebih
dahulu sebelum diminum. Pada perkembangan selanjutnya jamu juga dijual
dalam bentuk tablet, kaplet dan kapsul (Anonima, 2011).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
regas. Daging rimpang berwarna kuning muda dengan aroma yang harum seperti
buah mangga. Rasanya tidak pahit. Bahkan rimpang muda biasa dimakan sebagai
lalab.
Rimpang temu mangga mengandung senyawa kurkuminoid,flavonoid, dan
polifenol. Ketiga senyawa tersebut dikenal sebagai senyawa antioksidan alamiah.
Komponen senyawa kimia utama dari rimpang temu mangga diantaranya 2-
norbornane, 3 – methylene, Caryopylen oxide, Cyclopentane acetaldehyde,
caryophylen, dan cinnamiltiglate. Rimpang temu mangga banyak dimanfaatkan
kaum hawa untuk mengecilkan rahim, menyempitkan vagina, dan mengeringkan
luka setelah operasi kanker payudara. Secara umum temu mangga digunakan
untuk penambah nafsu makan; pengobatan nyeri lambung; nyeri dan peradangan
akibat gangguan wasir, radang tenggrokan, diare, lemah syahwat, mengatasi
gatal-gatal, bronchitis, penangkal racun, dan menghambat pertumbuhan kanker
(Syukur, 2004).
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma mangga Val.
Sediaan galenik adalah sediaan yang dibuat dari bahan baku dari hewan
atau tumbuh – tumbuhan yang telah disari. Zat yang tersari terdapat dalam sel –
sel dalam tumbuh – tumbuhan yang umumnya dalam keadaan kering. cairan
penyari masuk dalam sel – sel dari bahan – bahan dan zat yang tersari larut dalam
cairan penyari, setelah itu larutan yang mengandung zat tersari dipisahkan dari
simplisia yang disari. Penyarian akan lebih cepat terjadi bila bahan dasardalam
keadaan halus.
Dalam Farmakope, disebutkan cara pembuatan dari macam-macam
sediaan dan juga disebutkan, derajat halus dari simplisia yang akan digunakan.
Biji yang berlemak, seperti strychnine semen dan stropanthi semen serbuk biji
tersebbut dihilangkan lemaknya dengan menggunakan petroleum eter.
Adakalanya digunakan bahan tanaman yang masih segar, seperti pada pembuatan
spiritus Cochleariae dan spiritus Citri. Ekstrak adalah sediaan yang dapat berupa
kering, kental, dan cair, dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani yang
menirut cara sesuai, yaitu maserasi, perkolasi atau penyeduhan dengan air
mendidih. Sebagai penyari cairan penyari digunakan air, eter atau campuran
etanol dan air.
Penyarian dilakukan diluar pengaruh cahaya matahari langsung. Penyarian
dengan campuran etanol dan air dilakukan dengan cara maserasi atau perkolasi.
Penyarian dengan eter dilakukan dengan cara perkolasi. Penyarian dengan air
dilakukan dengan cara maserasi, perkolasi atau disiram dengan air mendidih.
Pembuatan sediaan ekstrak dimaksudkan agar zat berkhasiat yang terdapat di
simplisia terdapat dalam bentuk yang memiliki kadar yang tinggi dan hal ini
memudahkan zat berkhasiat dapat diatur dosisnya. Dalam sediaan ekstrak dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengemasan harus dilakukan dengan hati – hati agar rimpang yang sudah kering
tersebut tidak hancur sebelum sampai kekonsumen. Untuk mengemas simplisia
yang telah kering dapat digunakan sebagai bahan pengemas. Apabila akan dikirim
dalam jarak jauh simplissia dapat dikemas dalam kertas roti kemudian disusun
dalam kotak kayu. Bahan pengemas lain yang dapat digunakan misalnya kantong
alumunium foil. Kantong jaring plastik atau kantong plastik (Syukur, 2004).
1. Pencucian
Proses pencucian terutama dilakukan dengan tujuan untuk
membersihkan rimpang dari tanah yang menempel. Pencucian dapat
dilakukan di bawah pancuran air atau keran. Cara lainya dengan merendam
rimpang dalam wadah atau tong yang berisi air selama beberapa jam. Dengan
cara ini maka tanah akan lepas dari rimpang dan mengendap di dasar wadah.
Selanjutnya temu putih diangkat dan ditiriskan.
2. Pengupasan
Pengupasan kulit rimpang merupakan tahap terpanting bila rimpang
akan dikeringkan. Pengupasan rimpang dimaksudkan untuk mempercepat
proses pengeringan dan meningkatkan kualitas karena penampakanya akan
lebih baik atau bersih. Pengupasan dilakukan secara hati-hati pada rimpang
yang sudah bersih. Cara pengupasan yang tidak baik dapat mengakibatkan
kehilangan sebagian minyak atsiri yang merupakan faktor utama penentu
mutu rimpang dapat menggunakan jari atau pisau.
3. Pengirisan
Selain dilakukan pengupasan kulit, perajangan (pengeringan) juga
merupakan proses penting agar rimpang cepat kering. Proses pengirisan
tersebut dapat dilakukan dengan mesinatau secara manual. Dalam proses
pengirisan kemiringan irisan sangat menentukan kadar penguapan minyak
atsiri yang dikandungnya. Kemiringan irisan diantaranya 30–45. Arah irisan
melintang dapat mengurangi pecahnya sel-sel yang mengandung miyak atsiri.
Untuk itu, disarankan agar pengirisan dilakukan dengan arah melintang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dengan ketebalan 2–3mm. agar didapatkan warna dan kualitas yang bagus,
rimpang yang telah diiris diuapi dengan uap panas atau dicelup dalam air
mendidih selama 1 jam kemudian langsung direndam dalam air atau air kapur
(CaO) 1% selama semalam.
4. Pengeringan
Pengeringan irisan rimpang temu putih dapat dilakukan di bawah
cahaya matahari langsung, alat pengering bertenaga sinar matahari, diangin-
anginkan, atau dengan mesin pengering. Pengeringan dengn menggunakan
sinar matahari langsung membutuhkan waktu yang agak lama, tergantung
intensitas dan lama penyinaran harian. Pengeringan dengan alat berenergi
cahaya matahari juga memiliki ketergantungan pada intensitas dan lama
penyinaran, tetapi waktunya relatif lebih singkat. Pengeringan dengan mesin
memberikan hasilyang lebih cepat dan mutunya juga lebih baik,tetapi harus
diperhatikan ketepatan suhu pengeringan. Suhu pengeringan dengan mesin
biasanya antara 40 – 60o C dan proses pengeringan selam 3 – 4 hari. Irisan
rimpang yang telah kering dapat ditandai dari bunyi saat dipatahkan (Syukur,
2004).
(Anonimusf, 2008), Ada 5 tahapan dalam pembuatan sediaan kapsul yaitu
:
1. Pengecilan ukuran partikel
2. Pencampuran
3. Pemilihan ukuran kapsul
4. Membersihkan kapsul
Chaerunissa et al (2009) menambahkan bahwa tahap pengecilan ukuran
dapat dilakukan dengan cara pengayakan. Serbuk yang baik harus memenuhi
persyaratan antara lain memiliki derajat halus tertentu. Dalam Farmakope tertulis
syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh ayakan – ayakan. Ayakan A untuk
serbuk – serbuk kasar dan ayakan B untuk serbuk – serbuk halus.
1. Ayakan A untuk serbuk – serbuk kasar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dasar ayakan dari perkamen atau pelat logam dengan lubang – lubang
yang bulat dari 5,3 dan 1,5 mm (jika diukur secara teliti : 4,8; 2,8 dan 1,4
mm). Bahan – bahan dariayakan ini, dibedakan sebagai A5, A3, A15. Obat
serbuk kasar, terutama simplisia nabati, digerus lebih dahulu sampai derajat
halus sesuai tertera pada pengayak dan derajat halus serbuk, setelah itu
dikeringkan pada suhu tidak lebih dari 80o C.
2. Ayakan B untuk serbuk – serbuk halus
Dasar ayakan terbuat dari kasa sutera atau logam, besarnya celah –
celah dan tebalnya benang – benang telah ditentukan seteliti – telitinya.
Ayakan – ayakan ini tiap cm mempunyai kira – kira 10, 20, 30, 40 atau 50
celah. Zat yang diayak dengan ayakan ini dibedakan sebagai B10, B20, B30, B40,
dan B50. Teristimewa, perhatikan serbuk – serbuk dengan derajat halus B50 :
acidum boricum pulv, sulfur praecipitatum, carbo ligni, carbo adsorbens,
talcum venetum, oxydum magnecum, carbonas magnesicus harus mempunyai
derajat halus B50.
Serbuk diracik dengan cara mencampur bahan obat satu per satu,
sedikit demi sedikit, kemudian diayak, biasanya menggunakan pengayak
nomor 60 dan dicampur lagi. Jika serbuk mengandung lemak, harus diayak
dengan pengayak nomor 44.
Mengenai syarat – syarat yang digunakan untuk wadah serbuk yaitu
terlindung dari pengaruh cahaya atau sinar, udara, kelembaban, kontaminasi,
mencegah penguapan serbuk, dan mudah diambil dari wadahnya. Wadah yang
sering digunakan dalam bentuk dos serbuk (dos puyer), pot gelas, dan botol mulut
lebar. Serbuk harus disimpan dalam wadah tertutup baik (Chaerunissa et al.,
2009).
Pengayakan dibuat dari kawat atau bahan lain yang cocok dengan
penampang melintang yang sama diseluruh bagian. Jenis pngayak dinyatakan
dengan nomor yang menunjukkan jumlah lubang tiap centimeter dihitung searah
dengan panjang kawat (Anonimg, 1995).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. Pengendalian Mutu
Pengujian mutu simplisia mengacu kepada persyaratan mutu yang
dikehandaki oleh pemerintah dan atau IOT yang akan membeli simplisia dari
petani atau supplier. Simplisia yang diterima harus simplisia murni memenuhi
persyratan umum simplisia seperti yang dicantumkan dalam buku Farmakope
Indonesia, Ekstra Farmakope Indonesia ataupun Materi Medika Indonesia
(Anonimh, 1985).
Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan dengan cara organoleptik,
makroskopik, mikroskopik, dan atau cara kimia beberapa jenis simplisia tertentu
ada yang perlu diperiksa dengan uji mutu secara biologi. Pencegahan kerusakan
simplisia selama penyimpanan adalah dengan memperhatikan dan menjaga
kekeringanya. Untuk itu pembungkusan dan pewadahan simplisia harus
disesuaikan dengan sifat–sifat fisika dan kimia masing – masing simplisia
(Anonimi, 1985).
Mutu merupakan gabungan sifat–sifat yang membedakan satu unit bahan
terhadap unit yang lain dan menentukan derajat penerimaan bahan tersebut oleh
pemakai atau konsumen. Sifat-sifat tersebut sering disebut sebagai unsur – unsur
penentu mutu atau atribut – atribut mutu. Jadi mutu produk dapat dikatakan baik
jika atribut-atributnya telah diketahui, terutama secara obyektif (dengan alat) dan
digunakan sebagai pengendalian mutu dalam proses produksi. Makin lengkap dan
teliti atribut spesifik didefinisikan, makin besar kemungkinan diperolehnya cara-
cara pengukuran dengan peralatan yang memuaskan (Sulistya, 1999).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
TATALAKSANA PELAKSANAAN
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Magang ini dilaksanakan di CV. Herbaltama persada Yogyakarta,
Wiyoro baru III No. 21 RT. 10 Baturetno, Banguntapan, Bantul Yogyakarta
55197 Telp. 0274 – 9131100, 0274 – 4439101, Hp.08122736443 email :
herbaltama@yahoo.com. Magang dilaksanakan selama satu bulan terhitung
mulai dari tanggal 21 Februari 2011 sampai 19 Maret 2011.
B. Metode Pelaksanaan
1. Observasi
Observasi adalah Melakukan pengamatan secara langsung
terhadap gejala yang diselidiki. Pada saat pelaksana magang , observasi
dilaksanakan terhadap seluruh proses – proes yang yang dilakukan dari
penerimaan bahan baku sampai dengan proses produksi hingga produk
akhir.
2. Wawancara
Wawancara dilaksanakan dengan melakukan atau mengajukan
pertanyaan secara langsung dengan karyawan dan staff mengenai keadaan
dan proses pengolahan jamu.
3. Partisipasi
Partisipasi atau kerja langsung dilakukan pada saat magang yaitu
ikut membantu kegiatan yang ada disetiap proses dan yang diizinkan
untuk diikuti.
4. Pencatatan
Yaitu mencatat data sekunder dari sumber – sumber yang dapat
dipertanggung jawabkan dan mendukung kegiatan magang. Jenis data
sekunder antara lain data mengenai kondisi umum perusahaan CV.
Herbaltama persada, sejara berdirinya perusahaan, struktur organisasi
perusahaan dan data lainya yang berkaitan dengan tujuan magang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan meminjam buku–buku di
perusahaan CV. Herbaltama Persada dan juga dilaksanakan di
perpustakaan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
dengan tujuan untuk melengkapi data yang diperlukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Perusahaan
1. Profil perusahaan
CV. Herbaltama persada merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang obat – obatan tradisional atau jamu. CV. Herbaltama Persada
didirikan pada tahun 2003. Herbaltama Persada berlokasi di Yogyakarta,
konsen menekuni produk-produk herbal, dirintis dan didirikan oleh apoteker
alumni UGM Yogyakarta.
Nama Perusahaan : CV. Herbaltama Persada Yogyakarta
SIUP : 510/DP/Ki/331/V/2008
TDP : 504/DP/CV/110/V/2008
Ijin Dep.Kes. RI : SP No.487/12.02.2002
Ijin Produksi / IKOT : 448/6147/IV.2
Sertifikat Halal Cangkang Kapsul: No. 00140012700600
Penanggung Jawab Teknis : Nugroho Tri Haryono, S.Si, Apt.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
terjangkau oleh masyarakat, juga memiliki daya saing yang tinggi dibanding
produk sejenis dari luar negeri. Efek samping yang rendah
dan tingkat keamanan yang tinggi juga menjadikan produk-produk
herbal semakin banyak diminati dan dipercaya masyarakat untuk kesehatan.
Herbaltama Persada Yogyakarta berusaha memperkenalkan dan
mensosialisasikan penggunaan herbal alami untuk kesehatan, baik untuk
pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif) maupun
peningkatan (promotif) kesehatan. Selain memperkenalkan dan
mensosialisasikan penggunaan obat herbal, CV. Herbaltama Persada juga
memproduksi produk-produk herbal yang siap dimanfaatkan dan dikonsumsi
oleh masyarakat. Kualitas yang terjaga, keamanan yang terjamin dan harga
yang terjangkau menjadikan produk-produk herbal perusahaan ini siap
bersaing dan pantas menjadi produk mitra herbal anda.
2. Sejarah singkat dan Perkembangan
CV. Herbaltama Persada Yogyakarta adalah perusahaan yang bergerak
di bidang produksi obat tradisional. CV. Herbaltama Persada didirikan oleh
bapak Nugroho Tri Haryono, S.Si, Apt. yang merupakan seorang apoteker
alumni Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Beliau mendapatkan
gelar tersebut pada tahun 1999. Sebelum terjun ke dunia obat tradisional,
beliau menjadi salah satu dosen pengajar di Universitas tersebut. Dua tahun
kemudian, tepatnya pada tahun 2001 beliau bergabung dengan PT. Herbal
Nusantara dan mendapat amanah untuk menjabat sebagai asisten apoteker di
perusahaan tersebut. PT. Herbal Nusantara merupakan perusahaan yang
memproduksi obat tradisional (jamu) yang telah memiliki cabang di berbagai
daerah.
Karena prestasinya di perusahaan tersebut, beliau dipercaya untuk
menempati posisi apoteker menggantikan apoteker sebelumnya. Pada tahun
2003 PT. Herbal Nusantara mengalami masalah internal dan manajemen yang
tidak sehat dan berujung pada runtuhnya perusahaan tersebut. Pada tahun yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
APOTEKER PENANGGUNG
JAWAB TEKNIS
Nugroho, S.Si, Apt
SUPERVISOR SUPERVISOR
SUPERVISOR SUPERVISOR
SUPERVISOR SUPERVISOR
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
untuk melaksanakan sholat jumat dan pada hari sabtu jam kerja sampai
pukul 13.00. Kadang di CV. Herbaltama Persada mengadakan lembur
kerja apabila permintaan jamu di pasaran banyak sehingga untuk
mengejar target pesanan produk.
2. Sistem gaji
Sistem gaji yang diterapkan di CV Herbaltama persada
memberikan gaji pada setiap karyawan berdasarkan prestasi
(lemburan), lama karyawan tersebut bekerja (karyawan bagian
produksi bahan baku sampai serbuk dan karyawan bagian
pengapsulan). Sedangkan gaji minimum UMR hanya diberikan untuk
tenaga kerja bagian administrasi dan bagian produksi. Sistem
pembayaran gaji dilakukan setiap bulan yaitu setiap awal bulan,
sedangkan untuk gaji lemburan atau gaji bagian finishing diberikan
setiap mingguan.
Sistem gaji yang berlaku di CV. Herbaltama ada 2 macam
yaitu perbulan dan borongan. Untuk karyawan harian gaji perbulan
sesuai UMR yang ditentukan perusahaan, sedangkan gaji borongan
tiap seribu kapsul mendapat upah 10.000 atau @ kapsul Rp. 10,00.
c) Hak dan Kewajiban Karyawan
1. Hak karyawan
Setiap karyawan diberikan hak sebagai berikut :
a) Mendapatkan gaji tiap bulan
b) Menikmati fasilitas-fasilitas yang disediakan perusahaan
c) Menikmati tunjangan-tunjangan yang diberikan perusahaan
d) Mendapat izin cuti dari perusahaan
2. Kewajiban karyawan
a) Mematuhi dan melaksanakan peraturan yang diberlakukan di CV.
Herbaltama Persada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5) Pengeringan dalam oven harus mengatur suhu agar dibawah 60oC atau
antara 50 – 60o C untuk menghindari terlalu banyak kandungan
senyawa berkhasiat obat dalam rimpang hilang karena menguap atau
rusak. Selain itu perlu merotasi rak – rak wadah rajangan rimpang
karena sirkulasi oven yang dipergunakan belum mampu menjangkau
seluruh bagian oven ataupun intensitas panasnya berbeda-beda pada
tiap rak. Pada saat merotasi rak, sekaligus dilakukan sortasi ulang jika
terdapat campuran bahan lain yang tidak begitu nampak saat dalam
keadaan basah. Rimpang yang telah dianggap kering dapat dilihat
secara fisik atau dengan mematahkan irisan rimpang yang
mengindikasikan bahwa rimpang telah kering yaitu dengan kadar air
kurang dari 10%.
b. Bahan kering
Ada dua macam bahan kering yang biasa digunakan dalam proses
produksi yaitu berupa simplisia rajangan kering dan temu putih sudah
dalam bentuk serbuk. Untuk simplisia berupa rajangan kering kemudian
digiling baru setelah itu dilakukan pengayakan agar diperoleh serbuk yang
derajat kehalusannya sesuai dengan ketentuan dan layak untuk pengapsulan
sedangkan bahan yang berupa serbuk, langsung diayak dan siap untuk
pengapsulan.
2. Jumlah dan Penyediaan
Untuk memenuhi kebutuhan atau penyediaan bahan baku produksi,
CV. Herbaltama Persada memasok bahan baku dari supplier. Jumlah dan
macam kebutuhan bahan baku yang dipasok sesuai dengan kebutuhan jamu
yang dipesan atau yang laku di pasaran. Pemasokan bahan baku di perusahaan
ini cukup banyak seperti temu putih dan temu mangga. Kebutuhan bahan baku
yang paling banyak berasal dari rimpang yang pada umumnya sebagai bahan
dasar untuk pembuatan jamu di perusahaan ini. Serta untuk persediaan
pembuatan produk jadi agar target produksi terpenuhi dengan baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(suhu operasi 60–80 oC). Dalam praktek, teknik pengeringan yang sering
digunakan untuk senyawa thermolabil (tidak tahan panas) maupun yang
thermostabil (tahan panas) dalam solven air atau campuran etanol – air
adaalah spray drying.
Pengeringan simplisia rajangan rimpang yang dilakukan di CV.
Herbaltama persada yaitu menggunakan cabinet air dryer dengan mengatur
suhu antara 60 – 70 oC, pengaturan suhu yang terkontrol dimaksudkan agar
kandungan senyawa yang berkhasiat obat tidak terlalu banyak yang
menguap atau banyak yang rusak rusak sehingga tidak banyak
menyebabkan kehilangan senyawa metabolisme sekunder yang sebenarnya
paling penting untuk dimanfaatkan. Rotasi rak – rak pada kabinet dryer
perlu dilakukan agar rajangan simplisia mampu kering secara merata dan
juga malakukan sortasi ulang pada simplisia yang sudah kering dengan
melihat keadaan fisik secara langsung jika ada bahan lain yang lolos dari
sortasi rimpang pada keadaan basah karena pada keadaan kering akan
nampak lebih jelas jika ada bahan lain yang tercampur.
c. Penggilingan
Untuk proses penggilingan CV. Herbaltama menggunakan mesin
penggiling bahan baku yang sudah diracik sesuai dengan resep atau
formulanya kemudian dimasukkan dalam ruang peracikan untuk
dihancurkan dengan mesin penggiling. Penggilingan ini dilakukan untuk
mereduksi ukuran bahan, penggilingan dilakukan dengan mesin penggiling
sampai tiga kali tahap penggilingan agar menghasilkan serbuk yang halus
karena tingkat kehalusan sangat diperhatikan.
d. Pengayakan
Proses pengayakan dilakukan setelah penggilingan. Proses ini
bertujuan untuk menyeragamkan derajat kehalusan serbuk jamu. Proses
pengayakan jamu dilakukan dengan pengayak manual ukuran standar 80
mesh. Pengayakan yang dilaksanakan di CV. Herbaltama Persada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Peracikan
Penggilingan
Pengapsulan serbuk
Sortasi kapsul
Pengemasan + pelabelan
Gambar 5. Bagan proses produksi kapsul Syafigra
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Kebijakan harga
Dalam menentukan harga jual maka perusahaan mendasarkan pada
metode “Cost Plus Pricing” dimana penentuan harga jual didasarkan atas
harga pokok ditambah biaya-biaya lain dan ditambah dengan keuntungan
yang diharapkan, pada pelaksanaannya untuk pemesanan produk dari
suatu tempat akan dikenai biaya tambahan yaitu pada armada pengiriman
dan biasanya ditanggung pembeli.
c. Kebijakan distribusi
Kebijakan distribusi adalah proses penyaluran produk dari
produsen ke konsumen, seperti pengiriman pesanan dan mengantar
produk sampai ketangan konsumen.
d. Kebijakan promosi
Dalam menjalankan kegiatan promosi, CV Herbaltama Persada
bekerjasama dengan agen tunggal. Beberapa bentuk kegiatan promosi
yang dilakukan antara lain : pembuatan spanduk, pemajangan sampel
produk pada tiap toko, memberikan bonus pada setiap pembelian 1 slop
dengan memberikan bonus 1 sachet setiap pack.
2. Daerah Pemasaran
Daerah pemasaran produk di CV Herbaltama persada masih di
dalam negeri seperti sekitar DIY dan Jawa tengah serta ada juga yang di
luar Jawa. Sedangkan pemasaran di daerah Jawa umumnya di daerah
jakarta dan di daerah sekitar misalkan di pasar, di toko-toko jamu dan
sebagainya. Harga produk dan desain kemasan ditetapkan melalui survey
pasar untuk menjangkau dan memenuhi kebutuhan konsumen.
E. Sanitasi
1. Sanitasi Ruangan dan Peralatan
Dalam sanitasi ruangan, pembersihan ruangan dilakukan setiap hari
khususnya pada ruangan produksi. Pembersihan yang dilakukan dengan
menggunakan sapu serta dilakukan pengepelan dengan pembersih lantai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP / KESIMPULAN
Dari magang yang kami lakukan di CV. Herbaltama Persada, maka kami dapat menarik
kesimpulan :
1. Obat tradisional/ jamu yang diproduksi oleh CV Herbaltama benar – benar menggunakan
bahan murni tanpa campuran bahan lain yang tidak tertera pada label ataupun obat kimia
yang dapat merugikan konsumen bahkan efek jangka panjang yang dapat mengganggu
kesehatan, sehingga produk yang dihasilkan dapat dijamin kemurniannya.
2. Peralatan yang dipergunakan di CV. Herbaltama Persada untuk proses produksi
menggunakan alat-alat pengering berupa cabinet air dryer dan mesin penggiling, serta belum
menggunakan mesin untuk pengapsulan maupun pengemasan serta pelabelanya kebanyakan
proses produksi masih dilaksanakan secara manual.
3. Proses produksi jamu dalam bentuk kapsul merupakan lanjutan dari proses produksi dalam
bentuk serbuk. Tahap proses produksi jamu dalam bentuk serbuk meliputi peracikan,
penggilingan, pengayakan, pencampuran, pengapsulan serbuk, sortasi kapsul, serta yang
terakhir pengemasan dan pelabelan.
4. Strategi yang digunakan CV. Herbaltama Persada untuk memasarkan produknya adalah
Strategy Marketing Mix dan Sistem order pengiriman barang). Untuk menjaga mutu produk
dalam pendistribusian produk jamu, CV. Herbaltama Persada menggunakan strategi First In
First Out (FIFO). Dalam memasarkan produk, CV Herbaltama persada memberikan empat
kebijakan yakni kebijakan produk, kebijakan harga, kebijakan distribusi dan kebijakan
promosi. Daerah pemasaran produk meliputi Jawa, dan luar Jawa.
5. Pengendalian mutu di CV Herbaltama Persada meliputi pengendalian mutu bahan baku,
pengawasan proses mulai dari bahan baku mentah sampai pada pengemasan dan pelabelan
akhir produk, pengawasan mutu produk serta pengawasan dan kebersihan terhadap
peralatan.
6. Pengawasan terhadap sanitasi di CV Herbaltama Persada meliputi sanitasi ruang dan
peralatan,serta sanitasi karyawan.
commit to user