id
TUGAS AKHIR
STANDARISASI BAHAN BAKU SAMBILOTO
(Andrographis paniculata Ness)
PADA PROSES PEMBUATAN JAMU KAPSUL
DI CV HERBA NIRMALA
Desa Kalangan Genengsari, Polokarto, Sukoharjo
Oleh:
RACHMANIA ARDHYANI
H 3509015
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan Kegiatan Magang ..................................................................... 2
1. Tujuan Umum Magang ................................................................ 2
2. Tujuan Khusus Magang ................................................................ 3
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vii
5. Pencatatan ..................................................................................... 12
V. PENUTUP ................................................................................................ 53
A. Kesimpulan ................................................................................ 53
B. Saran ........................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Biaya usaha jamu kapsul fuggat selama satu tahun ........................ 47
Tabel 4.2 Biaya Penyusutan Jamu Kapsul Fuggat .......................................... 48
Tabel 4.3 Biaya Bahan Utama dan Pembantu Pada Satu Kali Produksi Jamu
Kapsul Fuggat ............................................................................... 49
Tabel 4.4 Tenaga kerja yang digunakan dalam 1 bulan proses produksi
jamu kapsul Fuggat ......................................................................... 51
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ix
DAFTAR GAMBAR
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini
dengan baik. Tiugas akhir ini sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar
Ahli Madya di Gakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penyusunan tugas akhir tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu
tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS. selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Ir. Wartoyo S. P., MS. selaku ketua program studi Diploma III
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ibu Ir. Sugiharti Mulya H., MP. selaku pembimbing tugas akhir atas arahan
dan bimbingannya dalam proses penyusunan tiuas akhir sehingga dapat
terselesaikan dengan baik.
4. Mas Joko sekretariatan Diploma III yang telah membantu dalam
menyalurkan informasi-informasi penting.
5. Bapak Sudiyo Mawas dan Bapak Choirul selaku pemilik dan pembimbing
lapangan ketika magang atas bimbingan selama proses magang
berlangsung.
6. Mbak Asih dan Mbak Erina selaku partner di ruang pengkapsulan atas
bantuan dalam melaksanakan magang.
7. Mama, Papa, Dek Dama, Ibuk, Mbak Nani atas doa serta dukungannya
baik moril maupun materil.
8. FUNGI (Funtastic Girls), Nina, Ayik dan Hasna atas doa, bantuin serta
semangatnya. Keep our friendship, gals!
9. Muffiers para penghuni Kos Muffidah yang telah banyak membantu juga
menyemangati dalam penyusunan tugas akhir.
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
iv
Surakarta,
Penulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia terdapat lebih dari 30.000 jenis tumbuhan yang
terdapat di bumi nusantara ini, dari lebih dari 1000 jenis tumbuhan obat
yang dimanfaatkan dalam industri obat. Banyak sekali tumbuhan berkhasiat
obat di sekitar masyarakat. Keanekaragaman ini merupakan modal
potensial untuk pengembangan obat baru. Tumbuhan obat Indonesia atau
yang saat ini lebih dikenal dengan nama obat bahan alam Indonesia telah
semakin banyak dimanfaatkan baik sebagai obat tradisional Indonesia
(jamu), obat herbal terstandar ataupun fitofarmaka. Terlebih saat ini
pengembangan obat tradisional diusahakan agar dapat sejalan dengan
pengobatan modern yang berarti dapat bersama-sama masuk dalam jalur
pelayanan formal. Pengembangan obat tradisional juga didukung oleh
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, tentang fitofarmaka,
yang berarti diperlukan adanya pengendalian mutu simplisia yang akan
digunakan untuk bahan baku obat atau sediaan galenik (Anonima, 2011:1)
Salah satu tanaman obat yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional
adalah tanaman sambiloto (Andrographis paniculata Nees). Tanaman
sambiloto digunakan untuk mencegah pembentukan radang, memperlancar
air seni (diuretika), menurunkan panas badan (antipiretika), obat sakit
perut, kencing manis, dan terkena racun. Kandungan senyawa kalium
memberikan khasiat menurunkan tekanan darah. Pada umumnya
masyarakat menggunakan daun sambiloto dengan cara mengambil air
rebusan dari daun sambiloto kemudian langsung meminumnya. Cara
penggunaan ini dirasa kurang praktis karena ketika diminum rebusan
sambiloto tersebut akan terasa sangat pahit. Maka dari itu diperlukan
inovasi baru untuk meningkatkan kenyamanan dan kemudahan dalam
penggunaannya, yaitu dengan commit to user kapsul.
dibuat sediaan
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara
teori dengan penerapannya di dunia kerja serta faktor yang
mempengaruhinya sehingga dapat menjadikan bekal bagi
mahasiswa setelah terjun di masyarakat atau dunia kerja.
b. Meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja di bidang industri
pengolahan hasil pertanian.
c. Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan di
industri pengolahan hasil pertanian.
d. Memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai gelar Ahli
Madya Agrofarmaka di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengaplikasikan teori yang diperoleh di CV Herba Nirmala
sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan jamu.
b. Mempelajari kondisi secara umum CV Herba Nirmala yang
meliputi sejarah, lokasi dan struktur organisasi.
c. Mempelajari proses pembuatan jamu kapsul dari daun sambiloto di
CV Herba Nirmala mulai dari persiapan, pembuatan, sampai
menjadi produk jamu kapsul yang siap dipasarkan.
d. Mengetahui standarisasi bahan baku dalam penyiapan bahan baku
sambiloto untuk pembuatan jamu kapsul.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Jamu
4
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
obatan yang berasal dari alam, tanpa rekayasa atau buatan, bisa berupa obat
yang biasa digunakan secara tradisonal, maupun cara pembuatannya
dipermodern (Maheswari, 2002:1).
B. Sediaan Kapsul
C. Sambiloto
meruncing, tepi rata, permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau muda,
panjang 2 – 8 cm, lebar 1 – 3 cm. Perbungaan rasemosa yang bercabang
membentuk malai, keluar dari. ujung batang atau ketiak daun. Bunga
berbibir berbentuk tabung;kecil- kecil, warnanya putih bernoda ungu. Buah
kapsul berbentuk jorong, panjang sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 cm, pangkal dan
ujung tajam, bila masak akan pecah mernbujur menjadi 4 keping-Biji
gepeng, kecil-kecil, warnanya cokelat muda. Perbanyakan dengan biji atau
setek batang ( Kardinan, 2003:65).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
Jamu yang bermutu baik adalah jamu yang telah mendapatkan izin
edar (POM-TR) dari Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan
(BBPOM) untuk setiap item produknya, sehingga ada jaminan keamanan
dalam mengkonsumsi jamu tersebut. Setiap jenis bahan baku dan produk
jadi diperiksa di laboratorium BBPOM. Jamu tradisional yang belum ada
izin edarnya dapat berkualitas baik asalkan memperhatikan sanitasi dan
higienis dalam setiap proses produksinya yaitu dari mulai penanganan
bahan baku sampai distribusi produk jadi. Selain itu faktor kritis lain
dalam menghasilkan jamu berkualitas baik adalah pemilihan bahan baku.
Bahan baku yang digunakan haruslah bahan baku yang berkualitas baik
sehingga akan menghasilkan jamu bermutu baik (Anonimc, 2010:1).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
TATA LAKSANA PELAKSANAAN
B. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan magang di CV Herba Nirmala ini menggunakan metode
studi pustaka, observasi, wawancara, dan partisipasi langsung dalam proses
pengerjaan yang ada di perusahaan dan juga pencatatan.
1. Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan di CV Herba Nirmala dan di perpustakaan
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan tujuan
untuk menunjang data yang diperoleh dari perusahaan pada saat
pelaksanaan magang.
2. Observasi
Observasi merupakan pengamatan secara langsung yang dilakukan
pada proses-proses yang oleh perusahaan diizinkan untuk dilakukan
pengamatan. Dalam hal ini mengamati secara langsung pada proses
pembuatan jamu serbuk di CV Herba Nirmala.
3. Wawancara
Wawancara dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan secara
lisan atau langsung kepada karyawan yang telah ditunjuk oleh perusahaan
sebagai pembimbing mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan proses
pembuatan jamu jamu kapsul dari Sambiloto.
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
4. Partisipasi
Partisipasi dilakukan dengan ikut kerja secara langsung dalam
kegiatan yang diizinkan diikuti di perusahaan.
5. Pencatatan
Yaitu mencatat data sekunder dari sumber - sumber yang dapat
dipertanggung jawabkan dan mendukung dalam pengambilan data serta
penyusunan tugas akhir. Jenis data sekunder antara lain data mengenai
kondisi umum CV Herba Nirmala, sejarah berdirinya perusahaan, struktur
organisasi perusahaan dan data lainnya yang berkaitan dengan tujuan
magang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
CV. Herba Nirmala merupakan salah satu unit usaha yang bergerak
dalam bidang jamu tradisional dan usaha ini masih bersifat industri rumah
tangga yang sedang berkembang. CV Herba Nirmala didirikan oleh Bapak
Sudiyo Mawas pada tahun 1980 di Desa Nguter Rt 02 Rw 07, Kecamatan,
Nguter, Kabupaten Sukoharjo 57571, Jawa Tengah.
Tahun demi tahun, usaha beliau pun mulai berkembang. Mulanya beliau
hanya membagi-bagikan obat tradisional racikannya. Lama-lama banyak
permintaan yang datang karena merasa cocok mengkonsumsi jamu tersebut,
sehingga jamu diminta masyarakat sudah mulai diproduksi secara khusus dan
commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
2. Lokasi Perusahaan
a. Klinik
Klinik pengobatan tradisional terletak tidak jauh dari tempat
produksi. Letaknya sekitar 500 meter dari tempat produksi tepatnya di
Desa Trani Genengsari, Polokarto, Sukoharjo Jawa Tengah. Klinik ini
digunakan sebagai tempat untuk memeriksa pasien juga sebagai
tempat untuk terapi pengobatan herbal yang dilakukan oleh Bapak
Sudiyo Mawas pemilik CV. Herba Nirmala tersebut. Kebanyakan
pasien yang datang berasal dari masyarakat sekitar. Klinik ini
dilengkapi dengan peralatan pengobatan tradisional berupa alat-alat
terapi sederhana. Selain itu di klinik ini tersedia juga satu bilik yang
juga terdapat tempat tidur yang biasanya digunakan untuk memeriksa
pasien.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
b. Unit Produksi
Unit produksi CV Herba Nirmala terletak di Desa Kalangan,
Kelurahan Genengsari, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo
57555. Unit produksi ini merupakan bangunan seluas 2500 m2 yang
digunakan oleh CV. Herba Nirmala sebagai tempat produksi jamu. Di
tempat inilah para karyawan CV. Herba Nirmala melakukan proses
produksinya. Tempat ini terdiri dari beberapa ruang yang masing-
masing memiliki fungsi berbeda dalam proses produksinya. Berikut
dibawah ini merupakan denah unit produksi di CV. Herba Nirmala.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
Adapun fungsi dari ruang-ruang yang ada di unit produksi CV. Herba Nirmala
adalah sebagai berikut :
a. Ruang Administrasi
Ruang ini berfungsi sebagai tempat untuk mengatur segala urusan
administrasi seperti transaksi pembayaran juga merupakan pusat informasi
tentang data-data dan arsip perusahaan.
b. Ruang Tamu
Ruang yang digunakan untuk menerima tamu dari luar perusahaan.
c. Ruang karantina produk jadi
Ruang yang digunakan untuk menyimpan produk madu dan produk
jamu serbuk instan yang sudah siap untuk dipasarkan.
d. Gudang Kardus
Gudang untuk menyimpan kemasan produk berupa kemasan sahchet
juga kardus-kardus untuk mengemas produk jadi.
e. Aula
Ruang aula untuk tempat berkumpul karyawan ketika membicarakan
sesuatu terkait dengan pekerjaan.
f. Mushola
Mayoritas karyawan di CV. Herba Nirmala beragama muslim, oleh
karena itu disediakan mushola untuk beribadah sholat bagi karyawan yang
beragama islam.
g. Ruang sekunder dan Ruang Reject
Ruangan yang digunakan untuk melakukan proses produksi madu dan
minuman instan. Di ruangan ini dilakukan pengisian produk madu dan
minuman instan dengan menggunakan mesin pengisi madu dan minuman
serbuk instan dan juga mesin pengemas sachet.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
h. Ruang Kapsul
Ruang yang digunakan untuk pengisian produk sediaan jamu kapsul.
Ruang kapsul ini sangat terjaga kebersihannya supaya sediaan kapsul tidak
tercermar oleh bakteri dari luar. Ruang kapsul ini juga mempunyai ventilasi
udara yang baik dan juga mendapat penyinaran sinar matahari langsung
melalui celah-celah ventilasi udara. Tujuannya supaya kelembapan dalam
ruang kapsul dapat terjaga sehingga kapsul yang tersimpan di dalamnya tidak
mudah berjamur.
j. Gudang 1
Tempat untuk menyimpan barang baku tanaman obat yang masih
dalam tahap pengeringan untuk dijadikan simplisia.
k. Gudang 2
Tempat untuk menyimpan madu yang masih dalam tahap fermentasi.
l. Gudang 3
Tempat untuk meyimpan peralatan-peralatan produksi seperti alat
angkut, nampan pengering, timbangan dan alat kebersihan.
m. Dapur
Dapur untuk menyiapkan makanan dan minuman para karyawan CV.
Herba Nirmala.
n. Ruang Peralatan
Ruang untuk menyimpan peralatan produksi seperti alat penggiling,
ayakan, wajan, spatula, dan peralatan produksi lainnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
o. Ruang Produksi
Ruang yang digunakan untukmelakukan proses produksi seperti
ekstrak dan membuat jamu serbuk.
p. Tempat Penjemuran
Tempat penjemuraan digunakan untuk menjemur bahan baku obat
sehingga menjadi simplisia dengan kadar air yang kecil. Tempat ini
merupakan tempat terbuka dimana bahan baku berupa tanaman obat dapat
terkena sinar matahari secara langsung.
q. Tempat Pencucian
Tempat pencucian ini adalah tempat yang digunakan untuk mencuci
bahan baku. Selain itu tempat ini juga digunakan untuk mencusi peralatan
produksi yang telah digunakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
a. Jamu Kapsul
Jamu yang berbentuk kapsul yang berisi ekstrak dari tanaman obat
berkhasiat yang berbentuk tepung padat yang dimasukkan kedalam cangkang
gelatin. Ekstrak tanaman yang dimasukkan pada kapsul bisa diformulasikan
dengan 2 tanaman atau lebih bisa juga berupa ekstrak tanaman tunggal.
Produk jamu kapsul yang ada di CV. Herba Nirmala sebanyak 18 produk
kapsul yaitu, Fugat, Genes, Worm Caps, Ririh, Asam Urat, Ganggas, Tumes
Caps, Garlic Sole, Tupas, Kantum 1, Kantum 2, Ganna, Bibet, BTG, Ganggin,
Umba dan Ambrito. Setiap botol berisi 63 kapsul kecuali pada Garlic Sole
berisi 50 kapsul.
c. Jamu Madu
Jamu madu merupakan produk madu murni yang telah diformulasikan
dengan ekstrak dari tanaman obat lainnya. Jamu madu ini tersedia dalam
bentuk botol besar, botol kecil juga dalam bentuk sachet. Jamu Madu ini
berkhasiat sebagai obat kuat untuk vitalitas dan stamina. Ada dua jenis produk
jamu madu yang ada di CV. Herba Nirmala yaitu Madu Galuh dan Madu
Manggis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
6. Ketenagakerjaan
a. Pembagian tenaga kerja
Awalnya CV. Herba Nirmala mempunyai karyawan ± 25 orang, tetapi
sekarang hanya mempekerjakan 20 orang karyawan. Pengurangan karyawan
tersebut disebabkan karena adanya produksi yang berlebih dan tidak sesuai
dengan permintaan pasar yang ada. Karyawan tersebut bisa ditarik menjadi
karyawan kembali, apabila permintaan pasar bertambah sehingga membutuhkan
produksi yang banyak juga. Selain itu di CV. Herba Nirmala ada pegawai tidak
tetap yang dipanggil sewaktu-waktu jika ada pekerjaan yang membutuhkan
banyak tenaga kerja. Untuk menjadi karyawan tetap di CV. Herba Nirmala,
harus melalui training terlebih dahulu selama 3 bulan, baru akhirnya dapat
menjadi karyawan tetap. Di bawah ini merupakan jumlah karyawan berdasarkan
bagian tugasnya, sebagai berikut :
a) Administrasi : 2 orang
b) Desain Grafis : 1 orang
c) Marketing / pemasaran : 4 orang
d) Gudang : 1 orang
e) Produksi : 12 orang
b. Jam kerja
Karyawan di CV. Herba Nirmala melakukan tugasnya setiap hari
Senin sampai Sabtu, yaitu dari pukul 07.00 – 16.00 WIB, dengan jam
istirahat jam 12.00 – 13.00 WIB. Namun pada hari Sabtu jam kerja hanya
sampai pukul 14.30. Untuk menngecek waktu masuk dan keluar para
karyawan, digunakan check lock yang juga fungsinya sebagai absen harian
para karyawan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
d. Sistem Gaji
Perusahaan CV. Herba Nirmala memberikan gaji pada setiap
karyawan berdasarkan kedudukan, prestasi (lemburan), lama karyawan
tersebut bekerja. Sistem pembayaran upah atau gaji karyawan diberikan
setiap dua minggu sekali tepatnya pada hari Sabtu.
7. Kesejahteraan
Fasilitas yang diberikan CV. Herba Nirmala kepada antara lain berupa :
a. THR (Tunjangan Hari Raya)
Tunjangan hari raya ini diberikan kepada karyawan CV Herba
Nirmala diberikan pada saat menjelang hari raya untuk memenuhi
kebutuhan para karyawan menjelang hari raya.
b. Kesehatan
Jaminan fasilitas kesehatan diberikan kepada karyawan yang
sedang sakit atau mengalami kecelakaan dapat mengkonsumsi produk
jamu tanpa dipungut biaya.
c. Insentif Kedisiplinan
Insentif kedisiplinan diberikan kepada karyawan yang bisa
menerapkan kedisiplinan dalam bekerja dengan menggunakan sistem
pemberian poin. Bagi yang terlambat atau pulang lebih awal dikenai
poin sebanyak 1. Jika tidak masuk dengan surat dokter, diberikan 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
poin, tidak berangkat dengan surat ijin tertulis diberi 2 poin sedangkan
tanpa keterangan apapun diberi 3 poin. Poin yang diterima oleh
karyawan maksimal sebanyak 14 poin. Jika melampui 14 poin, maka
karyawan tidak bisa menerima uang tunjangan sebesar Rp 50.000 yang
diberikan setiap bulan.
d. Makan Siang
Pada jam istirahat, karyawan diberikan jatah makan siang yang
dimasak sendiri oleh salah satu karyawan CV Herba Nirmala yang
memang khusus ditugaskan untuk memasak makan siang karyawan.
Sehingga karyawan disana tidak perlu pulang kerumah atau keluar untuk
makan siang.
e. Ijin Cuti
Ijin cuti diberikan maksimal selama 12 hari, jika melebihi 12 hari
maka tunjangan insentif kedisiplinan tidak diberikan. Namun bagi ijin
cuti karena hamil dan melahirkan, bisa diberikan cuti selama 3 bulan
yaitu 1,5 tahun sebelum melahirkan dan 1,5 tahun setelah melahirkan.
f. Kendaraan Dinas
CV Herba Nirmala memberikan fasilitas kendaraan berupa sepeda
motor untuk karyawan di bagian tertentu seperti bidang pemasaran guna
memperlancar jalannya pemasaran.
g. Seragam
Seragam diberikan kepada karyawan tetap CV. Herba Nirmala
yang sudah melewati masa training selama 3 bulan sebelum benar-benar
diangkat sebagai karyawan tetap. Seragam yang diberikan dari CV.
Herba Nirmala aada dua jenis warna yang digunakan bergantian selama 2
hari. Sergamnya berupa setelan kemeja dan celana panjang. Warna
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
seragam tersebut adalah Abu-abu yang dipakai pada hari Senin, Selasa,
Jumat dan Sabtu. Sedangkan warna coklat digunakan pada hari Rabu dan
Kamis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
On-Farm Budidaya TO
Terstandart
Ekstraksi Ekstrak
Processing Terstandar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
Bahan Baku
Sortasi
Pencucian
Pengeringan
Pengecilan Ukuran
Sortasi Kering
Penyimpanan
Gambar 4. Diagram Alir Proses Persiapan Bahan Baku Jamu Kapsul di CV. Herba
Nirmala
a. Sortasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
seperti tampah tetapi dengan lubang lebih besar, agar pasir atau tanah yang
masih tercampur bisa terjatuh.
b. Pencucian
Pencucian yang dilakukan oleh CV. Herba Nirmala dengan air bersih
dilakukan sebanyak tiga sampai berulang kali. Daun sambiloto yang akan
dicuci ditempatkan dalam keranjang plastik, lalu dicelupkan pada bak
pertama yang telah berisi air dan dibersihkan dengan tangan. Setelah
mengalami pencucian awal, simplisia dalam keranjang plastik diangkat dan
dicuci pada bak kedua serta bak ketiga dengan cara yang sama. Pencucian
ini dilakukan untuk menekan jumlah kuman - kuman, untuk menghilangkan
tanah dan cemaran lainnya yang melekat pada bahan simplisia. Cemaran -
cemaran yang ada pada bahan baku bisa berupa cemaran fisik (misal :
tanah, kerikil), cemaran kimia (misal: pestisida), dan cemaran biologi
(misal: jamur, ulat). Dalam pencucian ini kadar air diperkirakan masih
tinggi, sekitar 85 – 90%.
c. Pengecilan Ukuran
d. Pengeringan
Pengeringan yang dilakukan oleh CV. Herba Nirmala yaitu dengan
cara menjemur daun sambiloto segar di bawah sinar matahari. Penjemuran
ini dilakukan di tempat terbuka sehingga daun sambiloto dapat terkena
sinar matahari secara langsung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
e. Sortasi kering
Sortasi yang dilakukan di CV. Herba Nirmala secara manual dan
mekanis. Sortasi manual dilakukan untuk menghilangkan cemaran -
cemaran fisik (benda asing) pada bahan seperti kotoran, dan tanah yang
ikut tercampur dengan bahan baku khususnya pada simplisia sambiloto.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
Selain itu pada sortasi secara manual ini juga dilakukan pemisahan bahan
baku yang tercemar oleh mikroba atau bahan yang tidak lolos untuk proses
berikutnya.
f. Penyimpanan
Gudang yang ada di CV. Herba Nirmala masih secara umum,
sebagian bahan baku sambiloto yang akan diramu disimpan dengan bahan
baku sambiloto yang sudah digiling pada satu gudang. Hanya saja bahan
baku sambiloto yang sudah digiling diberi kode dan tanggal pembuatan.
Kode ini berfungsi untuk membedakan ramuan yang satu dengan ramuan
yang lain. Sedangkan tanggal kadaluwarsa berfungsi untuk menentukan
tanggal kadaluwarsa. Masa kadaluwarsa untuk bahan baku yang sudah
digiling adalah 1 minggu. Untuk masa kadaluwarsa simplisianya 1 tahun,
sedangkan untuk masa kadaluwarsa hasil ramuan atau jamu yang sudah
jadi yaitu 3 tahun. Untuk bahan baku sambiloto yang sudah digiling apabila
dalam satu minggu bahan baku sambiloto tersebut tidak diramu dan
dikemas maka bahan tersebut tidak bisa digunakan. Bahan yang sudah
habis masa kadaluwarsanya harus dibuang, sedangkan untuk simplisia
kering apabila dalam satu tahun simplisia belum digiling, maka juga akan
dibuang. Hal ini dilakukan untuk mencegah keracunan jamu karena
simplisia yang terkena jamur atau kotoran lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
Simplisia
Penggilinga Ektraksi
Pengayakan
Formula
Pengayakan
Proses
Sediaan Jamu
Gambar 7. Proses Pembuatan Jamu Kapsul dari Tanaman Sambiloto di CV. Herba
Nirmala
a. Penggilingan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
b. Pengayakan
Langkah selanjutnya yaitu pengayakan. Pengayakan
dimaksudkan untuk mendapatkan hasil yang lebih halus. Setelah proses
pengayakan, maka dilanjutkan kembali dengan giling yang lebih halus
(sangat halus), caranya juga sama pada proses giling kasar dan agak
halus tadi, tetapi bedanya dalam giling sangat halus ini harus melalui
proses pengayakan terlebih dahulu. Setelah melalui proses giling sangat
halus ini, bahan sambiloto sudah bisa disebut sebagai serbuk sambiloto.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
c. Ekstraksi
Ekstraksi sambiloto dilakukan ketika bahan baku sambiloto
masih dalam keadaan simplisia kasar atau belum di haluskan. Simplisia
tersebut dipanaskan dengan pelarut air selama kurang lebih 6 jam.
Kemudian, setelah panas dan mendidih, larutan tersebut disaring dalam
alat penyaring khusus. Setelah itu di dapatkan ekstrak sambiloto yang
nantinya akan diformulasikan dengan bahan lainnya.
d. Formulasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
e. Pengayakan
Setelah menjadi tepung sambiloto ini harus dilakukan pengayakan
kembali. Proses pengayakan ini selanjutnya bertujuan untuk
menyeragamkan derajat kehalusan yang memenuhi syarat, juga
digunakan untuk memisahkan bahan sambiloto dengan kotoran yang
mungkin ikut tercampur. Proses pengayakan yang dilakukan di CV.
Herba Nirmala masih dengan cara manual yaitu dengan menggunakan 3
orang tenaga kerja. Dalam pengayakan ini, setiap 3 kilo bahan yang
diayak akan kehilangan berat sekitar 10 gram.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
g. Proses Pengkapsulan
Tahap terakhir dalam pembuatan sediaan jamu klapsul sambiloto
adalah proses pengkapsulan. Istilah sediaan kapsul berasal dari bahasa
latin “capsula” yang artinya kotak kecil. Kapsul adalah sediaan padat
yang terdiri dari obat dalam, cangkang keras atau lunak yang dapat
larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin bisa juga dari pati atau
bahan lain yang sesuai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
bagian tutup dan induknya. Induk kapsul diisi dengan menekan ujung
yang terbuka secara berulang-ulang sampai dirasa cangkang kapsul telah
memadat. Kemudian tutup bagian induk dengan bagian penutup
cangkang kapsul. Ketika memasukkan tepung dalam cangkang kapsul
harus menggunakan sarung tangan dahulu supaya steril. Pertimbangan
yang dilakukan dengan pengisian kapsul secara manual karena jika
dengan menggunakan alat dirasa kurang efektif. Disamping waktu juga
kepadatan dengan menggunakan alat tidak dapat sesuai dengan yang
diinginkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
Gambar 11. Proses Pengkapsulan Sambiloto Gambar 12. Hasil Sediaan Kapsul Sambiloto
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
b. Penyimpanan
Produk yang telah dikemas kemudian disimpan pada ruang
terpisah berdasarkan jenis produknya. Botol-botol kapsul tersebut
disimpan dalam lemari kayu bersusun yang terdiri dari beberapa
sekat. Kopndisi dalam lemari kayu tersebut harus selalu kering serta
memiliki sirkulasi udara yang baik. Sistem penyimpanannya dengan
menggunakan sistem FIFO (First In First Out) yaitu barang yang
terlebih dahulu masuk adalah barang yang terlebih dahulu keluar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
c. Pemasaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
d. Analisis Usaha
Pengkajian aspek pasar penting dilakukan karena tidak ada
bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang/jasa. Aspek
pasar bertujuan antara lain untuk mengetahui berapa besar luas pasar,
pertumbuhan permintaan, dan market-share dari produk bersangkutan.
Bagaimana kondisi persaingan antar produsen dan siklus hidup produk
juga penting untuk dianalisis. Permintaan dapat diartikan sebagai
jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai
kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga. Penawaran
diartikan sebagai kuantitas barang yang ditawarkan di pasar pada
berbagai tingkat harga. Analisis usaha dilakukan untuk mengetahui
layak tidaknya suatu usaha dilakukan. Analisis usaha yang dilakukan
pada produk jamu sediaan kapsul ‘Fuggat’ dalam satu tahun produksi
adalah sebagai berikut :
1) Fixed Cost
a) Biaya Usaha
Tabel 4.1 Biaya Usaha Jamu Kapsul Fuggat Selama Satu Tahun
No Uraian Biaya (Rp/th)
1. Promosi 1.000.000
2. Sewa tempat 3.000.000
Jumlah 4.000.000
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
b) Penyusutan
Tabel 4.2 Biaya Penyusutan Jamu Kapsul Fuggat
Nilai Nilai
Umur Depresiasi
No Uraian Jumlah Awal Sisa
(th) (Rp/th)
(Rp) (Rp)
1. Penggiling 1 1.000.000 10 100.000
2. Oven (besar) 1 1.400.000 10 140.000
3. Oven (kecil) 1 350.000 10 35.000
4. Nampan 3 45.000 1 45.000
pengering
5. Nampan kecil 3 9.000 10 900
6. Blender 1 150.000 10 15.000
7. Kompor 1 250.000 10 25.000
8. Panci 3 60.000 10 6.000
9. Loyang 2 100.000 10 10.000
10. Ayakan 2 9.000 10 900
11. Pisau 2 20.000 5 4.000
12. Spatula 6 5.000 10 500
14. Alat pemeras 1 150.000 10 15.000
Jumlah 3.548.000 405.400
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
2) Variable Cost
a) Bahan Utama dan Pembantu
Tabel 4.3 Biaya Bahan Utama dan Pembantu Pada Satu Kali Produksi
Jamu Kapsul Fuggat
No Uraian Harga/satuan Banyaknya Biaya (Rp)
1. Sambiloto (Kg) 20.000 3 60.000
2. Pegagan (Kg) 8.000 1 8.000
3. Kapsul Kosong (pack) 21.000 2 42.000
4. Kelor (Kg) 8.000 1 8.000
5. Masker 1.000 5 5.000
6. Sarung Tangan (pasang) 3.500 2 7.000
7. Kemasan :
Botol 1.150 30 34.500
Silica Gel (kg) 35.000 1 35.000
Label dalam (rim) 300.000 ¼ 75.000
Jumlah 274.500
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
Jadi perhitungan Hari Kerja Pria (HKP) dan Hari Kerja Wanita
(HKW) adalah sebagai berikut :
(1) Bahan Baku
䥰Ǵ)úϜ烨 䥰Ϝ) 㟨ŖȖ䥰Ϝ 酀 䥰Ǵ)úϜ烨 烨ϜȖ 酀 ㊰
Jumlah HKP =
酀㊰ 酀 ㊰酀 ㊰ 提咐
=
= 1 HKP/bulan
= 0,04 HKP/hari
(2) Penggilingan dan Ekstraksi
䥰Ǵ)úϜ烨 䥰Ϝ) 㟨ŖȖ䥰Ϝ 酀 䥰Ǵ)úϜ烨 烨ϜȖ 酀 ㊰
Jumlah HKP =
酀 酀㊰酀㊰ 提咐
=
= 2 HKP/bulan
= 0,08 HKP/hari
(3) Pengkapsulan dan Pengemasan
䥰Ǵ)úϜ烨 䥰Ϝ) 㟨ŖȖ䥰Ϝ 酀 䥰Ǵ)úϜ烨 烨ϜȖ 酀 ㊰
Jumlah HKP =
酀 酀㊰酀 , 提咐
=
= 1,6 HKW/bulan
= 0,064 HKW/hari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
= Rp 27.250
Harga Jual Produk = Rp 40.000,-/botol
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
Hasil Penjualan :
Laba = Hasil penjualan – Biaya produksi
= (Rp 40.000 × 360) – Rp 9.806.250
= Rp 14.400.000 – Rp 9.806.250
= Rp 4.593.750/th
l l
ROI (Return Of Invesment) = × 100 %
OIl( el l
= × 100% = 45,2 %
㊰ ㊰3㊰
Besar ROI (Return Of Invesment) adalah 45,2 artinya modal akan kembali
dalam jangka waktu kurang lebih 2 tahun lebih 2 bulan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari kegiatan magang mahasiswa yang telah dilakukan di CV.
Herba Nirmala ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. CV. Herba Nirmala adalah perusahaan yang bergerak dibidang
pengobatan tradisional.
2. CV Herba Nirmala memproduksi 20 jenis obat herbal. Obat
herbal yang diproduksi dalam bentuk sediaan jamu kapsul, jamu
madu dan jamu serbuk instan.
3. Ada dua lokasi CV. Herba Nirmala yaitu klinik yang dipegang
oleh bapak Sudiyo Mawas selaku pemilik CV. Herba Nirmala
dan Unit produksi yang merupakan tempat untuk memproduksi
obat herbal tersebut.
4. Kapsul sambiloto adalah salah satu produk obat tradisional
yang diproduksi oleh CV. Herba Nirmala.
5. Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) salah satu tanaman
obat yang semua bagiannya dapat dimanfaatkan seperti pada
bagian daun, bunga dan akar.
6. Standarisasi pada bahan baku tanaman obat pada penyediaan
bahan baku sangat penting karena berpengaruh pada kandungan
senyawa aktif yang ada pada tanaman obat tersebut.
7. Standarisasi bahan baku dilakukan mulai dari pemilihan bibit,
budidaya, penanganan pasca panen, sampai pada proses
produksi. Hal ini perlu diperhatikan untuk memperoleh obat
tradisional yang berkualitas dan kaya akan kandungan senyawa
aktif.
commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
14. Laba yang didapat dari penjualan produk jamu kapsul ‘Fuggat’
adalah sebesar Rp 4.593.750 per tahunnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
B. SARAN
Berdasarkan kegiatan magang yang dilakukan di CV. Herba
Nirmala , saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Perlu meningkatkan kemampuan manajemen perusahaan
terutama pada manajemen stress para karyawan agar sumber
daya manusia yang ada dapat dikelola dengan baik sehingga
perushaan dapat berjalan dengan lancar.
2. Perlu adanya standarisasi bahan baku mulai pada pemilihan
bibit tanaman obat sampai proses produksinya agar senyawa
berkhasiat obat yang ada di dalamnya dapat optimum.
3. Perlu adanya indikasi dan khasiat pada label kemasan yang
spesifik untuk setiap jenis obat herbal yang tersedia.
4. Sanitasi dan kebersihan dalam proses produksi diserta proses
penyimpanan bahan baku maupun produk perlu diperhatikan
untuk menghindari adanya mikroorganisme yang dapat merusak
kualitas obat herbal tersebut.
commit to user