Anda di halaman 1dari 22

TUGAS UTS

MATA KULIAH KEPERAWATAN BENCANA

DOSEN PENGAMPU:
Dr.Ns. Andi Subandi, S.Kep.,M.Kep

DISUSUN OLEH:
PUTRI YANI
PASARIBU
(G1B118050)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
1. Apa yang anda ketahui tentang Krisis Kesehatan

Krisis Kesehatan adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang


mengakibatkan timbulnya korban jiwa, korban luka/sakit, pengungsian, dan/atau
adanya potensi bahaya yang berdampak pada Kesehatan masyarakat yang
membutuhkan respon cepat di luar kebiasaan normal dan kapasitas kesehatan tidak
memadai.

Penanggulangan Krisis Kesehatan adalah serangkaian upaya yang meliputi


kegiatan prakrisis kesehatan, tanggap darurat Krisis Kesehatan, dan pascakrisis
kesehatan.Pengurangan Risiko Krisis Kesehatan adalah serangkaian kegiatan yang
ditujukan untuk peningkatan sumber daya kesehatan, pengelolaan ancaman
terjadinya Krisis Kesehatan, dan pengurangan kerentanan.Pencegahan adalah
serangkaian upaya untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman Krisis
Kesehatan dan kerentanan.

Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko Krisis


Kesehatan, baik melalui pemetaan risiko, penyadaran dan peningkatan kemampuan
sumber daya kesehatan maupun pembangunan fisik dalam menghadapi ancaman
Krisis Kesehatan. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk mengantisipasi Krisis Kesehatan melalui pengorganisasian serta melalui
langkah yang tepat guna dan berdaya guna.

Penanggulangan Krisis Kesehatan bertujuan untuk terselenggaranya


Penanggulangan Krisis Kesehatan yang terkoordinasi, terencana, terpadu, dan
menyeluruh guna memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman,
risiko, dan dampak permasalahan Kesehatan. Penanggulangan Krisis Kesehatan
pada tahap pascakrisis kesehatan meliputi kegiatan:

a) Melakukan penilaian kerusakan, kerugian dan kebutuhan sumber daya


kesehatan pascakrisis Kesehatan.
b) Menyusun rencana aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Kesehatan;
c) Melaksanakan rencana aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Kesehatan; dan
d) monitoring dan evaluasi pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Kesehatan
2. Buatlah contoh tentang kajian Krisis Kesehatan dengan menggunakan Rumus
Sesuai PMK no 75 tahun 2019

KAJIAN RISIKO KRISIS KESEHATAN PROVINSI

I. UMUM
1. Dinas Kesehatan : Dinas Kesehatan Provinsi Jambi
2. Alamat (lengkap) : Jl. Rm Noor Admadibrata No.8,
Telanaipura, Kec. Telanaipura, Kota Jambi, Jambi 36100
3. Telepon : (0741) 62040, 63244
4. Fax : (0741) 62701
5. Website : http://dinkes.jambiprov.go.id/
6. Email : -
7. Responden :
1) Nama : Ir. Sodikin Sadek, M.Kes
Jabatan : Direktur Penilaian Alat Kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
No Hp : 021-5201590
2) Nama : dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes.
Jabatan : Direktur Tata Kelola Obat Publik
dan Perbekalan Kesehatan
No Hp : 021-5201590

II. KARAKTERISTIK WILAYAH


a. Luas Wilaya : 53.435,72 km2
b. Letak geografis dan batas wilayah: Provinsi Jambi terletak pada 0o45’-
2o45’ Lintang Selatan dan 101o10’-104o55’ Bujur Timur di bagian tengah
Pulau Sumatera, sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau, Sebelah
Timur dengan Laut Cina Selatan Provinsi Kepulauan Riau, sebelah Selatan
berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah Barat berbatasan
dengan Provinsi Sumatera Barat.
c. Kabupaten/kota di wilayahnya :

Kabupaten Kerinci 3.355,27 Km2 (6,67%)


Kabupaten Bungo 4.659 Km2 (9,25%)
Kabupaten Merangin 7.679 Km2 (15,25%)
Kabupaten Sarolangun 6.184 Km2 (12,28%)
Kabupaten Batanghari 5.804 Km2 (11,53%)
Kabupaten Muaro Jambi 5.326 Km2 (10,58%)
Kabupaten Tanjab Barat 4.649,85 Km2 (9,24%)
Kabupaten Tanjab Timur 5.445 Km2 (10,82%)
Kabupaten Tebo 6.641 Km2 (13,19%)
Kota Jambi 205,43 Km2 (0,41%)
Kota Sungai Penuh 391,5 Km2 (0,78%)
d. Topografi : pegunungan, dataran rendah, dataran
tinggi.
e. Jumah Penduduk : 3,566 juta (2019)
f. Akses komunikasi : tidak ada masalah, umumnya lancar
g. Akses transportasi : relatif tidak ada masalah, umumnya
lancer, Jenis alat transportasi yang dapat digunakan untuk mencapai tiap
kabupaten/kota yaitu mobil, sepeda motor, kapal laut, pesawat.

III. ANCAMAN BENCANA (HAZARD)


a. Jenis ancaman bencana di Provinsi (baik alam, non alam maupun
sosial): banjir, gempa bumi, banjir, bandang, kekeringan, gelombang
pasang/badai, kebakaran hutan dan lahan, kecelakaan transportasi, kecelakaan
industri, kejadian kuar biasa (KLB) - penyakit , gagal teknologi, keracunan
, konflik sosial atau kerusuhan sosial.
b. Riwayat Kejadian Krisis Kesehatan 5 Tahun Terakhir Tidak Ada

IV. KERENTANAN

No. Indikator Nilai / Standard Keterangan /


Pencapaian refrensi
1. Indeks 70,5 a. > 80 sangat tinggi Sumber
Pembangunan b. 70 < IPM < 80 ipm.bps.go.id
Tinggi (bagus)
Manusia (IPM) (Badan Pusat
Statistik)
c. 60 < IPM < 70
Sedang (cukup)
d. <60 rendah (buruk)
2. Indeks 0,7178  IPKM > 0.7270 Di Pengkategoria
atas Rata-rata (bagus)
Pembangunan  IPKM 0.6401 – nnya
Kesehatan 0.7270 Rata- rata menggunakan
Masyarakat (cukup) nilairata-rata
(IPKM)  IPKM < 0.6401 dari IPKM
Di bawah Rata-rata nasional tahun
(buruk) 2013

Keterangan :

- Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index


(HDI) menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil
pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan
dan sebagainya. IPM dibentuk oleh 3 dimensi dasar yaitu umur
panjang dan hidup sehat, pengetahuan serta standard hidup layak.
- Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) adalah
kumpulan indikator kesehatan yang dapat dengan mudah dan langsung
diukur untuk menggambarkan masalah kesehatan

V. KAPASITAS
Terdapat 47 indikator kapasitas. Kategori kapasitas dihitung dari
pencapaian indikator kapasitas yang terdiri dari 5 komponen kapasitas,
yaitu kebijakan/peraturan, penguatan kapasitas, peringatan dini,
mitigasi, dan kesiapsiagaan.
Pencapaian Kurang Ketera
Sesuai
(lingkari dari ng an/
Standar
No. Indikator Standar Standar
jawabanyang Refere
Centang jawaban
benar) nsi
yang tepat
1 Kebijakan/Peraturan
a. Kebijakan/peraturan
1. Peraturan yang dibuat Ada
Tidak ada
pemerintah provinsi terkait
penanggulangan bencana/
Krisis Kesehatan
2. Peraturan/SK Kadinkes Ada Ada
terkaitpenanggulangan
bencana/Krisis Kesehatan
3. Tersedia/SOP Mekanisme Ada
Koordinasi Terkait PKK Tidak ada

b. Struktur Organisasi Penanggulangan Krisis kesehatan


4. Pelaksanaan pertemuan Sewaktu- Rutin,
koordinasi klaster waktu bila ada walau
kesehatan kejadian tidak
bencana/krisis terjadi
kesehatan bencana

5. Unit di Dinkes Kesehatan Tidak ada, ada


yangmemiliki tugas sehingga bila
mengkoordinasikan upaya terjadi krisis
Penanggulangan Krisis kesehatan yang
Kesehatan melaksanakan
adalah
masyarakat
6. SK Klaster Kesehatan Ada Ada
Provinsi
c. Keterlibatan Institusi/Lembaga Non Pemerintahan dalam Penanggulangan Krisis
Kesehatan
7. Dinas Kesehatan telah Tidak Ya
mengidentifikasi institusi/
lembaga non pemerintahan
yang dilibatkandalam
Penanggulangan Krisis
Kesehatan
8. Dinas Kesehatan pernah Ya
mengadakan MoU dengan Tidak
LSM/Instansi/Lembaga non
pemerintah dalam
Penanggulangan Kesehatan
Krisis
2 Penguatan Kapasitas
a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
9. Pembinaan teknis/
pendampingan kabupaten/
kotadalam melakukan
penilaian risiko fasilitas Tidak
Melakukan
pelayanan kesehatan yang melakukan
aman terhadapberbagai
ancaman bencana yang
terjadi di eilayah tersebut
b. Sumber daya manusia
10. Ketenagaan pada unit yang Ada, dengan Ada Kemen
mengkoordinir upaya latar belakang setidaknya ke s no.
Penanggulangan Krisis pendidikan 1 4 orang 81/2004
Kesehatan di Dinas orang ( S2 S2(2 tentang
Kesehatan Manajemen) manajeme Pedom
n dan 2 an
medis) Penyus
u nan
Perenc
anaan
SDM di
tingkat
Prov,
Kab/kot
a
dan RS
11. Tim RHA Memiliki Memiliki

12. PHRRT Memiliki Memiliki

13. EMT Memiliki Memiliki


14. SOP mekanisme mobilitasi
tim RHA/EMT/PHRRT saat Ada
Tidak ada
Bencana
15. Petugas yang terlatih terkait
manajemen Penanggulangan Memiliki Memiliki
Krisis Kesehatan
16. Petugas yang terlatih terkait
teknis medis Penanggulangan Tidak memiliki Memiliki
Krisis Kesehatan
17. Petugas yang terlatih
terkaitteknis nin medis
Tidak memiliki Memiliki
Penanggulangan Krisis
Kesehatan

18. Memetakan/mengidentifikasi
Petugas Kesehatan di
Tidak
wilayahnya yang siap untuk Melakukan
melakukan
dimobilisasi pada kondisi
Bencana
19. Perencanaan peningkatan
kapasitas SDM terkait PKK
Melakukan Melakukan
yang rutin dan
berkesinambungan
3 Peringatan Dini
20. Sosialisasi/peningkatan
kapasitas pada kabupaten/
Melakukan Melakukan
kotatentang sistem
Peringatan Dini
21. Memetakan ketersediaan
sistem Peringatan dini di
Melakukan Melakukan
kabupaten /kota yang
menjadi Wilayahnya
4 Mitigasi
a. Pemberdayaan Masyarakat dalamPenanggulangan Krisis Kesehatan
22. Pembinaan teknis dan
pendampingannya dalam
rangka pemberdayaan Tidak
Melakukan
masyarakat dalam melakukan
Penanggulangan Krisis
Kesehatan
23. Peningkatan kapasitas
terkaitpemberdayaan
masyarakat dalam Tidak
Melakukan
Penanggulangan Krisis melakukan
Kesehatan bagi aparatur
provinsi dan kabupaten/kota
b. Kapasitas untuk memetakan risiko Krisis Kesehatan
24. Peta/ pemetaan kapasitas
atau data kapasitas sumber
daya yang dapat digunakan Ada Ada
untuk Penanggulangan
Krisis Kesehatan
25. Peta/ pemetaan kelompok
Ada Ada
rentan per kabupaten kota
26. Peta/ pemetaan jenis
ancaman bencana per Ada Ada
kabupaten/kota
c. Anggaran pengurangan risiko kesehatan
27. Dinas Kesehatan
mengalokasikan anggaran
Ada Ada
kegiatan pengurangan
risiko Krisis Kesehatan
d. Sistem Informasi
28. Data kejadia Krisis
Tidak Ada Ada
Kesehatah 5 tahun terakhir

29. Daftar kontak person lintas Ada Ada


program dan lintas sektor
terkait Penanggulangan
Krisis Kesehatan Akibat
Bencana baikdi tingkat
Kabupaten/Kota maupun
Provinsi
30. Media informasi yang Ada Ada, yaitu
………….
dapat diakses oleh seluruh
. (contoh:
masyarakat untuk website,
meningkatkan kesadaran leaflet,
bulletin,
dalam kesiapsiagaan
dsb)
bencana
31. Sarana pengumpulan, Ada, yaitu Ada,
pengelolaan data dan computer, yaitu…
penyampaian informasi telpon, fax, …….
terkait Penanggulangan internet dsb (contoh :
Krisis Kesehatan komputer,
telpon,
fax,
internet,
dsb)
32. Sistem Pemantauan 24 jam Ada Ada
Kesiapsiagaan
a. Rencana Penanggulangan Krisis Kesehatan dan standard operating procedure
33. Memfasilitasi/mendukung Melakukan
Tidak
/mengadvokasi Dinkes melakukan
kabupaten/kota untuk
melakukan penyusunan
Rencana Kontijensi Bidang
Kesehatan
34. Memiliki Dokumen renkon Ada, yaitu
bidang kesehatan untuk Tidak ada Renkon
bencana tingkat provinsi ………
35. SOP Pengelolaan obat dan Ada
Tidak ada
logistik kesehatan bencana
36. SOP pengelolaan bantuan Ada
Tidak ada
relawan
37. SOP Pemantauan Kejadian Ada
Tidak ada
Krisis Kesehatan
38. SOP Pelaporan Kejadian Ada
Krisis Kesehatan Tidak ada

39. SOP Pelayanan rujukan (pra Ada


Tidak ada
RS-RS)
40. SOP Pelayanan Kesehatan Ada
Tidak ada
untuk Penanggulangan Krisis
Kesehatan
b. Pembiayaan Tanggap Darurat Krisis Kesehatan
41. Dinas Kesehatan Ada Ya
memahami penggunaan
Dana Tak Terduga di BPBD

42. Dinas Kesehatan memahami Ada Ya


DSP di BNPB
c. Sarana prasarana PKK
43. Sarana prasarana Khusus untuk Memiliki Memiliki
Penanggulangan Kesehatan

44. Penyediaan saran Ya Ya


prasarana telah
menyesuaikan dengan jenis
ancaman bencana di
wilayahnya
45. Saran prasarana telah Ya
Tidak
mencukupi
KESIMPULAN :

1. Ancaman bencana di Provinsi Jambi adalah : banjir, gempa bumi,


banjir bandang, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, kecelakaan
transportasi, kecelakaan industri, kejadian luar biasa (KLB) - penyakit, gagal
teknologi, kejadian luar biasa (KLB) - keracunan, konflik sosial atau kerusuhan
sosial .

2. Kerentanan yang bermasalah adalah Proporsi Kelompok Rentan

3. Persentase kapasitas Provinsi Jambi yaitu 46.67 %, termasuk


kategori Sedang dengan rincian :

No. Indikator Jumlah Sesuai Tidak


Indikator Standar Sesuai
Standar
1. Kebijakan/Peraturan 8 2 6
2. Penguatan kapasitas 11 5 6
3. Peringatan Dini 2 2 0
4. Mitigasi 11 7 4
5. Kesiapsiagaan 13 4 9
Total pencapaian 45 20 25
Persentase 100% 44,44% 55,56 %
Keterangan :

Pengkategorian tingkatan kapasitas daerah ialah sebagai berikut:

Rendah : pencapaian 1 % - 33 % dari seluruh indikator

Sedang : pencapaian 34 % - 66 % dari seluruh indikator

Tinggi : pencapaian 67 % - 100 % dari seluruh indikator


3. Apa saja yang anda ketahui tentang RHA dan buatkan 1 contoh RHA
berdasarkan form PMK no 75 2019

Rapid Health Assessment (RHA)

Pengertian :

Penilaian kesehatan cepat melalui pengumpulan informasi cepat


dengan analisis be- saran masalah sebagai dasar mengambil keputusan akan
kebutuhan untuk tindakan penanggulangan segera.

Tujuan RHA :
Penilaian cepat sesaat setelah kejadian untuk mengukur besaran
masalah Hasilnya berbentuk rekomendasi untuk keputusan penanggulangan
selanjutnya. Khususnya menilai : jenis bencana, lokasi, penduduk terkena,
dampak yang telah / akan terjadi, kerusakan sarana, sumberdaya, kemampuan
respons setempat.
Penyusunan instrumen :
Berbeda untuk tiap jenis kejadian, namun harus jelas tujuan, metode,
variabel data, kerangka analisis, waktu pelaksanaan dan instrumen harus
hanya variabel yang dibu- tuhkan.
Ruang lingkup :

Medis, epidemiologis, lingkungan. Variabel : Lokasi, waktu, jumlah


korban dan penyebaran, lokasi pengungsian, masalah kese- hatan dan
dampaknya (jumlah tewas-luka, kerusakan sarana, endemisitas setempat,
potensi air bersih, kesiapan sarana, ketersediaan logistik, upaya yang telah
dilakukan, fasilitas evakuasi, kesiapan tenaga, geografis, bantuan diperlukan,
kemampuan re- spons setempat, hambatan).

Pengumpulan data:

a. Waktu : Tergantung jenis bencana.


b. Lokasi : Lokasi bencana, daerah penampungan, daerah sekitar
sebagai sumber daya.
c. Pelaksana / Tim RHA : Medis, epidemiologi, kesling, bidan/perawat,
sanitarian yang bisa bekerjasama dan mempunyai kapasitas mengambil
keputusan.

Metode RHA :

Pengumpulan data dengan wawancara dan observasi langsung.


Analisis RHA : Diarahkan pada faktor risiko, penduduk yang berisiko, situasi
penya- kit dan budaya lokal, potensi sumber daya lokal, agar diperoleh
gambaran terkait. Gambaran yang diharap :

a. Luasnya lokasi, hubungan transportasi dan komunikasi, kelancaran


evakuasi, ruju kan dan pertolongan, dan pelayanan.
b. Dampak kesehatan (epidemiologi).
c. Potensi sarana . Potensi daerah terdekat.
d. Potensi sumber daya setempat & bantuan.
e. Potensi sumber air dan sanitasi.
f. Logistik. Yang ada dan yang diperlukan.
FORMULIR PELAPORAN AWAL KEJADIAN KRISIS
KESEHATANDINKES KAB./KOTA/PROVINSI

A. NAMA DINKES : Dinkes Muaro Jambi


B. JENIS BENCANA : Kebakaran
C. WAKTU KEJADIAN BENCANA :
Tanggal : 15 Bulan : Oktober Tahun : 2021 Pukul : 02.00
D. DESKRIPSI BENCANA :
Terjadi kebakaran 7 rumah semi permanen di desa kemingking dalam Rt.11
pada tanggal 15 oktober 2021 pukul 02.00 wib di duga karna konsleting
arus listrik
E. LOKASI BENCANA
Provinsi Jambi
No Jumlah Penduduk
Kabupaten/Kota Kecamatan Desa/Dusun Topografi
. Terancam
(1) (2) (2) (3) (4) (5)
1 Muaro jambi Taman Rajo Kemingking 52 Datar

F. JUMLAH KORBAN
a. Korban meninggal

No Nama Jenis Usia Kewarganegaraan Alamat Tempat Penyebab


. Kelamin (No. Passport)* Korban Meninggal Kematian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Ambar Wati Perempuan 10 indonesia Kemingki Rumah Kebakaran
ng Rt.11 rumah
Cat.: *khusus untuk korban
WNA
b. Korban hilang
No Nama Jenis Usia Kewarganegaraan Alamat Lokasi
. Kelamin (No. Passport)* Korban Hilang
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
- - - - - - -
Cat.: *khusus untuk korban WNI

c. Korban luka berat/rawat inap dan luka ringan/rawat jalan


No. Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Rawat Inap Rawat Jalan
Lokasinya (Kab/Kota) L P Jml L P Jml
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Rs bayangkara jambi 3 4 7 3 10 13

d. Pengungsi
Loka Ganggu Jumlah Pengungsi Jumlah Penduduk Rentan
Kab/kota

Kec,Dusun/Desa

si an
Peng jiwa/psi
u Kososial
ngsia Cacat Lansia
Anak

Dewasa

Buteki
Bumil
Balita
Bayi
Jml

n L P L P
K
L

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10 (11 (12 (13 (14 (15 (16 (17
Jamb Kemi Balai - - 25 27 52 7 (2) (1) (1) (-) (-) -() (6) (3)
i ngkin desa dan
g sekolah
dala dasar
m

G. FASILITAS UMUM
1. Akses ke lokasi kejadian krisis :
□ Mudah dijankau, Menggunakan Mobil
□ Sukar, Karena Jalan yang rusak
2. Jalur komunikasi yang masih dapat digunakan: telepon
3. Keadaan jaringan listrik :
□ Baik
□ Terputus
□ Belum tersedia/belum ada
4. Sumber air bersih yang digunakan
□ Tercemar
□ tidak Trcemar

H. KONDISI FASILITAS KESEHATAN


No. Nama Fasilitas Kesehatan Kondisi Fungsi Pelayanan
(RS, Puskesmas, Pustu, Tidak Rusak Berfungsi Tidak
Gudang Farmasi, Rusak Berfungsi
Polindes,
Dinkes, Rumah Dinas, dsb)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
a. Rs Bayangkara Jambi  -  -
b. Puskesmas Kemingking  -  -
dalam

I. UPAYA PENANGGULANGAN YANG TELAH DILAKUKAN


1. Upaya Sub Klaster Pelayanan Kesehatan
Melakukan rujukan pada korban luka nakar derajat ringan
sampai berat Ke Rumah Sakit dan Puskesmas Terdekat
2. Upaya Sub Klaster Pengendalian Penyakit, Penyehatan
Lingkungan dan air bersih
Penyediaan air bersih dan jamban sehat.

3. Upaya Sub Klaster Pelayanan Gizi


Membuat dapur umum,penyediaan
sembako
4. Upaya Sub Klaster Pelayanan Kesehatanjiwa
Tedapat SDM sikolok untuk pemulihan Kesehatan jiwa
5. Upaya Sub Klaster Kesehatan Reproduksi
pelayanan kesehatan reproduksi yaitu PPAM (Paket Pelayanan Awal
Minimum) termasuk untuk kelompok rentan
6. Upaya Sub Klaster DVI
Identifikasi korban meninggal dan penatalaksanaannya
7. Upaya Tim Logistik Kesehatan
Penyaluran bahan logistic seperti hygiene kit individu 30 paket
hygiene kit keluarga 10 paket, sembako, pakaian, perlekapan lainnya

J. HAMBATAN PELAYANAN KESEHATAN


a. Akses jalan yang Buruk
b. Lokasih yang jauh
K. BANTUAN YANG DIPERLUKAN SEGERA
1. Sembako
2. Pakaian
3. Tempat tinggal
L. RENCANA TINDAK LANJUT
1. Penyaluran sembako, pakaian
2. Logistic Kesehatan
3. Pembangunan tempat tinggal sementara

15/ Oktober/ 2021


pelapor
Instansi : Dinkes
Jabatan : Anggota BPBD

PUTRI YANI PASARIBU


NIM . G1B118050
4. Jelaskan peran dan fungsi Sub klaster Kesehatan tingkat kab/kota dan
contohnya?
Penanggulangan Krisis Kesehatan dilakukan dengan sistem klister,
Sistem klaster diimplementasikan melalui pembentukan Klaster Kesehatan
pada tingkat pusat dan tingkat daerah yang bertujuan untuk meningkatkan
koordinasi, kolaborasi, dan integrasi dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan.
Klaster Kesehatan dalam aspek penanggulangan Bencana merupakan bagian
integral dari klaster penanggulangan Bencana. Klaster Kesehatan terdiri dari
sub klaster yang meliputi:
1. Sub klaster pelayanan Kesehatan
Peran : Perencanaan pelayanan kesehatan, untuk pelayanan
kesehatan perorangan terutama pelayanan pertolongan
darurat pra fasilitas pelayanan kesehatan dengan
menggunakan sistem rujukan yang sudah ada Untuk
seluruh fasilitas kesehatan (RS, Puskesmas, klinik) agar
segera memperbaharui rencana kedaruratan di masing-
masing faskes.
Fungsi : Menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
terutama pelayanan pertolongan darurat pra fasilitas
pelayanan kesehatan dan rujukan.
contoh : penyediaan posko Kesehatan dan rujukan korban bencana
2. Sub klaster pengendalian penyakit dan Kesehatan lingkungan
Peran : Perencanaan untuk melakukan pengendalian penyakit,
penguatan surveilans minimal TLI (Tes, Lacak dan lsolasi)
serta upaya kesehatan lingkungan dengan mengintegrasikan
upaya pengendalian penyakit
Fungsi : Melakukan pengendalian penyakit dan upaya kesehatan
lingkungan.
contoh : Manajemen Surveilans Penyakit Menular, Manajemen
faktor risiko penyakit potensial KLB/Wabah
3. Sub klaster kesehatan reproduksi
Peran : Perencanaan kegiatan pelayanan kesehatan reproduksi
yaitu PPAM (Paket Pelayanan Awal Minimum) termasuk
untuk kelompok rentan
Fungsi : Menyelenggarakan kegiatan pelayanan Kesehatan
reproduksi
Contoh : PPAM Kesehatan Reproduksi, Mengidentifikasi
koordinator sub klaster Kesehatan Reproduksi/PPAM,
Mencegah dan menangani kekerasan seksual, Mencegah
penularan HIV, Mencegah meningkatnya kesakitan dan
kematian maternal dan neonatal, Merencanakan pelayanan
kesehatan reproduksi komprehensif dan terintegrasi ke
dalam pelayanan kesehatan dasar ketika situasi stabil,
Memastikan ketersediaan untuk keberlanjutan penggunaan
kontrasepsi dalam keluarga berencana (KB), Kesehatan
reproduksi remaja di semua komponen PPAM, Distribusi
kit individu
4. Sub klaster kesehatan jiwa
Peran : Perencanaan upaya penanggulangan masalah kesehatan
jiwa dan psikososial termasuk dukungan psikososial
penyintas bencana
Fungsi : Menyelenggarakan upaya penanggulangan masalah
kesehatan jiwa dan psikososial secara optimal
Contoh : penyediaan tenaga pisikolog danempat bermain pada anak
5. Sub klaster pelayanan gizi
Peran : Perencanaan pelayanan gizi dengan adaptasi kebiasaan
baru Fungsi : Menyelenggarakan pelayanan gizi
Contoh : Penyediaan Bahan Pangan Dan dapur umum
6. sub klaster identifikasi korban mati akibat bencana (Disaster Victim
Identification /DVI)
Peran : Perencanaan identifikasi korban meninggal dan
penatalaksanaannya
Fungsi : Menyelenggarakan identifikasi korban meninggal dan
penatalaksanaannya.
Contoh : Penatalaksanaan korban mati
Klaster Kesehatan didukung oleh:
a. Tim logistik Kesehatan
peran : Menyusun perencanaan, pengadaan, penyimpanan,
pendistribusian, pencatatan dan penyerahan logistik
kesehatan untuk memenuhi kebutuhan penanggulangan
krisis kesehatan
Fungsi : Menyelenggarakan perencanaan, pengadaan, penyimpanan,
pendistribusian, dan penyerahan logistik kesehatan untuk
memenuhi kebutuhan Penanggulangan Krisis Kesehatan.
Contoh : Pengelolaan Obat Bencana
b. Tim data dan informasi
Peran : Menyusun perenclnaan manajemen data dan informasi
yang terintegrasi dari seluruh fasilitas pelayanan kesehatan
dan Pos kesehatan di pengungsian serta penyebarluasan
informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan termasuk data
dan informasi
Fungsi : Menyelenggarakan manajemen data dan informasi serta
penyebarluasan informasi Penanggulangan Krisis
Kesehatan;
Contoh : Pengelolaan informasi di bidang kesehatan
c. Tim promosi Kesehatan
Peran : Merencanakan penyelenggaraan upaya promosi kesehatan
termasuk untuk adaptasi kebiasaan baru
Fungsi : Bertugas menyelenggarakan upaya promosi kesehatan.
Contoh : Penyampaian informasi dan penanganan krisis kesehatan
5. Buatkan bagan alur klaster kesehatan tingkat puskesmas sesuai PMK no 75
tahun 2019

RSU Kab/Kota Kordinasi PMK Dinkes Kab/Kota SATLAK PBP

Puskesmas di Wilayah LainPuskesmas di Lokasi Bencana

Lokasi Bencana Satgas PBP Kecamatan

: Alur Informasi
Desdokes denkesyah
: Alur Rujukan
ORNOP/LSM

Anda mungkin juga menyukai