Abstrak
Ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera Lam) dan bawang dayak (Sisyrinchium palmifolium L.)
mengandung metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, steroid, tanin, dan kuinon.
Metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, saponin, steroid, tanin, dan kuinon telah diteliti
memiliki kemampuan untuk menghambat enzim α-glukosidase. Air seduhan daun kelor dan bawang
dayak dipercaya oleh masyarakat dapat menurunkan kadar gula dalam darah. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui metabolit sekunder dari air seduhan daun kelor dan bawang dayak yang berpotensi
memiliki aktivitas sebagai inhibitor α-glukosidase. Identifikasi metabolit sekunder dilakukan dengan
menggunakan reagen yang sesuai dan pengamatan perubahan warna serta endapan yang terjadi pada
air seduhan daun kelor dan bawang dayak. Hasil penelitian menunjukkan air seduhan daun kelor
mengandung flavonoid, saponin, dan tanin. Sedangkan bawang dayak mengandung metabolit
sekunder flavonoid, saponin, tanin dan kuinon. Metabolit sekunder yang memiliki aktivitas sebagai
antidiabetes adalah flavonoid, saponin, tanin, dan kuinon yang dapat menghambat enzim α-
glukosidase.
Abstract
The aqueous extract of elor leaf (Moringa oleifera Lam) and dayak onion (Sisyrinchium palmifolium L.)
contains secondary metabolites, namely alkaloids, flavonoids, saponins, steroids, tannins, and
quinones. Secondary metabolites such as alkaloids, flavonoids, saponins, steroids, tannins, and
quinones have been investigated to have the ability to inhibit α-glucosidase enzymes. Kelor leaf and
dayak onions are believed by public to reduce blood sugar levels. This study aims to determine the
secondary metabolites of kelor leaf and dayak onion steeping water which have possible antidiabetic
activity. Identification of secondary metabolites was carried out using appropriate reagents and
observing changes and deposits that occurred in the infusion of kelor leaf and dayak onions. The
results showed that the steeping water of kelor leaf contains flavonoids, saponins, and tannins. Dayak
onions contain secondary metabolites of flavonoids, saponins, tannins, and quinones. Secondary
metabolites that have antidiabetic activity are flavonoids, saponins, tannins, and quinones which can
inhibit the α-glucosidase enzyme.
DOI: https://doi.org/10.25026/mpc.v15i1.627
gula darah kelompok kontrol adalah 14,35, 2.3 Identifikasi metabolit sekunder
sedangkan kelompok perlakuan 6,65 ini
2.3.1 Uji alkaloid
menunjukkan perbedaan yang bermakna antara
rata-rata kadar glukosa kelompok kontrol dan Sampel air seduhan diambil masing-
kelompok perlakuan. Sedangkan penelitian masing sebanyak 5 mL dan dimasukkan
menggunakan air rebusan daun kelor yang kedalam 3 tabung reaksi. Tabung reaksi
dilakukan oleh Syamra, dkk [11] menyatakan pertama diteteskan reagen dragendroff, tabung
bahwa air rebusan daun kelor dapat reaksi kedua diteteskan reagen mayer, dan
menurunkan kadar gula darah pada pasien tabung reaksi kedua diteteskan reagen wagner.
diabetes. Hasil positif mengandung alkaloid jika reagen
Sehingga peneliti terdorong untuk dragendroff menghasilkan endapan jingga,
melakukan penelitian mengenai metabolit reagen mayer menghasilkan endapan putih,
sekunder pada air seduhan daun kelor dan reagen wagner menghasilkan endapan cokelat.
bawang dayak. Penelitian ini bertujuan untuk
2.3.2 Uji flavonoid
mengetahui metabolit sekunder dari air
seduhan daun kelor dan bawang dayak yang Sampel air seduhan sebanyak 2 mL
berpotensi memiliki aktivitas inhibitor α- kemudian ditambahkan 0,1 g magnesium dan
glukosidase. diberi 5 tetes HCl. Positif mengandung flavonoid
jika terjadi perubahan warna
2 Metode Penelitian merah/kuning/jingga.
2.3.3 Uji saponin
2.1 Alat dan Bahan
Sampel air seduhan sebanyak 5 mL
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
kemudian ditambahkan 5 mL akuades dan
adalah oven, timbangan analitik, blender,
dikocok kuat-kuat selama 5 menit. Positif
sendok, saringan teh, tabung reaksi, rak tabung,
mengandung saponin jika buih yang terbentuk
pipet tetes, hot plate, gelas kimia. Bahan yang
bertahan selama 5 menit.
digunakan dalam penelitian ini adalah daun
kelor, bawang dayak, akuades, reagen 2.3.4 Uji steroid
dragendorrf, reagen mayer, reagen wagner, HCl, Sampel air seduhan sebanyak 5 mL
H2SO4, kloroform, magnesium, FeCl3 1%, dan
kemudian diberi 3 tetes HCl dan 1 tetes H2SO4,
NaOH 1N. digojok perlahan dan biarkan selama beberapa
2.2 Proses penyeduhan sampel menit. Positif mengandung steroid jika terjadi
perubahan warna biru atau hijau.
Daun kelor dan bawang dayak yang telah
dikumpulkan, dicuci menggunakan air mengalir 2.3.5 Uji terpenoid
kemudian dikeringakan dengan diangin-
Sampel air seduhan sebanyak 5 mL
anginkan. Daun kelor yang telah kering kemudian ditambahkan 2 mL kloroform dan 3
diblender hingga bagian menjadi serbuk.
mL H2SO4. Positif mengandung terpenoid jika
Sedangkan sampel bawang dayak dilakukan terjadi perubahan warna merah kecoklatan
proses pengovenan dengan suhu 50℃ selama 8
pada batas antara kedua fase.
jam, kemudian diblender hingga menjadi
serbuk. Sampel daun kelor sebanyak 2 g dan 2.3.6 Uji tanin
bawang dayak sebanyak 4 g di seduh Sampel air seduhan sebanyak 5 mL
menggunakan air panas sebanyak 200 mL kemudian ditambahkan beberapa tetes FeCl3
dengan suhu 90℃ selama 10 menit dan diaduk 1%. Positif mengandung tanin jika terjadi
beberapa kali, kemudian disaring untuk perubahan warna hitam kebiruan atau hijau.
memisahkan air dari ampas sampel.
2.3.7 Uji kuinon
Sampel air seduhan sebanyak 5 mL
kemudian ditambahkan beberapa tetes NaOH 1
Air seduhan daun kelor dan bawang dayak struktur tanin yang merupakan senyawa
dilakukan uji metabolit sekunder, yang pertama polifenol hingga terbentuknya senyawa
adalah uji alkaloid dengan menggunakan reagen kompleks. Tanin diketahui dapat menghambat
dragendorff, wagner dan mayer. Air seduhan beberapa enzim, seperti enzim α-amilase dan α-
daun kelor dan bawang dayak menunjukan hasil glukosidase yang berperan penting pada terapi
negatif pada reagen mayer dan wagner, dan farmakologi diabetes melitus [8].
hasil postif pada reagen dragendroff dengan Pengujian flavonoid pada sampel air
membentuk endapan warna jingga. Sehingga air seduhan daun kelor dan bawang dayak
seduhan daun kelor dan bawang dayak tidak menunjukan hasil positif mengandung senyawa
mengandung senyawa alkaloid. Hal ini dapat flavonoid, hal ini ditunjukkan dengan
disebabkan karena senyawa alkaloid sukar larut berubahnya warna sampel menjadi warna
dalam pelarut polar seperti air [14]. kuning setelah ditambahkan serbuk magnesium
Kemudian pengujian metabolit sekunder dan HCl pekat. Magnesium dan HCl pekat
steroid dan terpenoid pada sampel bawang digunakan untuk mereduksi inti benzopiron
dayak dan daun kelor menunjukkan hasil pada struktur flavonoid dan membentuk garam
negatif senyawa steroid dan terpenoid. Hal ini flavilium berwarna kuning [16]. Flavonoid
disebabkan karena senyawa steroid dan merupakan golongan senyawa polifenol yang
terpenoid merupakan senyawa non polar yang larut dalam air, sehingga melalui penyeduhan
larut dalam lemak atau senyawa non polar dan dengan air dapat menarik senyawa flavonoid
tidak larut dalam pelarut polar seperti air [14]. [14]. Senyawa flavonoid seperti kuersetin
Hasil uji tannin pada sampel bawang dayak dan diketahui dapat menghambat enzim α-
daun kelor menunjukkan hasil positif glukosidase secara kompetitif sehingga dapat
mengandung senyawa tanin, hal tersebut menurunkan kadar glukosa darah postprandial
dikarenakan senyawa tannin dapat larut dalam yang bagus dalam menangani kejadian
air [15] yang dikonfirmasi dengan adanya hiperglikemia pada penderita diabetes [17].
perubahan warna hitam kehijauan setelah di Uji metabolit sekunder saponin pada
teteskan pereaksi FeCl3 1%. Terjadinya sampel daun kelor dan bawang dayak
perubahan warna hitam kehijauan disebabkan menunjukan hasil positif mengandung saponin,
oleh reaksi FeCl3 yang berikatan dengan dengan terbentuknya buih yang stabil selama
[6] Hitner, H. dan Nagle, B., 2012 Pharmacology — Physiology and Development, cetakan 6, Sinauer
An Introduction to Drugs, cetakan 6. New York: Associates, hal. A41–A418.
McGraw Hill. [14] Harborne, J.B., 1984. Phytochemical Methods : A
[7] Ieyama, T., Gunawan-puteri, M.D.P.T. dan Guide to Modern Techniques of Plant Analysis,
Kawabata, J., 2011. a -Glucosidase inhibitors 2nd Ed,. New York: Chapman and Hall.
from the bulb of Eleutherine americana, Food [15] Supriyanto, B.W., S., M., R. dan Yunianta, 2017.
Chemistry, vol. 128, no. 2, hal. 308–311. Uji Fitokimia dan Aktivitas Antioksdian Ekstrak
[8] Sieniawska, E., 2015. Activities of tannins-From Daun Mimba (Azaradiracta indica Juss),
In Vitro Studies to Clinical Trials, Natural Prosiding SNATIF, hal. 523–529.
Product Communications, vol. 10, no. 11, hal. [16] Ergina, Nuryanti, S. dan Pursitasari, I.D., 2014.
1877–1884. Uji Kualitatif Senyawa Metabolit Sekunder pada
[9] Dou, F. dkk., 2013. α-Glucosidase and α amylase Daun Palado yang Diekstrasi dengan Pelarut Air
inhibitory activities of saponins from traditional dan Etanol, Akademika Kimia, vol. 3, no. 3, hal.
Chinese medicines in the treatment of diabetes 165–172.
mellitus, Pharmazie, vol. 68, hal. 1–6. [17] Proença, C. dkk., 2017. α-Glucosidase inhibition
[10] Setyawan, A.B. dan Masnina, R., 2018. by flavonoids: an in vitro and in silico structure–
Efektivitas Teh Bawang Dayak untuk activity relationship study, Journal of Enzyme
Menurunkan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Inhibition and Medicinal Chemistry, vol. 32, no. 1,
Mellitus Tipe 2, STRADA Jurnal Ilmiah hal. 1216–1228.
Kesehatan, vol. 7, no. 2, hal. 7–13. [18] Nurzaman, F., Djajadisastra, J. dan Elya, B.,
[11] Syamra, A., Indrawati, A. dan Warsyidah, A.A., Identifikasi Kandungan Saponin dalam Ekstrak
2018. Pemberian Rebusan Daun Kelor Kamboja Merah ( Plumeria rubra L .) dan Daya
Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Surfaktan dalam Sediaan Kosmetik, Jurnal
Pada Pasien Penderita Diabetes Mellitus (DM), Kefarmasian Indonesia, vol. 8, no. 2, hal. 85–93,
Jurnal Media Laboran, vol. 8, no. 2, hal. 50–55. 2018.
[12] Ak, M., 2019. Chemistry of Secondary [19] Desai, S.D., Desai, D.G. dan Kaur, H., 2017.
Metabolites, Annals of Clinical Toxicology, vol. 2, Saponins and their Biological Activities, Pharma
no. 1, hal. 1–22. Times, vol. 41, no. 3, hal. 13–16.
[13] Taiz, L., Zeiger, E., Moller, I.M. dan Murphy, A., [20] Muchid, A. dkk., 2005. Pharmaceutical care
2015. Secondary Metabolites, dalam: Plant untuk penyakit diabetes mellitus. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.