Anda di halaman 1dari 5

REVIEW JURNAL

“Aktivitas Antidiabetik Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Ciplukan (Physalis


angulata) dan Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis) pada Tikus Diabetes”

DISUSUN OLEH :

NAMA : JAMES AMADEUS MOZART S

NIM : G 701 22 066

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2024
Diabetes melitus merupakan penyakit kronik dimana penderita mengalami kelebihan kadar
glukosa dalam darah atau hiperglikemia, ditandai dengan pemeriksaan glukosa puasa >126 mg/dl
atau hasil glukosa sewaktu >200 mg/dl.1 Gejala hiperglikemia ditandai dengan poliuria,
polidipsia, penurunan berat badan, kadang-kadang dengan polifagia dan penglihatan kabur
Diabetes Melitus dikenal sebagai penyakit yang heterogen yang biasanya ditandai dengan
kadar gula darah yang tinggi dan toleransi glukosa terganggu, serta kekurangan insulin,
kelemahan Keefektifan peran insulin, ataupun karena kedua alasan tersebut.
Berdasarkan etiologi dasar dan gejala klinis yang Dialami, Diabetes Melitus dikategorikan
menjadi 4 tipe yaitu :

● diabetes tipe 1
● diabetes tipe 2
● diabetes gestasional
● diabetes spesifik

Tanaman gaharu berpotensi untuk antidiabetes dengan meningkatkan pengambilan glukosa pada
adiposit tikus dengan meningkatkan kadar adiposa GLUT4. Hasil skrining fitokimia menunjukan
bahwa daun gaharu mengandung flavonoid, steroid, tanin dan glikosida. Senyawa flavonoid
terbukti memiliki sifat sebagai antidiabetes. Mekanisme flavonoid sebagai antidiabetes yaitu
mencegah apoptosis sel-β, meningkatkan proliferasi sel β dan sekresi insulin sehingga aktivitas
insulin meningkat. Flavonoid juga efektif dalam mengaktivasi reseptor PPAR-γ (Peroxisome
ProliferatorActivated Receptor) dan meningkatan sensitivitas insulin di otot dan meningkatkan
aktivitas reseptor insulin GLUT4.

Physalis angulata (ciplukan) adalah tanaman semusim dari famili Solanaceae. Efek
farmakologis yang terdapat diciplukan antara lain obat antidiabetes, hipertensi, asam urat,
pembengkakan testis, influenza dan radang tenggorokan, meningkatkan jumlah sel langerhans
dan merangsang sel beta untuk melepaskan insulin. Hasil penapisan fitokimia simplisia dan
ekstrak ciplukan menunjukan adanya flavonoid, alkaloid, steroid/triterpenoid, tanin/polifenol
saponin, antrakuinon, antracena dan terpenoid.10 Kandungan kimia yang diduga berpengaruh
dalam menurunkan glukosa darah adalah terpenoid yang mempunyai aktivitas antidiabetes, dapat
merangsang regenerasi sel langerhans sehingga kerusakan sel langerhans khususnya sel β dapat
dikurangi secara bertahap dan jumlahnya kembali normal.

Penelitian mengenai daun gaharu dan daun ciplukan sudah banyak dilakukan, namun penelitian
mengenai kombinasi keduanya belum ada sehingga peneliti ingin mengetahui pengaruh
pemberian kombinasi ekstrak etanol daun gaharu (Aquilaria malaccensis) dan daun ciplukan
(Physalis angulata) terhadap kadar glukosa darah tikus putih yang mengalami diabetes.
Pada penelitian ini tikus dibuat hiperglikemi dengan cara menginduksi tikus dengan aloksan
sebanyak 130 mg/ kgBB secara subkutan. Setelah dilakukan induksi aloksan terjadi peningkatan
kadar glukosa darah normal menjadi hiperglikemi. Tikus mulai mengalami hiperglikemia pada
hari ke-3 dan ke-6. Pada penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa setelah penyuntikan aloksan
seharusnya tikus akan mengalami hiperglikemia dalam waktu 48-72 jam setelah pemberian
aloksan.

Pada penelitian ini terdapat perbedaan waktu tikus mengalami hiperglikemia kemungkinan
disebabkan karena perbedaan respon tubuh masing-masing hewan uji yang mengalami kerusakan
sel β pankreas sebagai efek dari induksi aloksan, meskipun dosis yang diberikan sama. Selain itu
kemampuan aloksan untuk dapat menimbulkan diabetes tergantung pada jalur penginduksinya,
dosis, senyawa, hewan percobaan dan status gizinya.

Peningkatan kadar glukosa darah terjadi karena aloksan merusak sel-sel β pankreas melalui
pembentukan spesies oksigen reaktif yang diawali dengan reduksi aloksan. Aloksan akan
bereaksi dengan agen pereduksi seperti sistein dan enzim yang bergugus SH-. Glukokinase yang
merupakan enzim yang berperan penting atas sekresi insulin dan memiliki gugus SH- .

Aloksan memiliki afinitas yang tinggi terhadap enzim glukokinase. Aloksan itu akan bereaksi
dengan 2 (dua) gugus SHdari enzim glukokinase untuk membentuk ikatan dimer lalu akan
menyebabkan inaktivasi enzim glukokinase sehingga sekresi insulin terganggu, terjadi kerusakan
sel β, kemudian timbul diabetes. Efektivitas dari kombinasi ekstrak daun gaharu dan daun
ciplukan terhadap penurunan kadar gula darah puasa.

Hasil penelitian didapatkan bahwa semua kelompok yang diberikan kombinasi ekstrak daun
gaharu dan daun ciplukan serta kelompok yang diberikan glibenklamid dan aquadest terjadi
penurunan kadar gula darah puasa yang bermakna pada tikus yang diinduksi aloksan setelah
diberikan perlakuan selama 7 hari (p<0.05).

Semua kelompok menunjukkan perbedaan yang bermakna antara sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan aquadest, glibenklamid serta kombinasi ekstrak daun Aquilaria malaccensis
dan daun Physalis angulata dengan 2 tingkatan dosis yang berbeda (p<0.05).
Penurunan ini terjadi karena glibenklamid dan kombinasi ekstrak samasama memiliki efek
menurunkan kadar glukosa darah puasa. Penurunan pada kelompok yang diberikan glibenklamid
terjadi karena glibenklamid merupakan salah satu obat antidiabetes yang mampu menstimulasi
sel-sel beta Pulau Langerhans untuk meningkatkan sekresi insulin.15 sehingga terjadi penurunan
kadar gula darah yang lebih efektif pada pemberian glibenklamid. Penyebab lainnya juga karena
sifat farmakodinamik glibenklmaid yang merangsang sel beta pankreas mensekresi insulin
meskipun sel beta pankreas telah rusak dengan pemberian aloksan tetapi sifat dari perusakan
pankreasadalah parsial sehingga masih terdapat sel beta pankreas yang masih dapat mensekresi
insulin

Penurunan pada kelompok kombinasi ekstrak daun gaharu (Aquilaria malaccensis) karena daun
gaharu mengandung flavoloid yang dapat meningkatkan poliferasi sel β pankreas dan sekresi
insulin serta meningkatkan sensitivitas reseptor insulin6,7, sedangkan daun ciplukan (Physalis
angulata) mengandung terpenoid yang dapat merangsang regenerasi sel β pankreas dan diduga
memiliki mekanisme kerja yang hampir sama dengan kerja glibenklamid yaitu merangsang
sekresi insulin.

kelompok kombinasi ekstrak daun gaharu (Aquilaria malaccensis) dan daun ciplukan (Physalis
angulata) dengan dosis 10 mg/kgBB dan 100 mg/kgBB dibandingkan dengan glibenklamid tidak
terdapat perbedaan yang bermakna dalam menurunkan kadar glukosa darah puasa (p>0.05). Hal
ini mungkin terjadi karena pada ekstrak daun gaharu dan daun ciplukan memiliki mekanisme
kerja yang mirip dengan kerja obat glibenklamid dalam menurunkan kadar gula darah yaitu
dengan meningkatkan sekresi insulin. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
menyatakan bahwa kandungan flavonoid dalam daun gaharu dapat mencegah apoptosis sel-β,
meningkatkan proliferasi sel β dan sekresi insulin, efektif dalam mengaktivasi reseptor PPAR-γ
(Peroxisome Proliferator-Activated Receptor), meningkatan sensitivitas insulin di otot dan
meningkatkan sensitivitas reseptor insulin GLUT4. Sedangkan daun ciplukan dapat menurunkan
glukosa darah mungkin karena terdapat senyawa terpenoid yang mempunyai aktivitas
antidiabetes dengan merangwsang regenerasi sel langerhans sehingga kerusakan sel langerhans
khususnya sel beta dapat dikurangi secara bertahap dan jumlahnya kembali normal.
Kesimpulan

Kombinasi ekstrak etanol daun gaharu (Aquilaria malaccensis Lam.) dosis 10 mg/kgBB dan
daun ciplukan (Physalis angulata) dosis 100 mg/kgBB merupakan dosis efektif yang memiliki
efek menurunkan kadar gula darah puasa pada tikus (Rattus norvegicus) wistar jantan yang
diinduksi aloksan.

Anda mungkin juga menyukai