Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP KADAR

GLUKOSA DARAH PADA MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN

Novi Lasmana
Program Studi DIII Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
Email : novi.lasmana@yahoo.com

Abstrak

Daun salam (Syzygium polyanthum) merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan
diabetes melitus. Kandungan flavonoid di dalam daun salam diduga dapat menurunkan kadar glukosa darah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh infusa daun salam (Syzygium polyanthum) terhadap
kadar glukosa darah pada mencit jantan yang diinduksi aloksan. Metode penelitian yang digunakan yaitu
eksperimen menggunakan 25 ekor mencit jantan dengan berat badan 20-30 g dibagi menjadi lima kelompok
perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif diberi PGA, kelompok kontrol positif diberi glibenklamid 0,0005/20 g
BB mencit, dan kelompok uji dosis diberi infusa daun salam dengan dosis I (0,0125/20 g BB mencit), dosis II (
0,0251/20 g BB mencit) dan dosis III (0,0502/20 g BB mencit). Sebelum diberi perlakuan mencit diinduksi
aloksan dengan dosis 3,36 mg/ 20 g BB mencit secara subkutan. Setelah induksi, mencit diberi perlakuan infusa
daun salam selama tujuh hari secara per oral. Pengukuran kadar glukosa darah menggunakan metode strip test.
Data hasil penelitian dianalisis dengan uji anova dan uji LSD. Hasil penelitian menunjukan perbedaan yang
bermakna dalam menurunkan kadar glukosa darah dengan nilai p=0,009 (p<0,05). Simpulan penelitian ini adalah
infusa daun salam mempunyai efektivitas dalam menurunkan kadar glukosa darah, dosis yang paling efektif
adalah dosis uji III dengan persen efektivitas penurunan kadar glukosa darah sebesar 33%. Adapun dosis yang
dianjurkan untuk penggunaan konsumsi dimasyarakat yaitu dosis uji II dengan persen efektivitas penurunan kadar
glukosa darah sebesar 20,2% karena dosis yang diberikan lebih optimal.

Kata Kunci : Infusa Daun Salam, Glukosa Darah, Mencit

Abstract

Leaf greetings (Syzygium polyanthum) is one plant that can be used for the treatment of diabetes mellitus.
The content of flavonoids in the bay leaf is thought to reduce blood glucose levels. The purpose of this research
is to know the effect of infalam daun salam (Syzygium polyanthum) to blood glucose level in male alloxan induced
mice. The research method used was experiment using 25 male mice with weight 20-30 g divided into five groups
of treatment that is negative control group given PGA, positive control group given glibenclamide 0.0005 / 20 g
BB mice, and group dose test given infusa bay leaves with dose I (0.0125 / 20 g BB mice), dose II (0.0251 / 20 g
BB mice) and dose III (0.0502 / 20 g BB mice). Prior to treatment of alloxan induced mice with a dose of 3.36
mg / 20 g of subcutaneous mice. After induction, the mice were treated with a bay leaf infusa for seven days
orally. Measurement of blood glucose level using strip test method. The data of the research were analyzed by
anova test and LSD test. The results showed a significant difference in lowering blood glucose levels with a value
of p = 0.009 (p <0.05). The conclusion of this research is bay leaf infusa has effectiveness in lowering blood
glucose level, the most effective dose is test dose III with percent effectiveness of decrease of blood glucose level
equal to 33%. The recommended dosage for the use of consumption in the community that is the test dose II with
percent effectiveness of decreased blood glucose level of 20.2% because the doses given more optimal.

Keywords: Infusa bay leaves, Blood Glucose, Mice

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang berkembang, tidak diperhatikan maka akan menyebabkan
sehingga banyak menimbulkan perubahan baik dari gangguan. Sebagai contoh menkonsumsi makanan
pola hidup maupun dari pola makanan. Untuk yang tinggi glukosa dan lemak dapat memicu
pemenuhan makanan harus mempertimbangkan kenaikan berat badan, yang pada akhirnya akan
jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh. Jika hal tersebut
meningkatkan resistensi insulin sehingga beresiko mg/kg BB, 625 mg/kg BB dan 1250 mg/kg BB dapat
untuk terkena diabetes. menurunkan kadar glukosa darah terhadap tikus
Diabetes melitus merupakan penyakit galur wistar yang diinduksi aloksan.
metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar Mekanisme hipoglikemik diduga disebabkan
glukosa dalam darah akibat kekurangan atau oleh flavonoid yang dapat menghambat reabsorbsi
penurunan efektifitas insulin. Penderita diabetes glukosa dari ginjal (Lukacinova, et, al., 2008) dan
melitus memerlukan pengobatan sepanjang hidup dapat meningkatkan kelarutan glukosa darah
untuk mengurangi gejala dan mencegah agar tidak sehingga mudah diekskresikan melalui urin ( Chairul
berkembang kearah komplikasinya, sedangkan obat et al., 2000 cit Fahri, dkk, 2005). Maka, diduga
anti diabetes yang dikonsumsi dapat menimbulkan golongan flavonoid di dalam daun salam dapat
efek samping dalam penggunaan jangka panjang menurunkan kadar glukosa darah.
oleh karena itu diperlukan alternatif terapi untuk
METODE
penderita diabetes.
A. Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
Banyak jenis tanaman yang selama ini dipercaya bersifat eksperimen. Subjek penelitian berupa
infusa daun salam, penelitian menggunakan
dapat mengobati antidiabetes. Daun salam
mencit jantan dengan usia 8 - 12 minggu dengan
(Syzygium polyanthum) merupakan salah satu berat badan kira-kira 20 – 30 gram sebanyak 25
ekor sebagai sampel. Dan hasil penelitian diuji
tanaman yang digunakan untuk mengobati diabetes
secara statistik.
melitus. Daun salam selain dimanfaatkan sebagai
B. Alat
pelengkap bumbu masakan juga dikenal memiliki
Auto klik, Blender, Bulp, Corong, Gelas ukur,
khasiat untuk menyembuhkan tekanan darah tinggi, Gelas kimia, Glukometer, Gunting, Kain
penyaring, Kandang mencit, Pipet tetes, Pipet
kolesterol tinggi (Dalimartha, 2006) diare, sakit
ukur, Sonde Oral, Spuit, Termometer, Tempat
maag, mabuk akibat alkohol, dan diabetes melitus makan dan minum
(Haryanto & Nugroho, 2006). Kandungan kimia C. Bahan
pada daun salam yaitu tanin, minyak atsiri sitral dan Aloksan, Akuades, Alkohol, Daun salam,
eugenol, zat warna dan flavonoid (Hariana, 2006). Glibenklamid, Kapas, Kertas saring, Pakan
mencit, PGA, Stik glukosa, Tisu
Flavonoid yang terkandung di dalam daun salam
merupakan salah satu golongan senyawa yang dapat
Prosedur Kerja
menurunkan kadar glukosa darah (Nublah, 2011).
1. Uji Pendahuluan ( uji skrining fitokimia)
Flavonoid sebagai antioksidan yang mempunyai a. Flavonoid
peranan penting dalam kesehatan manusia yaitu Simplisia dipanaskan dengan campuran
dapat mencegah penyakit degeneratif yang logam magnesium dan asam klorida 5 N,
kemudian disaring. Adanya flavonoid akan
berhubungan dengan stres oksidatif (Pourcel, et al., menyebabkan filtrat berwarna merah, kuning
2006) akibat penuaan sel-sel organ atau sistem atau jingga yang dapat ditarik oleh amil
alkohol (Fransworth, 1996).
dalam tubuh salah satunya seperti diabetes melitus
b. Tanin
(Tapan, 2005). Bahan atau simplisia digerus dan
tambahkan sedikit air pada tabung reaksi
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Ita kemudian didihkan selama 5 menit. Bahan
disaring dan biarkan dingin. Filtrat
Lutfiana Dewi (2013) berdasarkan hasil ditambahkan gelatin 1% akan terbentuk
penelitiannya menunjukkan bahwa ekstrak etanol endapan putih yang menunjukkan didalam
sampel terdapat tanin (Resmi dkk, 2011).
daun salam (Eugenia polyantha) dengan dosis 312,5
2. Pembuatan simplisia/Infusa Daun salam = Daun basah 15 lembar x 150 lembar
Simplisia yang diuji berupa daun salam yang daun kering
diperoleh dari gunung tanjung Daun basah 150 lembar
a. Daun salam dikeringkan dan diblander sampai = 14,2 x 95,79
halus 140,5
b. Ditimbang sebanyak 6,275 gr serbuk daun = 9,6812
salam lalu dimasukan kedalam gelas kimia, Dosis normal daun salam untuk mencit
kemudian ditutup dengan alumunium foil, 9,6812 g x 0,0026 = 0,0251 g/20 g BB
dipanaskan dalam water bath selama 15 menit Mencit
terhitung mulai suhu 70℃ 1) Kelompok uji dosis I
c. Selagi panas disaring, sehingga didapat Dosis daun salam yang diberikan
konsentrasi infusum daun salam. Dari stok untuk mencit (Mus musculus) = ½ x
konsentrasi infusum daun salam dibuat dosis normal
berbagai pengenceran. ½ x 0,0251 g = 0,0125 g/20 g BB
3. Persiapan Hewan Percobaan mencit
Hewan percobaan yang digunakan dalam 2) kelompok uji dosis II
penelitian adalah Mencit (Mus musculus) jantan Dosis II daun salam yang diberikan
galur swiss webstar yang selama proses untuk mencit (Mus musculus) =
pemeliharaan tersebut bobot badannya tetap 20 – 9,6812 g x 0,0026 = 0,0251 g/20 g
30 gram atau berubah tidak lebih dari 10% dan BB mencit
secara visual keadaannya normal yaitu mata 3) Kelompok uji dosis III
merah, tidak kelihatan sakit, tidak ada cacat Dosis III daun salam yang diberikan
bawaan dan tidak menunjukan adanya kelainan untuk mencit (Mus musculus) = 2 x
tingkah laku dari penyimpangan lainnya (Sofian, dosis normal
2011). 2 x 0,0251 g = 0,0502 g/20 g BB
4. Perlakuan Mencit dan Perhitungan mencit
a. Cara Pemberian Perlakuan
Dua puluh lima ekor mencit (Mus musculus c. Penetapan Kadar Glukosa Darah
) jantan dipisahkan menjadi 5 kelompok, 1) Prinsip Kerja Alat Easy Touch
tiap kelompok tediri dari 5 ekor mencit Ketika sampel darah menyentuh area
(Mus musculus). Masing-masing kelompok target sampel dari strip, darah secara
mendapat perlakuan sebagai berikut : otomatis ditarik kedalam zona reaksi
1) Kelompok kontrol negatif (-) dari strip. Hasil tes akan ditampilkan
Diberikan PGA 1% pada layar setelah 10 detik.
2) Kelompok kontrol positif (+) 2) Tahap Pengukuran Kadar Glukosa
Diberikan glibenklamid 0,0005 g/ Darah
20 g BB mencit Setelah mencit (Mus musculus)
3) Kelompok uji dosis I diadaptasikan selama 7 hari. Masing-
Diberikan infusa daun salam 0,0125 masing mencit diperiksa kadar gula
g/20 g BB mencit darahnya pada saat sebelum dan setelah
4) Kelompok uji dosis II mencit di buat diabetes dan dihari ke 7
Diberikan infusa daun salam 0,0251 pada masa percobaan pemberian variasi
g/20 g BB mencit dosis diperiksa kembali kadar glukosa
5) Kelompok uji dosis 3 darahnya (Ita, 2013). Tahap-tahap
Diberikan infusa daun salam 0,0502 pengukuran kadar glukosa darah
g/20 g BB mencit diantaranya yaitu :
b. Perhitungan dosis Daun Salam a) Memasukan baterai dan nyalakan alat.
Rumus empiris daun salam manusia = 7- b) Mengatur jam, tanggal dan tahun pada
15 lembar daun salam atau 4,26 g (Agoes alat.
Azwar, 2010) c) Mengambil chip warna kuning
Konversi dosis manusia ke mencit ( Mus masukan ke dalam alat untuk cek alat.
musculus) dengan berat badan 20 gram = d) Apabila pada layar muncul “ERROR”
0,0026 artinya alat rusak.
15 lembar daun salam basah = 14,2 g e) Apabila pada layar muncul “OK”
15 lembar daun salam kering = 4,26 g artinya alat siap pakai.
 Pembuatan banyak f) Setiap botol strip glucosa terdapat
150 lembar daun salam basah = 140,5 g chip test.
150 lembar daun salam kering = 95,79 g g) Menggunakan chip glucosa untuk test
 Rumus gula darah.
h) Pada layar akan muncul kode/ angka mencit dari normal selama uji penurunan kadar
sesuai pada botol strip. glukosa darah berlangsung. Adapun hasil
i) Setelah itu akan muncul gambar tetes pemeriksaan kadar glukosa darah setelah
darah berkedip-kedip. pemberian PGA yaitu terjadi peningkatan kadar
j) Menyiapkan gunting bedah untuk glukosa darah pada tiga kelompok karena pada
memotong ekor mencit (Mus kelompok negatif mencit yang telah diinduksi
musculus) aloksan tidak diberi obat atau alternatif lain yang
k) Menggunakan tisu alkohol untuk dapat menurunkan kadar glukosa darah, sehingga
membersihkan ujung ekor mencit. kadar glukosa darah tersebut meningkat.
l) Menggunting ekor mencit (Mus
Akan tetapi pada dua mencit lainnya mengalami
musculus) dan tekan supaya darah
penurunan kadar glukosa darah yang dapat
keluar.
disebabkan dari berbagai faktor seperti adanya
m) Darah disentuh pada tepi samping
regenerasi sel beta pankreas. hal ini sesuai dengan
strip alat test darah Easy Touch.
penelitian Chaungale, et al (2007) yang
n) Menyentuh pada bagian garis yang
mengatakan bahwa regenerasi dan neogenesis
ada tanda panah.
pankreas dapat terjadi pada waktu 10 hari pada
o) Darah akan langsung meresap sampai
penggunaan aloksan..
ujung strip dan bunyi beep.
p) Menunggu sekitar 10 detik dan hasil Pada kelompok Kontrol positif dengan
akan muncul pada layar. pemberian glibenklamid 0,0005/ 20 g BB mencit
q) Chip disimpan pada botol kembali. untuk melihat pengaruh obat antidiabetes yang
r) Menutup rapat botol strip apabila telah terbukti khasiatnya dalam menurunkan kadar
tidak dipakai. glukosa darah. Hasilnya terbukti semua mencit
s) Memperhatikan masa expired / pada kontrol positif mengalami penurunan kadar
kadaluarsa pada setiap strip. glukosa darah.
Untuk pemberian infusa daun salam dibagi
pada tiga kelompok yaitu Kelompok dosis satu,
HASIL DAN PEMBAHASAN
dua dan tiga. merupakan variasi dosis uji untuk
Berdasarkan hasil penelitian pada hewan menentukan dosis yang efektif dalam menurunkan
percobaan yang digunakan yaitu mencit jantan kadar glukosa darah. Pada kelompok dosis uji satu
galur swiss webster. Mencit jantan mempunyai dengan pemberian infusa daun salam 0,0125/ 20 g
aktifitas lebih tinggi, hormon lebih stabil sehingga BB mencit, dosis dua 0,0251/20 g BB mencit dan
memberikan hasil penelitian yang baik, tidak dosis tiga 0,0502/20 g BB mencit menunjukan
dipengaruhi oleh adanya siklus menstruasi dan bahwa infusa daun salam mempunyai kemampuan
kehamilan (hormonal) dan mempunyai kecepatan menghambat asupan glukosa yang mengakibatkan
metabolisme yang baik (Hamita & Maksum, laju penurunan glukosa darah (Widowati, 2008).
2004). Berdasarkan hasil skrining fitokimia juga dapat
diketahui bahwa dalam simplisia daun salam
Pada penelitian ini digunakan lima kelompok
terdapat senyawa flavonoid dan tanin (Fransworth,
hewan uji yang dibuat diabetes yaitu kelompok
1996). Kandungan flavonoid pada infusa daun
kontrol negatif, positif, dosis I, dosis II dan dosis
salam berupa fluoretin yang berfungsi sebagai
III. Bahan kimia yang digunakan untuk
antioksidan (badan POM RI, 2004). Flavonoid
menginduksi diabetes pada mencit adalah aloksan.
bekerja dengan cara menghambat reabsorbsi
Aloksan merupakan salah satu senyawa kimia
glukosa dari ginjal (Lukacinova, et al., 2008),
diabetogenik yang sering digunakan pada hewan
mengatur kerja enzim yang terlibat pada jalur
percobaan karena aloksan ini mampu membuat
metabolisme karbohidrat karena mengandung
kondisi hewan uji sama seperti pasien yag
flavonoid, yaitu zat yang mampu meregenerasi sel
menderita diabetes (DM). Aloksan merupakan
beta pankreas dan membantu merangsang sekresi
senyawa analog glukosa bersifat toksik yang
insulin (Dheer & Bhatnagar, 2010). Akan tetapi
terakumulasi dalam sel beta pankreas melalui
pada kelompok dosis satu, ada satu mencit yang
glucose transporter 2 (GLUT2) ke sitosol sehingga
mengalami kenaikan kadar glukosa darah hal ini
dapat mengakibatkan kerusakan sel beta pankreas
dapat dipengaruhi dari berbagi faktor diantaranya
dan nekrosis selektif sel beta. mengakibatkan
yaitu pola hidup mencit tidak teratur, makanan,
berkurangnya granula-granula pembawa insulin
hiperaktif, kelelahan, depresi/cemas dan stres.
didalam sel beta pankreas. Sehingga
Stres menyebabkan kenaikan rata-rata kadar
mengakibatkan glukosa darah meningkat
glukosa darah karena stres dapat mempengaruhi
(Szkudelski, 2001).
perubahan hormonal. Hormon yang berpengaruh
Pada kelompok Kontrol negatif terdapat 5 terhadap rata-rata glukosa darah yang utama
ekor mencit dengan pemberian PGA 1% untuk terletak pada korteks adrenal. Salah satu senyawa
mengetahui peningkatan kadar glukosa darah yang diproduksi kelenjar adrenal adalah hormon
glukokortikoid. Hormon ini sampai sekarang glukosa darah (10,2%), dosis uji II yang
dijadikan sebagai pertanda tejadinya stres dalam menghasilkan efektifitas untuk menurunkan kadar
tubuh ( Sulistyani dkk, 2007). glukosa darah (20,2%) dan dosis uji III memiliki
efektivitas paling baik (33%).
Berdasarkan hasil uji statistik kadar
glukosa darah dengan uji Normalitas Shapiro-Wilk Berdasarkan Gambar 5.1 dan hasil dari LSD
Test menunjukan bahwa sampel berdistribusi maka dapat disimpulkan bahwa dosis uji II (20,2%)
normal. Dengan nilai signifikan dari kelompok dan dosis uji III (33%) mempunyai aktivitas yang
kontrol negatif berada pada p>0,05 yaitu 0,801. baik dan tidak adanya perbedaan signifikan bila
Untuk kelompok kontrol positif nilai dibandingkan dengan kontrol positif (27,8%).
signifikasinya 0,500, Dosis Uji I 0,162, Dosis Uji Artinya bahwa infusa daun salam dosis II dan III
II 0,466, dan Dosis III 0,777. Berdasarkan hasil dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah lebih
tersebut maka data tersebut berdistribusi normal baik dengan persentase efektivitas paling besar
dan dapat di lanjutkan dengan uji Homogenitas. (33%) dari dosis yang lainnya. Akan tetapi untuk
penggunaan dimasyarakat lebih dianjurkan
Uji homogenitas kadar glukosa darah dapat
menggunakan infusa daun salam dosis uji II (20,2%)
dikatakan homogen apabila nilai p>0,05.
karena dosis yang diberikan lebih optimal dari pada
Berdasarkan hasil uji homogenitas didapatkan nilai
dosis III dengan kemampuan yang sama.
signifikansinya 0,057 maka dapat dikatakan data
tersebut homogen. Dan dapat dilanjutkan dengan SIMPULAN DAN SARAN
uji ANOVA.
Simpulan
Berdasarkan hasil dari uji ANOVA kadar
Berdasarkan penelitian yang telah
glukosa darah didapatkan nilai signifikasinya
dilakukan dapat disimpulkan bahwa infusa
0,009. Hasil dapat dikatakan signifikan apabila
daun salam (syzygium polyanthum) dengan
p<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data
berbagai variasi dosis dapat berpengaruh dalam
tersebut signifikan dan mempunyai perbedaan
menurunkan kadar glukosa darah.
pada setiap kelompok.
Dosis yang dapat menurunkan kadar
Hasil uji lanjut LSD menunjukan adanya
glukosa darah yaitu pada dosis uji II (0,0251/20
perbedaan yang signifikan dari setiap kelompok.
g BB mencit) dengan persentase efektifitas
Pada kelompok kontrol negatif bila dibandingkan
20,2% dan dosis uji III (0,0502/20 g BB
dengan kelompok kontrol positif, dosis uji II dan
mencit) dengan persentase efektivitas sebesar
dosis uji III menunjukan adanya perbedaan yang
33%.
signifikan, akan tetapi pada dosis uji I tidak ada
perbedaan yang signifikan. Kelompok kontrol Saran
positif menunjukan adanya perbedaan yang
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
signifikan bila dibandingkan dengan kontrol
mengenai senyawa aktif yang berkhasiat
negatif. Jika dibandingkan dengan kelompok dosis
I, dosis II dan dosis III menunjukan tidak adanya sebagai antidiabetes pada daun salam
perbedaan yang signifikan. dengan metode spektrofotometer UV
2. Perlu dilakukan Perlakuan dosis yang
lebih lama.
Persentase Efektivitas (%)
40 DAFTAR PUSTAKA
33
27.8
30 Agoes A. Tanaman Obat Indonesia, salemba
20.2 medika; Jakarta, 2010.
20
10.2 Anindhita yuriska, f. Efek aloksan terhadap kadar
10 glukosa darah tikus wistar. UNDIP; Semarang,
2009.
0
Positif Dosis I Dosis II Dosis III Badan POM RI, Monografik Ekstrak Tumbuhan
Obat Indonesia, 2004.
Chairul, Y., Jamal, & Z. Zainul. Efek Hipoglikemik
Gambar 5.1 Efektivitas Infusa Daun Salam Ekstrak Herba Meniran (Phyllanthus niruriL.)
Terhadap Kadar Glukosa Darah pada Kelinci Putih Jantan. Berita Biologi 5 (1):
Berdasarkan data di atas, efektivitas kelompok 93-100. 2000.
kontrol positif, dosis II dan dosis III dari infusa Departemen kesehatan RI, Rencana Strategi
daun salam dalam menurunkan kadar glukosa darah Departemen Kesehatan. Depkes RI;Jakarta,
bervariasi, dimana kelompok kontrol positif 2005.
mempunyai efektivitas (27,8%), dosis uji I tidak
memiliki efektivitas untuk menurunkan kadar
Fahri, C., Sutarno., & Listyawati, S. Kadar Glukosa Thomas A.N.S, Tanaman Obat Tradisional 2.
& Kolesterol Total Darah Tikus Putih (Rattus Kenisius; Yogyakarta, 1992.
norvegicus L.) Hiperglikemik setelah Pemberian
Widowati, W. Potensi Antioksidan Sebagai
Ekstrak Metanol Akar meniran (Phyllanthus
Antidiabetes, jkm, vol. 7 no. 2, 193- 202,
niruri L.), Biofarmasi 3 (1) : 1-6, 2005.
2008.
Hariana, A. Tumbuhan Obat & Khasiatnya. Seri III,
Penebar Swadaya. Halaman119-120; Jakarta,
2011.
Hamita & Maksum R, Buku Ajar Analisis Hayati,
FMIPA UI; Jakarta, 2004.
Haryanto,S,S, & Nugroho. Sehat & Bugar Secara
Alami, Penebar plus. Halaman 59; Jakarta, 2006.
Ita, L. Uji Aktifitas Antidiabetes Ekstrak Etanol
Daun Salam (Eugenia Polyantha) Terhadap
Tikus Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan,
Universitas Muhammadiayah Surakarta;
Surakarta, 2013.
Lucacinova, A. Mojzis, j., benacka, R., keller, J.,
Maguth, T., Kurila, P.,et, al., Preventive Effect of
flavonoids on alloxan-induced diabetes mellitus
in rats, acta vet, brno, 77: 175-182; 2008.
Nublah, Identifikasi Golongan Senyawa Penurun
Kadar Glukosa Darah Tikus Putih (Rattus
norvegicus Berkenhout, 1769) Hiperglikemia
pada Daun Sukun (Artocarpus altilis (park.)
fosberg ), Tesis, Universitas Gajah Mada, 2011.
Pourcel, L & Routaboul, J, M. Flavonoid oxidation
in plants: from biochemical properties to
physiological, Elsevier, 2006.
Resmi M, Ida M & Jutti L, Metode Penelitian
Tanaman Obat, Widya padjajaran;
Bandung, 2011.
Soegondo S. prinsip pengobatan Diabetes, Insulin &
Obat Hipoglikemik Oral. Dalam: penatalaksana
Diabetes Melitus Terpadu. Fakultas Kedokteran
UI; Jakarta, 2004.
Soedarsono, Tumbuhan Obat II, Pusat studi obat
tradisional UGM; Yogyakatra, 2002.
Suarsana I.N., Priosoeryanto B.P., Bintang M.,
Wresdiyati T., Profil Glukosa Darah dan
Ultrastruktur Sel Beta Pankreas Tikus yang
Diinduksi Senyawa, Aloksan, JITV. 15, n.p,
2010.
Sulistyani, E; Barid,I & Isnaini, K. Pengaruh Stresor
Rasa Nyeri Pada Waktu Pendarahan Tikus
Wistar Jantan. Denta jurnal kedokteran Gigi FK
UHT (1)2 : 81-84; 2007.
Szkuldelski, T. The Mechanism of Alooxan &
Streptozotocin Action in B Cell of The Rat
Pancreas, Physiol Res; 50 (6) : 537-46, 2001.
Tapan, E., Kesehatan Keluarga Penyakit
Degeneratif, PT Elex Media Komputindo;
Jakarta, 2005.

Anda mungkin juga menyukai