Anda di halaman 1dari 8

UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL PADA

TANAMAN PEGAGAN (Centella asiatica (L) Urban)

Ulfi Maulida1, Jofrishal2, Mauliza3


1,2,3
Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP Universitas Samudra
Jln. Kampus Meurandeh, Langsa 24416
E-mail: ulfimaulida0110@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis metabolit sekunder dan aktivitas antidiabetes
dari tanaman pegagan (Centella asiatica (L.) Urban). Ekstrak pegagan kental diperoleh dengan cara
evaporasi menggunakan rotary evaporator. Hewan uji yang digunakan adalah mencit (Mus musculus)
jantan yang diinduksi EDTA + glukosa 10%. Pengukuran kadar glukosa darah pada mencit
menggunakan glukometer. Mencit dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan secara acak dengan
pengobatan yang berbeda. Kelompok 1, 2, 3 dan 4 masing-masing kelompok diberi ekstrak tanaman
pegagan dengan konsentrasi 10; 20; 30; dan 40% (b/v) dalam pelarut aquades, sementara kelompok 5
diberi suspensi glibenklamid sebagai kontrol positif dan kelompok 6 diberi Na-CMC sebagai kontrol
negatif. Analisis data menggunakan uji statistik Anova dan Duncan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ekstrak tanaman pegagan mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu flavonoid, alkaloid
dan tanin. Uji Anova antar keenam perlakuan menunjukkan nilai signifikan 0,008 < 0,05, yang artinya
terdapat suatu penurunan kadar glukosa darah yang bervariasi dari keenam perlakuan. Nilai rata-rata
tertinggi sebesar 156,33 diperoleh dari hasil uji Duncan pada perlakuan dengan konsentrasi 40% yang
paling efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah, sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak
tanaman pegagan mempunyai aktivitas dalam menurunkan kadar glukosa darah.

Kata Kunci: tanaman pegagan, kadar glukosa darah, aktivitas antidiabetes

Abstract

This study aims to determine the types of secondary metabolites and antidiabetic activity of Centella
asiatica (L.) Urban plants. Thick gotu kola extract was obtained by evaporation using a rotary
evaporator. Test animals used were male mice (Mus musculus) induced by EDTA + 10% glucose.
Measurement of blood glucose levels in mice using a glucometer. Mice were divided into 6 treatment
groups randomly with different treatments. Groups 1, 2, 3 and 4 each group was given a gotu kola
plant extract with a concentration of 10; 20; 30; and 40% (w / v) in distilled water, while group 5 was
given glibenclamide suspension as a positive control and group 6 was given Na-CMC as a negative
control. Data analysis used Anova and Duncan statistical tests. The results showed that gotu kola
plant extract contained secondary metabolite compounds namely flavonoids, alkaloids and tannins.
Anova test between the six treatments showed a significant value of 0.008 <0.05, which means there
was a decrease in blood glucose levels that varied from the six treatments. The highest average value
of 156.33 was obtained from the Duncan test results in treatments with a concentration of 40% which
was the most effective in reducing blood glucose levels, so it can be concluded that the extract of gotu
kola plant had an activity in reducing blood glucose levels.

Keywords: gotu kola plant, blood glucose level, antidiabetic activity

PENDAHULUAN
Penyakit diabetes mellitus yang serius dihadapi dunia. Prevalensi dan
merupakan masalah kesehatan masyarakat insiden penyakit ini meningkat secara

KATALIS Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia 1


Vol. 2, No. 2, Desember 2019
drastis di negara-negara industri baru dan Pengetahuan masyarakat tentang manfaat
negara berkembang, termasuk Indonesia lainnya dari pegagan sangat minim.
(Krisnatuti dkk., 2014). Penyakit diabetes Masyarakat yang terkena penyakit diabetes
mellitus mengalami peningkatan baik mellitus sering mengkonsumsi obat sintetis
global, regional, dan nasional. Riset bahkan sangat bergantungan. Obat sintetis
Kesehatan Dasar tahun 2007 dan 2013 yang dikonsumsi masyarakat cenderung
melaporkan prevalensi penduduk Aceh memiliki efek terapi yang lebih sedikit
yang pernah didiagnosis diabetes mellitus dibandingkan efek sampingnya, dan
oleh petugas kesehatan meningkat dari kebanyakan obat sintetis menyebabkan
1,0% pada tahun 2007 menjadi 2,6% pada efek samping yang tidak dapat diterima
tahun 2013 (Riskesdas, 2013). oleh tubuh.
Berdasarkan hasil penelitian Alfian Menurut hasil penelitian Nurulita
(2015), salah satu faktor yang dkk., (2008), senyawa yang memiliki
mempengaruhi dalam penurunan kadar aktivitas antidiabetes adalah flavonoid,
glukosa darah adalah kepatuhan dalam steroid/triterpenoid dan tanin. Salah satu
terapi pengobatan diabetes mellitus, oleh tanaman yang dijadikan obat herbal alami
karena itu kepatuhan sangat erat adalah tanaman pegagan (Centella asiatica
hubungannya dengan kadar glukosa darah. (L.) Urban), tanaman ini mengandung
Semakin tinggi tingkat kepatuhan pasien beberapa senyawa metabolit sekunder
maka kadar gula darah akan turun, antara lain triterpenoid, saponin, flavonoid,
sebaliknya semakin rendah kepatuhan tanin dan alkaloid. Senyawa metabolit
minum obat pasien maka kadar glukosa sekunder tersebut dapat mengobati
darah tidak dapat terkontrol yang artinya penyakit diabetes mellitus (Sukandar dkk.,
kadar glukosa darah akan tetap tinggi. 2012).
Pengetahuan masyarakat dalam METODOLOGI PENELITIAN
pemanfaatan tumbuhan obat sangat
1. Uji Senyawa Metabolit Sekunder
beragam baik dari cara pengolahan, cara
penggunaan, bagian-bagian yang a. Pengujian Flavonoid
digunakan serta khasiat dari masing- Sampel sebanyak 0,5 gram
masing jenis tumbuhan dalam ditimbang selanjutnya ditambahkan 5
menyembuhkan penyakit. Dari beberapa mL etanol dan dipanaskan kemudian
jenis tumbuhan obat tersebut diperoleh di disaring. Filtrat ditambahkan dengan
lapangan tidak semua dapat 0,1 gram logam Mg dan 5 tetes HCl
menyembuhkan berbagai penyakit (I’ismi pekat.
dkk., 2018)
b. Pengujian Alkaloid
Pegagan adalah salah satu tanaman
yang mudah tumbuh dan sering dijumpai Sampel sebanyak 0,5 gram
di perkebunan, ladang tepi jalan, ditimbang selanjutnya ditambahkan 5
pematangan sawah ataupun di ladang mL etanol dan dipanaskan kemudian
basah. Masyarakat sering memanfaatkan disaring. Selanjutnya filtrat
pegagan dengan membuat makanan berupa ditambahkan dengan 5 tetes HCl pekat
lambai pada saat bulan suci ramadhan. dan 5 tetes reagen Dragendroff.
Masyarakat juga mengenal tanaman ini c. Pengujian Tanin
sebagai salah satu tanaman untuk lalapan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Sampel sebanyak 0,5 gram
masyarakat, pegagan juga sering ditimbang selanjutnya ditambahkan 5
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai mL etanol dan dipanaskan kemudian
obat batuk dan penyembuhan luka ringan. disaring. Selanjutnya filtrat
ditambahkan dengan 5 tetes FeCl3 1%.
KATALIS Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia 2
Vol. 2, No. 2, Desember 2019
2. Pembuatan Ekstrak Tanaman secara intravena dengan EDTA dengan
Pegagan dosis 150 mg/kg BB. Kemudian diberi
glukosa 10% dan selama perlakuan mencit
Simplisia kering tanaman pegagan
tetap diberi pakan. Setelah 3 hari, kadar
(Centella asiatica (L.) Urban) dibersihkan
glukosa darah kembali diukur untuk
kemudian dihaluskan. Serbuk kemudian
memastikan kadar EDTA masih berfungsi
dimasukkan dalam wadah, dilakukan
sebagai diabetik eksperimental. Mencit
maserasi dengan pelarut etanol dan
dikelompokkan menjadi 6 kelompok dan
didiamkan dalam kurun waktu tertentu.
diberi perlakuan yaitu :
Maserat dipisahkan dengan cara filtrasi
dan diulangi sekurang-kurangnya dua kali P1: perlakuan 1 (pakan + EDTA + glukosa
dengan jumlah dan jenis pelarut yang sama 10% + ekstrak tanaman pegagan 10% +
hingga pelarut jernih. Semua maserat Na-CMC 1%); P2: perlakuan 2 (pakan +
dikumpulkan, pelarut diuapkan dengan EDTA + glukosa 10% + ekstrak tanaman
rotary evaporator hingga didapatkan pegagan 20% + Na-CMC 1%); P3:
ekstrak kental. Kemudian dibuat ekstrak perlakuan 3 (pakan + EDTA + glukosa
tanaman pegagan dalam konsentrasi 10; 10% + ekstrak tanaman pegagan 30% +
20; 30; dan 40% (Wardani, 2016). Na-CMC 1%); P4: perlakuan 4 (pakan +
EDTA + glukosa 10% + ekstrak tanaman
3. Pembuatan Koloid Na-CMC 1% b/v
pegagan 40% + Na-CMC 1%); P5:
Koloid Na-CMC 1% dibuat dengan perlakuan 5 kontrol positif (pakan +
melarutkan 1 gram Na-CMC sedikit demi EDTA + glukosa 10% + glibenklamid +
sedikit ke dalam 50 mL air suling panas Na-CMC 1%); P6: perlakuan 6 kontrol
sambil diaduk hingga terbentuk koloid. negatif (pakan+ EDTA + glukosa 10% +
Volume dicukupkan hingga 100 mL Na-CMC 1%).
dengan air suling.
Selesai perlakuan mencit
4. Pembuatan Suspensi Glibenklamid diistirahatkan di dalam kandangnya
1 tablet glibenklamid 5 mg digerus masing-masing dan diberikan makanan
dengan lumpang setelah itu ditambahkan dan minuman seperti biasanya. Kadar
dengan koloid Na-CMC 1% b/v sedikit glukosa darah diukur kembali pada hari ke
demi sedikit sambil diaduk hingga 1, 4 dan 6 yaitu pengukuran glukosa darah
homogen. Masukkan dalam labu ukur 100 akhir.
mL kemudian cukupkan hingga 7. Penentuan Kadar Glukosa Darah
volumenya 100 mL dengan koloid Na- Penentuan kadar glukosa darah
CMC 1%. menggunakan uji statistik Anova dan uji
5. Pemilihan dan Penyiapan Hewan Uji Duncan. Menurut (Mustapa dkk., 2017)
data penurunan glukosa darah pada mencit
Hewan uji yang digunakan adalah dari masing-masing kelompok dihitung
mencit (Mus musculus) dewasa jantan menggunakan rumus sebagai berikut:
berbadan sehat, dengan berat badan
berkisar antara 25 sampai 30 gram. Mencit Uji statistik Anova ini bertujuan
yang digunakan sebanyak 18 ekor dan untuk mengetahui hasil yang signifikan
dibagi dalam 6 kelompok perlakuan (P1- terhadap penurunan kadar glukosa darah
P6) yang bervariasi dari keenam kelompok
perlakuan. Kemudian untuk mengetahui
6. Perlakuan Terhadap Hewan Uji dari keenam kelompok yang memiliki
Sebelum diberikan perlakuan hewan hasil yang bervariasi maka dilakukan
uji dipuasakan selama 16 jam. Kemudian dengan uji Duncan, sehingga dari uji
diukur kadar glukosa darahnya. Semua tersebut dapat diperoleh hasil konsentrasi
hewan dikelompok dan diinduksikan dari tanaman pegagan yang paling efektif
KATALIS Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia 3
Vol. 2, No. 2, Desember 2019
dalam menurunkan kadar glukosa darah Hasil pengamatan kualitatif senyawa
terhadap mencit. metabolit sekunder pada ekstrak tanaman
pegagan (Centella Asiatica (L.) Urban)
HASIL DAN PEMBAHASAN
dapat dilihat pada tabel 1:
Uji Senyawa Metabolit Sekunder
Ekstrak Tanaman Pegagan (Centella
Asiatica (L.) Urban)
Tabel 1. Hasil Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Tanaman Pegagan
No Perlakuan Hasil Pengamatan Keterangan
1 Uji Flavonoid Menghasilkan larutan
0,5 gram sampel + 5 mL etanol + berwarna kuning
dipanaskan + disaring jingga (++)
Filtrat + 0,1 g logam Mg + 5 tetes
HCl pekat
2 Uji Alkaloid Menghasilkan
0,5 gram sampel + 5 mL etanol + endapan berwarna
dipanaskan + disaring jingga
(+++)
Filtrat + 5 tetes HCl pekat + 5
tetes reagen Dragendroff

3 Uji Tanin Larutan berwarna


0,5 gram sampel + 5 mL etanol + hijau kehitaman
(+++)
dipanaskan + disaring
Filtrat + 1 mL FeCl3
Keterangan : Hasil negatif = (-), Hasil positif lemah = (+), Hasil positif kuat = (++),
Hasil positif sangat kuat = (+++)

Senyawa metabolit sekunder yang antioksidan yang dimiliki oleh ekstrak


terdapat dalam tanaman pegagan adalah tnaman pegagan yang dapat menetralkan
flavonoid, alkaloid dan tanin. Flavonoid radikal bebas dan mempu menurunkan
yang terkandung dalam pegagan kadar glukosa darah dan mengatasi
memperoleh hasil positif kuat (++) dengan kelelahan yang diakibatkan oleh kadar
menghasilkan warna kuning jingga. glukosa darah yang tak seimbang.
Alkaloid yang terkandung dalam pegagan Flavonoid terbukti mampu merangsang
memperoleh hasil positif sangat kuat sistem kekebalan tubuh karena karakter
(+++) dengan menghasilkan endapan antioksidan flavonoid terjadi sebagai
warna berwarna jingga. Tanin yang penekan dari radikal hidroksil, oleh karena
terkandung dalam pegagan memperoleh itu mampu memblokir perkembangan
hasil positif sangat kuat (+++) diabetes (Winarsi dkk., 2014). Persamaan
menghasilkan warna hijau hitam. reaksi flavonoid dapat dilihat pada gambar
1.
Penurunan glukosa darah pada
mencit disebabkan oleh adanya senyawa
xanthone yang merupakan senyawa
flavonoid yang kaya akan senyawa

KATALIS Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia 4


Vol. 2, No. 2, Desember 2019
Gambar 1. Persamaan Reaksi Flavonoid

Alkaloid menurunkan glukosa darah juga mempunyai kemampuan regenerasi


dengan cara menghambat absorbsi glukosa sel β pankreas yang rusak. Peningkatan
di usus, meningkatkan transportasi glukosa sekresi insulin diakibatkan oleh adanya
di dalam darah, merangsang sintesis efek perangsang saraf simpatis dari
glikogen dan menghambat sintesis glukosa alkaloid yang berefek meningkatkan
dengan cara menghambat enzim glukosa sekresi insulin (Arjadi dan Susatyo, 2010).
6-fosfatase, fruktosa 1,6-bifosfatase, serta Persamaan reaksi alkaloid dengan pereaksi
meningkatkan oksidasi glukosa melalui Dragendroff dapat dilihat pada gambar 2.
glukosa 6-fosfatdehidrogenase. Alkaloid

Gambar 2. Persamaan Reaksi Alkaloid dengan Pereaksi Dragendroff

Gambar 3. Persamaan Reaksi Tanin

Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Tanaman Glukosa 10%, setelah diberikan perlakuan


Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) (pemberian ekstrak pegagan dan
Terhadap Penurunan Kadar Glukosa penurunan kadar glukosa darah dilihat
Darah pada tabel 1:
Hasil rekapitulasi kadar glukosa
darah awal, setelah diinduksi EDTA +

KATALIS Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia 5


Vol. 2, No. 2, Desember 2019
Tabel 1. Rekapitulasi Kadar Glukosa Darah Awal, Setelah Induksi, Setelah diberikan
Perlakuan (Pemberian Ekstrak Pegagan) dan Penurunan Glukosa Darah
Glukosa Glukosa Penurunan
Glukosa
darah setelah darah setelah Glukosa
Perlakuan darah awal
induksi perlakuan Darah
(mg/dL)
(mg/dL) (mg/dL) (mg/dL)
1 71 155 115 40
2 89 150 87 63
3 84 154 87 67
4 61 160 89 71
5 72 157 119 38
6 80 158 135 23

Pada tabel 1 terlihat bahwa hasil mg/dL dan glukosa darah akhir berkisar 23
rekapitulasi kadar glukosa darah awal, – 71 mg/dL.
glukosa darah setelah diinduksi EDTA + Menurut Nurmawati (2017), kadar
glukosa 10%, glukosa darah setelah glukosa darah normal 50 – 135 mg/dL.
perlakuan (pemberian ekstrak tanaman Model kasus diabetes mellitus tipe 2 pada
pegagan) dan glukosa darah akhir dari hewan coba dapat dilakukan dengan
keenam perlakuan hewan uji diperolah beberapa metode, seperti pemberian diet
data yang bervariasi. Dari hasil penelitian yang memicu terjadinya resistensi insulin,
ini diperoleh kadar glukosa awal berkisar mencari genetik hewan coba dengan kasus
antara 61 – 89 mg/dL, glukosa darah diabetes mellitus, pankreatektomi parsial,
setelah induksi EDTA + glukosa 10% atau pemberian senyawa diabetogenik.
berkisar 150 – 160 mg/dL, glukosa setelah
perlakuan (pemberian ekstrak etanol Grafik penurunan kadar glukosa
tanaman pegagan) berkisar 87 – 135 darah pada mencit setiap perlakuan dapat
dilihat pada gambar 4.

Grafik Penurunan Kadar Glukosa Darah


Kadar Glukosa Darah (mg/dL)

80 67 71
70 63
60
50 40 38
40
30 23
20 Penurunan
10 glukosa
0 darah
10% 20% 30% 40% kontrol kontrol
positif negatif

Konsentrasi

Gambar 4. Grafik Penurunan Kadar Glukosa Darah.

Analisis statistik menggunakan uji Tabel 2. Hasil uji analisis varians


Anova dan uji Duncan. Hasil analisis (Anova) untuk penurunan kadar glukosa
statistik uji Anova untuk mengetahui hasil darah.
yang bervariasi dapat dilihat pada tabel 2.

KATALIS Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia 6


Vol. 2, No. 2, Desember 2019
Anova

Berdasarkan Tabel 3 hasil uji Anova tersebut memiliki efektivitas yang


antar keenam perlakuan mempunyai nilai bervariasi dalam menurunkan kadar
signifikan 0,008 < α = 0,05, artinya glukosa darah terhadap mencit.
terdapat suatu penurunan kadar glukosa Untuk mengetahui hasil konsentrasi
darah yang sangat bervariasi dari keenam dari tanaman pegagan yang paling efektif
kelompok perlakuan ini. Hal ini juga dalam menurunkan kadar glukosa darah
menandakan bahwa dari keenam perlakuan terhadap mencit menggunakan Uji Duncan
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Duncan

Berdasarkan tabel 3. merupakan menurunkan kadar glukosa darah,


hasil uji Duncan menunjukkan bahwa sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak
perlakuan 4 (P4) pemberian ekstrak tanaman pegagan mempunyai aktivitas
tanaman pegagan dengan konsentrasi 40% dalam menurunkan kadar glukosa darah.
yang memiliki nilai rata-ratanya tertinggi
yaitu 156,33, yang artinya konsentrasi
yang paling efektif dalam menurunkan DAFTAR PUSTAKA
kadar glukosa darah pada mencit adalah Alfian, R. 2015. Kolerasi Antara
ekstrak tanaman pegagan dengan Kepatuhan Minum Obat dengan
konsentrasi 40%. Kadar Gula Darah pada Pasien
Diabetes Melitus Rawat Jalan di
KESIMPULAN RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Pada ekstrak tanaman pegagan Banjarmasin. Jurnal Pharmascience.
terdapat beberapa senyawa metabolit 2(2) : 15-23.
sekunder yaitu alkaloid, flavonoid dan
tanin. Uji Anova antar keenam perlakuan Arjadi, F., dan P. Susatyo. 2010. Islet of
menunjukkan nilai signifikan 0,008 < 0,05, langerhans regeneration in diabetic
yang artinya terdapat suatu penurunan white rats (Rattus norvegicu) after
kadar glukosa darah yang bervariasi dari giving decocted pulp of mahkota
keenam perlakuan. Nilai rata-rata tertinggi dewa (Phaleria macrocarpa). Jurnal
sebesar 156,33 diperoleh dari hasil uji of Medical Faculty Jenderal
Duncan pada perlakuan dengan Sudirman University. 2(2) : 117-126.
konsentrasi 40% yang paling efektif dalam

KATALIS Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia 7


Vol. 2, No. 2, Desember 2019
Badan Penelitian dan Pengembangan diabetes mellitus. Jurnal Majority.
Kesehatan. 2013. Laporan hasil 4(3) : 101-107.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Indonesia tahun 2013. Jakarta: Wardani, N.P. 2016. Uji Aktivitas
Badan Penelitiandan Pengembangan Antidiabetes Ekstrak Kering Biji
Kesehatan. Mahoni Terstandar (Swietenia
mahagoni Jacq) Pada Mencit yang
I’ismi, B., R. Herawatiningsih, dan Diinduksi Aloksan. Skripsi.
Muflihati. 2018. Pemanfaatan Universitas Airlangga Surabaya:
Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat di Fakultas Farmasi Departemen
Kabupaten Mempawah. Jurnal Farmakognosi dan Fitokimia.
Hutan Lestari. 6(1) : 16-24.
Winarsi, H., N.D. Sasongko, A. Purwanto,
Krisnatuti, D., D. Rasjmida, dan R. dan I. Nuraeni. 2014. Effect of
Yenrina. 2014. Diet Sehat Untuk cardamom leaves extract as
Penderita Diabetes Mellitus. Jakarta antidiabetic, weight lost and
Timur: Penebar Swadaya. hypocholesterolemic to alloxan-
induced spragur dawley diabetic rats.
Mustapa, K., A. Rizky, dan M.R. Jura. International Food Research
2017. Pengaruh Ekstrak Tanaman Journal. 21(6) : 2253-2261.
Putri Malu (Mimosa Pudica Linn)
Terhadap Penurunan Kadar Glukosa
Darah Pada Mencit (Mus Musculus).
Jurnal Akad Kimia. University of
Tadulako, Palu. 6(1): 7-14.
Nurmawati, T. 2017. Studi Respon
Fisiologis dan Kadar Gula Darah
pada Tikus Putih (Rattus
Norvegicus) yang Terpapar
streptozotocin (STZ). Jurnal Ners
dan Kebidanan. 4(3): 244-247.
Nurulita, Y., H. Dhanutirto, dan A.A.
Soemardji. 2008. Penapisan aktivitas
dan senyawa antidiabetes ekstrak air
daun dandang gendis (clinacanthus
nutans). Jurnal Natur Indonesia.
10(2) : 98-103.
Sukandar, D., L.O. Sumarlin, H. Zahroh,
dan E.R. Amelia. 2012. Uji aktivitas
antidiabetes fraksi etil asetat daun
pandanwangi (p. amaryllifolius
roxb.) dengan metode ∝-
glukosidase. Jurnal Valensi. 2(5) :
534-540.
Taufiqurrohman. 2015. Indonesian bay
leaves as antidiabetic for type 2

KATALIS Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia 8


Vol. 2, No. 2, Desember 2019

Anda mungkin juga menyukai