Anda di halaman 1dari 8

J. Akad. Kim.

6(1): 7-14, Februari 2017


ISSN 2302-6030 (p), 2477-5185 (e)

PENGARUH EKSTRAK TANAMAN PUTRI MALU (Mimosa pudica Linn)


TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT
(Mus musculus)

The Effect of Mimosa Plant Extract (Mimosa pudica Linn) on Decreasing of


Blood Sugar Levels on Mice (Mus musculus)
*Kasmudin Mustapa, Amalia Rizky dan Minarni Rama Jura
Pendidikan Kimia/FKIP - University of Tadulako, Palu - Indonesia 94118
Recieved 05 Desember 2016, Revised 03 Januari 2017, Accepted 06 Februari 2017

Abstract
The research aim is to determine the effect of mimosa plant (Mimosa pudica Linn) to reduce
blood sugar levels in mice and determining the effective concentration of mimosa plant extracts as an
alternative to decrease blood sugar levels. Extract is produced by the infusion method. The animal test
used is male mice with amount 18 mice that induced by EDTA (Ethylene Diamine Tetraacetic Acid).
Mice are divided into 6 groups randomly with different treatment. The group I, II, III and IV are
respectivelygiven the mimosa plant extract with a concentration of 10% (w/v), 20% (w/v), 30% (w/v),
and 40% (w/v) while group V is given glibenclamide suspension as positive control (+) and group
VI is given Na-CMC 1% as negative control (-). Data areanalyzed using the statistical test analysis
of variance (ANOVA) and then followed by Duncan test. The results showed that the mimosa plant
extract contains flavonoids, alkaloids, and tannins. In preclinical testing of mimosa plant extract proven
to reduce blood sugar levels in mice and the most effective concentration is concentration of 20% (w/v)
with significantly α = 0.05
Keywords: mimosa plant, diabetes mellitus, blood glucose levels, antidiabetic
Pendahuluan
Diabetes Melitus merupakan masalah Mellitus dapat dicegah, pengendalian Diabetes
kesehatan yang menghinggapi hampir seluruh Mellitus yang baik sangat diperlukan untuk
masyarakat dunia. Di negara maju, diabetes meningkatkan kualitas hidup penderita dan
merupakan masalah utama sedangkan di negara mencegah timbulnya komplikasi di kemudian
berkembang penyakit menular dan kurang hari (Kirwanto, 2014).
pangan masih menjadi masalah utama kesehatan Obat-obat antidiabetik yang ada saat ini,
(Ranakusuma, 1987). Diabetes Mellitus meskipun memberikan kontribusi besar dalam
merupakan keadaan ketiadaan atau kekurangan menurunkan diabetes, tetapi masih memiliki
penghasil insulin, atau badan bersifat rentan banyak keterbatasan terutama efek samping
terhadap insulin. Diabetes Mellitus merupakan yang ditimbulkan seperti hipoglikemia,
penyakit kronik yang akan kekal seumur peningkatan berat badan dan ketidakmampuan
hidup. Selain jumlah penderita yang terus untuk mencegah degenerasi pankreas atau
meningkat, hal lain yang perlu diwaspadai dari komplikasi diabetik yang berhubungan dengan
Diabetes Mellitus adalah bahaya komplikasi stres oksidatif (Novrial, dkk., 2012). Obat
yang timbul jika Diabetes Mellitus tidak tradisional dari tumbuhan dapat menjadi
terkendali. Penderita Diabetes Mellitus tetap salah satu alternatif pengobatan apalagi di
dapat hidup normal dan berkualitas dengan tengah situasi perekonomian dimana salah
cara mengendalikan kadar gula darahnya satu konsekuensinya adalah tingginya harga
mendekati nilai normal. Komplikasi Diabetes obat sintetik. Meskipun banyak senyawa kimia
*Korespondensi: organik sintetik telah tersedia untuk penggunaan
Kasmudin Mustapa pengobatan berbagai penyakit, tetapi sangatlah
Program Studi Pendidikan kimia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako penting untuk mencari alternatif obat baru
email: mumutep@gmail.com yang memungkinkan efektivitas pengobatan
© 2017 - Universitas Tadulako yang lebih baik dan diharapkan mempunyai
7
Volume 6, No. 1, 2017: 7-14 Jurnal Akademika Kimia

efek samping minimal, salah satunya obat yang Metode


diekstrak dari tumbuhan (Nurulita, dkk., 2008). Alat dan Bahan
Manfaat penggunaan obat tersebut sangat Alat yang digunakan adalah gelas ukur,
besar, dengan keadaan ekonomi masyarakat, gelas kimia, labu ukur, corong, pissau/cutter,
dimana penggunaan obat tradisional ini akan spatula, corong, batang pengaduk, penangas
menghemat biaya kehidupan (Nursyiah, listrik, spatula, lumpang dan alu, kain flannel,
2013). Pengobatan secara tradisional sebagian kertas label, kertas saring, kapas, pipet tetes,
besar menggunakan ramuan yang berasal dari tabung reaksi, rak tabung, blender, gegep,
tumbuh-tumbuhan baik berupa akar, batang, thermometer, glukometer, strip gluco Dr, spoit,
biji, bunga, daun, ataupun kulit kayu. Bagian- neraca digital, suntik sonde, gunting, sarung
bagian dari tumbuhan tersebut mengandung tangan, kandang hewan, timbangan hewan.
senyawa metabolit sekunder yang terdiri dari Bahan-bahan yang digunakan yaitu tanaman
empat golongan utama, yaitu steroid, flavonoid, putri malu, hewan uji (mencit), EDTA (Merck),
alkaloid, dan terpenoid. Senyawa metabolit Na-CMC (Merck), glibenklamid, glukosa 10%
sekunder tersebut memiliki aktivitas biologis. (Merck KGaA), aquades, Reagen Dragendroff,
Salah satu di antaranya dapat mengobati etanol (Merck KGaA), HCl pekat (Merck
penyakit diabetes mellitus (Sukandar, dkk., KGaA), FeCl3 1% (Merck KGaA), logam Mg,
2012) . alkohol 70%.
Menurut Purwatresna (2012) senyawa
yang memiliki aktivitas antidiabetes adalah Cara Kerja
flavanoid, alkaloid, dan tannin, sedangkan hasil Pembuatan Ekstrak Tanaman Putri Malu
penelitian yang dilakukan Putri (2013) yaitu Ekstrak putri malu dibuat dengan metode
analisis kualitatif zat bioaktif daun alpukat infusa. Serbuk tanaman putri malu yang
(Persea Americana Mill.) dan uji praklinis telah kering ditimbang sebanyak 10 gram.
dalam menurunkan kadar glukosa darah pada Kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer
mencit menyatakan bahwa senyawa yang dan ditambahkan dengan aquades sebanyak
paling efektif menurunkan gula darah adalah 100 mL. Erlenmeyer tersebut dimasukan
senyawa alkaloid dan flavanoid. Salah satu ke dalam gelas kimia 1000 mL yang telah
tanaman yang dapat dijadikan alternatif obat berisikan air dan dipanaskan pada suhu 90oC
herbal adalah putri malu (Mimosa pudica Linn), selama 15 menit. Kemudian disaring dalam
tanaman ini mengandung senyawa mimosin, keadaan panas menggunakan kain flannel
asam pipekolinat, tannin, alkaloid, saponin, dan jika volume kurang dari 100 mL, maka
triterpenoid, sterol, polifenol dan flavonoid ditambahkan dengan air hangat melalui residu
yang diduga berperan dalam menurunkan saringan hingga volumenya mencapai 100
kadar glukosa darah pada penderita Diabetes mL. Ekstrak putri malu 20%, 30% dan 40%
Mellitus (Setiawati, dkk., 2008). dibuat dengan cara yang sama, menggunakan
Menurut Azmi, dkk., (2011) tanaman putri 20 gram, 30 gram dan 40 gram serbuk tanaman
malu memiliki aktivitas famakologis seperti putri malu.
antidiabetes, antitoksin, antihepatotoxin,
penyembuhan antioksidan dan luka. Di Pengujian Flavonoid
Sulawesi Tengah, tanaman putri malu (Mimosa Sampel sebanyak 0,5 gram ditimbang
pudica Linn) mudah ditemukan, dan tanaman selanjutnya ditambahkan 5 mL aquades
ini hidup liar namun pemanfaatan sebagai dan dipanaskan kemudian disaring. Filtrat
obat tradisional kurang dimanfaatkan secara ditambahkann dengan 0,1 gram logam Mg
maksimal. Tulisan ini dimaksudkan untuk dan 5 tetes HCl pekat. Apabila menghasilkan
memberikan gambaran mengenai ekstrak warna kuning jingga maka hasilnya positif
tanaman putri malu (Mimosa pudica Linn) mengandung flavonoid.
yang dapat menurunkan kadar gula darah pada
mencit (Mus musculus) dan konsentrasi ekstrak Pengujian Alkaloid
tanaman putri malu (Mimosa pudica Linn) Sampel sebanyak 0,5 gram ditimbang
yang efektif menurunkan kadar gula darah selanjutnya ditambahkan 5 mL aquades dan
pada mencit (Mus musculus). dipanaskan kemudian disaring. Selanjutnya

8
Amalia Rizky Pengaruh Ekstrak Tanaman Putri Malu ................

filtrat ditambahkan dengan 5 tetes HCl pekat EDTA + glukosa 10% + ekstrak tanaman putri
dan 5 tetes reagen Dragendroff. Apabila malu 20% + Na-CMC 1%); P3: perlakuan
menghasilkan endapan yang berwarna jingga 3 (pakan + EDTA + glukosa 10% + ekstrak
maka hasilnya positif mengandung alkaloid. tanaman putri malu 30% + Na-CMC 1%); P4:
Pengujian Tanin perlakuan 3 (pakan + EDTA + glukosa 10% +
Sampel sebanyak 0,5 gram ditimbang ekstrak tanaman putri malu 40% + Na-CMC
selanjutnya ditambahkan 5 mL aquades dan 1%); P5: perlakuan 4 kontrol positif (pakan +
dipanaskan kemudian disaring. Selanjutnya EDTA + glukosa 10% + glibenklimid + Na-
filtrat ditambahkan dengan 5 tetes FeCl3 1%. CMC 1%); P6: perlakuan 5 kontrol negatif
Jika positif tanin jika terbentuk warna hijau (pakan + EDTA + glukosa 10% + Na-CMC
kehitaman 1%.
Selesai perlakuan mencit diistirahatkan
Pembuatan Koloid Na-CMC 1% b/v di dalam kandangnya masing-masing dan
Koloid Na-CMC 1% dibuat dengan diberikan makanan dan minuman seperti
melarutkan 1 gram Na-CMC sedikit demi biasanya. Kadar glukosa darah diukur kembali
sedikit ke dalam 50 mL air suling panas sambil pada hari ke 1,4 dan 7 yaitu pengukuran gula
diaduk hingga terbentuk koloid. Volume darah akhir.
dicukupkan hingga 100 mL dengan air suling. Penentuan Kadar Glukosa Darah
Sebelum digunakan, glukometer
Pembuatan Suspensi Glibenklamid dihidupkan dan strip glukosa dimasukkan
1 tablet glibenklamid 5 mg, digerus dengan ke dalam glukometer. Darah diambil melalui
lumpang setelah itu ditambahkan dengan ekor hewan uji (mencit) kemudian diteteskan
koloid Na-CMC 1% b/v sedikit demi sedikit pada strip glukometer. Dalam waktu 10 detik
sambil diaduk hingga homogen. Masukkan kadar glukosa darah akan terukur secara
dalam labu ukur 100 mL kemudian cukupkan otomatis dan hasilnya dapat dibaca pada
hingga volumenya 100 mL dengan koloid Na- monitor glukometer. Setelah hasil data glukosa
CMC 1%. darah awal diperoleh yang meliputi, glukosa
darah setelah induksi, glukosa darah setelah
Pemilihan dan Penyiapan Hewan Uji perlakuan, dan penurunan glukosa dari keenam
Hewan uji yang digunakan adalah mencit perlakuan tersebut selanjutnya dianalisis dan
(Mus musculus) jantan berbadan sehat, berumur dievaluasi dengan menggunakan rancangan
2-3 bulan dengan berat badan berkisar antara 20 acak kelompok melalui uji statistik analisis
gram sampai 30 gram. Mencit yang digunakan sidik ragam (uji F) dengan taraf kepercayaan
sebanyak 18 ekor dan dibagi dalam 6 kelompok 95%. Uji ini digunakan untuk mengetahui
perlakuan. perbedaan yang signifikan dari semua
perlakuan, dan jika terdapat perbedaan maka
Perlakuan Terhadap Hewan Uji pengujian dilanjutkan dengan uji Duncan
Sebelum diberikan perlakuan hewan uji untuk mengetahui perlakuan mana yang
dipuasakan selama 16 jam. Kemudian diukur mempunyai perbedaan yang nyata.
kadar glukosa darahnya. Setelah itu, semua
hewan dikelompok dan diinduksikan secara Hasil dan Pembahasan
intervena dengan EDTA dengan dosis 150 Uji Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak
mg/kg BB. Kemudian diberi glukosa 10% dan Tanaman Putri Malu (Mimosa pudica Linn)
selama perlakuan mencit tetap diberi pakan. Hasil pengamatan kualitatif senyawa
Setelah 3 hari, kadar glukosa darah kembali metabolit sekunder ekstrak tanaman putri malu
diukur untuk memastikan kadar EDTA masih (Mimosa pudica Linn) dapat dilihat pada Tabel
berfungsi sebagai diabetik eksperimental. 1.
Mencit dikelompokkan menjadi 6 kelompok Hasil uji senyawa metabolit sekunder
dan diberi perlakuan yaitu : yang terkandung dalam ekstrak tanaman
P1: perlakuan 1 (pakan + EDTA + glukosa putri malu dapat dilihat pada Tabel 1 diatas
10% + ekstrak tanaman putri malu 10% + dapat diketahui bahwa ekstrak tanaman putri
Na-CMC 1%); P2: perlakuan 2 (pakan + malu positif mengandung senyawa flavanoid,

9
Volume 6, No. 1, 2017: 7-14 Jurnal Akademika Kimia

Tabel 1. Hasil Uji Senyawa Metabolit menghambat sintesis glukosa dengan cara
menghambat enzim glukosa 6-fosfatase, fruktosa
Sekunder Ekstrak Tanaman Putri Malu 1,6-bifosfatase, serta meningkatkan oksidasi
glukosa melalui glukosa 6-fosfatdehidrogenase.
Glukosa 6-fosfatase dan fruktosa 1,6 bifosfatase
merupakan enzim yang berperan dalam
glukoneogenesis. Penghambatan pada kedua
enzim ini akan menurunkan pembentukan
glukosa dari substrat lain selain karbohidrat
(Fauziah, dkk., 2014). Alkaloid mempunyai
kemampuan regenerasi sel β pankreas yang
rusak. Peningkatan sekresi insulin diakibatkan
oleh adanya efek perangsang saraf simpatis dari
alkaloid yang berefek meningkatkan sekresi
insulin (Arjadi & Susatyo, 2010).
Tanin diketahui dapat memacu metabolisme
glukosa dan lemak sehingga timbunan kedua
sumber kalori ini dalam darah dapat dihindari.
Keterangan : Hasil negatif = (-); Hasil Tanin mempunyai aktivitas antioksidan
positif lemah = (+); Hasil positif kuat = dan aktivitas hipoglikemik yaitu dengan
(++); Hasil positif sangat kuat = (+++). meningkatkan glikogenesis. Selain itu, tanin
juga berfungsi sebagai astringent atau pengkhelat
alkaloid, dan tanin. Flavonoid dapat mencegah yang dapat mengerutkan membran epitel usus
komplikasi atau progresifitas diabetes mellitus halus sehingga mengurangi penyerapan sari
dengan cara membersihkan radikal bebas yang makanan dan sebagai akibatnya menghambat
berlebihan, memutuskan rantai reaksi radikal asupan gula dan laju peningkatan gula darah
bebas, mengikat ion logam (chelating) dan tidak terlalu tinggi (Taufiqurrohman, 2015).
memblokade jalur poliol dengan menghambat
enzim aldose reduktase (Taufiqurrohman, 2015). Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Tanaman
Flavonoid, terutama quercetin telah dilaporkan Putri Malu (Mimosa Pudica Linn) Terhadap
memiliki aktivitas antidiabetes (Hussain & Penurunan Glukosa Darah
Marouf, 2013). Hill & Howel (1985) dalam Ekstrak tanaman putri malu (Mimosa
Arjadi & Susatyo (2010) menyatakan bahwa Pudica Linn) dalam penelitian ini diberikan
quercetin dapat meningkatkan pengeluaran pada mencit jantan yang berumur 2-3 bulan
insulin dari sel pulau Langerhans melalui dengan berat badan bervariasi antara 20-30
perubahan metabolisme Ca2+. Flavonoid gram. Pemilihan mencit sebagai hewan uji
terbukti mampu merangsang sistem kekebalan karena ketersediaannya yang cukup tinggi
tubuh karena karakter antioksidan flavonoid dan cukup peka untuk mewakili manusia
yang dapat memulihkan sel beta-pankreas dalam penentuan kadar glukosa darah. Mencit
kerusakan yang disebabkan oleh aloksan. memiliki sistem metabolisme dan sistem
Komponen glikosidik flavonoid terjadi sebagai pencernaan yang relatif sama dengan manusia
penekan dari radikal hidroksil, dan karena itu, (Salam, 2011).
mampu memblokir perkembangan diabetes. Mencit terlebih dahulu dipuasakan
Flavonoid bisa berinteraksi dengan beberapa selama 16 jam sebelum diberikan perlakuaan.
transporter protein maka akan menonaktifkan Tujuannya yaitu untuk meminimalkan faktor
beberapa enzim dan konsentrasi menyebabkan makanan yang dapat mempengaruhi kadar
hormon dalam jaringan. Quercetin mampu gula darah pada mencit. Setelah dipuasakan,
untuk memblokir pembentukan radikal mencit tersebut diukur kadar glukosa darah
bebas dan karena itu, dapat digunakan awalnya dengan menggunakan alat glukometer.
sebagai antidiabetes (Winarsi, dkk., 2014). Selanjutnya hewan uji diinduksi dengan
Alkaloid menurunkan glukosa darah dengan menggunakan EDTA (Ethylene Diamine
cara menghambat absorbsi glukosa di usus, Tetraacetic Acid). Fungsi dari larutan EDTA
meningkatkan transportasi glukosa di dalam ini adalah untuk menghasilkan kondisi
darah, merangsang sintesis glikogen dan diabetik eksperimental (hiperglikemik) yang

10
Amalia Rizky Pengaruh Ekstrak Tanaman Putri Malu ................

menimbulkan hiperglikemia dalam waktu + ekstrak tanaman putri malu 20% + Na-
dua sampai tiga hari. Pemberian EDTA dapat CMC; P3 : pakan + EDTA + glukosa 10% +
merusak substansi esensial didalam sel beta- ekstrak tanaman putri malu 30% + Na-CMC;
pankreas sehingga menyebabkan berkurangnya P4 : pakan + EDTA + glukosa 10% + ekstrak
insulin didalam sel beta-pankreas (Radiansah, tanaman putri malu 40% + Na-CMC; P5 :
2013) pakan + EDTA + glukosa 10% + glibenklimid
Pengukuran kadar glukosa darah mencit + Na-CMC; P6 : pakan + EDTA + glukosa
yang telah diinduksi dengan EDTA dilakukan 10% + Na- CMC.
pada hari ke-4, 7, dan 10. Penentuan hari Hasil pada Tabel 2 menunjukan bahwa rerata
dihitung sejak pemberian diabetogen (EDTA) glukosa darah normal mencit berkisar 68,66-
pertama kali, hari ke-1 adalah hari pemberian 77,33 mg/dl, setelah diinduksi EDTA berkisar
EDTA. Kadar glukosa darah hewan uji setelah 140-147 mg/dL. Dari hasil Homogenitas kadar
diinduksi EDTA harus lebih dari 120 mg/dL. gula darah mencit setelah induksi EDTA pada
Syarat untuk terjadinya keadaan hiperglikemia mencit menunjukkan tidak ada perbedaan
pada hewan uji adalah ketika kadar glukosa yang signifikan antar kelompok perlakuan
darah hewan uji mencapai >120 mg/dL, oleh (p>0,05 atau nilai signifikan 0,061>0,05).
karena itu hewan uji diinduksi pada hari 1, Dengan demikan, semua kelompok perlakuan
4, dan 7. Pada hari ke-4 dan ke-7 dilakukan layak dibandingkan karena tidak ada perbedaan
pengukuran kadar glukosa darah pada mencit yang signifikan. Untuk mengetahui seberapa
telah mengalami kenaikan, namun kenaikannya besar penurunan glukosa darah pada mencit
tidak dapat memicu terjadinya diabetes, maka maka dilakukan perhitungan selisih antara
dilakukan induksi kembali pada hari itu juga. kadar glukosa darah setelah diinduksi dengan
Selanjutnya hari ke-10 dilakukan pengukuran kadar glukosa darah setelah pemberian
kadar glukosa darah pada mencit mengalami ekstrak tanaman putri malu (Mimosa Pudica
kenaikan yang telah menunjukan kondisi Linn). Hasil penurunan kadar glukosa darah,
hiperglikemia (diabetes). Perlakuan selanjutnya dapat dilakukan melalui perhitungan dari
adalah pemberian ekstrak tanaman putri malu kadar glukosa darah setelah diinduksi EDTA
(Evasuciany, dkk., 2010) dikurangi dengan kadar glukosa darah setelah
Hasil rerata kadar glukosa darah awal, perlakuan.Kemudian dihitung reratanya seperti
setelah induksi, setelah diberikan perlakuan yang terlihat pada Tabel 2. Adapun grafik yang
dan penurunan glukosa darah setelah diberikan memperlihatkan penurunan glukosa darah
ekstrak tanaman putri malu (Mimosa pudica pada mencit terlihat pada Gambar 1.
Linn) dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rarata Kadar Gula Darah Awal, Setelah Induksi, Setelah diberikan Perlakuan dan
Penurunan Glukosa Darah Setelah Pemberian Ekstrak Tanaman Putri Malu (Mimosa pudica
Linn.)

Pada Gambar 1 terlihat bahwa rerata


Keterangan : P1 : pakan + EDTA + glukosa
glukosa darah tersebut berbeda nyata antara
10% + ekstrak tanaman putri malu 10% + Na- beberapa perlakuan. Perlakuan yang paling
CMC; P2 : pakan + EDTA + glukosa 10% berbeda nyata terlihat pada P1, P2, P3, P4,

11
Volume 6, No. 1, 2017: 7-14 Jurnal Akademika Kimia

Pada Tabel 3 menunjukan bahwa antar


perlakuan mempunyai nilai signifikan 0,014 <
α = 0,05. Hai ini berarti terdapat penurunan
glukosa darah yang bermakna diantara keenam
kelompok perlakuan. Hasil uji anava didapatkan
Fhitung = 4,653 lebih besar dibanding
Ftabel 5% = 3,11. Hal ini menunjukan
terjadi perbedaan signifikan antar kelompok.
Hal ini menandakan keenam kelompok
memiliki efektivitas cukup berbeda dalam
menurunkan kadar glukosa darah. Setelah uji
Anava dilanjutkan dengan uji Duncan. Uji ini
untuk mengetahui pada perlakuan mana yang
Gambar 1. Rerata Kadar Glukosa Darah Awal, memiliki perbedaan yang bermakna dalam
Setelah Induksi dengan EDTA dan Penurunan
Glukosa Darah menentukan konsentrasi yang paling efektif
dan P5 dengan P6 yang menunjukan bahwa dalam menurunkan kadar glukosa darah pada
P1 untuk ekstrak tanaman putri malu 10%, P2 mencit.
ekstrak tanaman putri malu 20%, P3 ekstrak Tabel 4. Hasil uji Duncan untuk penurunan
tanaman putri malu 30%, P4 ekstrak tanaman kadar glukosa
putri malu 40% ekstrak, P5 pemberian
obat glibenklamid (kontrol positif ) berbeda
menurunkan glukosa darah pada mencit
dengan P6 (kontrol negatif ). Perlakuan yang
paling berbeda nyata adalah P2 dan P6 yang
menunjukan bahwa P2 atau pemberian ekstrak
tanaman putri malu konsentrasi 20% sangat
efektif dalam menurunkan glukosa darah. P5
menunjukan penurunan kadar glukosa darah
yang signifikan karena glibenklamid adalah
obat hipoglikemik oral golongan sulfonilurea Tabel 4 hasil perhitungan uji statistik
yang mekanisme kerjanya merangsang sekresi uji Duncan dengan taraf signifikan 5%
insulin di kelenjar pankreas (Nugrahani, 2012). menunjukan pemberian ekstrak 40% (P4)
Menurut Nugroho (2006) penurunan kadar dan P6 (kontrol negatif ) yaitu perlakuan
glukosa darah dapat melalui jalan lain dengan tanpa ekstrak menunjukan perbedaan nyata
memperbaiki kerusakan akibat mekanisme jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
aloksan dimana mengganggu homeostatis Pada perlakuan pemberian ekstrak tanaman
intraseluler menyebabkan depolarisasi sel β putri malu 20% dan 30% (P2 dan P3) berbeda
pankreas dan membuka kanal kalsium sehingga signifikan dengan kontrol negatif namun
terjadi gangguan sensitivitas insulin. tidak memiliki perbedaan signifikan dengan
Penentuan adanya perbedaan yang obat glibenklamid (P5) yaitu pada P2 sudah
signifikan antar keenam perlakuan dapat memberikan efek yang hampir sama dengan
diketahui dengan melakukan uji statistik pemberian obat glibenklamid sedangkan pada
menggunakan analisis varians (ANAVA). P3 memberikan efek lebih besar dibandingkan
Tabel 3. Hasil uji ANOVA untuk penurunan kontrol positif. Jadi konsentrasi yang paling
efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah
kadar glukosa
adalah pemberian konsentrasi ekstrak tanaman
putri malu 20% (P2). Disini terlihat bahwa
konsentrasi 40% yang digunakan, efeknya justru
lebih kecil dari pada konsentrasi yang kecil. Hal
ini sering dijumpai juga pada aktivitas ekstrak
yang merupakan campuran multikomponen.
Efek dari komponen-komponen tersebut dapat

12
Amalia Rizky Pengaruh Ekstrak Tanaman Putri Malu ................

saling sinergis, adiktif maupun antagagonis, 14(1), 23-29.


sehingga kemungkinan pada konsentrasi yang
lebih besar ekstrak tanaman putri malu semakin Hussain, S. A., & Marouf, B. H. (2013).
mengalami kerusakan jaringan penghasil Flavonoids as alternatives in treatment of
insulin. Untuk itu perlu dikaji lebih lanjut efek type 2 diabetes mellitus. Academia Journal
toksik dari ekstrak tanaman putri malu dalam of Medicinal Plants, 1(2), 031-036.
kaitannya dengan penggunaannya sebagai
obat antidiabetes (Yulianah, dkk., 2001). Kirwanto, A. (2014). Upaya pengendalian
kadar gula darah dengan menggunakan
Keefektifan ekstrak tanaman putri malu dalam modifikasi diet pare pada penderita diabetes
menurunkan kadar glukosa darah dipengaruhi mellitus di klinik sehat migunani klaten.
oleh senyawa bioaktif yang terkandung dalam Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, 3(2), 106-
ekstrak tanaman putri malu yaitu Flavanoid, 214.
alkaloid dan tanin.
Novrial, D., Sulistio, H., & Setiawati.
Kesimpulan (2012). Perbandingan efek antidiabetik
Ekstrak tanaman putri malu (Mimosa pudica madu,glibenklamid, metformin dan
Linn) dapat menurunkan kadar glukosa darah kombinasi pada tikus yang diinduksi
pada mencit dengan konsentrasi yang paling streptozotocin. Prosiding Seminar Nasional
efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah Kesehatan Jurusan Kesehatan Masyarakat
mencit (Mus musculus) sebesar 20% (b/v) FKIK UNSOED.
dengan α = 0,05. Nugrahani, S. S. (2012). Analisis perbandingan
efektifitas ekstrak akar, batang, dan daun
Ucapan Terima Kasih herba meniran (phyllanthus ninuri) dalam
Penulis mengucapkan terima kasih kepada menurunkan kadar glukosa darah mencit.
laboran Laboratorium Kimia FKIP Universitas Skripsi. Universitas Negeri Semarang, tidak
Tadulako dan semua pihak yang telah banyak diterbitkan.
membantu penulis dalam menyelesaikan
penelitian ini. Nugroho, A. E. (2006). Hewan percobaan
diabetes melitus: pathology mekanisme aksi
Referensi diabetogenik. Biodiversitas, 7(4), 381-389.
Arjadi, F., & Susatyo, P. (2010). Islet of
langerhans regeneration in diabetc white Nursyiah. (2013). Studi eskriptif tanaman obat
rats (rattus norvegicu) after giving decocted tradisional yang digunakan orangtua untuk
pulp of mahkota dewa (phaleria macrocarp kesehatan anak usia dini di gugus melati
(scheff.) boerl). Jurnal of Medical Faculty kecamatan kalikajar kabupaten Wonosobo.
Jenderal Soedirman University, 2(2), 117- Skripsi. Universitas Negeri Semarang, Tidak
126. diterbitkan

Azmi, L., Singh, M. K., & Akhtar, A. K. (2011). Nurulita, Y., Dhanutirto, H., Andreanus.,
Pharmacological and biological overview on & Soemardji. (2008). Penapisan aktivitas
mimosa pudica Linn. International Journal dan senyawa antidiabetes ekstrak air daun
of Pharmacy & Life Sciences, 2(11), 1226- dandang gendis (clinacanthus nutans).
1234. Jurnal Natur Indonesia, 10(2), 98-103.
Evasuciany, E., Delima, E. R., & Boen, R. Purwatresna, E. (2012). Aktivitas antidiabetes
(2010). The effect of morinda citrifolia L. ekstrak air dan etanol daun sirsak secara in
ethanol extract on blood in alloxan induced vitro melalui inhibisi enzim a-glukosidase.
male mice swiss webster strain. Jurnal Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Tidak
Medika Planta, 1(1), 87-92. diterbitkan.
Putri, E. P. K. (2013). Analisis kualitatif bioaktif
Fauziah, Nika.N, Putri, & Firdu. (2014). The pada ekstrak daun alpukat (persea americana
effect of curry leaves (murayya koenigii L.) mill.) dan uji praklinis dalam menrunkan
on blood glucose levels in alloxan diabetic kadar glukosa darah pada mencit (mus
mice (mus musculus). Jurnal Natural, muculus). Skripsi. Universitas Tadulako

13
Volume 6, No. 1, 2017: 7-14 Jurnal Akademika Kimia

Palu, Tidak diterbitkan. Sukandar, D., Sumarlin, L. O., Zahroh, H.,


& Amelia, E. R. (2012). Uji aktivitas
Radiansah, R. (2013). Ekstrak daun kelor antidiabetes fraksi etil asetat daun pandan
(moringa oleifera) sebagai alternatif untuk wangi (p. amaryllifolius roxb.) dengan
menurunkan kadar gula darah pada mencit. metode α-glukosidase. Jurnal Valensi, 2(5),
Skripsi. Universitas Tadulako Palu, tidak 534-540.
diterbitkan.
Taufiqurrohman. (2015). Indonesian bay leaves
Ranakusuma, B. (1987). Diabetes mellitus tipe as antidiabetic for type 2 diabetes mellitus.
sirosis hepatis. Jakarta: UI PRESS. Jurnal Majority, 4(3), 101-107.
Salam, A. A. (2011). Uji efektifitas daun lere Winarsi, H., Sasongko, N. D., Purwanto, A.,
(Ipomea Pes-caprae (L) Roth Br.) sebagai & Nuraeni, I. (2014). Effect of cardamom
alternatif untuk menurunkan kadar glukosa leaves extract as antidiabetic, weight lost and
darah kelinci (Oryctologus Cuniculus).
Skripsi. Universitas Tadulako Palu, Tidak hypocholesterolemic to alloxan-induced
diterbitkan. sprague dawley diabetic rats. International
Food Research Journal, 21(6), 2253-2261.
Setiawati, W., Murtiningsih, R., Gunaeni,
N., & Rubiati. (2008). Tumbuhan bahan Yulianah, E., Sukarsono, & Fitri, M. A. (2001).
pestisida nabati dan cara pembuatannya Aktivitas antidiabetika ekstrak etanol herba
untuk pengendalian organisme pengganggu sambiloto (Andrographis paniculata Nees
tumbuhan (OPT). Bandung: Balai (Acanthaceae). Jurnal Matematika dan
Penelitian Tanaman Sayuran. Sains, 6(1), 13-20.

14

Anda mungkin juga menyukai