Anda di halaman 1dari 10

AKTIVITAS ANTIDIABETES TABLET EFFERVESCENT

EKSTRAK PUTRI MALU (Mimosa Pudica Linn.)

Na’ilatul Azizah*, Annisa Masithoh, Anna Khoirun Nisa**, Ika Buana Januarti,
Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran, **Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Sultan Agung Semarang
*Email: nailatulazizah262@gmail.com

ABSTRAK
Penggunaan tanaman obat herbal semakin berkembang luas di masyarakat, salah
satunya adalah putri malu (Mimosa pudica Linn.) yang dipercaya memiliki khasiat sebagai
antidiabetes. Senyawa yang memiliki aktivitas antidiabetes pada putri malu (Mimosa pudica
Linn.) adalah flavonoid, alkaloid, dan tannin. Pemilihan formulasi bentuk sediaan tablet
effervescent praktis untuk penderita diabetes mellitus dengan tambahan pemanis alami daun
stevia. Tujuan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui formula optimum dan aktivitas dari
“Tablet effervescent putri malu” sebagai antidiabetes alami. Metode penelitian diawali dengan
ekstraksi maserasi dengan pelarut etanol 70%, formulasi tablet effervescent menggunakan
metode granulasi kering, evaluasi tablet effervescent, dan penelitian eksperimental yang
dilakukan dengan rancangan true experimental post test only controlled group design. Penelitian
menggunakan mencit (Mus musculus) jantan galur Swiss sebanyak 28 ekor dengan berat badan
20-36 gram dibagi menjadi 4 kelompok, kelompok I: kontrol negatif Na-CMC 0,5%, kelompok
II: diberi tablet effervescent ekstrak putri malu dosis 600 mg/kgBB, kelompok III: kontrol
positif (metformin 500 mg/kgbb), kelompok IV: kontrol normal (pakan + minum biasa). Setiap
kelompok kecuali kontrol normal diinduksi DM menggunakan alloxan 150 mg/kgBB. Data
kadar glukosa darah dianalisis menggunakan uji statistik Kruskal-Wallis. Hasil penelitian
didapatkan tablet effervescent memenuhi parameter uji fisik, antara lain : uji waktu disperse, uji
pH, uji keseragaman ukuran, uji keseragaman bobot, hardness test, moisture test, dan uji
friabilitas. Berdasarkan hasil uji statistik Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikansi sebesar
0,000 < 0,05 yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol negatif,
positif, normal, dan perlakuan. Pemberian tablet effervescent ekstrak etanol 70% daun putri
malu (Mimosa pudica Linn.) dosis 600 mg/kgBB dapat menurunkan kadar glukosa darah pada
mencit (Mus musculus) jantan galur Swiss yang diinduksi aloksan 150 mg/BB.

Kata kunci : Tablet effervescent, ekstrak daun putri malu (Mimosa pudica Linn.), aloksan,
antidiabetes, pemanis stevia.

THE ACTIVITIES OF ANTIDIABETES TABLET EFFERVESCENT


FROM MIMOSA PUDICA LINN. EXTRACT

ABSTRACT
The use of herbal medicinal plants is increasingly widespread in society, one of which
is the Mimosa pudica Linn., which is believed to have antidiabetic properties. Compounds that
have antidiabetic activity in the Mimosa pudica Linn. are flavonoids, alkaloids, and tannins.
The selection of effervescent tablet dosage formulations is practical for diabetics with the
addition of natural sweetener stevia leaves. The purpose of the study was to determine the

i
optimum formula and activity of "Effervescent tablets of Mimosa Pudica Linn." as a natural
antidiabetic. The research method begins with maceration extraction with 70% ethanol solvent,
effervescent tablet formulation using dry granulation method, effervescent tablet evaluation,
and experimental studies conducted with true experimental post test only controlled group
design. Research using 28 male mice (Mus musculus) Swiss strain with 20-36 gram body weight
were divided into 4 groups, group I: negative control Na-CMC 0.5%, group II: given
effervescent tablets of 70% ethanol extract of Mimosa pudica Linn. leaves dose of 600 mg/kgBB,
group III: positive control (metformin 500 mg/kgBB), group IV: normal control (feed + drink
normally). Each group except for normal controls was induced by DM using alloxan 150
mg/kgBB. Data on blood glucose levels were analyzed using the Kruskal-Wallis statistical test.
The results showed that effervescent tablets met the physical test parameters, including:
disperse time test, pH test, size uniformity test, weight uniformity test, hardness test, moisture
test, and friability test. Based on Kruskal-Wallis statistical test results obtained a significance
value of 0,000 <0.05 which means that there are significant differences between the negative,
positive, normal, and treatment control groups. Effervescent tablets of 70% ethanol extract of
Mimosa pudica Linn. leaves dose of 600 mg/kgBB can reduce blood glucose levels in Swiss
strain male mice (Mus musculus) induced by alloxan 150 mg/kgBB.

Keywords: Effervescent tablets, Extract of Mimosa pudica Linn. leaves, Alloxan, Antidiabetic,
stevia sweetener.

PENDAHULUAN
International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa prevalensi Diabetes
Mellitus di dunia adalah 1,9% dan di Indonesia membesar sampai 57% dan type Diabetes
Mellitus yang sering muncul adalah Diabetes Mellitus type 2 [10]. Diabetes Mellitus type 2
merupakan penyakit hiperglikemi akibat insensivitas sel terhadap insulin [4]. Diabetes Mellitus
type 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin, namun karena sel-sel sasaran insulin
gagal atau tidak mampu merespon insulin secara normal [3], [13].
Peningkatan kadar glukosa darah apabila tidak segera diatasi akan menyebabkan
terjadinya angiopati diabetik, yaitu gangguan pada semua pembuluh darah di seluruh
tubuh. Tujuan pengobatan diabetes mellitus adalah secara konsisten menormalkan kadar
glukosa darah dengan variasi minimum. Pada saat ini banyak peneliti yang menemukan
sejumlah tanaman herbal alami yang dapat menurunkan kadar glukosa darah, salah
satunya tanaman Putri Malu. Tanaman putri malu belum banyak dimanfaatkan sebagai obat.
Putri Malu memiliki aktivitas famakologis seperti antidiabetes, antimikroba, antitoksin,
antihepatotoxin, antioksidan, pengawet alami dan penyembuhan luka [1], [2], [6], [9]. Di Jawa
Tengah, tanaman putri malu (Mimosa pudica Linn) mudah ditemukan, dan tanaman ini hidup
liar sehingga dapat menjadi limbah apabila tidak dipergunakan. Oleh karena itu kami
memanfaatkannya untuk digunakan sebagai bahan obat. Penelitian ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran mengenai senyawa alkaloid, flavonoid, dan tannin pada tablet
effervescent ekstrak putri malu (Mimosa pudica Linn) yang dapat menurunkan kadar glukosa
darah pada mencit (Mus musculus) [11].
Pemilihan sediaan effervescent karena dianggap praktis dan menarik [7] untuk penderita
diabetes mellitus yang ingin menikmati rasa manis namun tidak khawatir dengan penyakitnya
karena kandungan gula yang rendah kalori dan kandungan ekstrak daun putri malu yang efektif

ii
berkhasiat menurunkan kadar gula darah, apabila sediaan effervescent ini dikonsumsi secara
rutin, dengan bentuk sediaan yang unik penderita diabetes melitus akan senang untuk
mengkonsumsinya seperti minuman ringan yang biasanya dilarang untuk penderita diabetes
melitus namun dengan inovasi ini dapat menikmati tanpa perlu khawatir gula darah naik.
Kebutuhan manusia akan gula sebagai bahan makanan tambahan yang memberikan rasa
manis pada makanan dan minuman sangatlah tinggi. Namun konsumsi gula yang berlebih dapat
menimbulkan masalah terutama penyakit obesitas dan diabetes mellitus. Oleh karena itu,
dibutuhkan alternatif pemanis pengganti gula, baik pemanis alami maupun sintesis kimia, yang
tidak memiliki efek yang membahayakan bagi kesehatan dan rendah kalori, sehingga dapat di
konsumsi oleh semua orang termasuk penderita obesitas dan diabetes mellitus. Salah satu
pemanis pengganti gula yang diusulkan adalah stevia. Stevia di ekstrak dari tanaman Stevia
rebaudiana dan aman di konsumsi pada dosis yang wajar yaitu sebesar 0.1-4 mg/kgBB/hari.
Stevia memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan gula, diantaranya memiliki tingkat
kemanisan 300 kali lebih tinggi dari sukrosa, tidak merusak gigi, dapat menurunkan tekanan
darah, dan tidak meningkatkan kadar gula darah [8].
Penelitian yang akan dilakukan menggunakan daun putri malu yang diekstrak dengan
etanol 70% kemudian dilakukan uji fitokimia dan diformulasikan menjadi tablet effervescent.
Tablet effervescent ekstrak etanol 70% daun putri malu diharapkan memiliki potensi dalam
menurunkan kadar glukosa darah pada hewan uji dan dapat digunakan sebagai alternatif
pengobatan alami diabetes mellitus.

METODE PENELITIAN
Pembuatan Ekstrak Metode Maserasi
Pembuatan ekstrak putri malu dilakukan dengan metode ekstraksi maserasi
(perendaman) karena sampel yang digunakan berupa daun. Metode maserasi dibuat dengan cara
perendaman ekstrak etanol 70% sebagai cairan penyari. Sebanyak 2 kg serbuk simplisia daun
putri malu direndam dalam bejana kaca dengan etanol 70% dengan perbandingan 1:5. Tahap
pertama, serbuk direndam dengan etanol 70% sebanyak 10 L selama 5 hari. Selama waktu
tersebut setiap 24 jam, rendaman ekstrak diaduk selama 5 menit. Rendaman diperas dan ampas
diperas lagi. Maserat dibiarkan semalam untuk memisahkan endapan. Kemudian disaring
dengan penyaring vacuum. Hasil penyaringan diuapkan menggunakan rotary evaporator dengan
kecepatan 130 rpm dan suhu 500C. Dilanjutkan proses pemekatan ekstrak putri malu pada
waterbath suhu 50-60oC. Pemeriksaan kualitas ekstrak daun putri malu dilakukan dengan uji
organoleptik dan uji kadar air.

Pengujian tanin
Ekstrak 0,5 gram ditimbang, ditambahkan 5 mL aquades dan dipanaskan kemudian
disaring. Selanjutnya filtrat ditambahkan dengan 5 tetes FeCI3 1%. Jika positif tanin jika
terbentuk warna hijau kehitaman.

Pengujian Flavonoid
Ekstrak 0,5 gram ditimbang, ditambahkan 5 mL aquades dan dipanaskan kemudian
disaring. Filtrat ditambahkan dengan 0,1 gram logam Mg dan 5 tetes HCl pekat. Positif
mengandung flavonoid jika warna kuning jingga.

3
Pengujian Alkaloid
Ekstrak 0,5 gram ditimbang, ditambahkan 5 mL aquades dan dipanaskan kemudian
disaring. Selanjutnya filtrat ditambahkan dengan 5 tetes HCl pekat dan 5 tetes reagen
Dragendroff. Apabila menghasilkan endapan yang berwarna jingga maka hasilnya positif
mengandung alkaloid.
Formulasi Tablet Effervescent Putri Malu
Penambahan bahan eksipien formulasi tablet effervescent diambil sesuai fungsinya
dalam sediaan tablet effervescent berdasarkan rentang konsentrasi yang sesuai pada Handbook
of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition [12].
Tabel 1. Dalam 1500 mg tablet Effervescent mengandung :
No. Bahan Fungsi Kuantitas (mg) %
1. Ekstrak Putri Malu Zat Aktif 600 mg
2. Gelatin Pengikat 75 mg 5%
3. Asam Sitrat Pengawet alami dan Pengasam 100 mg 6,7%
4. Asam Tartrat Solubility Agent 200 mg 13,4%
5. Natrium Karbonat Disintegran 300 mg 20%
6. Ektrak Daun Stevia Pemanis 100 mg 6,7%
7. Matcha Perasa qs
8. Amylum Pengisi dan disintegran 125 mg

Cara Pembuatan Tablet Effervescent


Tablet effervescent ekstrak putri malu dibuat pada kondisi khusus kelembaban relatif
(RH) 40% pada suhu 25oC dengan menggunakan metode granulasi kering. Pada proses
pembuatan, asam sitrat diayak terlebih dahulu dengan ayakan mesh nomor 100 agar
diperoleh ukuran asam sitrat yang kecil dan seragam, ditambahkan asam tartrat dan campur
hingga homogen. Setelah itu ditambahkan berturut-turut pemanis alami daun stevia, gelatin
sambil diaduk hingga homogen. Setelah homogen ditambahkan serbuk ekstrak putri malu dan
diaduk rata. Granul yang dihasilkan dikeringkan terlebih dahulu di dalam oven suhu 50ºC
selama satu setengah jam sebelum dilakukan proses granulasi kering untuk menghilangkan
kristal air dalam asam sitrat dan kandungan lembab yang ada pada serbuk ekstrak putri malu.
Penambahan natrium karbonat, amylum, dan perisa matcha dilakukan setelah granul
dikeluarkan dari oven untuk menghindari inisiasi reaksi effervescent yang dapat terjadi
selama proses pencampuran. Granul dan tablet effervescent yang dihasilkan kemudian
disimpan di tempat kering pada suhu dibawah 25ºC dalam kemasan kedap udara yang tidak
tembus uap air agar tetap terjaga dalam keadaan kering.

Evaluasi Tablet Effervescent


a) Uji Organoleptik Tablet
Terhadap 20 tablet dilihat penampilan (mengkilap atau kusam), tekstur permukaan
(halus atau kasar), warna, serta adanya kecacatan pada tablet atau tidak [5].
b) Uji Keseragaman Ukuran dan Keseragaman Bobot
Uji keseragaman ukuran meliputi uji diameter dan ketebalan tablet yang dilakukan
terhadap 20 tablet, dengan cara mengukur diameter dan ketebalan masing-masing tablet
menggunakan jangka sorong. Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang

4
dari 11/3 kali tebal tablet. Dan keseragaman bobot dilakukan terhadap 20 tablet dengan
cara menimbang satu persatu menggunakan timbangan analitik [5].
c) Uji Kekerasan dan Friabilitas
Uji kekerasan dilakukan pada 20 tablet yang masing-masing diuji dengan alat
Hardness Tester dengan satuan kp dan friabilitas ditimbang 10 tablet yang telah dibebaskan
debunya kemudian dimasukkan ke dalam alat Friabilator. Alat dijalankan dengan kecepatan
25 rpm selama 4 menit, tablet dikeluarkan, dibersihkan dan ditimbang kembali untuk
mengetahui perbedaan berat sebelum dan sesudah diuji keregasan kemudian dihitung
persentasenya. Syarat nilai friabilitas kurang dari 1%.
d) Uji Waktu Larut
Diambil 1 tablet kemudian diuji satu persatu dalam suatu gelas yang dapat merendam
seluruh bagian tablet, ditambahkan aquadest sampai volume 200 ml kemudian ditentukan
waktu larutnya mulai dari tablet dimasukkan dalam gelas hingga tablet habis larut, waktu larut
tablet effervescent yaitu kurang dari 5 menit pada suhu 25oC.
e) Uji Derajat Keasaman
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH meter. Dilakukan dengan cara
satu tablet effervescent yang dibuat dilarutkan dalam 200 ml air kemudian diukur pH nya.

Pembuatan koloid Na-CMC 0,5% blv


Serbuk CMC sebanyak 0,5 gr dilarutkan dengan 50 ml aquadest (suhu 70oC) sedikit
demi sedikit hingga terbentuk larutan koloid. Dimasukkan ke dalam labu ukur dan ditambahkan
aquadest sampai 100 ml.

Pengujian Aktivitas Antidiabetes Tablet Effervescent pada Hewan Uji


Mencit dibagi menjadi 4 kelompok, diantaranya kelompok negatif, kelompok perlakuan
tablet effervescent pemalu, kelompok positif, dan kelompok normal. Semua hewan kecuali
kontrol normal diinduksikan secara intraperitoneal dengan Aloksan dosis 150 mg/kgBB.
Kemudian diberi glukosa 10% dan selama perlakuan mencit tetap diberi pakan. Setelah 3 hari,
sebelum diberikan perlakuan hewan uji dipuasakan selama 12 jam. Kemudian kadar glukosa
darah diukur untuk memastikan kadar Aloksan yang berfungsi sebagai diabetik eksperimental.
Masing-masing kelompok diberi perlakuan yaitu : kelompok I kontrol negatif (Na-CMC 0,5%),
kelompok II (tablet effervescent ekstrak putri malu dosis 600 mg/kgBB), kelompok III kontrol
positif (metformin 500mg/kgbb), kelompok IV kontrol normal (pakan + minum biasa). Selesai
perlakuan mencit diistirahatkan di kandangnya dan diberikan pakan + minum seperti biasanya.
Kadar glukosa darah diukur kembali pada hari ke 1, 2, 3, dan 6 setelah perlakuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Ekstraksi Maserasi dan Uji Fitokimia
Daun putri malu diekstraksi menggunakan metode maserasi. Maserasi memiliki
keuntungan prosedur yang sederhana dan tidak perlu banyak penggunaan alat. Maserasi
menggunakan pelarut etanol 70% dikarenakan alkohol atau campuran alkohol dan air sering
digunakan dalam ekstraksi. Ekstraksi daun putri malu menggunakan simplisia serbuk kering
berat 2 kg dengan pelarut etanol 70% diperoleh berat ekstrak kental sebesar 170 g. Rendemen
yang diperoleh sebesar 8,50%. Kemudian dilakukan pengujian kadar air ekstrak dan didapatkan
bahwa hasil uji kadar air ekstrak daun putri malu sebesar 7,69%, yang artinya memenuhi syarat

5
ekstrak yang baik karena kurang dari 10%. Berdasarkan hasilnya ekstrak putri malu positif
memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder berupa tannin, flavonoid, dan alkaloid dapat
dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Skrining Fitokimia Ekstrak Daun Putri Malu


Uji Perlakuan Hasil Keterangan
Fitokimia

Ekstrak 0,5 gram + 5 mL


aquades  dipanaskan  (+++)
Tanin disaring.  filtrat + 5 tetes Warna : larutan hijau
FeCI3 1% kehitaman

Ekstrak 0,5 gram + 5 mL


aquades  dipanaskan  (+++)
Alkoloid disaring  filtrat + 5 tetes Warna: endapan jingga
HCl pekat + 5 tetes reagen
Dragendroff.

Ekstrak 0,5 gram + 5 mL


aquades  dipanaskan  (+++)
Flavonoid disaring  Filtrat + 0,1 Warna : larutan kuning
gram logam Mg + 5 tetes jingga
HCl pekat.

Mekanisme penurun glukosa darah yang dilakukan senyawa - senyawa dalam


perlakuan ekstrak etanol daun putri malu (Mimosa Pudica Linn.) proses penurunan glukosa
darah dalam penelitian dapat melewati proses pengambilan glukosa di usus, menghambat
absorbsi glukosa di usus dengan cara menghambat transportasi aktif GLUT 2 di usus dan
menjadi inhibitor enzim-enzim pencernaan di usus seperti enzim α-glukosidase dan
pancreatik α-amylase sehinga glukosa tidak terbentuk. Selain mengurangi glukosa darah dari
penyerapan awal ekstrak ini dapat mempengaruhi glukosa darah dengan cara menghambat
proses glukonegenesis di hati, meningkatkan pemakaian glukosa di sel otot dan sel lemak,
sekresi insulin ke darah ditingkatkan. Ekstrak ini juga bekerja memberikan proteksi pada
sel beta pankreas dari glukotoxik, mengikat radikal bebas dan memperantarai aktivitas enzim
antioksidan di pankreas [15].

Hasil Uji Evaluasi Tablet Effervescent


a) Uji Organoleptik Tablet
Pengamatan sediaan tablet effervescent putri malu dilakukan dengan mengamati dari
segi penampilan, rasa, dan aroma dari sediaan uji. Warna tablet yaitu kehijauan, rasa manis,
aroma teh hijau matcha.
b) Uji Keseragaman Ukuran dan Keseragaman Bobot

6
Uji keseragaman ukuran didapatkan rata-rata diameter tablet 1,4 cm dan ketebalan
tablet 3 mm atau 0.3 cm. Uji keseragaman bobot dari penimbangan 20 tablet di dapatkan total
31,9 dengan rata rata berat tablet adalah 1,6 gram. Didapatkan bahwa keseragaman bobot 7,5
% (dengan boleh ada 2 tablet menyimpang).
c) Uji Kekerasan dan Friabilitas
Hasil kekerasan tablet diukur dengan alat Hardness tester mendapatkan nilai 4,36 kg.
Kekerasan tablet biasanya 4-8 kg. Dan hasil uji friability tester bahwa setelah dilakukan
pengujian 20 tablet tidak ada tablet yang mengalami kerapuhan. Perhitungan selisih berat
sebelum dan sesudah perlakuan :
𝑎−𝑏 1,5−1,49
𝐹= 𝑎
𝑥 100% = 1,5
𝑥 100% = 0.67% (1)
Tablet effervescent putri malu memenuhi persyaratan dalam uji friabilitas karena kehilangan
berat tidak lebih dari 1%.
d) Uji waktu larut
Tablet effervescent yang baik mempunyai waktu larut tidak lebih dari 5 menit. Uji
waktu dispersi dilakukan pada air 200 ml dengan hasilnya adalah 2,45 menit, hasil sudah
memenuhi persyaratan uji waktu larut.
e) Uji Derajat Keasaman
Didapatkan hasil pengujian pH dengan indikator kertas pH yaitu nilai pH 7 sehingga
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi persyaratan derajat keasaman yang baik karena pH
netral.

Hasil Uji aktivitas antidiabetes pada Hewan coba


Semua hewan uji yang diteliti, kecuali kontrol normal diinduksi aloksan 150 mg/kgBB.
Aloksan merupakan bahan kimia yang berfungsi untuk menginduksi diabetes pada
binatang percobaan. Aloksan ini memiliki aksi dalam menimbulkan diabetes melitus pada
binatang percobaan dengan merusak sel-β pankreas, dengan cara menghasilkan radikal bebas
dan radikal aloksan dari metabolisme oksidasi reduksi aloksan [14]. Sehingga insulin tidak
terbentuk yang membuat laju penggunaan glukosa ke jaringan terhambat dan menyebabkan
peningkatan kadar glukosa dalam darah dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil data pengujian kadar glukosa darah (mg/dL) pada mencit :
Perlakuan Mencit Glukosa Glukosa Penurunan
Sebelum Sesudah Glukosa Darah
(mg/dL) (mg/dL) (mg/dL)
Kontrol Normal 83 83,33 0
Na-CMC (Kontrol 114,83 177,33 0
Negatif)
Metformin 500 mg/kgBB 161,5 113,83 47,67
(Pembanding)
Tablet Effervescent Putri 132,67 103,17 29,5
malu 600 mg/kgBB

Hasil uji kadar gula darah mencit sebelum (setelah 3 hari diberikan aloksan), kemudian
setelah 6 hari diberikan perlakuan pada kelompok kontrol negatif dengan pemberian perlakuan

7
CMC-Na 0,5%, pakan dan minum biasa, kadar gula darah mengalami kenaikan setelah 6 hari
pemberian CMC-Na. Terdapat satu hewan mencit yang mati.
Pada kelompok perlakuan tablet effervescent putri malu dosis 600 mg/kgBB, pakan dan
minum biasa, setelah 3 hari diinduksi aloksan 1 hewan mencit mengalami kematian, kadar gula
darah sesudah 6 hari pemberian tablet effervescent pemalu pada 6 hewan mencit mengalami
penurunan.
Pada kelompok kontrol positif dengan pemberian tablet metformin dosis 500 mg/kgBB,
pakan dan minum biasa kadar gula darah sesudah 6 hari pemberian tablet pada 6 hewan mencit
mengalami penurunan dan 1 hewan mati sesudah 3 hari diinduksi aloksan.
Pada kelompok kontrol normal pemberian pakan dan minum biasa terdapat 4 hewan mencit
yang mengalami penurunan kadar gula darah, sedangkan 2 hewan mencit lainnya mengalami
kenaikan kadar gula darah.

40%
29.52%
30% 22.24%
20%
10% 0% 0%
0%
Kontrol Na-CMC Tablet Metformin
Putri Malu

%Penurunan_Kadar_Gula_Darah

Gambar 1. Hasil Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Mencit

Kelompok pemberian metformin 500 mg/kgBB yang dalam penelitian ini digunakan
sebagai pembanding dapat menurunkan kadar gula darah sebesar 29,52% dari 161,5 mg/dL
menjadi 113,83 mg/dL. Dan pada kelompok pemberian tablet effervescent putri malu dosis 600
mg/dL dapat menurunkan kadar gula darah sebesar 22,24% dari 132,67 mg/dL menjadi 103,17
mg/dL dapat dilihat pada Gambar 1.
Data hasil dari pengukuran kadar glukosa darah dianalisis menggunakan analisis statistik.
Analisis data dilakukan dengan menguji normalitas menggunakan Saphiro-Wilk. Diperoleh data
normal dari keempat kelompok. Kemudian dilanjutkan uji Levene test untuk mengetahui
homogenitas dan diperoleh data tidak homogen, sehingga dilanjutkan uji non parametrik
Kruskal Wallis. Dari hasil analisis statistik Kruskal-Wallis bahwa terdapat perbedaan yang
bermakna antar kelompok. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansinya yaitu 0,000
(p<0,05). Berdasarkan Mean Rank didapatkan nilai kadar gula darah (mg/dL) perlakuan 1 yaitu
kontrol negatif mempunyai rata-rata sangat tinggi sebesar 21.50, perlakuan 2 dengan pemberian
terapi tablet effervescent putri malu 600 mg/kgBB memberikan pengaruh penurunan kadar gula
darah dengan nilai rata-rata 11.17, perlakuan 3 sebagai kontrol positif dengan pemberian
metformin 500 mg/kgBB juga menunjukkan adanya penurunan kadar gula darah sebesar 13.67,
dan perlakuan 4 sebagai kontrol normal mendapatkan hasil nilai kadar gula darah yang tidak
jauh berbeda dengan hasil sebelumnya.

8
KESIMPULAN
Pemberian tablet effervescent ekstrak etanol 70% daun putri malu dosis 600 mg/kgBB
dapat memberikan efek penurunan kadar glukosa darah setelah diinduksi aloksan 150 mg/kgBB
dengan nilai p<0,05 dan persen penurunan sebesar 22,24%.
SARAN
Penulis berharap penelitian ini dapat dilanjutkan dengan optimalisasi formula dan
disempurnakan untuk membantu menemukan solusi penyembuhan penyakit Diabetus Mellitus.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak DIKTI, kampus Universitas Islam Sultan
Agung Semarang, dan semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

[1] Abirami, S. K. G., Mani, K. S., Devi, M. N., & Devi, P. N. 2014. The antimicrobial activity
of mimosa pudica L. International Journal of Ayurveda and Pharma Research, 2(1), 105-
108.

[2] Azmi, L., Singh, M. K., & Akhtar, A. K. (2011). Pharmacological and biological overview
on mimosa pudica Linn. International Journal of Pharmacy & Life Sciences, 2(11), 1226-
1234.

[3] Buraerah, Hakim. 2010. Analisis Faktor Risiko Diabetes Mellitus tipe 2 di Puskesmas
Tanrutedong, Sidenreg Rappan,. Jurnal Ilmiah Nasional

[4] Departemen Kesehatan. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Mellitus.

[5] Depkes RI, 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.

[6] Fadlian., Baharuddin Hamzah., dan Paulus Hengky Abram. 2016. Effectivity Test of
Shameful Plant (Mimosa Pudica Linn) Exctract as Natural Preservative for Tomatoes.
Jurnal Akademika Kimia, 5(4), 153-158.

[7] Kurniasari, dkk. 2010. Formulasi Dan Aktivitas Antioksidan Tablet Effervescent Berbahan
Baku Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia sinensis). Balai Besar Litbang Pasca
Panen Pertanian, Bogor.

[8] Limanto, Agus. 2017. Stevia, Pemanis Pengganti Gula dari Tanaman Stevia rebaudiana. J.
Kedokteran Meditek Volume 23, No. 61 Jan-Maret 2017.

[9] Parhusip, A. J. N., Friska, E., & Saputra, R. D. 2010. Potensi Aktivitas Antimikroba Ekstrak
Putri Malu (mimosa pudica l.) Terhadap Mikroba Patogen Pangan. Jurnal Ilmu dan
Teknologi Pangan, 8(1), 45-54.

[10] PB PERKENI. 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Type 2
di Indonesia. Jakarta.

[11] Purwatresna, E. (2012). Aktivitas antidiabetes ekstrak air dan etanol daun sirsak secara in
vitro melalui inhibisi enzim a-glukosidase. Institut Pertanian Bogor.

[12] Rowe, C Raymond. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. Royal
Pharmaceutical Society of Grat Britain, London, UK.

[13] Slamet S. 2008. Diet pada diabetes Dalam Noer dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Edisi III. Jakarta: Balai Penerbit FK-UI.

[14] Suarsana, I. N., Priosoeryanto, B. P., Bintang, M., Wresdiyati. T., 2010. Profil
Glukosa Darah dan Ultrastruktur Sel Beta Pankreas Tikus yang Diinduksi Senyawa
Aloksan. JITV. 150: 118-123

[15] Zhang, J., Yuan, Y., Zhou, W. L., Zhou, J., Yang, P., 2011. Studies on the active
components and antioxidant of the extracts of Mimosa pudica Linn. Phcog. 7: 35-39

10

Anda mungkin juga menyukai