Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi

Volume 18 Nomor 2 Agustus 2018

AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL DAUN KEREHAU


(Callicarpa longifolia Lamk.)

Elis Susilawati1 Nita Selifiana2 Widhya Aligita3 Christina Betharia P.S4 Elvania Fionna5
Sekolah Tinggi Farmasi Bandung
Email : elis.susilawati@stfb.ac.id

ABSTRAK

Pada penelitian sebelumnya daun Kerehau (Callicarpa longifolia Lamk.) memiliki aktivitas sebagai
antioksidan. Antioksidan dapat menurunkan stress oksidatif pada diabetes melitus dan menurunkan
kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arah mekanisme kerja ektrak etanol daun
Kerehau dalam menurunkan kadar glukosa darah. Metode yang digunakan adalah resistensi insulin dan
tes toleransi amylum meggunakan mencit Swiss Webster serta penghambatan enzim α-amylase. Metode
resistensi insulin dilakukan secara preventif dengan induksi lipofundin 30 ml / kg Kg dan fruktosa 2,52g
/ KgBB selama 28 hari. Pada tes toleransi amilum mencit diinduksi Amylum manihot 3g/KgBB dan
diukur kadar glukosa darah pada menit ke 90, 120, 150, 180, dan 210. Penghambatan enzim α-amilase
dilakukan pada konsentrasi ekstrak 50, 100, 150, 200, 250 dan 300ppm berdasarkan reaksi iodin-pati
dan diukur absorbansinya menggunakan Spektrofotometer UV/Vis pada 620nm. Pada metode resistensi
insulin diperoleh nilai KTTI pada kontrol negatif: 1,56; kontrol positif: 0,22; metformin: 1,11; EEDK
75mg/KgBB: 1,26; 150mg/KgBB: 1,55 dan 300mg/KgBB: 1,10. Sedangkan pada tes toleransi amilum
menunjukkan bahwa ekstrak tidak menurunkan kadar glukosa darah secara signifikan. Pada
penghambatan enzim α-amilase diperoleh IC50 ekstrak yaitu 2.324ppm sedangkan acarbose 47ppm.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol daun kerehau bekerja meningkatkan sensitivitas
insulin pada dosis 75mg/KgBB.

Kata kunci : Daun kerehau (Callicarpa longifolia, Lamk.), amylum, resistensi insulin

Diterima: 18 Mei 2018 Direvisi: 30 Juli 2018 Dipublikasikan:1Agustus 2018

ABSTRACT

In previous research leaf of Kerehau (Callicarpa longifolia Lamk.) has activity as an antioxidant.
Antioxidants can reduce oxidative stress in diabetes mellitus and lower blood glucose levels. This study
aims to determine the direction of action mechanism of ethanol extract of Kerehau leaf in lowering blood
glucose level. Antidiabetic activity was investigated by insulin resistance and amylum tolerance test
using Swiss Webster mice and inhibition of the α-amylase enzyme. The method of insulin resistance was
carried out preventively by the induction of lipofundin 30ml/KgBB and fructose 2,52g/KgBB for 28 days.
In the amylum tolerance test, the mice were induced by Amylum manihot 3g/KgBB and blood glucose
levels were measured at 90, 120, 150, 180, and 210 minutes. Inhibition of the α-amylase enzyme was
carried out at a extract concentration of 50, 100, 150, 200, 250 and 300ppm based of the iodine-starch
reaction and measured absorbance using a UV/Vis Spectrophotometer at 620nm. In insulin resistance
method obtained KTTI value on negative control: 1,56; positive control: 0,22; metformin 65mg/KgBB:
1,11; EEDK 75mg/KgBB: 1,26; 150mg/KgBB: 1,55 and 300mg/KgBB: 1,10. While on amylum tolerance
test showed that the extract did’nt decrease the blood glucose level significantly. Inhibition of enzyme
α-amylase obtained IC50 extract is 2.324ppm while acarbose 47ppm. The conclusion of this research is
kerehau leaf ethanol extract work to increase insulin sensitivity at dose 75mg/KgBB.
Keywords: Leaf of Kerehau (Callicarpa longifolia, Lamk.), amylum, insulin resistance
Received:

PENDAHULUAN tanaman yang memiliki senyawa kimia


Indonesia merupakan negara yang yang dapat bermanfaat bagi pengobatan.
memiliki keanekaragaman hayati yang Salah satunya adalah tanaman Kerehau
tinggi salah satunya ialah hutan. Dimana (Callicarpa longifolia Lamk.) yang berasal
dari keanekaragaman ini terdapat tanaman- dari Kalimantan Timur yang daunnya biasa
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 18 Nomor 2 Agustus 2018

digunakan oleh Suku Dayak sebagai bedak yang menderita diabetes. Indonesia sendiri
dingin untuk menghilangkan bekas jerawat menduduki peringkat ke 6 dari 10 negara
dan bengkak. Selain daun, bagian akar dengan jumlah orang dewasa (20-79 tahun)
tanaman kerehau dipercaya suku Dayak penderita diabetes tertinggi di dunia
sebagai obat diare dan menghilangkan sakit (International Diabetes Federation, 2017).
perut (Novadiana dkk, 2014) (Supomo dkk, Sedangkan di wilayah Asia Tenggara pada
2016). tahun 2014 tercatat 96 juta kasus pasien
Pada penelitian sebelumnya daun kerehau dewasa yang menderita diabetes atau
memiliki aktivitas sebagai antioksidan sekitar 8.6% (Roglic dan World Health
(Erwin dkk, 2015), antiinflamasi Organization 2016).
(Semiawan dkk, 2015.), antibakteri dan Dari banyaknya kasus penderita DM,
penyembuh luka (Susilawati dkk, 2018). hampir 90% pasien menderita DM tipe II
Aktivitas antioksidan dari daun kerehau ini yang disebabkan asupan karbohidrat dan
berpotensi sebagai antidiabetes karena lemak yang berlebih. Karbohidrat yang
antioksidan mampu mengurangi stress masuk dalam tubuh akan diurai menjadi
oksidatif pada kasus diabetes melitus glukosa. Maka dari itu, memperlambat
(Widowati, 2008). Berdasarkan uji atau mengurangi penguraian karbohidrat
fitokimia daun kerehau mengandung mampu mengurangi hiperglikemia
senyawa metabolit sekunder yaitu postprandial pada kasus diabetes.
flavonoid, saponin, tannin, terpenoid, dan Menghambat enzim yang terlibat, seperti
steroid (Novadiana dkk, 2014) (Supomo enzim α-amylase dan α -glucosidase adalah
dkk, 2016). Dimana senyawa tannin, tujuan terapeutik yang kuat untuk
saponin, dan terpenoid berpotensi untuk mengendalikan kadar glukosa darah. Selain
menghambat enzim α-amilase itu, tingginya asupan lemak juga dapat
(Wahyuntari, 2011). Di Indonesia belum menyebabkan jumlah jaringan adiposa
ada penelitian secara ilmiah tentang meningkat, dimana pada jaringan ini
aktivitas antidiabetes dari daun kerehau. memiliki tingkat lipolisis yang tinggi
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian sehingga menghasilkan asam lemak yang
untuk mengetahui apakah daun kerehau tinggi pula. Asam lemak ini dilepaskan ke
mampu menurunkan glukosa darah pada sirkulasi sistemik menuju ke hati, dimana
penderita diabetes guna memperoleh mereka akan merangsang produksi very
pengobatan alternatif dengan efek samping low density lipoprotein (VLDL) dan
yang lebih minimum. mengurangi sensitivitas reseptor insulin
Tercatat pada tahun 2017 terdapat pada jaringan perifer (Glantz 2012a).
425.000.000 orang dewasa menderita Pada kasus DM tipe II agen hipoglikemi
diabetes dan diperkirakan pada tahun 2045 oral yang digunakan ialah acarbose dan
akan mencapai 629.000.000 orang dewasa metformin. Mekanisme acarbose ialah
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 18 Nomor 2 Agustus 2018

menghambat enzim α-amylase dan α - CMC, buffer phosphate, HCl, iodium, dan
glucosidase sehingga hidrolisis karbohidrat enzim α-amilase.
tertunda. Namun dalam penggunaanya, Hewan Uji
acarbaose memiliki efek samping seperti Hewan yang digunakan adalah Mencit
diare, kembung, dan ketidaknyamanan jantan Swiss Webster dengan bobot rata-
perut (J. DiPiro dkk. 2011). Sedangkan rata 20-30 gram yang diperoleh dari
metformin dari golongan biguanid peternak D’45 kota Cimahi.
memiliki mekanisme menurunkan Prosedur Penelitian.
produksi gula hepatik dan dengan Pengumpulan Bahan:
meningkatkan aksi insulin pada otot. Tanaman Kerehau diperoleh dari daerah
Penggunaan metformin memiliki efek Muara Muntai, Kabupaten Kutai
samping seperti diare, ketidaknyamanan Kartanegara, Kalimantan Timur dan
perut, mual, rasa logam, dan anoreksia. dideterminasi di Universitas Mulawarman
Selain efek samping tersebut, golongan Kalimantan.
biguanid juga dikontraindikasikan pada Karakteriasi simplisia:
pasien gagal jantung, gangguan ginjal, Karakterisasi dilakukan pada serbuk daun
riwayat asidosis laktik, dan penyakit paru- kerehau yang meliputi kadar air, kadar abu
paru hipoksia (Glantz 2012b). total, kadar abu tak larut asam kada sari
larut air, kadar sari larut ethanol dan susut
METODE PENELITIAN
pengeringan.
Alat
Skrining fitokimia:
Neraca kasar, neraca hewan , erlenmeyer,
Skrining fitokimina dilakukan pada ekstrak
corong, kain flannel, spuit, labu takar,
ethanol daun kerehau yang meliputi
ayakan, tabung reaksi, gelas kimia, gelas
identifikasi alkaloid, saponin, tannin,
ukur, tabung reaksi, kandang mencit,
terpenoid, dan flavonoid.
glucometer, sonde oral, rotary evaporator,
Ekstraksi:
spektrofotometer UV/Vis, kuvet,
Dilakukan dengan metode maserasi
glucometer, pH meter, dan inkubator.
menggunakan pelarut etanol 96% dengan
Bahan
perbandingan 1:5. Ekstrak cair yang
Daun Kerehau (Callicarpa longifolia
diperoleh kemudian dievaporasi
Lamk.) yang didapat dari daerah Muara
menggunakan rotary evaporator hingga
Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara,
menjadi ekstrak pekat. Lalu dilakukan
Kalimantan Timur, alkohol 96%, emulsi
skrining fitokimia pada ekstrak pekat
lemak Lipofundin, frukotsa, Amylum
menggunakan pereaksi – pereaksi yang
manihot, pakan normal, metformin,
sesuai.
acarbose, strip test, insulin, aquadest, Na-
Resistensi insulin:
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 18 Nomor 2 Agustus 2018

Metode ini dilakukan secara preventif dan glukosa yang diperoleh kemudian dibuat
model hewan resistensi insulin dibentuk kurva regresi linier logaritma natural kadar
menggunkan induksi emulsi lemak glukosa darah terhadap waktu, nilai KTTI
Lipofundin 30mL/KgBB dan fruktosa merupakan nilai gradien2 atau nilai
2,52g/KgBB secara oral selama 28 hari kemiringan kurva regresi dikalikan 100.
dengan parameter yang diukur adalah nilai Tes toleransi amilum:
konstanta tes tolerani insulin (KTTI). Mencit Metode ini diawali dengan pengukuran
yang telah diaklimatisasi dipuasakan kadar glukosa darah awal (T0) lalu hewan
terlebih dahulu selama 3 jam lalu diukur uji dibagi menjadi 6 kelompok yaitu
kadar glukosa darah awal lalu dibagi kelompok kontrol negatif, kontrol positif,
menjadi 6 kelompok yaitu kelompok Acarbose 6,5mg/KgBB, EEDK 75
kontrol negatif, kontrol positif, Metformin mg/KgBB, 150 mg/kgBB dan 300
65mg/KgBB, EEDK (ekstrak etanol daun mg/kgBB. Kelompok kontrol negatif dan
kerehau) 75 mg/kgBB, 150 mg/kgBB dan positif diberi Na-CMC 0.5% p.o, kelompok
300 mg/kgBB. Setelah itu mencit diberi Acarbose 6.5mg/KgBB p.o, dan kelompok
pengobatan dan induksi secara bersamaan uji diberi EEDK sesuai dosisnya masing-
selama 28 hari. Setelah 28 hari mencit masing secara p.o. Setelah diberi bahan uji,
dipuasakan selama 3 jam lalu diukur tunggu selama 30 menit kemudian mencit
toleransi insulinnya dengan cara diberi induksi Amylum manihot 3g/KgBB
memberikan insulin 0,0125 UI/kgBB kecuali kelompok kontrol negatif. Lalu
secara intraperitoneal kemudian kadar ukur kadar glukosa darah pada menit ke 90,
glukosa darah diukur per 15 menit selama 120, 150, 180, dan 210.
60 menit (Susilawati, dkk 2017). Data Penghambatan enzim α-amIlase:

Tabel 1. Sistem reaksi penghambatan enzim α-amilase


Volume (ml)
Bahan
BS KS S BP KP P
Dapar Posphat pH 6.8 1 - - 1 - -
Enzim α-amilase (0.5U/mL) - 1 1 - 1 1
EEDK 1 1 1 - - -
Acarbose - - - 1 1 1
Inkubasi pada suhu 37ºC selama 30 menit
Pati 1% 1 - 1 1 - 1
Dapar posphat pH 6.8 - 1 - - 1 -
Inkubasi pada suhu 37ºC selama 3 menit
HCl 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Iodium 1% 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Didihkan pada suhu 85ºC selama 15 menit
Aquadest 9 9 9 9 9 9
Volume total 13 13 13 13 13 13
Ukur Absorbansi dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada λ 620nm
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 18 Nomor 2 Agustus 2018

Keterangan :
BS: Blanko Sampel BP: Blanko Pembanding
KS: Kontrol Sampel KP: Kontrol Pembanding
S: Sampel P: Pembanding

Penghambatan enzim α-amilase diinkubasi kembali selama 3 menit yang


berdasarkan reaksi pati-iodin pada kemudian diberi pereaksi warna larutan
konsenstrasi ekstrak 50, 100, 150, 200, iodium 1% lalu dipanaskan pada suhu 85ºC
250, dan 300 ppm yang kemudian diukur selama 15 menit. Kemudian diukur
absorbansinya. Dalam tabung reaksi absorbansinya menggunakan
ekstrak daun Kerehau direaksikan dengan Spektrofotometer UV/Vis pada panjang
enzim α-amilase lalu diinkubasi selama 30 gelombang 620nm (Wardani, 2018)
menit. Setelah inkubasi ditambahkan (Kumar, Saleemulla, 2013). Kemudian
larutan pati 1% sebagai substrat dan dihitung %inhibisi dengan rumus :


% ℎ = × 100%

Persen inhibisi yang diperoleh kemudian dibuat kurva regresi linier. Dari persamaan
regresi dapat dihitunh nilai IC50 dengan rumus:
(50 − )
50 =

*keterangan: =
b=

HASIL DAN PEMBAHASAN daun kerehau sebesar 5,25% dan kadar abu
Karakterisasi Simplisia tak larut asam sebesar 0,67%. Penetapan
Berdasarkan hasil karaktersitik (Tabel 2), kadar abu ini menunjukan kadar senyawa
simplisia daun kerehau memiliki kadar air organik dalam simplisia seperti logam K,
lebih kecil dari 10% yaitu 8,89% dan Ca, Na, Pb, Hg, dan silika. Dalam simplisia
memenuhi syarat yang ditetapkan pada ini juga memiliki kadar sari larut air
Materia Medika Indonesia edisi IV. Air sebesar 17% dan sari larut etanol sebesar
merupakan media pertumbuhan bagi 20%. Penetapan kadar sari larut air
mikroorganisme dan media terjadinya dilakukan untuk mengetahui kandungan
reaksi enzimatis yang dapat menguraikan senyawa polar dalam simplisia, sedangkan
senyawa aktifnya. Maka dari itu kadar air kadar sari larut etanol bertujuan untuk
pada simplisia haruslah rendah agar mengetahui kandungan senyawa polar
menjaga kualitas dan khasiat dari simplisia maupun non polar yang larut dalam pelarut
itu sendiri. Kadar abu total pada simplisia
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 18 Nomor 2 Agustus 2018

polar. Simplisia daun kerehau memiliki


nilai susut pengeringan sebesar 8.21%.
Tabel 2. Karakteristik Simplisia Daun Kerehau

Penelitian
sebelumnya
Karakteristik Simplisia Hasil
(Supomo dkk,
2015)
Kadar Air 8,89% 9,6%
Kadar Abu Total 5,25 % 6%
Kadar Abu Tak Larut
0,67% 1%
Asam
Kadar Sari Larut Air 17 % 17,7%
Kadar Sari Larut Etanol 20 % 11,3%
Susut Pengeringan 8,21 % -

Skrining Fitokimia diperoleh bahwa ekstrak ethanol daun


Skrining fiokimia dilakukan terhadap kerehau mengandung senyawa metabolit
serbuk dan ekstrak etanol daun kerehau yang dapat dilihat pada tabel 3.
(Callicarpa longifolia Lamk.) dan

Tabel 3. Skrining Fitokimia

Penelitian
sebelumnya
Uji Senyawa Hasil
(Supomo dkk,
2015)
Serbuk Ekstrak Serbuk Ekstrak
Alkaloid - - - -
Flavonoid + + + +
Tanin + + + +
Saponin + + + +
Kuinon + + + +
Steroid/Triterpenoid + + + +

Keterangan: steroid/triterpenoid. Dari tabel 3


+ : mengandung senyaa metabolit menunjukan bahwa pada serbuk dan
sekunder; - : tidak mengandung senyaa ekstrak etanol daun kerehau tidak
metabolit sekunder mengandung senyawa alkaloid, ini
Skrining fitokimia dilakukan untuk sebanding dengan penelitian sebelumnya.
mengetahui golongan senyawa yang Senyawa metabolit seperti tannin, saponin
terkandung pada daun Kerehau (Calicarpa dan flavonoid inilah yang berpotensi
longifolia Lamk.). Analisis fitokimia yang sebagai antidiabetes.
dilakukan dalam penelitian ini hanya Resistensi insulin
dilakukan secara kualitatif. Skrining Pengujian ini dilakukan secara preventif
fitokimia meliputi pemeriksaan terhadap dimana induksi dan pengobatan diberikan
golongan senyawa alkaloid, flavonoid, secara bersamaan. Obat pembanding yang
saponin, kuinon, tanin, dan digunakan ialah antidiabetes oral golongan
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 18 Nomor 2 Agustus 2018

biguanid yaitu metformin dengan signifikansi P<0,05. Dari tabel 4


mekanismenya meningkatkan sensitivitas menunjukan bahwa kontrol negatif
insulin. Pada metode ini model hewan memiliki nilai KTTI yang berbeda bermakna
resistensi insulin dibentuk dengan terhadap kontrol positif, hal ini
pemberian emulsi lemak lipofundin menunjukan adanya penurunan sensitivitas
30ml/KgBB dan larutan fruktosa insulin pada hewan uji. Semua kelompok
2,52gr/KgBB secara per oral (Syamsul uji dan metformin menunjukan perbedaan
dkk, 2011). Selama perlakuan hewan uji bermakna terhadap kelompok positif
tetap diberi pakan standar sebagai sumber (p<0,05) dan tidak berbeda bermakna
glukosa. Setelah 28 hari perlakuan, hewan terhadap kontrol negatif, ini menunjukan
uji dipuasakan selama 3 jam, kemudian adanya efek peningkatan sensitivitas
diukur kadar glukosa darahnya (T0) lalu insulin oleh bahan uji dan metformin.
dilakukan tes toleransi insulin dengan cara Dimana tingkat sensitivitas insulin dari
memberikan insulin secara intraperitoneum kelompok uji dan metformin hampir sama
dengan dosis 0,0125 U/KgBB. Setelah dengan tingkat sensitivitas insulin yang
diberi insulin dilakukan pengukuran kadar dimiliki kontrol negatif/kontrol hewan
glukosa darah tiap 15 menit selama 60 sehat. Dari tabel 4 dapat terlihat bahwa
menit. kelompok uji tidak memiliki perbedaan
Tabel 4. Nilai konstanta tes toleransi bermakna terhadap kelompok metformin
insulin
sebagai pembanding, hal ini menandakan
Kelompok KTTI ± SD
Kontrol negatif 1,56 ± 0,09* bahan uji memiliki efektifitas yang sama
Kontrol positif 0,22 ± 0,03
Metformin 65mg/KgBB 1,11 ± 0,36* seperti metformin. Dilihat dari nilai KTTI
EEDK 75mg/KgBB 1,26 ± 0,39* tiap kelompok, pada hewan sehat (kontrol
EEDK 150mg/KgBB 1,55 ± 0,45*
EEDK 300mg/KgBB 1,10 ± 0,43* negatif) memiliki nilai KTTI sebesar 1,56
dimana nilai ini berbeda signifikan dengan
*berbeda bermakna dengan kontrol positif
kontrol hewan sakit (kontrol positif)
(p<0.05); #berbeda bermakna dengan
dengan nilai KTTI 0,22. Pada kelompok uji
Metformin; negatif: Na-CMC 0,5%;
EEDK 75mg/KgBB, EEDK 150mg/KgBB,
positif: induksi lipofundin dan fruktosa;
dan EEDK 300mg/KgBB secara berurut
EEDK: Ekstrak Etanol Daun Kerehau
diperoleh nilai KTTI sebesar 1,26, 1,55, dan
Sensitivitas insulin diukur dengan
1,10. Sedangkan kelompok metformin
menghitung konstanta tes toleransi insulin
memiliki nilai KTTI sebesar 1,11, dimana
(KTTI) dimana semakin kecil nilai KTTI
nilai ini lebih kecil daripada nilai KTTI
menunjukan rendahnya sensitivitas insulin.
bahan uji khususnya EEDK dosis
Nilai KTTI yang diperoleh kemudian
75mg/KgBB dan 150mg/KgBB. Hal ini
dianalisis secara statistik one way ANOVA
dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol
dengan metode Bonfferoni dan nilai
daun kerehau efektif dalam meningkatkan
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 18 Nomor 2 Agustus 2018

sensitivitas insulin dengan dosis terbaik menurunkan tirosin terfosforilasi dari IRS
yaitu dosis 75mg/KgBB. (Insulin Receptor Substrate) yang
Pemberian emulsi lemak lipofundin akan menyebabkan penurunan sensitivitas
dilipolisis menghasilkan asam lemak yang insulin dan peningkatan glukosa darah
tinggi yang kemudian dilepaskan ke (Panggabean - 2014).
sirkulasi sistemik dan mengalir ke hati, Tingginya kadar lipid pada hewan uji
dimana mereka akan merangsang produksi menyebabkan terganggunya keseimbangan
very low density lipoprotein (VLDL) pada metabolisme lemak dan meningkatkan
jaringan hati yang dapat merusak reseptor produksi ROS (Reactive Oxygen Species).
insulin sehingga sensitivitas insulin Pembentukan ROS yang tinggi ini akan
menjadi berkurang (Wannasiri, dkk 2016) mengganggu forforilasi pada IRS dan
(Glantz 2012a). Sedangkan pemberian menginaktivasi GLUT-4. Peningkatan
fruktosa dapat mengakibatkan resistensi sensitivitas insulin oleh daun kerehau ini
insulin hepatik melalui 2 mekanisme yaitu terkait dengan aktivitas antioksidan yang
pembentukan asam urat dan de novo dimiliki daun Kerehau (Callicarpa
lipogenesis (DNL). Di dalam tubuh, longifolia Lamk.). Dimana antioksidan
fruktosa akan membentuk asam urat akan mengurangi pembentukan ROS
melalui fosforilasi oleh bantuan enzim sehingga menurunkan resistensi insulin.
ketoheksokinase (KHK) dan sejumlah Tes toleransi amilum
ATP. Asam urat menyebabkan turunnya Tes toleransi amilum merupakan
kadar nitri oksida (NO) sehingga terjadi modifikasi dari metode tes toleransi
vasokontriksi dan penurunan serapan glukosa oral. Metode tes toleransi amilum
glukosa pada otot. Selain itu, asam urat dilakukan pada mencit jantan galur Swiss
juga dapat meningkatkan stress oksidatif. Webster sebagai salah satu metode untuk
Akibat dari kedua efek inilah yang mengetahui kemampuan bahan uji dalam
menyebabkan terjadinya resistensi insulin. menurunkan kadar glukosa darah setelah
Mekanisme lain dari fruktosa ialah dengan pemberian larutan Amylum manihot
menginduksi DNL dengan menyediakan 3gr/KgBB sebagai induksi. Amylum
atom karbon (gliserol-3 fosfat dan asil- manihot atau pati singkong merupakan
KoA) yang diubah menjadi salah satu karbohidrat yang banyak
monoasilgliserol dan diasilgliserol (DAG). terdapat dalam bahan pangan, yang akan
Yang selanjutnya DAG akan diubah dihidrolisis menjadi oligosakarida atau
menjadi trigliserida dan VLDL yang disakarida oleh enzim α-amilase yang
mengakibatkan resistensi insulin (Patonah selanjutnya oleh enzim α-glukosidase
dkk, 2017). Tingginya DAG juga dapat dipecah menjadi glukosa. Metode tes
mengaktivasi novel-PKC. Novel-PKC toleransi amilum diawali dengan
merupakan protein kinase C yang dapat pengukuran kadar glukosa sebelum
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 18 Nomor 2 Agustus 2018

perlakuan (T0), lalu diberi bahan uji. manihot 3gr/KgBB secara per oral,
Setelah 30 menit seluruh mencit (kecuali kemudian diukur kadar glukosa darahnya
kontrol negatif) diberikan Amylum pada menit ke 90, 120, 150, 180, dan 210.

180
Kadar glukosa darah (mg/dL)

160
140
120
100
80
60
40
20
-
T0 T90 T120 T150 T180 T210
Waktu (menit)
Kontrol negatif Kontrol Positif Acarbose 6,5mg/KgBB
Ekstrak Dosis 75 mg/KgBB Ekstrak Dosis 150mg/KgBB Ekstrak Dosis 300mg/KgBB

Gambar 1. Grafik kadar glukosa darah pada uji toleransi amilum

Tabel 5. Profil kadar glukosa darah (mg/dL) tes toleransi amilum

Kadar glukosa darah (mg/dL) pada menit ke-


Kelompok
T0 T90 T120 T150 T180 T210
Negatif 89,3± 5,4 89,8± 16,7* 88,3± 7,7* 90± 7,4* 81,5± 12,7* 75,3± 5,4
Positif 88,3± 12,6 128,8± 11,3# 136,8± 10,9# 125,3± 14,2# 112,5± 12,6# 86,3± 3,5
Acarbose
82,5± 7,3 85,3± 14,4* 85± 17,3* 86,5± 17,4* 80,8± 8,3* 74,5± 15,3
6,5mg/KgBB
EEDK
92,3± 10 102,8± 28,5 117,3± 15,8 113,5± 24,3 99,3± 18,5 88± 18,8
75mg/KgBB
EEDK
78± 14,7 112,8± 9,5 107,5± 8,3* 109± 4,9 96± 10,4 98,3± 6,7
150mg/KgBB
EEDK
96± 4,9 149,8± 34,6 131,5± 32,6 116,8± 22,1 103,8± 11,3 98,8± 15,9
300mg/KgBB

*berbeda bermakna dengan kontrol positif bahwa pada menit ke 90 terjadi


(p<0.05); #berbeda bermakan dengan peningkatan kadar glukosa darah pada
Acarbose; negatif: Na-CMC 0,5%; positif: kelompok uji akibat terjadinya pemecahan
induksi Amylum manihot 3g/KgBB; amilum menjadi glukosa. Pada kelompok
EEDK: Ekstrak Etanol Daun Kerehau acarbose juga mengalami peningkatan
Profil kadar glukosa darah pada tes namun tidak signifikan dari menit
toleransi amilum (Gambar 1) menunjukan sebelumnya. Kadar glukosa kelompok
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 18 Nomor 2 Agustus 2018

acarbose lebih rendah daripada kontrol pembanding, kadar glukosa darah


positif dan menunjukan perbedaan yang kelompok uji lebih besar daripada
bermakna, hal ini menandakan bahwa kelompok pembanding dan kontrol negatif.
acarbose mulai bekerja menghambat Penghambatan enzim α-amilase
peningkatan kadar glukosa pada menit ke- Tahap awal hidrolisis pati dilakukan oleh
90. Acarbose sendiri merupakan agen enzim α-amilase yang mengubah pati
antidiabetes dengan mekanisme menjadi suatu oligosakarida seperti
menghambat enzim α-amilase dan α- dekstrin dan maltosa, yang selanjutnya
glukosidase sehingga hidrolisis karbohidrat akan diubah menjadi monosakarida oleh
tertunda (J. DiPiro dkk. 2011). Pada menit enzim α-glukosidase. Inhibitor enzim α-
ke-90 (Tabel 5) juga terlihat bahwa rata- amilase berperan dalam menunda
rata kadar glukosa darah pada bahan uji penguraian karbohidrat sehingga dapat
lebih rendah dari kontrol positif namun menurunkan laju absorpsi glukosa dan
tidak menunjukan perbedaan yang mencegah peningkatan kadar glukosa
bermakna (p>0,05). Ini menunjukan bahwa darah (Wardani 2018). Pada skrining
bahan uji hanya sedikit menghambat fitokimia, ekstrak etanol daun kerehau
peningkatan kadar glukosa darah. Dari mengandung senyawa tannin, saponin, dan
semua kelompok uji tidak ada yang terpenoid, dimana senyawa ini berpotensi
berbeda bermakna dengan kontrol positif, untuk menghambat enzim α-amilase
kecuali kelompok EEDK 150mg/KgBB (Wahyuntari, 2011). Maka dari itu
pada menit ke-120. Ini menunjukan bahwa penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
dois 150mg/KgBB mulai memberikan efek aktivitas inhibisi enzim α-amilase dari
penurunan kadar glukosa darah. Meskipun ekstrak etanol daun kerehau. Aktivitas
demikian dosis tersebut tidak lebih efektif penghambatan enzim α-amilase dapat
dibandingkan pembanding acarbose. diukur melalui hidrolisis pati oleh enzim α-
Sehingga bisa disimpulkan bahwa EEDK amilase. Proses ini diukur dengan
kurang efektif menurunkan kadar glukosa penambahan iodium, dimana reaksi pati
darah pada hewan diinduksi pati. dengan iodium akan menghasilkan warna
Pernyataan ini juga didukung dengan biru yang kemudian diukur absorbansinya
grafik kadar glukosa darah (Gambar 1), dengan spektrofotometer UV/Vis. Semakin
dimana pada grafik menunjukan rata-rata pekat warna biru yang terbentuk maka
kadar glukosa darah kelompok uji hampir semakin besar pula pati yang tidak terurai
sama seperti kontrol positif. Sebaliknya karena adanya inhibisi enzim α-amilase.
bila dibandingkan dengan kelompok

Tabel 6. Nilai IC50 Ekstrak Ethanol Daun Kerehau


Konsentrasi
%inhibisi IC50 (ppm)
(ppm)
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 18 Nomor 2 Agustus 2018

Akarbose 5 4,884
10 7,083
15 10,861
47
20 17,964
25 27,004
30 31,448
EEDK 50 1,894
100 1,948
150 2,094
2.324
200 2,401
250 6,366
300 6,748

35,000
30,000
25,000 y = 1.1411x - 3.4278
%inhibisi

20,000 r= 0.9815

15,000
10,000
5,000
0,000
0 5 10 15 20 25 30 35
Kensentrasi (ppm)

Gambar 2. Kurva persen inhibisi terhadap konsentrasi Acarbose


008
007
006
y = 0.0216x - 0.2081
%inhibisi

005 r = 0.87178
004
003
002
001
-
0 50 100 150 200 250 300 350
Kensentrasi (ppm)

Gambar 3. Kurva persen inhibisi terhadap konsentrasi EEDK


Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 18 Nomor 2 Agustus 2018

Dalam tabung reaksi enzim dan sampel kerja meningkatkan sensitivitas insulin dengan
diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37ºC dosis terbaik 75mg/KgBB.
untuk memperoleh larutan uji dengan suhu
SARAN
yang sesuai dalam reaksi enzimatis. Kemudian
Perlu diteliti lebih dalam lagi efek antidiabetes
enzim dan sampel direaksikan dengan pati lalu
daun kerehau seperti aktivitas inhibsi enzim α-
diinkubasi pada suhu 37ºC selam 3 menit, hal
glukosidase dan uji aktivitas antidiabetes dari
ini bertujuan agar reaksi enzimatis terjadi
fraksi esktrak etaanol daun kerehau mengingat
secara optimal. Kemudian diberi HCl dan
masih sedikit sekali penelitian tentang daun
pereaksi warna iodium 1% lalu dididihkan
kerehau terhadap efek antidiabetes.
selama 15 menit, HCl dan proses pemanasan
dilakukan untuk menghentikan reaksi agar
DAFTAR PUSTAKA
diperoleh absorbansi yang konstan. Nilai
Cho, Nam Han and International Diabetes
absorbansi kemudian diukur secara triplo
Federation. (2017). International
dengan spektrofotometer UV/Vis pada panjang
Diabetes Federation eight edition.
gelombang 620nm (Wardani, 2018). Dari tabel
IDF, Belgia.
6 dapat terlihat bahwa persen inhibisi ekstrak
Dipiro, J.T, Gary R.M, L. Michael P, Robert
jauh lebih kecil dibandingkan persen inhibisi
L.T, Barbara G.W, dan Gary C.Y.
acarbose. Hal ini menandakan bahwa ekstrak
(2014): Pharmacotherapy A
memiliki aktivitas inhibisi enzim α-amilase
Pathophysiologic Approach. Mcgraw-
yang rendah, ini juga terlihat dari nilai IC50
Hill Education Llc, New York
ekstrak yang besar yaitu 2.324ppm sedangkan
Dipiro, J.T, Gary R.M, L. Michael P, Robert
acarbose memiliki nilai IC50 47ppm. Nilai
L.T, Barbara G.W, dan Gary C.Y.
IC50 adalah konsentrasi sampel yang mampu
(2011): Pharmacotherapy.
menghambat 50% enzim α-amilase. Dari nilai
Mcgraw – Hill Publishing, New York.
IC50 tersebut dapat disimpulkan bahwa butuh
Erwin, Redda A.N, dan Daniel. (2015):
konsentrasi yang sangat tinggi agar ekstrak
Phytochemical Test, Toxicity And
mampu menghambat enzim α-amilase atau
Antioxidant Activity Leaves Kerehau
dengan kata lain ekstrak etanol daun kerehau
(Callicarpa longifolia Lam.) With
kurang efektif dalam menghambat enzim α-
DPPH Method. Indonesia Chimica
amilase.
Acta 8 (1): 52–59.
Glantz, Stanton A. (2012a). Primer Of
KESIMPULAN
Biostatistics. Mcgraw Hill
Ekstrak etanol daun kerehau kurang efektif
Professional.
dalam menghambat enzim α-amilase pada tes
———. 2012b. Primer Of Biostatistics.
toleransi amilum dan penghambatan enzim α-
Mcgraw Hill Professional, New York.
amilase. Ekstrak etaanol daun kerehau memiliki
aktivitas antidiabetes dengan arah mekanisme
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 18 Nomor 2 Agustus 2018

Hasimun, P, Agus S, dan Nova F.D. (2017): Supriningrum R, Supomo, dan Risaldi J.
Potensi Rimpang Bangle Hantu (2016): Karakterisasi Dan Skrining
(Zingiber Ottensii Val.) sebagai Fitokimia Daun Kerehau (Callicarpa
Antihiperglikemia pada Model Hewan longifolia Lamk.). Jurnal Kimia
Diabetes yang Diinduksi Fruktosa. Mulawarman 13 (2).
Jurnal Farmasi Galenika 4 (Edisi Susilawati E, Ketut A, dan Neng F. (2017).
Khusus): 54–62. Kajian Aktivitas Antidiabetes dari
Kumar A.B.S, Saleemulla K, Gopi S.S, R. Ekstrak Etanol dan Fraksinya dari
Nandeesh, dan N.K Manjunath. (2013): Daun Singawalang (Petiveria alliacea
In Vitro Antidiabetic Activity of L.). Pharmacy 13 (02).
Nisamalaki Churna. Sains Malaysiana Susilawati E, Widhya A, dan I Ketut A. (2018).
- Malaysia. Activity Of Karehau (Callicarpa
Novadiana, Arie, dan Subur P. Pasaribu. longifolia Lamk.) Leaves Ethanolic
(2014): Isolasi dan Identifikasi Extract As A Wound Healing. J. Pharm.
Senyawa Steroid Fraksi Kloroform dari Sci, Indonesia. 10: 5.
Fraksinasi Ekstrak Metanol Daun Syamsul, Eka S, Agung E.N, dan Suwijiyo P.
Kerehau (Callicarpa longifolia Lam.).” (2011): Metformin Pada Tikus Dm
Jurnal Kimia Mulawarman 12 (1). Tipe 2 Resisten Insulin. Majalah Obat
Panggabean, Fenny K, Efta T, dan Ema P.Y. Tradisional, 9.
(2014): Uji Aktivitas Peningkatan Wahyuntari, Budiasih. (2011): Penghambat α-
Sensitivitas Insulin Ekstrak Biji Jintan Amilase: Jenis, Sumber, Dan Potensi
Hitam (Nigella sativa) melalui Pemanfaatannya Dalam Kesehatan, 2:
Pengukuran Konsentrasi Tirosin 5.
Terfosforilasi Insulin Reseptor Wannasiri, Supaporn, Pritsana P, dan
Substrat-1 (Terhadap Tikus Wistar Jarinyaporn N. (2016): Rhinacanthus
Model Diabetes Mellitus Tipe 2). Nasutus Leaf Improves Metabolic
Majalah Kesehatan Fkub Vol.1. Abnormalities In High-Fat Diet-
Roglic, Gojka, dan World Health Organization, Induced Obese Mice. Asian Pacific
Ed. (2016). Global Report On Journal Of Tropical Biomedicine ,
Diabetes. World Health Organization, Indonesia. 6 (1): 1–7.
Geneva-Switzerland. Wardani, Nela A.K. (2018a). Enzim α-Amilase
Semiawan, Ferry, Islamudin A, dan Inhibitor Pada Ekstrak Air Kacang
Muhammad A.M. (2015): Aktivitas Merah (Phaseolus vulgaris L.) untuk
Antiinflamasi Ekstrak Daun Kerehau. Penanggulangan Diabetes Melitus.
Vol 1 (1): 4. Jurnal Ilmu Pangan Dan Hasil
Pertanian, Indonesia. 1 (2): 50.
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 18 Nomor 2 Agustus 2018

Widowati, Wahyu. (2008): Potensi Antioksidan


Sebagai Antidiabetes, Jurnal
Kesehatan Maranatha, Indonesia. 7 (2).

Anda mungkin juga menyukai