Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTEK FITOTERAPI

“DIABETES MELLITUS TIPE 2”

DISUSUN OLEH KELOMPOK A3


ANGGOTA:
Monica Andika Putri (NIM. 155070501111031)
Yuniati Elisabeth (NIM. 155070501111035)
Jovana Avioleza (NIM. 155070501111037)
Iswa Rossariza (NIM. 155070501111039)
Ni Putu Ayu Meldayani (NIM. 155070507111005)
Doya Fitri Anggraini (NIM. 155070507111007)
Luciana Manna Claudia S. (NIM. 155070507111013)
Irene Sanjaya (NIM. 155070507111015)
Karunia Dian Puspitasari (NIM. 155070507111019)
Shafira (NIM. 155070507111021)
Ramendra Dirgantara Putra (NIM. 155070507111023)
Miranda Metria (NIM. 155070507111025)

PROGRAM STUDI FARMASI


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
TA 2017/2018
BAB I
PATOFISIOLOGI PENYAKIT

Kebanyakan kasus Diabetes Tipe 2, disfungsi endotel disertai dengan obesitas


/ resistensi insulin pada kondisi diabetes dan prediabetes. Sel β tidak dapat
mengkompensasi penurunan sensitivitas insulin. Asam lemak yang tidak diesterifikasi
(NEFAs) yang disekresi dari jaringan adiposa pasien obesitas juga mengembangkan
hipotesis bahwa resistensi insulin dan disfungsi sel beta erat hubungannya dengan
obesistas (Kahn, 2006).
Hiperglikemia yang terjadi setelah makan akan meningkatkan konsentrasi
malonil koA di dalam sel β. Malonil ko A menghambat karnitin palmitoil transferase-
1, dan mengganggu transport asil koA lemak ke dalam mitokondria di mana ia akan
dioksidasi melalui siklus Krebs. Peningkatan asil koA lemak di sitosol bekerja sejalan
dengan keadaan hiperglikemia untuk memperkuat sekresi insulin. Konsisten dengan
observasi in vitro ini, peningkatan konsentrasi asam lemak plasma jangka pendek (2
sampai 6 jam) diketahui meningkatkan sekresi insulin pada rodensia dan manusia, dan
sebaliknya, penurunan akutnya akan menghambat sekresi insulin yang distimulasi oleh
glukosa. Pada sel yang menggunakan glukosa sebagai sumber energi, adalah
pengambilan glukosa, bukannya metabolisme glukosa intraseluler, yang telah
diimplikasikan sebagai langkah yang rate-limiting untuk terjadinya resistensi insulin
yang diinduksi asam lemak (Shulman 2000). Pada model ini, asam lemak dan beberapa
metabolit lain termasuk asil koA, seramid dan diasil gliserol (DAG) bertindak sebagai
molekul sinyaling yang mengaktifkan protein kinase seperti PKC, Jun Kinase(JNK)
dan penghambat faktor nuklear β (NFB) kinase (IKK). Kinase-kinase ini dapat merusak
sinyaling insulin dengan meningkatkan fosforilasi serin yang bersifat inhibisi dari
insulin receptor substrate (IRS), suatu mediator kunci dari sinyaling reseptor insulin
(Dewi, 2007).
Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa pada penderita DM Tipe 2 umumnya
ditemukan kedua factor tersebut, yaitu resistensi insulin dan defisiensi insulin.
Berdasarkan uji toleransi glukosa oral, penderita DM Tipe 2 dapat dibagi menjadi 4
kelompok (Depkes, 2005):
a. Kelompok yang hasil uji toleransi glukosanya normal
b. Kelompok yang hasil uji toleransi glukosanya abnormal, disebut juga
Diabetes Kimia (Chemical Diabetes)
c. Kelompok yang menunjukkan hiperglikemia puasa minimal (kadar glukosa
plasma puasa < 140 mg/dl)
d. Kelompok yang menunjukkan hiperglikemia puasa tinggi (kadar glukosa
plasma puasa > 140 mg/dl).
BAB II
KASUS DAN ANALISA

2.1 Kasus Fitoterapi Diabetes Mellitus


Seorang pasien Tn. BR berusia 65 tahun dengan BB 80 kg dan TB 170 cm
(BMI : 27,68) datang ke klinik saintifikasi jamu untuk meminta terapi terkait kondisi
diabetes melitus.
Dari hasil assessment diketahui:
 Pasien mengalami diabetes melitus tipe 2 selama 14 tahun yang lalu
 Pasien mendapatkan terapi diabetes berupa metformin 1000 mg 2dd1 dan
pioglitazone 30 mg 1dd1.
 Pengukuran HbA1c terakhir adalah 8% (6 bulan yang lalu adalah 6%).
 Profil lipid: kolesterol total adalah 240 mg/dL, LDL 166 mg/dL, dan HDL 35
mg/dL.
 Pasien tidak mengikuti diet spesifik apapun dan tidak melakukan olahraga
 Dua tahun yang lalu didiagnosa mengalami benign prostate hyperplasia (BPH)
dan mendapatkan terapi tamsulosin 0,8 mg 1dd1.
 Pasien secara teratur juga mengonsumsi kapsul ginkgo (Ginkgo biloba) untuk
meningkatkan daya ingat
 Pasien sering mengonsumsi aspirin untuk mengobati sakit gigi yang dialaminya

2.2 Analisis Kasus


Pasien menderita Diabetes Melitus tipe 2 sejak 14 tahun yang lalu. Kondisi
hiperglikemia pada diabetes melitus tipe 2 menyebabkan gangguan fisiologi organ
lainnya, termasuk sel adiposa dimana terjadi lipolisis lemak yang ditandai tingginya
kolesterol total adalah 240 mg/Dl (N= <200 mg/Dl), LDL 166 mg/Dl (N= <130
mg/Dl), dan rendahnya HDL 35 mg/dL (N= 40-50 mg/dL).
Sebelumnya, pasien mendapat terapi OAD yaitu metformin dan obat herbal kapsul
Ginkgo biloba. Metformin bekerja dengan meningkatkan sensitivitas fungsi insulin
sehingga dapat menurunkan glukosa darah. Ginkgo biloba pada pasien ini digunakan
untuk meningkatkan daya ingat. Pasien belum menerima terapi herbal untuk kondisi
diabetes. Pasien dapat menggunakan tambahan terapi herbal karena target gula darah
pasien belum tercapai, yang terbukti dengan hasil test HbA1c terakhir adalah 8%. Gula
darah pasien yang tetap tinggi juga dikarenakan pasien tidak menjalani diet spesifik
apapun dan pasien tidak berolahraga. BMI pasien adalah 27,7 yang termasuk over
weight. Diet rendah gula (khususnya rendah karbohidrat) dan olahraga dapat
membantu untuk menurunkan berat badan pasien sehingga sensitivitas insulin dapat
meningkat.
Pasien mengalami BPH karena kondisi diabetes mellitus merupakan salah satu
faktor resiko terjadinya BPH. Pasien juga mengalami periodonitis yang merupakan
salah satu komplikasi dari diabetes. Pada pasien diabetes, terjadi peningkatan AGE
yang dapat menghambat jalur perbaikan tulang dan menurunkan mekanisme perbaikan
inflamasi.
Obat herbal yang direkomendasikan untuk hiperglikemia pasien adalah beta
glukan. Beberapa studi menunjukkan bahwa beta glucan dapat menurunkan kolesterol
dan trigliserida. Konsumsi oat dengan kandungan minimal 3g beta glukan setiap
hari mampu mengurangi kolesterol jahat (LDL) antara 5 dan 7 %. Selain itu, beta
glukan dapat mengatur kadar gula darah. Beta glucan dapat membantu mengurangi
risiko diabetes tipe 2. Hal ini juga dapat meningkatkan kontrol gula darah bagi mereka
yang sudah memiliki diabetes. Oleh karena itu, diperlukan check up atau pemeriksaan
rutin terhadap gula darah pasien untuk mengetahui ketercapaian target nilai gula darah
pasien (terkontrol/tidak) dan menjaga agar tidak terjadi hipoglikemia karena kerja obat
metformin dan beta glukan yang sinergis dalam menurunkan gula darah. Pasien juga
dapat mengonsumsi oat meal dan sereal karena juga merupakan sumber beta glukan.
BAB III
REKOMENDASI FITOTERAPI

3.1 Rekomendasi Terapi Berdasarkan Literatur


 Gymnema sylvestre
Gymnema sylvestre/daun pepe/gurmar mengandung banyak saponin
yang dapat menurunkan kolesterol secara in vivo dan pada uji klinik digunakan
untuk diabetes mellitus tipe 2. Konstituen tanaman meliputi dua resin (satu larut
dalam alkohol), asam gymnemic, saponin, stigmasterol, quercitol, dan turunan
asam amino betaine, kolin dan trimetilamina. Pengolahan Gymnema (400
mg/hari) dapat mengembalikan GDP dan Hb terglikosilasi (HbA1C) menurun
secara signifikan selama 18-20 bulan. Mekanisme kerja Gymnema yaitu dapat
memperbaiki sel β pankreas sehingga terjadi peningkatan insulin, stimulasi
pelepasan insulin endogen melalui interaksi dengan hormon enteric
insulinotropik, mengembalikan kadar PgP sehingga dapat mencegah
mikroangiopati diabetes dan perubahan organ secara patologis lainnya.
Dosis yang digunakan yaitu 200 mg ekstrak 2 kali sehari atau 2 ml dekokta
(mengandung 10 g serbuk daun kering per dL 3 kali sehari). Herbal ini sudah
terdapat sediaan dalam bentuk kapsul dengan komposisi Gymnema sylvestre
Folium Extract 550 mg diminum 2 kali sehari 2 kapsul.

Gambar 1. Sediaan Kapsul Gymnema sylvestre


Gambar 2. Bentuk Sediaan Stevia Kapsul
 Stevia rebudiana
Kandungannya : glikosida  termasuk stevioside dan rebaudioside
Digunakan untuk diabetes (hiperglikemia)
Mekanisme kerja: Stevioside, steviol dapat menurunkan penyerapan GI
glukosa dan merangsang sekresi insulin
Dosis : 1 g stevioside bersama makan
Ekstrak air 5 gram daun setiap 6 jam 3x sehari untuk meningkatkan toleransi
glukosa
 Beta-glukan
Beta-glukan merupakan polisakarida dengan kandungan glukosa residu
yang saling berhubungan, dimana beta linkage merupakan bagian yang saling
menyambungkan antar glukosa. Beta-glukan dapat ditemukan pada dinding sel
jamur, ragi dan oatmeal. Studi menunjukkan bahwa beta-glukan memiliki
potensial yang bagus untuk terapi diabetes dan penyakit kardiovaskular.
Makanan yang mengan beta-glukan sudah pernah digunakan untuk uji klinis
pada terapi diabetes pada tikus. Beta-glukan yang terkandung pada oatmeal
maupun jamur dapat menurunkan konsentrasi glukosa darah setelah diberikan
secara oral pada hewan eksperimen.
Studi menunjukkan bahwa beta-glukan pada oatmeal dapat menurunkan
glikemi post-prandial. Selain itu, juga diketahui bahwa tepung oatmeal lebih
efektif dibandingkan dengan sediaan oatmeal lainnya, yang dijelaskan dengan
kandungan beta-glukan yang 3x lebih tinggi pada tepung oatmeal. Efek beta-
glukan yang dapat menurunkan gula darah dikarenakan adanya penundaan
pengosongan lambung, sehingga penyerapan glukosa dilakukan secara
bertahap. Konsumsi beta-glukan yang direkomendasikan yaitu 3 gram per hari,
yang setara dengan 90 gram oatmeal.

Gambar 3. Oatmeal yang mengandung beta-glukan

3.2 Rekomendasi Terapi Pasien


 Beta Glukan
Ikatan beta pada beta glukan akan menyebabkan enzim dalam
pencernaan tubuh manusia tidak bisa mengenali karbohidrat tersebut, sehingga
beta-glukan tidak akan menghasilkan kalori bagi tubuh manusia (Chen dan
Raymond 2008), selain itu Efek beta-glukan untuk mengurangi glukosa darah
dapat dimediasi dengan menunda pengosongan perut sehingga glukosa
makanan diserap lebih bertahap (Kiho et al 1995). Beta-glukan selain memiliki
efek antidiabetik, menunjukkan pula efek antitrigliserida, antiarterioskelrosis,
dan antikolesterolemik (Kim et al 2005)
Beta-glukan telah digunakan dalam beberapa uji klinis untuk
mengurangi glukosa. Studi menunjukkan bahwa beta-glukan dapat
menurunkan glikemia postprandial (Tappy et al 1996).Beta glucan
direkomendasikan untuk kasus ini dikarenakan beta-glukan digolongkan
sebagai obat herbal dengan grade/ tingkat B, yang berarti sudah diujikan klinik
pada manusia. Selain itu melihat dari kondisi pasien hyperlipidemia, dimana
data Profil lipid pasien kolesterol total adalah 240 mg/dL, LDL 166 mg/dL, dan
HDL 35 mg/dL, maka pemilihan betaglukan sebagai rekomenasi terapi yang
tepat karena memiliki efek antidiabetik dan antihiperlipidemia.
 Centella asiatica
Berdasarkan riwayat pengobatan, pasien mengkonsumsi suplemen
Gingko biloba untuk mengatasi daya ingat dan mengonsumsi aspirin jika sakit
giginya kambuh. Terdapat interaksi yang potensial antara aspirin dengan
Ginkgo biloba, sehingga perlu diganti suplemen daya ingat dengan herbal lain.
Centella asiatica adalah ramuan obat penting yang banyak digunakan di orient
dan menjadi populer di Barat. Triterpenoid, saponin, unsur utama Centella
asiatica diyakini bertanggung jawab atas tindakan terapeutiknya yang luas.
Centella asiatica dikenal untuk menghidupkan kembali otak dan sistem saraf,
meningkatkan rentang perhatian dan konsentrasi dan mencegah penuaan
Sebuah penelitian menunjukkan peningkatan kognitif dan sifat anti-oksidan
dari Centella asiatica pada tikus normal. Efek dari ekstrak Centella asiatica
(100, 200 dan 300 mg / kg selama 21 hari) dievaluasi dalam gangguan kognitif
intracerebroventricular (i.c.v.) streptozotocin (STZ) dan stres oksidatif pada
tikus. Tikus yang diobati dengan Centella asiatica menunjukkan peningkatan
tergantung dosis dalam perilaku kognitif dalam penghindaran pasif dan
peningkatan paradigma plus-labirin. (Gajjar et al, 2010)
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada kasus ini terapi herbal yang dipilih adalah Beta-Glucan karena
Beta-glucan merupakan obat herbal untuk diabetes mellitus yang sudah
termasuk grade B dan hiperlipidemi grade A. Hal ini menunjukkan Beta-glucan
sudah cukup terbukti khasiatnya dalam mengobati Diabetes mellitus dan
hiperlipidemia (kolesterol tinggi). Tanaman lain yang juga termasuk grade B
dalam pengobatan DM adalah Gymnema sylvestre, namun tanaman ini
termasuk grade C pada terapi hiperlipidemia sehingga lebih direkomendasikan
penggunaan Beta-glucan.
Beberapa manfaat dari Beta Glucan adalah:
1. Sebagai imuno stimulan yaitu meningkatkan respon dan fungsi sel-sel
kekebalan tubuh sehingga mampu membantu melawan penyakit menular
dan sel kanker
2. Membantu menurunkan kadar gula darah dan mengontrol kadar gula darah
tetap stabil
3. Menurunkan kadar kolesterol dalam darah
4. Membentuk cairan sangat kental dalam usus manusia sehingga memberikan
perasaan kenyang lebih lama, cocok bagi penderita obesitas/kegemukan
Serat makanan alami Beta Glucan bermanfaat membantu mengatasi
disregulasi metabolisme yang berkaitan dengan sindrom metabolik. Sindrom
metabolik adalah kombinasi dari sejumlah kondisi, yaitu hipertensi, kadar gula
darah yang tinggi, kadar kolesterol yang buruk, dan obesitas yang dialami
secara bersamaan.
Produk obat
Sediaan : Kapsul
Keamanan : Grade B
Kandungan : kombinasi Beta Glucan dan Polyphenol
dari Yeast powder (bubuk ragi) dan Cinnamon extract (ekstrak kayu
manis) yang bekerja sinergis memelihara kesehatan tubuh
Dosis (kekuatan) : 500 mg
Cara pakai : 2 kali sehari, setiap kali minum 2 kapsul
Harga : Rp 291.200,00

Jika mengonsumsi obat lain pada waktu bersamaan, efek dari Beta-
Glucan / Magnesium dapat berubah. Ini dapat meningkatkan resiko efek
samping atau menyebabkan obat tidak bekerja dengan baik. Beta-Glucan /
Magnesium dapat berinteraksi dengan obat berikut ini:
o Calcium Gluconate
o Chlorpropamide
o Ciprofloxacin
o Digoxin
o Doxycycline
Beta glucan secara alami terdapat pada beberapa makanan dan
umumnya aman dikonsumsi. Jika ingin menggunakan suplemen, pilih yang
aman dan terjamin serta bicarakan dengan dokter terlebih dahulu. Orang dengan
kondisi seperti rheumatoid arthritis, lupus, multiple sclerosis, asma dan
penyakit radang usus sebaiknya berhati-hati konsumsi suplemen beta glucan.
Hal ini karena sistem kekebalan tubuh mereka sudah terlalu aktif.
Pada kasus, penggunaan Ginko biloba diganti dengan pegagan
(Centella asiatica) karena menimbulkan interaksi dengan aspirin yang
dikonsumsi pasien. Pegagan dapat bertindak setara seperti Ginkgo biloba
sebagai neuroprotektif dengan mekanisme meningkatkan biosintesis
neurotransmitter yang terlibat langsung pada proses belajar dan mengingat
(asetilkolin, noradrenalin, 5-HT atau 5 hidrotriptamin, dan dopamine),
meningkatkan modifikasi dendrit, mempercepat perbaikan akson, serta
mencegah kerusakan sel saraf dari kerusakan akibat respon stres oksidatif.
Diperkirakan peningkatan memori disebabkan oleh menurunnya pengubahan
monoamine sentral, melibatkan norepineprin, dan system 5-HT (5
hydrotetraamine) pada proses memori dan pembelajaran. Selain itu Pegagan
(Centella asiatica) juga sebagai proteksi terhadap stres antioksidan (Saowalak,
2003).

Kelebihan :
o Sudah tersedia dalam bentuk kapsul dan lebih praktis, sehingga dapat
meningkatkan kepatuhan pasien
o Kandungan dari beta-glucan bermanfaat bagi penderita diabetes yaitu
dengan membantu menurunkan kadar gula darah dan mengontrol kadar
gula darah tetap stabil, serta menurunkan kadar kolesterol dalam darah
o Cocok bagi penderita obesitas atau kegemukan karena obat ini mampu
membentuk cairan sangat kental dalam usus manusia sehingga
memberikan perasaan kenyang lebih lama
o Mengandung serat makanan alami yang bermanfaat membantu
mengatasi disregulasi metabolisme yang berkaitan dengan sindrom
metabolik.
o Kandungan dalam kapsul yang terdiri dari kombinasi ekstrak dimana
fungsinya saling melengkapi, yaitu bekerja sinergis memelihara
kesehatan tubuh
o Harga dari 1 box kapsul beta-glucan yaitu Rp 291.200,- dimana 1 box
berisi 60 kapsul, dimana 1 kapsul seharga sekitar Rp 4900,-. Harga ini
terbilang masih cukup murah
 Kekurangan :
o Kurangnya literatur dan informasi terkait obat tersebut sehingga kurang
dikenal oleh maayarakat
o Kurangnya data mengenai interaksi dan efek samping penggunaan beta-
glucan, dimana informasi yang tersedia hanya didapatkan dari
kandungan ekstraknya
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan kasus yang terjadi dapat disimpulkan bahwa pada pasien Tn. BR
berusia 65 tahun yang mengalami diabetes mellitus tipe 2 diberikan terapi yaitu kapsul
Beta Glucan yang dikonsumsi 2 x sehari dengan tiap minum 2 kapsul sebelum makan
selama 2 bulan yang diindikasikan untuk menurunkan gula darah pasien. Selain itu
pasin juga diberikan terapi herbal Centella asiatica untuk menggantikan Ginkgo biloba
karena menimbulkan interaksi dengan aspirin yang dikonsumsi pasien. Terapi lainnya
tetap dilanjutkan, dan monitoring yang perlu dilakukan adalah monitoring tekanan gula
darah, berat badan, serta efek samping obat.
DAFTAR PUSTAKA

Chen J, Raymond K. 2008. Beta-glucans in the treatment of diabetes and associated


cardiovascular risks. Vascular Health and Risk Management. 4(6):1265-1272.
Depkes RI. 2005. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Mellitus. Direktorat
Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik, Jakarta.
Dewi, Mira. 2007. Resistensi Insulin Terkait Obesitas: Mekanisme Endokrin Dan
Intrinsik Sel. Jurnal Gizi dan Pangan, 2(2): 49 – 54.
Gajjar, Anurha K., Gohil, kashmira J, and Patel, jagrutti A. 2010. Pharmacological
Review on Centella asiatica: A Potential Herbal Cure-all. Indian J Pharma
Sci. 2010. 72(5): 546–556.
Kahn SE, Hull RL, Utzschneider KM. Mechanisms linking obesity to insulin resistance
and type 2 diabetes. Nature. 2006;444(7121): 840–846
Kiho T, Morimoto H, Sakushima M, et al. Polysaccharides in fungi. XXXV. Anti
diabetic activity of an acidic polysaccharide from the fruiting bodies of
Tremella aurantia. Biol Pharm Bull. 1995;18:1627–9.
Kim JK, Kim YJ, Fillmore JJ, et al. Prevention of fat-induced insulin resistance by
salicylate. J Clin Invest. 2001;108:437–46.
Saowalak. 2003. Efffect of Asiatic pennyworth (Centella asiatica) Ethanol ekstrak on
impairment of learnig and memory induced by cerebral ischemia and induced
by scopolamine in mice. Chulalong korn University.
Tappy L, Gugolz E, Wursch P. Effects of breakfast cereals containing various amounts
of beta-glucan fibers on plasma glucose and insulin responses in NIDDM
subjects. Diabetes Care. 1996;19:831–4.

Anda mungkin juga menyukai