Anda di halaman 1dari 7

FORMULASI DAN KARAKTERISASI NANOSUSPENSI EKSTRAK ETANOL DAUN

SALAM (Eugenia polyantha) SEBAGAI ANTI DIABETES

I. LATAR BELAKANG

Diabete Melitus (DM) adalah gangguan metabolisme tubuh biasanya ditandai


dengan peningkatan kadar gula darah, yang diakibatkan oleh kerusakan atau gangguan
sekresi insulin. Pasien diabetes melitus biasanya mengalami gejala-gejala seperti rasa
haus meningkat, sering buang air kecil, lapar, lelah, dan penglihatan kabur (Bai at al.,
2019).

Terdapat dua kategori diabetes melitus yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.
Diabetes tipe 1 (Insulin Dependen Diabetes Millitus), terjadi karena penyakit autoimun
terkait dengan difisiensi insulin dan memerlukan insulin untuk mengendalikan kadar gula
darah. Diabetes tipe 2 (Non Insulin Dependen Diabetes Millitus), terjadi karena insulin
tidak digunakan secara efektif oleh tubuh (Bai at al., 2019).

Daun salam (Eugenia polyantha), merupakan salah satu rempah Indonesia yang
digunakan secara luas sebagai bumbu masak dan obat tradisional. Secara empiris daun
salam (Eugenia polyantha) berkhasiat untuk mengobati peningkatan hiperkolesterolemia,
diabetes melitus, hipertensi, gastritis dan diare (Hasan at al., 2020). Daun salam (Eugenia
polyantha) diduga mengandung metabolit sekunder seperti saponin, flavonoid, polifenol,
alkaloid dan minyak atsiri (Hartanti at al., 2019).

Mekanisme flavonoid sebagai hiperglikemik diduga dapat menghambat


reabsorbsi glukosa ginjal dan dapat meningkatkan kelarutan glukosa darah sehingga
mudah diekskresikan melalui urin. Daun salam (Eugenia polyantha) mempunyai
kemampuan sebagai astrigen yaitu dapat mempresipitasikan protein selaput lendir dan
membentuk suatu lapisan yang melindungi usus, sehingga menghambat asupan glukosa
yang mengakibatkan laju penurunan glukosa darah (Sukmawati, 2018).

Aplikasi nanoteknologi sangat luas sekali termasuk aplikasi dalam bidang


kesehatan, dan farmasi yang mencangkup penghantaran obat, implant medis, serta dalam
bidang kosmetik. Upaya penghantar obat dengan menggunakan nanopartikel
menyebabkan obat akan lebih menyebar dalam darah dan lebih cepat memberikan efek
(Putri at,al., 2019).

Untuk memudahkan dalam penggunaan daun salam (Eugenia polyantha) sebagai


obat, maka dapat dibuat formulasi dalam bentuk sediaan nanosuspensi. Penggunaan
nanaosuspensi banyak direkomendasikan untuk obat herbal karena mengurangi efek
samping obat dengan cara penggunaan dosis yang lebih kecil dibandingkan dengan dosis
konvensional. Keuntungan sediaan nanosuspensi yaitu penurunan toksisitas,
meningkatkan kelarutan dan bioavailabilitas, efek pelepasan obat yang terkontrol, cocok
untuk obat-obatan yang hidrofilik, dosis lebih kecil dan dapat meningkatkan stabilitas
fisik dan kimia obat (Goel at,al., 2019).

Metode nanosuspensi yang digunakan yaitu metode gelasi ionik, metode ini
menggunakan teknik pembuatan nanopartikel dengan teknologi bottom up. Gelasi ionik
merupakan metode yang banyak manarik perhatian peneliti dikarenakan prosesnya yang
sederhana, serta dapat dikontrol dengan mudah. Prinsip pembentukan nanopartikel pada
metode ini adalah terjadinya interaksi elektrostatik antara gugus amin pada kitosan yang
bermuatan positif dengan natrium tripolifosfat (NaTPP) yang bermuatan negatif
membentuk struktur intamolekul tiga dimensi (Putri at,al., 2019).

Berdasarkan larat belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian tentang “ Formulasi dan Karakterisasi Nanosuspensi Ekstrak Etanol Daun
Salam (Eugenia polyantha) Sebagai Antidiabetes” sehingga dari penelitian ini dapat
diketahui kondisi terbaik pembuatan nanosuspensi ekstrak etanol daun (Eugenia
polyantha) salam dengan metode glasi ionik, karakterisasi nanosuspensi ektrak etanol
daun salam (Eugenia polyantha) dan aktivitas antidiabetes ektrak etanol daun salam
(Eugenia polyantha) secara in vitro.

II. TUJUAN
1. Mengetahui kondisi terbaik pembuatan nanosuspensi ekstrak etanol daun (Eugenia
polyantha) salam dengan metode glasi ionik
2. Mengetahuin karakterisasi nanosuspensi ektrak etanol daun salam (Eugenia polyantha)
3. Mengetahui aktivitas antidiabetes ektrak etanol daun salam (Eugenia polyantha) secara in
vitro dalam formulasi sediaan nanosuspensi

III. METODOLOGI PENELITIAN


1. Alat dan Bahan
a. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat timbang, blender, maserator,
corong, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet ukur, mikro pipet, bunsen, alat-alat gelas,
rotary evaporator, magnetic stirrer, tabung sedimentasi, piknometer, mortir, pH meter,
homogenizer, viscometer, spekrofotometri UV-Vis, Particle Size Analyzer (PSA), dan
Zeta Sizer.

b. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah daun salam (Eugenia polyantha),
etanol 70%, aquades, logam magnesium, ammonia, HCl, kloroform, aquades, pereaksi
Wagner, Mayer, FeCl3, p-NPG (p-Nitrophenyl-α-D glucopyranoside), akarbose, buffer
fosfat, DMSO, natrium tripolifosfat (NaTPP), kitosan, Pulvis Gummousus (PGS).
Nipsgin, sirup simplex, dan perasa mint.

2. Sampel Penelitian
3. Prosedur Penelitian
a. Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman daun salam (Eugenia polyantha) dilakukan di Laboratorium


Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhamadyah
Surakarta. Tujuan dilakukannya determinasi untuk mengetahui identitas dari tumbuhan
yang digunakan dalam penelitian.

b. Pembuatan Serbuk Simplisia


Daun salam (Eugenia polyantha) segar dibersihkan dari kotoran yang menempel
dengan menggunakan air yang mengalir dan dikeringkan dengan car diangin-
anginkan tanpa sinar matahari ± 1 mimggu. Setelah dikeringkan sampel dipotong-
potong dan deserbukkan menggunakan blender (Sukmawati, 2018).
c. Ekstraksi

Serbuk daun salam (Eugenia polyantha) sebanyak 500 gram dimasukan ke wadah
tertutup rapat dan terlindung dari cahaya,kemudian direndam menggunakan etanol
70% hingga sampel terendam. Didiamkan selama 3x24 jam, selama 24 jam sesekali
dilakukan pergantian pelarut dan sesekali dilakukan pengadukan. Hasil maserasi
disaring dan ampasnya direndam kembali dengan pelarut yang baru, filtrat hasil
penyarian yang diperoleh diuapkan menggunakan rotary evaporator (Sukmawati,
2018).

d. Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia bertujuan untuk menentukan kandungan kimia pada tanaman
yang akan diuji. Secara umum dapat dikatakan bahwa metodenya sebagian besar
merupakan reaksi pengujian warna dan endapan setelah penambahan dengan suatu
pereaksi warna. Skrining fitokimia yang dilakukan adalah sebagai berikut :
(Kachkoul, et.al, 2018)
1. Identifikasi Flavonoid
Sampel dipanaskan dengan campuran logam magnesium 2-3 keping dan
asam klorida 5N, kemudian disaring. Adanya flavonoid akan menyebabakan
filtrat berwarna merah-orange atau keunguan yang ditarik dengan amil
alkohol menunjukkan adanya flavonoid.
2. Identifikasi Alkaloid
Sampel dibasakan dengan ammonia encer 10%, digerus dalam mortar
kemudian ditambahkan kloroform sambal terus digerus. Lapisan kloroform
dipipet dan disaring, kemudian ditambahkan asam klorida (HCl) 2N, dikocok
kuat-kuat hingga terbentuk dua lapisan. Lapisan asam dipipet kemudian dibagi
kedalam dua tabung reaksi. Tabung reaksi 1 ditambahkan pereaksi Mayer,
terjadinya endapan putih kekuningan menunjukkan adanya alkaloid. Tabung
reaksi 2 ditambahkan pereaksi Wagner, terjadinya endapan coklat-merah
menunjukkan adanya alkaloid.
3. Identifikasi Saponin
Sampel ditambahkan 10mL aquades, dipanaskan dan disaring. Setelah
dingin, filtrat dikocok kuat selama kurang lebih 30 detik. Pembentukan busa
setinggi 1 cm, maka menunjukkan adanya saponin.
4. Polifenolat
Sampel digerus dan dipanaskan dengan aquades, kemudian disaring panas-
panas. Filtrat ditetesI FeCl3, adanya polifenol akan menyebabkan filtrat
berwarna biru kehitaman atau hijau gelap.

e. Uji aktivitas antidiabetes ektrak etanol daun salam (Eugenia polyantha) secara in
vitro (Mahargyani, 2019)
1. Pembuatan Larutan Substrat
Substrat dengan konsentrasi 15 nM dibuat dengan melarutkan p-NPG (p-
Nitrophenyl-α-D glucopyranoside) sebanyak 0,226 gram dalam 50 mL akuabides.
2. Pengujian Aktivitas Penghambatan Enzim α-Glukosidase
Sebelumnya disiapkan larutan enzim dan inhibitor (ekstrak dan akarbose)
yang dilarutkan dalam buffer fosfat pH 6,8.
3. Pengujian Blangko
Sebanyak 5 µL DMSO (dimetil sulfoksida) ditambah dengan buffer fosfat
245 µL. Campuran yang telah diinkubasi selasa 5 menit pada suhu 37 oC,
ditambahkan 1000 µL natrium karbonat sebagai stop solution. Sampel yang
berwarna kuning kemudian diukur absorbansinya pada Panjang gelomban 400
nm.
4. Pengujian Kontrol
Sebanyak 5 µL DMSO (dimetil sulfoksida) ditambah dengan buffer fosfat
245 µL dan p-NPG (p-Nitrophenyl-α-D glucopyranoside) 125 µL. Setelah
dilakukan inkubasi selama 5 menit pada suhu 37 oC, ditambahkan 1000 µL
natrium karbonat dan inkubasi kembali selama 15 menit pada suhu 37 oC. Setelah
inkubasi selesai, ditambahkan 125 µL larutan enzim. Sampel diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 400 nm.
5. Pengujian Sampel
Sebanyak 5 µL sampel berupa ekstrak dan acarbose (berbagai konsentrasi)
ditambah dengan buffer fosfat 245 µL dan p-NPG (p-Nitrophenyl-α-D
glucopyranoside) 125 µL. Setelah dilakukan inkubasi selama 5 menit pada suhu
37oC, ditambahkan 125 µL larutan enzim dan inkubasi kembali selama 15 menit
pada suhu 37oC. Setelah inkubasi selesai, ditambahkan 1000 µL natrium karbonat.
Sampel diukur absorbansinya pada Panjang gelombang 400 nm. Kekuatan
penghambatan aktivitas enzim α-glukosidase dihitung dengan persamaan :

( absorbansi kontrol )−( absorbansi sampel )


Inhibisi (%) = x100%
absorbansi kontrol

f. Pembuatan Nanopartikel
1. Pembuatan Larutan Stok Bahan
Bahan-bahan yang disiapkan dalam bentuk larutan stok.Kitosan 250 mg
dilarutkan dalam 100 mL asam asetat 1%, 100 mg natrium tripolifosfat (NaTPP)
dilarutkan dalam 100 mL aquades.
2. Pembuatan Nanopartikel (Metode Gelasi Ionik)
Pembuatan nanopartikel ekstrak etnaol daun salam (Eugenia polyantha)
dibuat dengan melarutkan 5 gr ektrak etnaol daun salam (Eugenia polyantha)
yang telah didapat dari hasil maserasi ke dalam 100 mL larutan kitosan dengan
menggunakan pengaduk magnetic stirrer sampai semua bagian terlarut.
Kemudian ditambahkan 40 mL larutan natrium tripolifosfat (NaTPP) 0,1% pada
suhu kamar dibawah putaran homogenizer dengan kecepatan 300 rpm selama 30
menit hingga semua larutan natrium tripolifosfat (NaTPP) habis dan terbentuk
suspensi nanopartikel (Putri, 2018).
g. Karakterisasi Nanopartikel (Prihantini, 2019)
1. Pengukuran Ukuran Nanopartikel dan Indeks Polidispersitas
Ukuran nanopartiekl dan indeks polidispersitas diperoleh melalui
pengukuran alat Particle Size Analyzer (PSA). Volume sampel yang digunakan
sebagai 10 mL, nanaopartikel dimasukan kedalam kuvet dan kemudian alat PSA
dioprasikan.
2. Pengukuran Potensial Zeta
Nilai potensial zeta dari nanopartikel diukur dengan menggunakan alat
Zeta Sizer. Volume sampel yang dibutuhkan sebagai 10 mL, nanaopartikel
dimasukan kedalam kuvet dan kemudian dilakukan pengukuran terhadap nilai
potensial zeta menggunakan alat Zeta Sizer.
h. Formulasi Nanosuspensi Ekstrak Etanol Daun Salam (Eugenia polyantha)
(Laras, 2019)

Tabel.1 Formula Sediaan Nanosuspensi Ekstrak Etanol Daun Salam (Eugenia polyantha)

Bahan FI FII
Ekstrak Eatnol 8,3% -
Nanopartikel Ekstrak - 8,3%
Etanol Daun Salam
Pulvis Gummousus (PGS) 1% 1%
Nipagin 0,1% 0.1%
Sirup Simplex 25% 25%
Perasa mint qs qs
Aquades ad 60 mL 60 mL

1. Prosedur Pembuatan Sediaan Nanosuspensi Ekstrak Etanol Daun Salam (Eugenia


polyantha)

Sediaan Nanosuspensi ekstrak daun salam (Eugenia polyantha) Siapkan


alat dan timbang bahan. Masukan PGS ke dalam mortir, kemudian tambahkan air
dan gerus dampai larut. Larutkan dipagin dengan air panas menggunakan beaker
glass aduk hingga larut. Kemudian masukkan larutan nipagin kedalam mortir,
gerus sampai homogen. Masukan sirup simplek ke dalam mortar, gerus sampai
homogen. Masukan perasa mint ke dalam mortir, gerus sampai homogen.
Masukkan nanopartikel ekstrak etanol daun jambu biji ke dalam mortar, gerus
sampai homogen, tambahkan aquades sampai 100mL.

2. Evaluasi Sediaan Nanosuspensi Ekstrak Daun Salam (Eugenia polyantha)


a. Uji Pemerian
Warna : Sediaan dilihat warnanya
Bau : Dicium aromanya
Rasa : Dicicipi
b. Pemeriksaan Bobot Jenis
Piknometer ditimban, didapat A gram. Kemudian dimasukan air hingga
batas, ditimbang, didapar A1 gram. Sediaan dimasukkan dalam piknometer
kosong. Ditimbang ddan didapatkan A2 gram. Dilakukan perhitungan, didapat
BJ sediaan.
c. Pemeriksaan PH
Sediaan dimasukan ke dalam beaker glass secukupnya. Ukur
menggunakan alat pH meter.
d. Volume Sedimentasi
Sediaan dimasukkan ke dalam beaker glass ukur sampai 50 mL. diamkan
± 1 jam, sehinggs terbentuk dua fase.
e. Pemeriksaan Viskositas
Sediaan dimasukan kedalam beaker glass secukupnya, dipasang alat
viscometer yang telah diatur kecepatannya.
IV. Daftar Pustaka

Bai L., X. Li, L. He, Y. Zheng, H. Lu, J. Li, L. Zhong, R. Tong, Z. Jiang, J. Shi, and J. Li.
2019. Antidiabetic Potential of Flavonoids from Tradisional Chinese Medicine. The
American Journal of Chinese Medicine, Vol. 47, No. 5, 933-957

Hartanti, L., S.M.K. Yonas, J.J. Mustamu, S. Wijaya, H.K. Setiawan, L. Soegiono. 2019.
Influence of Extraction Methods of Bay Leaves (Syzygium polyanthum) on Antioxidant
and HMG-CoA Reductase Inhibitory Activity. J.Heliyon. No. e01485

Hasan, R., D. Lindarto, G.A. Siregar, Z. Mukhtar. 2020. The Effect of Bay Leaf Extract
Syzygium polyanthum (Wigt) Walp. on C-reactive Protein (CRP) and Myeloperaxidase
(MPO) Level In The Heart of Rat Model of Myocardial Infraction. Med Glas (Zenica);17
(1):41-42

Kachkoul, R. T.S. Houssaini, R.E. Habbani, Y. Miyah, M. Mohin, and A. Lahrichi. 2018.
Phytochemical Screening and Inhibitory Activity of Oxalocalcic Crystallization of
Arbutus unedo L. leaves. J.Heliyon. No. e01011

Mahargyani, W., 2019. Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak n-Heksan Kulit Buah Naga
Merah (Hylocereus polyrhyzus). Jurnal Kimka dan Pendidikan. Vol.4, No.1. e-ISSN
2502-4787

Prihantini, M., E. Zulfa, L.D. Prastiwi, dan I.K. Yulianti. 2019. Pengaruh Waktu
Ultrasonikasi Terhadap Karakteristik Fisika Nanopartikel Kitosan Ekstrak Etanol Daun
Suji (Pleomele angustifolia) dan Uji Stabilitas Fisika Menggunakan Metode Cycling Test.
Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik (JIFFK). Vol.16, No.2, ISSN: 1693 7899

Putri, A.I., A. Sundaryono, dan I.N, Candra. 2018. Karakterisasi Nanopartikel Kitosan
Ekstrak daun Ubi Jalar (Ipomea batatas L.) Menggunakan Metode Gelasi Ionik. Jurnal
Pendidikan dan Ilmu Kimia : 2(2): 203-207. ISSN 2252-8075

Raras, E. 2019. Formulasi Sediaan Nanosuspensi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji
(Psidium guajava L.) Dan Uji aktifitasnya Terhadap Escherichia coli [Skripsi].
Tasikmakaya. STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Sukmawati, A. Emelda, dan Y.R Astriani. 2018. Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Salam
(Syzygium polyanthum) dan Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) sebagai Antidiabetes
Oral pada Tikus Putih (Rattus novergicus). Pharmaceutical Journal of Indonesia. 4(1):
17-22

Anda mungkin juga menyukai