Anda di halaman 1dari 9

Submitted : 29 Mei 2021 Generics : Journal of Research in Pharmacy, Vol 1(2) : 28-36, Tahun 2021

Revised : 14 Juli 2021 e-ISSN : 2774-9967


Accepted : 15 Juli 2021

PERBANDINGAN AKTIVITAS PENURUNAN GLUKOSA PADA


EKSTRAK DAN NANOEKSTRAK DAUN INSULIN (Tithonia
diversifolia) dengan METODE IN VITRO

The Comparison of Glucose Decreased Activity of Extract and Nanoextract of Insulin Leaf
(Tithonia diversifolia) with in Vitro Method

Melati Aprilliana Ramadhani1, Anita Kumala Hati1, Armin Hari Jusman1, Novel Fibriani L1
1,2,3,4
Program Studi Farmasi, Fakultas Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo, Kabupaten
Semarang
Email : melatiaprilliana90@gmail.com

ABSTRAK
Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang berhubungan dengan gangguan metabolik,
ditandai dengan kenaikan kadar gula darah. Salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk
menurunkan kadar gula darah adalah daun insulin (Tithonia diversifolia). Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis konsentrasi ekstrak dan nanoekstrak daun insulin terhadap penurunan kadar
glukosa secara in vitro. Metode Penelitian ini adalah eksperimental dengan melakukan analisis uji
aktivitas penurun kadar glukosa ekstrak dan nanoekstrak daun insulin secara in vitro dengan
metode Nelson Somogyi. Hasil karakteristik sediaan nanoekstrak daun insulin yaitu ukuran partikel
sebesar 286 nm, nilai PDI yaitu 0,211 dan % Transmitan adalah 99,95. Aktivitas penurunan
glukosa ekstrak dan nanoekstrak daun insulin yaitu ekstrak daun insulin dapat menurunkan kadar
glukosa secara optimal pada konsentrasi 90 ppm dengan % penurunan sebesar 54,54%, serta nilai
EC50 sebesar 87,30 ppm, sedangkan pada nanoekstrak daun insulin dapat menurunkan kadar
glukosa secara optimal pada konsentrasi 90 ppm dengan % penurunan sebesar 69,18% serta nilai
EC50 sebesar 72,30 ppm. Aktivitas penurunan glukosa ekstrak dan nanoekstrak daun insulin
berbeda nyata (p = 0,000 <0,05), dengan aktivitas penurunan glukosa pada nanoekstrak daun
insulin yang lebih baik.

Kata Kunci : Ekstrak Daun Insulin, Nanoekstrak Daun Insulin, Penurun Glukosa, In Vitro

ABSTRACT
Diabetes mellitus is a metabolic disease characterized by an increase in blood sugar levels.
One of the plants that can be used to reduce blood sugar level is Tithonia diversifolia, or commonly
known as insulin leaf that is extracted and formulated into nanoparticles. This study aims to
analyze the concentration of extract and nano extract of insulin leaf in decreases in glucose level
using in vitro using Nelson Somogyi method. The results showed that the characteristic of the
nanoparticle extract of insulin leaf has an average particle size 286 nm, with a polydispersity index
(pdi) value was 0.211 and transmittance percent was 99.95%. The Insulin leaf extract could reduce
glucose levels optimally at the concentration of 90 ppm with the decrease of glucose was 55,87%,
and an EC50 value was 86.30 ppm, whereas at nano extract of insulin leaf could reduce glucose
levels optimally at 90 ppm with 69.18% of glucose level reduction with an EC50 value of 72.30

28
Generics : Journal of Research in Pharmacy, Vol 1(2) : 28-36, Tahun 2021

ppm. The activity of reducing glucose of extract and nano extract of insulin leaf was significantly
different (p = 0,000<0.05), with better glucose-lowering activity in nano extract of insulin leaf.

Keywords : Insulin leaf extract, Insulin leaf nano extract, Hypoglycemia, In Vitro.

PENDAHULUAN paling aktif berikatan dengan glukosa terletak


Diabetes Mellitus (DM) merupakan pada R3 di cincin C sebagai OH bebas dan
penyakit kronik dengan adanya gangguan lebih reaktif dikarenakan gugus OH pada R3
metabolik yang ditandai meningkatnya kadar di cincin C merupakan gugus yang paling
gula darah melebihi batas normal (Infodatin, dekat dengan gugus C karbonil, sehingga
2020). Pengobatan diabetes menggunakan mengakibatkan terikatnya glukosa dengan
obat antidiabetik oral seperti terapi insulin, flavonoid yang menyebabkan kadar glukosa
sulfonilurea, meglitinida dan golongan berkurang (Al Kayyis dan Susanti, 2006).
lainnya. Pada penggunaan obat antidiabetik Adanya kemampuan daun insulin
oral dapat menyebabkan terjadinya interaksi sebagai agen hipoglikemik menjadi latar
dengan obat-obat tertentu sehingga efek belakang peneliti untuk melakukan
masing-masing obat dapat mendukung atau modifikasi sediaan menjadi nanopartikel.
mengganggu salah satu kerja dari obat (Sari Sediaan yang berukuran nanopartikel dapat
et al, 2008). Untuk menghindari terjadinya menghantarkan pada sel target, selain itu
efek tersebut, maka dapat digunakan obat dengan adanya ukuran partikel yang kecil,
herbal yang salah satunya berasal dari maka akan meningkatkan luas permukaaan
tanaman. yang menyebabkan kelarutan tinggi (Gupta
Salah satu tanaman yang dapat dan Kompella, 2006). Penentuan aktivitas
digunakan untuk menurunkan kadar gula penurunan glukosa ekstrak dan nanoekstrak
darah adalah daun insulin (Tithonia daun insulin pada penelitian ini dilakukan
diversifolia). Daun insulin mengandung secara non-enzimatis yaitu dengan metode
senyawa aktif berupa fruktooligosakarida, Nelson Somogyi.
flavonoid, smallanthaditepenic acids, A, B, C
dan D yang memiliki peran dalam regulasi METODE PENELITIAN
darah (Zheng et al., 2010). Selain itu, pada 1. Alat dan Bahan
daun insulin juga terdapat kandungan Sampel yang digunakan pada penelitian
senyawa flavonoid yang memiliki efek ini adalah Tithonia diversifolia dari Desa
seperti insulin, yaitu menurunkan produksi Harjosari, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten
glukosa di hepatosit (Larantukan et al., Semarang. Bahan yang digunakan adalah
2014). Senyawa flavonoid memiliki aktivitas etanol 96%, etanol p.a, akuades, n-butanol,
sebagai antioksidan yang dapat menurunkan asam asetat, NH3, AlCl3, reagen folin-
kadar glukosa. Gugus hidroksi (OH) pada ciocalteu, NaCO3, asam galat, kuersetin,
flavonoid dapat mengikat glukosa kitosan 0,2%, NaTPP (natrium tripolifosfat)
membentuk komplek flavonoid dengan 0,1%, reagen nelson, dan standar glukosa.
glukosa. Gugus OH pada flavonoid yang Alat yang digunakan adalah seperangkat alat

29
Generics : Journal of Research in Pharmacy, Vol 1(2) : 28-36, Tahun 2021

gelas, neraca analitik, rotary evaporator, Nanoekstrak Daun Insulin


seperangkat uji KLT, lampu UV (254 nm), Pembuatan nanoekstrak daun insulin
particle size analyzer (PSA), dilakukan dengan menimbang 1 g ekstrak
spektrofotometer UV-VIS. daun insulin lalu dilarutkan dalam etanol pa
35mL dicampur dengan 15mL aquadest dan
2. Metode Penelitian ditambahkan dengan larutan kitosan 0.2%
Determinasi Daun Insulin dengan volume 50mL. Secara bertahap ke
Uji determinasi dilakukan untuk dalam campuran tersebut ditambahkan
mengetahui kebenaran identitas tanaman natrium tripolifosfat 0.1% dengan volume
yang digunakan pada penelitian. 10mL, disertai pengadukan menggunakan
Ekstraksi magnetik stirrer dengan kecepatan 400rpm
Serbuk daun insulin sebanyak selama 20 menit. Nanoekstrak daun insulin
750gram yang telah diblender dan diayak. kemudian dipisahkan dengan cara
Dilakukan dengan metode maserasi sentrifugasi dengan kecepatan 3.000 rpm
menggunakan pelarut etanol 96% dengan selama 15 menit. Kemudian diukur pada
perbandingan (1:5). Maserasi dilakukan spektrofotometri Uv-Vis pada panjang
selama 3 hari, remaserasi selama 1 hari. gelombang 650nm. Supernatan yang
Maserat diuapkan menggunakan rotary diperoleh berupa suspensi nanoekstrak daun
evaporator hingga diperoleh ekstrak kental insulin kemudian dilakukan karakterisasi
daun insulin (Tithonia diversifolia). PSA dan % trasmitan.

Uji Kualitatif Flavonoid dan Fenolik Uji Penurunan Glukosa dengan Nelson
Flavonoid Somogy
Sebanyak 0,01gram ekstrak daun Penentuan Panjang Gelombang Maksimal
insulin dilarutkan dalam etanol 96% 1 ml, Sebanyak 1 mL larutan baku glukosa 40
kemudian ekstrak ditotolkan pada lempeng ppm ditambahkan 1 mL reagen nelson dan
KLT dan dielusi menggunakan n-butanol: ditutup dengan kapas, kemudian dipanaskan
asam asetat: aquadest (4:1:5). Zat di atas air mendidih selama 10 menit, larutan
pembanding yang digunakan adalah didinginkan lalu dipindahkan ke dalam labu
kuersetin. ukur 10mL. 1 mL reagen arsenomolibdat
ditambahkan ke dalam labu tersebut lalu
Fenolik diencerkan dengan aquades sampai batas.
Uji fenolik dilakukan dengan Hasilnya dibaca dengan spektrofotometer
menimbang 0,01gram ekstrak daun insulin UV-Vis pada panjang gelombang 700-780
lalu dilarutkan dalam etanol 96% 1 ml, nm.
kemudian ekstrak ditotolkan pada lempeng
KLT dan dielusi dengan menggunakan Penentuan Operating Time
pelarut n-butanol : asam asetat : aquadest Sebanyak 5mL larutan baku glukosa
(4:1:5). Zat pembanding yang digunakan 40 ppm, dimasukkan ke dalam labu ukur
adalah asam galat. 10mL, lalu diencerkan sampai batas, lalu

30
Generics : Journal of Research in Pharmacy, Vol 1(2) : 28-36, Tahun 2021

diencerkan sampai batas, kemudian di pipet Hasilnya dibaca dengan spektrofotometri


1mL dari larutan tersebut dimasukkan ke UV-Vis dan operating time yang sesuai
dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1mL panjang gelombang maksimum.
reagen Nelson. Selanjutnya ditutup dengan
kapas, kemudian dipanaskan di atas air HASIL DAN PEMBAHASAN
mendidih selama 10 menit, dipindahkan Determinasi
kedalam labu ukur 10mL, kemudian Daun insulin (Tithonia diversifolia)
ditambahkan 1mL reagen arsenomolibdat ke yang digunakan diuji determinasi terlebih
dalam labu tersebut lalu diencerkan dengan dahulu, yang dilakukan di Laboratorium
aquades sampai batas. Serapan diukur pada Ekologi dan Biosistemik Tumbuhan
panjang gelombang maksimum pada 5, 10, Departemen Biologi Fakultas Sains dan
15, 20, 25, 30, 35, 40 menit. Matematika Universitas Diponegoro, dengan
hasil yang menunjukkan bahwa benar
Kurva Standar Glukosa simplisia yang dipakai adalah daun insulin.
Standar glukosa dibuat dengan
konsentrasi 10, 20, 30, 40, dan 50 ppm. Rendemen Ekstrak
Diambil 1 mL dari masing-masing larutan Pembuatan ekstrak daun insulin
lalu ditambahkan 1 mL reagen Nelson dan digunakan cairan penyari etanol 96%,
ditutup dengan kapas, kemudian dipanaskan bertujuan untuk menghasilkan jumlah bahan
di atas air mendidih selama 10 menit. Larutan aktif yang optimal, mudah berpenetrasi ke
didinginkan dan dipindahkan ke dalam labu dalam sel serta bersifat universal yang
ukur 10mL. 1mL reagen arsenomolibdat mampu menarik semua jenis zat aktif baik
ditambahkan dan diencerkan dengan aquades bersifat polar, semi polar, mapun nonpolar,
sampai batas. Hasilnya dibaca dengan dan kadar toksisitasnya rendah. Senyawa
spektrofotometer UV-Vis pada panjang fenolik dan flavonoid yang terdapat pada
gelombang maksimum. daun insulin merupakan senyawa bersifat
polar sehingga penggunaan pelarut etanol
Pengukuran Kadar Glukosa 96% yang merupakan pelarut polar adalah
Ekstrak dan nanoekstrak daun insulin tepat karena efektivitas ekstraksi tergantung
dibuat seri konsentrasi 50, 70 dan 90 ppm. pada kelarutan senyawa tersebut dalam
Masing-masing seri larutan diambil 2mL, pelarut. Serbuk daun insulin dengan bobot
ditambahkan dengan 2mL baku glukosa 750gram, setelah diuapkan diperoleh ekstrak
dengan konsentrasi 40ppm dalam aquadest. kental daun insulin sebesar 58,35gram
Larutan diambil 1mL, kemudian dimasukkan dengan rendemen 7,78% (<10%).
ke dalam tabung reaksi, dan ditambah 1mL Faktor penyebab ekstrak kental yang
reagen Nelson. Selanjutnya, ditutup dengan didapatkan kurang optimal disebabkan
kapas dan dipanaskan di atas air mendidih karena lama waktu ekstraksi, perbandingan
selama 10 menit. Larutan didinginkan, jumlah sampel dengan jumlah pelarut yang
ditambah 1mL reagen Arsenomolibdat, dan digunakan (Salamah et al., 2008). Semakin
ditambah aquades sampai tanda batas. lama waktu yang digunakan pada proses

31
Generics : Journal of Research in Pharmacy, Vol 1(2) : 28-36, Tahun 2021

maserasi maka akan meningkatkan rendemen


karena pelarut akan semakin banyak
terpenetrasi ke dalam sel simplisia, sehingga
akan lebih banyak bahan aktif yang akan
terlarut (Wahyuni dan Widjarnarko, 2015).

Uji Kualitatif Flavonoid dan Fenolik


Uji kualitatif flavonoid dan fenolik
menggunakan kromatografi lapis tipis. Fase
gerak yang digunakan adalah campuran n-
butanol: asam asetat: air (BAA) dengan Gambar 1. Pengamatan Noda KLT
perbandingan (4:1:5), dengan fase diamnya Metabolit Sekunder Flavonoid (i) dan
menggunakan silica gel GF254nm. Hasil KLT Fenolik (ii)
terdapat pada gambar 1 dan tabel I. Keterangan :
Uji kualitatif bertujuan untuk 1. Standar Kuersetin pada Pengamatan
mengetahui adanya kandungan metabolit Flavonoid (i) dan Standar Asam Galat
sekunder (Tarigan et al., 2008). Uji kualitatif pada Pengamatan Fenolik (ii)
metabolit sekunder yang akan dianalisis 2. Ekstrak Daun Insulin
adalah flavonoid dan fenolik. yaitu metode
Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Fase diam
Pemilihan fase gerak, yang
yang digunakan adalah plat silika gel yang
digunakan dalam KLT adalah eluen
bersifat polar yaitu silika gel GF254nm.
campuran n-butanol: asam asetat: air (BAA)
Penggunaan bahan silika karena pada
dengan perbandingan (4:1:5) mampu
umumnya silika telah telah banyak
memberikan pemisahan terbaik (Koirewoa et
digunakan dan dapat digunakan dalam
al., 2012). Kepolaran fase diam dan fase
pemisahan senyawa-senyawa asam amino,
gerak hampir sama, tetapi masih lebih polar
fenol, alkaloid, asam lemak, sterol dan
fase gerak sehingga senyawa flavonoid
terpenoid (Koirewoa et al., 2012).
maupun fenolik yang dipisahkan terangkat
Metabolit Sampel Sinar Nilai Ket mengikuti aliran eluen, karena flavonoid dan
Sekunder UV 254 Rf fenolik bersifat polar (Koirewoa et al., 2012).
nm
Pada analisis senyawa flavonoid, tabel I
Flavonoid Kuersetin Hijau 0,8 Positif menunjukkan bahwa nilai Rf untuk baku
Ekstrak Hijau 0,81 Positif standar (kuersetin) yaitu 0,8 dan untuk
daun tin
sampel ekstrak daun insulin memiliki nilai Rf
Fenolik Asam Galat Hitam 0,78 Positif 0,81, sedangkan pada senyawa fenolik yaitu
Ekstrak Hijau 0,81 Positif nilai Rf untuk baku standar (asam galat) yaitu
daun tin 0,78 dan untuk sampel ekstrak daun tin
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Senyawa Fenolik memiliki nilai Rf 0,81. Nilai Rf baku standar
pada Sampel Secara KLT. dan sampel yang diperoleh hampir sama

32
Generics : Journal of Research in Pharmacy, Vol 1(2) : 28-36, Tahun 2021

sehingga diketahui pada ekstrak daun insulin mengukur kejernihan dari sediaan
mengandung senyawa flavonoid dan fenolik. nanopartikel. Hasil % transmitan dilakukan
dengan 5 kali replikasi yang terdapat pada
Nanoekstrak Daun Insulin tabel 3.
Pembentukan nanoekstrak daun insulin Hasil nilai % transmitan didapatkan nilai
pada penelitian ini dilakukan dengan metode rata-ratanya yaitu 99,952%, hal ini
gelasi ionik yang menggunakan kitosan menunjukkan pembentukan nanoekstrak
sebagai bahan enkapsulasi dan NaTPP daun insulin telah terbentuk dengan cukup
digunakan sebagai bahan penaut silang. baik. Nilai % transmitan yang mendekati 100
Kitosan dipilih karena mempunyai sifat menunjukkan ukuran partikel yang semakin
bioaktif, biokompatibel dan terbiodegradasi. kecil dengan luas permukaan yang semakin
Terdapat beberapa kekurangan pada kitosan besar, sehingga mempermudah dalam
yaitu penyerapan air yang cepat, sehingga pembacaan serapan. Ukuran partikel yang
mudah terjadinya swelling yang kecil menyebabkan gerakan brown yang
mengakibatkan sistem penghantaran dan terjadi semakin cepat sehingga mencegah
pelepasan obat kurang menguntungkan. Oleh proses sedimentasi dan mengakibatkan
karena itu perlu ditambahkannya bahan larutan semakin jernih (Perdana, 2007).
penaut silang yaitu NaTPP karena dapat
menurunkan derajat swelling dan
meningkatkan biokompatibilitas (Bhumkar
and Pokharkar, 2006). Hasil pengujian
nanoekstrak daun insulin dengan
menggunakan Particle Size Analyzer (PSA)
terdapat pada tabel 2.

Hasil Ukuran Distribusi


Kitosan Partikel
: Tabel 3. Hasil Uji % Transmittan
Metode PSA PdI
NaTPP
(5 : 1) Ukuran 286,9 0,211 Uji Penurunan Glukosa dengan Nelson
Partikel nm Somogyi
Penentuan Panjang Gelombang
Tabel 2. Hasil Uji Ukuran Partikel
Penentuan panjang gelombang
Hasil analisis menunjukkan bahwa maksimum dilakukan untuk mendapatkan
nanopartikel dikatakan baik karena serapan yang maksimum pada larutan. Pada
nanopartikel dikatakan baik apabila panjang gelombang maksimal kepekaannya
berukuran 100-300 nm dan nilai PdI juga akan maksimal dan pada panjang
umumnya di bawah 0,3 (Abdassah, 2017). gelombang maksimal, perubahan absorbansi
Setelah pengujian terhadap ukuran setiap satuan konsentrasi adalah yang paling
partikel, dilanjutkan dengan analisis % besar. Jika dilakukan pengukuran berulang,
transmitan. % transmitan digunakan untuk maka kesalahan yang telah disebabkan oleh

33
Generics : Journal of Research in Pharmacy, Vol 1(2) : 28-36, Tahun 2021

pemasangan ulang panjang gelombang akan diperoleh sebesar 0,9918. Nilai r yang
kecil (Gandjar dan Rohman, 2007). Hasil mendekati 1 menunjukkan kurva kalibrasi
panjang gelombang maksimum diperoleh linier artinya dengan naiknya konsentrasi
752 nm dengan nilai absorbansi 0,645. larutan maka absorbansi akan meningkat dan
menunjukkan terdapat hubungan antara
Penentuan Operating Time (OT) konsentrasi larutan glukosa dengan nilai
pada panjang gelombang maksimum serapan.
yaitu 752 nm pada menit ke 1-40. Dari hasil
pengukuran didapatkan waktu optimum yang Uji Aktivitas Penurunan Kadar Glukosa
stabil pada menit ke 27-33. Operating time
Uji aktivitas penurunan kadar glukosa
bertujuan untuk mengetahui waktu
dilakukan secara in vitro dengan
pengukuran yang stabil. Dengan
menggunakan metode Nelson-Somogyi.
diketahuinya waktu stabil pada sampel, maka
Metode Nelson-Somogyi dipilih karena lebih
intensitas warna yang dihasilkan dapat
spesifik jika digunakan dalam menetapkan
maksimal sehingga hasil pengukuran yang
kadar gula pereduksi pada sampel yang
diperoleh dapat optimum. Penentuan waktu
memiliki senyawa gula campuran di
inkubasi optimum dilakukan.
dalamnya. Perbandingan hasil uji validasi
antara metode Nelson-Somogyi dan
Kurva Standar Glukosa
Anthrone-Sulfat menunjukkan bahwa
Pembuatan kurva baku glukosa
metode Nelson-Somogyi memiliki nilai
bertujuan untuk mendapatkan persamaan
kepekaan yang lebih baik sehingga dapat
linearitas antara absorbansi dengan
digunakan untuk menganalisa gula pereduksi
konsentrasi dan diharapkan memiliki
(Al-Kayyis et al, 2016).
absorbansi antara 0,2-0,8. Hal ini
berdasarkan anggapan bahwa kesalahan Konsentrasi ekstrak kental dan
dalam pembacaan T adalah 0,005 atau 0,5 % nanoekstrak yang digunakan adalah 50, 70
dan 90 ppm, dengan konsentrasi larutan baku
(kesalahan fotometrik) (Gandjar and
glukosa yang digunakan pada penelitian ini
Rohman, 2007). Hasil perhitungan kurva adalah 40 ppm. Analisis penurunan kadar
baku standar glukosa ini diperoleh persamaan glukosa pada ekstrak dan nanoekstrak daun
y = 0,0116x + 0,1263 dengan r yang insulin, terdapat pada tabel 4 dan 5.

Konsentrasi Kadar sampel % Penurunan kadar Nilai EC50


(ppm) (ppm) Glukosa (ppm)

50 40,18 14,84 86,30


70 33,45 29,10
90 20,82 55,87

Tabel 4. Hasil Pengukuran persen Penurunan Kadar Glukosa Nanoekstrak Daun Insulin

34
Generics : Journal of Research in Pharmacy, Vol 1(2) : 28-36, Tahun 2021

Konsentrasi Kadar sampel % Penurunan kadar Nilai EC50


(ppm) (ppm) Glukosa (ppm)

50 34,27 27,36 72,30


70 25,36 46,24
90 14,55 69,18
Tabel 5. Hasil Pengukuran persen Penurunan Kadar Glukosa Ekstrak Daun Insulin

Persentase efek penurunan kadar berikatan dengan reagen Nelson


glukosa pada ekstrak kental daun insulin menghasilkan endapan Cu2O. Adanya
yang paling tinggi terdapat pada konsentrasi penambahan reagen arsenomolibdat maka
90 ppm yaitu 55,87%, dan pada nanoekstrak membentuk kompleks molybdenum yang
daun insulin yang memiliki persentase efek berwarna biru kehijauan sehingga dapat
penurunan kadar glukosa yang paling baik diukur serapannya dengan spektrofotometri
adalah pada konsentrasi 90 ppm yaitu UV-Vis. Hasil perbedaan intensitas warna
69,18%, maka persentase penurunan kadar menunjukkan jumlah gula pereduksi dalam
glukosa dengan konsentrasi yang sama, yang sampel, hal tersebut dikarenakan konsentrasi
lebih baik adalah nanoekstrak daun insulin. Arsenomolibdat yang tereduksi sebanding
Dengan adanya aktivitas nanoekstrak yang dengan konsentrasi Cu2O, sedangkan
lebih baik daripada ekstrak kental, maka konsentrasi Cu2O sebanding dengan
diduga adanya peran nanoekstrak kitosan konsentrasi gula pereduksi (Al-Kayyis dan
sebagai matriks pembawa dan penghantaran Susanti, 2016).
zat aktif (ekstrak), sehingga aktivitasnya
lebih tinggi (Rismina et al., 2014). KESIMPULAN
Berdasarkan nilai EC50 (Effective Sediaan nanoekstrak daun insulin
concentration) menunjukkan bahwa (Tithonia diversifolia) memenuhi
nanopartikel ekstrak daun insulin memiliki karakteristik dengan ukuran partikel sebesar
kemampuan menurunkan kadar glukosa yang 286 nm dengan nilai PDI sebesar 0,211 dan
lebih baik daripada ekstrak kental daun % Transmitan sebesar 99,95%. Pada Uji
insulin, dimana hasil EC50 pada nanopartikel aktivitas penurunan kadar glukosa in vitro
ekstrak daun insulin adalah 72,30 ppm dan dengan metode Nelson Somogyi, pada
ekstrak kental daun insulin adalah 86,30 ekstrak daun insulin dapat menurunkan kadar
ppm. Semakin besar konsentrasi sampel glukosa secara optimal pada konsentrasi 90
maka semakin besar persen penurunan kadar ppm dengan % penurunan sebesar 55,87%,
glukosa yang diberikan. Pada konsentrasi serta nilai EC50 sebesar 86,30 ppm,
sampel paling kecil akan memberikan sedangkan pada nanoekstrak daun insulin
absorbansi yang besar sehingga memberikan dapat menurunkan kadar glukosa secara
persen penurunan glukosa paling kecil, hal optimal pada konsentrasi 90 ppm dengan %
ini disebabkan masih ada sisa glukosa yang penurunan sebesar 69,18% serta nilai EC50
tidak terikat oleh flavonoid. Sisa glukosa sebesar 72,30 ppm. Aktivitas penurunan
yang tidak dapat diikat oleh flavonoid akan glukosa ekstrak dan nanoekstrak daun insulin

35
Generics : Journal of Research in Pharmacy, Vol 1(2) : 28-36, Tahun 2021

berbeda nyata (p = 0,000 <0,05), dengan Indonesia Medicus Veterinus, 3(4), pp.
aktivitas penurunan glukosa pada 292–299.
nanoekstrak daun insulin yang lebih baik Perdana, D. (2007) ‘Pengembangan Awal
Sistem Pembawa Polimerik Berbasis
daripada ekstrak daun insulin.
Nanopartikel’. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
DAFTAR PUSTAKA Rismina, E., Kusumaningrum, S., Bunga, O.,
Abdassah, M.. (2017) ‘Nanopartikel dengan Nizar. and Marhamah. (2014)
Gelasi Ionik’, Farmaka, 15(1), pp. 45- ‘Pengujian Aktivitas Antiacne
52. doi: 10.24198/jf.v15i1.12138. Nanopartikel Kitosan-Ekstrak Kulit
Al-Kayyis, H. K., Susanti, H. (2016) Buah Manggis (Garcinia mangostana)’,
‘Perbandingan Metode Somogyi-Nelson Media Penelitian dan Pengembangan
Dan Anthrone-Sulfat Pada Penetapan Kesehatan, 24(1), pp. 19-27
Kadar Gula Pereduksi Dalam Umbi Salamah, E., Ayuningrat, E. and
Cilembu (Ipomea batatas L.)’, Jurnal Purwaningsih, S. (2008) ‘Penapisan
Farmasi Sains Dan Komunitas, 13(2), awal komponen bioaktif dari kijing
pp.81-89. doi : 10.24071/jpsc.00191. taiwan (Anodonta woodiana Lea.)
Bhumkar, D.R., Pokharkar, V.P. (2006) Sebagai Senyawa Antioksidan’, Buletin
‘Studies on effect of pH on cross-linking Teknologi Hasil Perikanan, XI(0251),
of chitosan with sodium pp. 119–133.
tripolyphosphate: a Technical Note’, Sari, S. P., Jufri, M. and Sari, D. P. (2008)
AAPS Pharm Sci Tech, (7)2. pp.E138- ‘Analisis Interaksi Obat Antidiabetik
E143. doi : 10.1208/pt070250 Oral pada Pasien Rawat Jalan di
Gandjar, I. and Rohman, A. (2007) Kimia RS "X" Depok’, Jurnal Farmasi
Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Indonesia, 4(1), pp. 8-14.
Pelajar. Tarigan, J.B.R., Zahra C.F. and Sihontang, H.
Gupta, R.B. and Kompela, U. (2006) (2008) ‘Skrining Fitokimia Tumbuhan
Nanoparticle Technology of Drug Yang Digunakan Oleh Pedagang Jamu
Delivery. New York: CRC Press Gendong Untuk Merawat Kulit Wajah
Infodatin. (2020) Tetap Produktif, Cegah, Di Kecamatan Medan Baru’, Jurnal
dan Atasi Diabetes Melitus. Jakarta : Biologi Sumatera, 3(1), pp. 1-6.
Kementerian Kesehatan RI. Wahyuni, D.T. and Widjanarko, S.B. (2015)
‘Pengaruh jenis pelarut dan lama
Koirewoa, Y. A., Fatimawali. and Wiyono, ekstraksi terhadap ekstrak karotenoid
W.1. (2012) ‘Isolasi dan Identifikasi labu kuning dengan metode gelombang
Senyawa Flavonoid Dalam Daun ultrasonik’, Jurnal Pangan dan
Beluntas (Pluchea indica L)’, Jurnal Agroindustri, 3(2), pp. 390-401.
Farmasi, 1(1), pp. 47–52. doi : Zheng, X., Fan, H., Guo, K.T., Qiang, D.D.,
10.35799/pha.1.2012.445 Kuo, G., Yuan, S.Y., Young-Ho, K. and
Larantukan, S. V. M., Setiasih, N.L.E. and Feng, D. (2010) ‘Anti Diabetes
Widyastuti, S. K. (2014) ‘Pemberian Contituents in Leaves of Smallanthus
Ekstrak Etanol Kulit Batang Kelor sonchifolius’, Natural Product
Glukosa Darah Tikus Hiperglikemia’, Communications, 5(1), pp. 95-9

36

Anda mungkin juga menyukai