Anda di halaman 1dari 3

Artikel ilmiah sidang sarjana 2019

UJI ANTIHIPERGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL BIJI MELINJO (Gnetum gnemon L.)


TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI ALOKSAN
DAN HISTOPATOLOGI PANKREAS

Hidayatullah
PS. Farmasi FMIPA Universitas Sriwijaya

ABSTRACT
Biji melinjo (Gnetum gnemon L.) memiliki aktivitas sebagai antihiperglikemik. Penelitian ini telah dilakukan untuk
mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol biji melinjo (EEBM) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus
jantan galur wistar yang diinduksi aloksan dan pengamatan histopatologi pankreas. Skrining fitokimia menunjukkan bahwa
EEBM mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, polifenol, dan saponin. EEBM yang digunakan memiliki kadar sari larut
etanol dan air sebesar 70,70 ± 0,26 dan 46,20 ± 0,25, kadar air dan susut pengeringan sebesar 6,40 ± 0,54 dan 7,53 ± 0,28.
EEBM diberikan kepada tikus dengan variasi dosis 125, 250 dan 500 mg/kgBB. Sebagai pembanding kontrol normal tanpa
perlakuan, kontrol positif insulin dosis 1 IU/kgBB dan kontrol negatif suspensi Na-CMC 0,5%. Pengujian dilakukan dengan
mengukur kadar glukosa darah tikus dengan metode GOD-PAP menggunakan fotometer DTN-410-K pada hari 0, 5, 10, 15,
dan 20 dan dilanjutkan dengan pengamatan histopatologi pankreas dengan metode pewarnaan hematoksilin-eosin. Hasil rata-
rata persentase kadar glukosa darah untuk kelompok kontrol positif yaitu 40%, serta tiga kelompok perlakuan berturut-turut
36%, 40% dan 44%. Hal ini menunjukkan bahwa pada perlakuan dosis 500 mg/kgBB memiliki aktivitas antihiperglikemik
tertinggi dibanding 2 perlakuan lain dan terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) dibanding dengan insulin. Gambaran
histopatologi memperlihatkan adanya perbaikan sel endokrin pulau Langerhans hampir sempurna pada dosis II, III dan
kontrol positif dibandingkan kontrol negatif dan dosis I. Nilai ED50 EEBM sebesar 767,45 mg/kgBB. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah EEBM memiliki aktivitas sebagai antihiperglikemik, namun masih rendah.

Kata kunci: biji melinjo, antihiperglikemik, kadar glukosa darah, aloksan, histopatologi pankreas

ABSTRAK

Biji melinjo (Gnetum gnemon L.) memiliki aktivitas sebagai antihiperglikemik. Penelitian ini telah dilakukan untuk
mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol biji melinjo (EEBM) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus
jantan galur wistar yang diinduksi aloksan dan pengamatan histopatologi pankreas. Skrining fitokimia menunjukkan bahwa
EEBM mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, polifenol, dan saponin. EEBM yang digunakan memiliki kadar sari larut
etanol dan air sebesar 70,70 ± 0,26 dan 46,20 ± 0,25, kadar air dan susut pengeringan sebesar 6,40 ± 0,54 dan 7,53 ± 0,28.
EEBM diberikan kepada tikus dengan variasi dosis 125, 250 dan 500 mg/kgBB. Sebagai pembanding kontrol normal tanpa
perlakuan, kontrol positif insulin dosis 1 IU/kgBB dan kontrol negatif suspensi Na-CMC 0,5%. Pengujian dilakukan dengan
mengukur kadar glukosa darah tikus dengan metode GOD-PAP menggunakan fotometer DTN-410-K pada hari 0, 5, 10, 15,
dan 20 dan dilanjutkan dengan pengamatan histopatologi pankreas dengan metode pewarnaan hematoksilin-eosin. Hasil rata-
rata persentase kadar glukosa darah untuk kelompok kontrol positif yaitu 40%, serta tiga kelompok perlakuan berturut-turut
36%, 40% dan 44%. Hal ini menunjukkan bahwa pada perlakuan dosis 500 mg/kgBB memiliki aktivitas antihiperglikemik
tertinggi dibanding 2 perlakuan lain dan terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) dibanding dengan insulin. Gambaran
histopatologi memperlihatkan adanya perbaikan sel endokrin pulau Langerhans hampir sempurna pada dosis II, III dan
kontrol positif dibandingkan kontrol negatif dan dosis I. Nilai ED50 EEBM sebesar 767,45 mg/kgBB. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah EEBM memiliki aktivitas sebagai antihiperglikemik, namun masih rendah.

Kata kunci: biji melinjo, antihiperglikemik, kadar glukosa darah, aloksan, histopatologi pankreas

1. PENDAHULUAN
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit tubuh tidak dapat menggunakan hormon insulin yang
gangguan metabolik menahun akibat adanya penurunan diproduksi secara efektif sehingga menjadi penyebab
fungsi pankreas dalam memproduksi hormon insulin atau terjadinya hiperglikemik (Depkes RI, 2014). Pankreas

PS. Farmasi FMIPA UNSRI Page 1


Artikel ilmiah sidang sarjana 2019

dalam keadaan normal memproduksi 31 unit insulin biji melinjo (Gnetum gnemon L.). Aloksan dapat
perhari, sedangkan pada penderita DM tipe 1 hanya menginduksi respon gula darah ketika diinjeksikan pada
mampu memproduksi insulin sebanyak 0-4 unit perhari tikus dan diikuti dengan adanya perubahan dari
(Pulungan & Herqutanto, 2009). konsentrasi plasma insulin serta terjadi perubahan
Terapi DM dapat dilakukan secara medis dengan struktur sel β yang menyebabkan nekrosis pada sel
pemberian obat injeksi insulin dan antidiabetes oral sehingga tikus menjadi diabetes (Rohilla dan Ali, 2012).
(ADO). Penggunaan terapi farmakologi insulin yang Pengukuran kadar glukosa darah akan dianalisis dengan
relatif sulit dan biaya mahal, serta adanya efek samping menggunakan metode spektofotometri dengan reagen kit
yang ditimbulkan dari penggunaan ADO jangka panjang Glucose Oxidaxe Phenol-Aminophenazone Proxidase
memicu masyarakat lebih memilih penggunaan obat (GOD-PAP). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
secara tradisional sebagai alternatif terapi DM (Sukandar informasi berupa persen penurunan kadar glukosa darah,
dkk., 2008). Salah satu tanaman obat yang berpotensi Area Under Curve (AUC), dosis efektif (ED50),
untuk dikembangkan sebagai terapi farmakologis DM karakterisasi ekstrak dan bentuk histopatologi pankreas
secara tradisional yakni tanaman melinjo pada bagian biji. tikus putih jantan galur wistar yang telah diinduksi
Melinjo (Gnetum gnemon L.) termasuk dalam suku aloksan.
gnetaceae yang dikenal masyarakat sebagai bahan olahan 2. METODE PENELITIAN
sayuran. Ternyata melinjo (Gnetum gnemon L.) memiliki 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian
banyak manfaat untuk kesehatan, seperti menurunkan Penelitian ini berlangsung mulai dari bulan Maret
kadar gula darah, mencegah kanker, bersifat antioksidan, sampai dengan Juni 2019. Penelitian dilakukan di
bergizi tinggi, dan menghambat proses penuaan (Bauer et Laboratorium FKIP Biologi, Laboratorium Biologi
al., 2006). Biji melinjo mengandung protein, pati, fenol, Farmasi, Laboratorium Farmakologi Jurusan Farmasi
flavonoid, dan senyawa polifenol seperti resveratrol FMIPA, Laboratorium Klinik UPT Universitas Sriwijaya,
dengan aktivitas sebagai antikanker dan anti radang dan Laboratorium Khusus Patologi Klinik Dyatnitalis
(Kato, 2009). Senyawa lain yang juga terkandung dalam Palembang, Sumatera Selatan.
biji melinjo adalah saponin dan tanin (Ira dan Cikra, 2.2 Alat
2015). Alat yang digunakan dalam penelit ian kali ini
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk meliputi, timbangan analitik dengan ketelitian 4 digit
mengetahui aktivitas dari biji melinjo dengan berbagai angka dibelakang koma, peralatan maserasi seperti wadah
variasi dosis sehingga diperoleh dosis efektif. Penelitian maserasi, rotary evaporator, corong kaca, set alat
Ira dan Cikra (2015), pada pemberian infusa 50% biji pemeliharaan hewan uji, pipet hematokrit, spuit peroral
melinjo menunjukkan penurunan kadar glukosa darah atau sonde, pipet mikro 10 µL, 100 µL, dan 1000 µL,
sebesar 33,41%±28,84% pada mencit DM tipe 2 sentrifugator dengan kecepatan 2500 rpm, fotometer dtn-
terinduksi dextrosa monohidrat 40%. Berbeda dengan 410-K, perlengkapan bedah tikus, software analisis data,
penelitian Ulfa dkk, (2018) pemberian ekstrak etanol biji labu ukur, dan peralatan gelas laboratorium lainnya.
melinjo dengan dosis 250 mg/kgBB menunjukkan 2.3 Bahan
penurunan kadar trigliserida yang efektif sebesar 17,86% Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
di hari ke 15 pada tikus yang diberi pakan standar dan biji tumbuhan melinjo (Gnetum gnemon L.), etanol 96%,
otak sapi 2 mL/hari. tikus putih jantan galur wistar, spuit injeksi, kit Glucose
Senyawa berpotensi dalam penurunan kadar glukosa Oxidase Phenol-Aminophenazone (GOD-PAP), aloksan,
darah yang terkandung dalam biji melinjo adalah Hormon Insulin, Natrium Carboxyl Methyl Cellulose (Na
Flavonoid. Flavonoid memiliki aktivitas sebagai CMC) 0,5%, alcohol 70%, paraffin, xylol, hematoksilin-
antidiabetes melalui fungsinya sebagai antioksidan yang eosin (HE), plat silica GF254, kertas Whatman No. 45
mampu mengikat radikal bebas sehingga dapat porositas 0,45 µm, tabung vacutainer non-EDTA, Mayer,
mengurangi stress oksidatif dan berakibat berkurangnya Wagner, Liebermann-Bourchard, Dragendrof, Logam
retensi insulin. Flavonoid juga mencegah perkembangan Mg, AlCl3, FeCl3, makanan standar tikus, dan akuades.
disfungsi dan kerusakan sel β pankreas dan berakibat 2.4 Hewan Uji
timbulnya efek antihiperglikemik (Song et al., 2005). Digunakan hewan uji berupa tikus putih jantan galur
Berdasarkan uraian diatas, maka akan dilakukan wistar. Hewan uji yang digunakan memiliki berat badan
penelitian secara in-vivo penurunan kadar glukosa darah berkisar antara 130-200 gram dengan rentang umur 2-3
tikus yang diinduksi aloksan menggunakan ekstrak etanol

PS. Farmasi FMIPA UNSRI Page 2


Artikel ilmiah sidang sarjana 2019

bulan. Selain itu juga hewan uji yang digunakan sehat, 2.6 h
tidak cacat dan berperilaku normal. 2.7 dsd
2.5 Ekstraksi Biji Melinjo (Gnteum gnemon L.)
Terlebih dahulu sebanyak 4 kg biji melinjo dibuat
menjadi simplisia. Kemudian simplisia biji melinjo
dihaluskan dengan belender dan dilanjukan dengan proses
ekstraksi.

PS. Farmasi FMIPA UNSRI Page 3

Anda mungkin juga menyukai