Abstrak
mg/kg dapat menurunkan kadar glukosa darah sebesar 58,97% dan 80,60% dibanding
glibenklamid dosis 1,35 mg/kgBB yang dapat menurunkan kadar glukosa darah
sebesar 73,93%.
Abstract
Kacapiring leaf (Gardenia augusta, Merr) was often used in traditional drugs for
treatment diabetes mellitus. This research aim to know the antihiperglycemic effect
ethanolic extract of kacapiring leaf on white rats male strain of Wistar and how much
antihiperglycemic effect compared with glibenklamid. This study used oral glucose
tolerance test method with loading glucose 4,5 g/kgW. Tested animal where 24 white
male rats strain of Wistar age 2-3 months with weight 180-250 gram, devided into 4
groups, each groups consist of 6 rats. Group I was as negative control group given
CMC-Na 1%, group II was as positive control group given glibenklamid dose 1,35
mg/kgBB, group III and IV where given ethanolic extract of kacapiring leaf dose 500
mg/kgBB and 250 mg/kgBB. Glibenklamid and exstract are given orally 60 minutes
before glucose. Blood was taken from orbitalis sinus at minute (-90), (-60), 0, 30, 60,
120, 180, 240, and 300. Blood glucose level was determined with GOD PAP enzymatic
method, absorbance was observed using spectrophotometer at 500 nm. The result of the
study was performed by giving ethanolic extract of kacapiring leaf dose 500 mg/kgW
and 250 mg/kgW had antihiperglycemic effect. Ethanolic extract of kacapiring leaf dose
500 mg/kgW and 250 mg/kgW could reduce blood glucoce level 58,97% and 80,60%
compared with glibenklamid dose 1,35 mg/kgW could reduce blood glucoce level
73,93%.
Kelompok I : sebagai kontrol pada menit ke-(-90), (-60), 0, 30, 60, 120,
negatif, diberi larutan 180, 240, dan 300. Volume darah yang
CMC Na1%, diambil ±1 ml kemudian ditampung
60 menit kemudian dalam tabung plastik ependorf dan
diberi glukosa 4,5 dibiarkan membeku agar serum memisah
mg/kgBB dengan darah. Agar serum memisah
dengan sempurna, darah yang ditampung
Kelompok II : sebagai kontrol dalam tabung plastik ependorf di
positif, diberi sentrifuge selama 15 sampai 20 menit
glibenklamid 1,35 dengan kecepatan 2500 rpm. Serum yang
mg/kgBB telah memisah disimpan dalam almari
60 menit kemudian pendingin pada suhu 2 – 8°C agar tidak
diberi glukosa 4,5 rusak selama penyimpanan. Setelah itu
mg/kgBB ukur kadar glukosanya dengan cara 10 µl
serum ditambah campuran pereaksi
Kelompok III : perlakuan ekstrak Diasys sebanyak 1000 µl kemudian
etanol daun kacapiring divortek 1 menit agar campur sempurna,
500 mg/kgBB setelah dibiarkan selama 20 menit pada
60 menit kemudian suhu kamar 25-28°C absorbansi dibaca
diberi glukosa 4,5 dengan spektrofotometer UV-Vis pada
mg/kgBB panjang gelombang 500 nm dan dihitung
Kelompok IV : perlakuan ekstrak kadar glukosa darah (mg/dl).
etanol daun kacapiring
250 mg/kgBB Analisis Data
analisis varian satu jalur (ANAVA) dan Waktu pembebanan glukosa me-
dilanjutkan dengan uji LSD dengan taraf rupakan waktu optimum dimana pem-
kepercayaan 95%, sedangkan jika data berian glukosa peroral dilakukan pada
tersebut tidak terdistribusi normal dan saat yang tepat sehingga efek penurunan
tidak homogen, maka diuji dengan kadar glukosa darah sediaan uji tercapai
Kruskal-Wallis dan Mann-Withney paling tinggi. Penilaian efek penurunan
dengan taraf kepercayaan 95%. kadar glukosa darah didasarkan pada
Untuk mengetahui kemampuan nilai LDDK0-180 (Luas Daerah Di Bawah
sediaan dalam menurunkan kadar Kurva dari menit ke-0 sampai menit
glukosa darah, dihitung dengan rumus ke-180). Jadi glibenklamid memberikan
persentase penurunan kadar glukosa efek penurunan glukosa darah paling
darah yaitu : tinggi apabila memiliki LDDK paling
kecil. Hasil percobaan menunjukkan
bahwa pembebanan glukosa paling
LDDK0-300 kontrol negatif - LDDK0-300 perlakuan
efektif dilakukan pada menit ke-60
Persentase = X 100% setelah pemberian glibenklamid, dimana
LDDK0-300 kontrol negatif
nilai LDDK0-180 yang paling kecil yang
merupakan nilai yang paling besar daya
antihiperglikemiknya. Dengan demikian
Hasil dan Pembahasan menit ke-60 digunakan sebagai waktu
Determinasi tanaman daun kaca- penetapan pemberian sediaan sebelum
piring dilakukan untuk memastikan pembebanan glukosa untuk kelompok
bahwa tanaman yang digunakan dalam perlakuan dengan ekstrak etanol daun
penelitian sesuai dengan pustaka. kacapiring.
Determinasi dilakukan di laboratorium
Biologi MIPA Universitas Ahmad Hasil Penelitian Efek Antihiper-
Dahlan, dengan hasil determinasi tanam- glikemik Ekstrak Etanol Daun
an kacapiring sebagai berikut : Kacapiring
1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12a-84 Penelitian ini bertujuan untuk
b-88b-89b-91b (105.Apocinacea). mengetahui adanya efek antihiper-
105b-106b-107b (Gardenia augusta, glikemik dari ekstrak etanol daun
Merr). kacapiring dalam bentuk suspensi dalam
Determinasi tanaman dilakukan larutan CMC-Na 1% pada tikus putih
dengan buku Flora of Java (Backer dan jantan galur Wistar menggunakan uji
Van den Brink, 1965). Dari hasil toleransi glukosa oral. Pembebanan
determinasi dapat diperoleh kepastian glukosa akan menyebabkan peningkatan
bahwa tanaman yang digunakan dalam kadar glukosa darah secara cepat dan
penelitian ini adalah tanaman kacapiring dapat diturunkan secara cepat oleh
(Gardenia augusta, Merr). zat-zat yang berefek antihiperglikemik.
Untuk memperkecil pengaruh
Penetapan waktu pembebanan variasi biologis antara tikus terhadap
glukosa hasil penelitian adalah semua tikus yang
digunakan mempunyai jenis dan galur
Uji Efek Antihiperglikemik Ekstrak Etanol ..... (Faridah Baroroh, dkk) 49
yang sama yaitu tikus putih jantan galur Kadar glukosa darah ditetapkan
Wistar dengan umur dan berat badan dengan metode enzimatik menggunakan
yang kurang lebih sama yaitu 2-3 bulan, pereaksi GOD PAP dengan alat
berat 180-250 gram. Tikus jantan lebih spektrofotometer UV-Vis pada panjang
diutamakan daripada tikus betina karena gelombang 500 nm. Reaksi pembentuk-
kondisi hormonal tikus jantan relatif an warna pada penetapan kadar glukosa
stabil sehingga tidak banyak mem- darah metode enzimatik dengan pereaksi
pengaruhi metabolisme dalam tubuhnya. GOD PAP dapat dilihat pada gambar 2.
Tikus yang digunakan adalah tikus Reaksi yang terjadi adalah glukosa
normal yang dibebani glukosa tanpa dioksidasi oleh enzim glucose oksidase
dirusak pankreasnya, karena berdasar- (GOD) dengan adanya O2 menjadi asam
kan teori bahwa dengan pembebanan glukonat disertai pembentukan H2O2.
glukosa peroral akan menyebabkan pe- Hidrogen peroksida (H2O2) yang terjadi
ningkatan kadar glukosa darah secara dengan adanya enzim peroksidase (PAP)
cepat dan dapat diturunkan secara cepat akan membebaskan O2 yang selanjutnya
pula dengan zat-zat yang berefek anti- mengoksidasi akseptor kromogen
hiperglikemik. (4-Amino) yang mengandung
Sebelum perlakuan, tikus dipuasa- quinonimin (senyawa berwarna merah).
kan terlebih dahulu selama 18-20 jam Besarnya intensitas warna tersebut
dengan tetap diberi minum ad libitum, berbanding lurus dengan glukosa yang
dengan tujuan agar tikus tidak meng- ada. Selanjutnya absorbansi dibaca
alami dehidrasi. Puasa pada hewan dengan spektrofotometer pada panjang
percobaan ini bertujuan untuk me- gelombang 500 nm.
ngurangi pengaruh asupan makanan Kadar glukosa darah pada menit-
terhadap kadar glukosa darah. Pem- menit tertentu untuk tiap-tiap hewan uji
bebanan glukosa dilakukan pada waktu
yang sama yaitu 60 menit setelah per-
lakuan, hal ini mengacu pada hasil
waktu pembebanan glukosa.
Darah diambil dari sinus orbitalis
mata pada menit ke-(-90), (-60), 0, 30,
60, 120, 180, 240, dan 300. Untuk
memisahkan serum dan plasmanya di-
lakukan sentrifugasi selama 15-20 menit
pada 2500 rpm, kemudian diambil 10 µl quinonimin
menit ke-0 sampai menit ke-300) dan Dari purata kadar glukosa darah
dibandingkan hasilnya pada tiap pada menit menit tertentu untuk semua
kelompok perlakuan. Purata kadar kelompok perlakuan dapat dibuat kurva
glukosa darah tikus pada menit-menit hubungan antara kadar glukosa darah
tertentu untuk semua kelompok dapat terhadap waktu untuk semua kelompok
dilihat pada tabel I. perlakuan dapat dilihat pada gambar 3.
Untuk membandingkan efek anti- Dari nilai LDDK0-300 diatas dapat
hiperglikemik antar kelompok, maka dikatakan bahwa yang menunjukkan
Keterangan :
K : Kelompok
Kelompok I : Kontrol negatif dengan perlakuan CMC-Na 1%
Kelompok II : Kontrol positif dengan perlakuan glibenklamid 1,35 mg/kgBB
Kelompok III : Perlakuan dengan ekstrak etanol daun kacapiring dosis 500 mg/kgBB
Kelompok IV : Perlakuan dengan ekstrak etanol daun kacapiring dosis 250 mg/kgBB
Tabel II. Purata perubahan kadar glukosa darah tikus yang dibebani glukosa dan LDDK0-300pada
kelompok I, II, III, dan IV
Keterangan :
K : Kelompok
Kelompok I : Kontrol negatif dengan perlakuan CMC-Na 1%
Kelompok II : Kontrol positif dengan perlakuan glibenklamid 1,35 mg/kgBB
Kelompok III : Perlakuan dengan ekstrak etanol daun kacapiring dosis 500 mg/kgBB
Kelompok IV : Perlakuan dengan ekstrak etanol daun kacapiring dosis 250 mg/kgBB
klamid 1,35 mg/kgBB sebagai kontrol dengan uji Mann-Whitney dengan taraf
positif, kemudian ekstrak etanol daun kepercayaan 95%. Hasil uji Mann-
kacapiring dosis 500 mg/kgBB. Whitney menunjukkan perbedaan ber-
makna pada masing-masing kelompok,
Hasil Uji Statistik Data LDDK0-300 dengan tingkat signifikansi 0,002<0,005.
Hal ini menunjukkan bahwa masing-
Karena hasil uji normalitas data
masing kelompok memiliki efek
tidak terpenuhi, maka untuk mengetahui
penurunan glukosa darah yang berbeda.
adanya perbedaan efek menurunkan
kadar glukosa darah pada tiap kelompok,
Hasil Perhitungan Persentase
dilakukan uji statistik non parametrik
dengan uji Kruskal-Wallis. Hasil uji Hasil perhitungan persentase
Kruskal-Wallis menunjukkan ada per- penurunan kadar glukosa darah semua
bedaan yang signifikan antar kelompok kelompok perlakuan, diketahui bahwa
(á<0,05) dengan harga signifikansi semua kelompok perlakuan ekstrak
sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan ada etanol daun kacapiring mempunyai efek
perbedaan yang bermakna antar menurunkan kadar glukosa darah tikus
kelompok perlakuan. putih jantan galur Wistar. Kelompok IV
Untuk mengetahui ada tidaknya dengan perlakuan ekstrak etanol daun
perbedaan antara pasangan kelompok kacapiring dosis 250 mg/kgBB mem-
perlakuan dalam menurunkan kadar punyai efek menurunkan kadar glukosa
glukosa darah, maka analisa dilanjutkan darah sebesar 80,60%. Kelompok III
dengan perlakuan ekstrak etanol daun
52 Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 1, No. 1, 2011 : 43 - 53