Definisi :
Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh.
• Autoclaving: Proses pemanasan dengan uap air di bawah tekanan tinggi untuk
membunuh mikroorganisme dan sterilisasi alat.
• Incineration: Pembakaran alat kesehatan dengan suhu tinggi untuk
menghancurkan semua patogen dan bahan kimia berbahaya.
• Chemical Treatment: Penggunaan bahan kimia tertentu untuk mendehidrasi dan
membunuh mikroorganisme pada alat kesehatan.
• Shredding: Menghancurkan alat kesehatan menjadi potongan-potongan kecil
sehingga tidak dapat digunakan kembali.
Alkes puskesmas
Stetoskof Termometer
Oksigen medis
• Penerimaan yang tepat ,Vaksin harus disimpan pada suhu yang tepat sesuai
dengan pedoman produsen. Biasanya, vaksin harus disimpan dalam suhu
yang stabil antara 2°C hingga 8°C. Puskesmas harus dilengkapi dengan
peralatan penyimpanan yang sesuai seperti kulkas yang memiliki pengatur
suhu yang dapat dipercaya.
• Pemantauan Kedaluwarsa,Pengelolaan vaksin melibatkan pemantauan
tanggal kedaluwarsa secara rutin. Vaksin yang sudah melewati tanggal
kedaluwarsa harus segera dikeluarkan dari stok dan dimusnahkan sesuai
prosedur yang ditetapkan.
3. Pencatatan Penerimaan dan Distribusi, Setiap kali vaksin diterima atau didistribusikan,
catatan harus dibuat untuk mencatat jumlah, jenis, dan tanggal penerimaan serta distribusi
vaksin. Hal ini penting untuk memastikan kelangsungan rantai dingin dan keakuratan
inventaris vaksin.
4. Pelaporan Stok dan Pemakaian, Puskesmas harus rutin melaporkan stok vaksin kepada
instansi yang berwenang seperti Dinas Kesehatan setempat. Pelaporan ini mencakup jumlah
vaksin yang tersedia, dipakai, dan tersisa dalam stok.
5. Pengaturan Jadwal dan Pelayanan Vaksinasi,Puskesmas harus merencanakan jadwal
pelayanan vaksinasi yang efisien dan menginformasikan masyarakat tentang ketersediaan
vaksin serta manfaat imunisasi.
langka-langka pelaporan
• pencatatan detail pemusnahan.
• dokumentasi.
• pelaporan kepada instansi yang berwenang.
• kepatuhan terhadap regulasi.
pengelolahan vaksin di rumah
sakit
Pengelolaan vaksin di rumah sakit adalah proses yang meliputi penerimaan,
penyimpanan, distribusi, dan administrasi vaksin secara efisien dan aman di lingkungan
rumah sakit. Ini mencakup pengawasan suhu penyimpanan, pelatihan staf, penggunaan
peralatan penyimpanan yang tepat, serta kepatuhan terhadap pedoman dan protokol yang
ditetapkan oleh otoritas kesehatan setempat. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan
bahwa vaksin tersedia dalam kondisi yang optimal dan dapat diberikan kepada pasien
sesuai dengan jadwal immunisasi dan kebutuhan klinis.(WHO, 2015; Proverawati dan
Andhini., 2010)
Pengelolaan vaksin di rumah sakit melibatkan
beberapa tahap penting, termasuk:
• Penerimaan vaksin: Menerima pengiriman vaksin dari pemasok dan memverifikasi keaslian,
kuantitas, dan kondisi vaksin.
• Penyimpanan: Menyimpan vaksin dalam kondisi yang tepat, termasuk suhu yang tepat dan
lingkungan yang terkendali untuk memastikan kestabilan dan keamanannya.
• Distribusi: Mengatur distribusi vaksin ke unit-unit perawatan yang tepat sesuai dengan jadwal
immunisasi dan kebutuhan pasien.
• Administrasi vaksin: Mengelola proses pemberian vaksin kepada pasien, termasuk pendaftaran,
dokumentasi, dan pelaporan.
• Pemantauan suhu: Memantau suhu penyimpanan vaksin secara terus-6.menerus untuk mencegah
kerusakan atau penurunan efektivitas vaksin.
• Pelatihan staf: Memberikan pelatihan yang sesuai kepada staf rumah sakit tentang pengelolaan
vaksin, termasuk prosedur penyimpanan yang benar dan tindakan darurat jika terjadi masalah.
beberapa contoh penyakit dan vaksin yang di
kelolahan rumah sakit
• Penyakit Infeksi: Influenza (flu), Hepatitis B, tetanus, Pertussis (batuk rejan)Campak, gondongan,
dan rubella (MMR), Meningokokus.
• Vaksinasi Rutin: Vaksinasi anak-anak sesuai dengan jadwal immunisasi yang direkomendasikan,
Vaksinasi dewasa untuk mencegah penyakit tertentu seperti influenza dan pneumonia.
• Vaksinasi Khusus, Vaksinasi bagi pekerja medis atau pekerja kesehatan lainnya yang memiliki
risiko tinggi terpapar penyakit menular, Vaksinasi bagi pasien dengan kondisi kesehatan tertentu
yang memerlukan perlindungan tambahan
pemusnahan vaksin di rumah sakit
Definisi CCP:
⚬ Suhu: Pengukuran dan pemantauan suhu secara terus-menerus selama distribusi dan
penyimpanan.
⚬ Alat dan Fasilitas: Penggunaan lemari pendingin dan fasilitas lain yang sesuai untuk
⚬ Pelatihan : pelatihan petugas kesehatan tentang cara pengelolaan CCP yang benar.
⚬ Pencatatan: Pencatatan suhu, penerimaan, penggunaan, dan pembuangan CCP secara akurat.
Pentingnya Cold Chain
dalam Pengelolaan CCP:
• Cold Chain merupakan rantai distribusi dan
penyimpanan yang mengendalikan suhu produk
dari produsen hingga konsumen akhir.
• Kesalahan dalam Cold Chain dapat
mengakibatkan kerusakan produk dan
menurunkan efektivitasnya.
Prosedur Pengelolaan CCP:
• Penerimaan dan Pemeriksaan Awal:
⚬ Memeriksa kondisi produk saat tiba di rumah sakit untuk memastikan
tidak ada kerusakan atau kebocoran yang terjadi selama pengiriman.
⚬ Memeriksa tanggal kedaluwarsa dan keabsahan produk.
• Penyimpanan yang Tepat:
⚬ Menyimpan CCP pada suhu yang sesuai dengan petunjuk produsen.
⚬ Menggunakan lemari pendingin atau fasilitas penyimpanan lainnya
yang memungkinkan pengontrolan suhu yang akurat.
• Pemantauan dan Pencatatan:
⚬ Memantau suhu penyimpanan secara teratur dan mencatatnya dalam
catatan yang dapat dilacak.
⚬ Mencatat jumlah stok dan penggunaan CCP untuk memastikan
ketersediaan yang cukup dan mencegah kekurangan atau kelebihan
persediaan.
4. Pelatihan dan Pendidikan:
- Melakukan pelatihan untuk petugas kesehatan tentang pentingnya pengelolaan CCP yang baik.
- Memberikan informasi tentang prosedur pengelolaan CCP yang benar dan tindakan yang harus diambil dalam situasi
darurat.
Pengelolaan CCP yang baik di rumah sakit sangat penting untuk memastikan ketersediaan dan kualitas produk-produk
Pengelolaan Cold Chain Products (CCP) di rumah sakit sangat
penting untuk mencegah kerusakan produk dan memastikan
efektivitasnya dalam mengatasi berbagai penyakit. Berikut
adalah beberapa contoh penyakit dan obatnya yang terkait
dengan pengelolaan CCP di rumah sakit:
• Contoh: Kemoterapi.
• Pengelolaan CCP: Bahan kimia yang digunakan dalam kemoterapi harus disimpan
dengan benar untuk menghindari kerusakan dan efek samping yang tidak
diinginkan.
5. pengobatan darurat
• Contoh: Epinefrin untuk alergi yang mengancam jiwa.
• Contoh: Epinefrin harus tersedia dalam kondisi yang baik dan mudah diakses
dalam situasi darurat.
Pengelolaan CCP: Epinefrin harus tersedia dalam kondisi yang baik dan mudah
diakses dalam situasi darurat.
Dalam semua kasus di atas, pengelolaan yang baik terhadap CCP di rumah sakit
sangat penting untuk memastikan bahwa obat-obatan tersebut efektif dalam mengatasi
penyakit yang dihadapi pasien. Hal ini meliputi penyimpanan yang tepat, pemantauan
suhu, pemeliharaan, dan penggunaan yang benar sesuai petunjuk produsen.
Pengelolaan ccp di
puskesmas
CCP di Puskesmas merupakan singkatan dari "Cek dan Cegah Penyakit." Ini adalah program
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan di Puskesmas untuk mendeteksi penyakit secara dini
dan mencegah penyebarannya. Program ini sering melibatkan pemeriksaan rutin, vaksinasi,
1
penyuluhan kesehatan, dan tindakan preventif
Pengelolaan CCP di Puskesmas meliputi beberapa langkah:
4
Pengelolaan CCP di
Puskesmas meliputi
beberapa langkah:
1. Perencanaan: Menetapkan jadwal pemeriksaan dan kegiatan preventif lainnya
berdasarkan kebutuhan masyarakat setempat dan pedoman dari otoritas kesehatan.
5. Pengelolaan data: Mencatat hasil pemeriksaan dan vaksinasi secara teratur untuk
pemantauan dan evaluasi program CCP.
6. Kerjasama: Berkoordinasi dengan instansi terkait dan pihak lain seperti rumah sakit,
Dinas Kesehatan, dan organisasi non-profit untuk mendukung program CCP dan
meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan.
T h a n k
1
yo u!
4