Anda di halaman 1dari 34

PENGELOLAAN ALKES,

VAKSIN DAN CCP DI


RUMAH SAKIT DAN
PUSKESMAS

Dosen pengampu : Setya Enty Rikomah, M.Farm., Apt

Disusun oleh Kelompok 1


ANGGOTA KELOMPOK :

1.EVA MIRANDA 22151071


2.MUTIARA AULIA PARMACITA 22151046
3. Rahmah Nurhayani 22151010
4. Astan Rohani 22151022
5. Erica Ramadhani 2215103
6. meta harlevi 22151044
7.kenli Puspita Dea 22151008
8. RECCY JUNIARTI 22151052
9. ANNISA EDRIANI 22151018
10. YOSE RIZAL SESAR 22151068
Pengelolaan alkes
di Rumah sakit

Definisi :
Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh.

Pengadaan: Memastikan alkes yang diperlukan tersedia dengan


kualitas yang baik. Ini melibatkan pembelian dari pemasok
terpercaya dan peninjauan berkala terhadap kebutuhan dan stok
alkes.
Pengelolaan alkes di rumah
sakit

Penerimaan dan Penyimpanan: Memeriksa alat kesehatan yang


diterima untuk memastikan tidak ada kerusakan atau cacat,
kemudian menyimpannya dengan benar sesuai dengan
persyaratan penyimpanan yang ditentukan untuk masing-masing
alat.
Pengelolaan alkes di
rumah sakit
Pemeliharaan dan Pemeliharaan: Melakukan pemeliharaan rutin dan perbaikan jika
diperlukan untuk memastikan bahwa alkes tetap berfungsi dengan baik dan aman
untuk digunakan.

Pemantauan Stok: Memantau stok alkes secara berkala untuk menghindari


kekurangan atau kelebihan. Ini melibatkan pencatatan penggunaan alat
kesehatan dan peringatan saat stok mendekati batas minimal.
Pengelolaan alkes di
rumah sakit

Penggunaan yang Benar: Memberikan pelatihan kepada staf


rumah sakit tentang cara menggunakan alat kesehatan
dengan benar dan aman. Hal ini penting untuk mencegah
kecelakaan atau kerusakan yang disebabkan oleh
penggunaan yang salah.
Pengelolaan alkes di
rumah sakit

Pembuangan yang Aman: Mengelola limbah medis dan alat kesehatan


yang tidak lagi digunakan dengan aman sesuai dengan peraturan dan
standar keselamatan yang berlaku, termasuk pembuangan yang tepat
untuk limbah medis berbahaya.
Pengelolaan alkes di
rumah sakit
Metode Pemusnahan: Ada beberapa metode yang umum digunakan
untuk memusnahkan alat kesehatan di rumah sakit, termasuk:

• Autoclaving: Proses pemanasan dengan uap air di bawah tekanan tinggi untuk
membunuh mikroorganisme dan sterilisasi alat.
• Incineration: Pembakaran alat kesehatan dengan suhu tinggi untuk
menghancurkan semua patogen dan bahan kimia berbahaya.
• Chemical Treatment: Penggunaan bahan kimia tertentu untuk mendehidrasi dan
membunuh mikroorganisme pada alat kesehatan.
• Shredding: Menghancurkan alat kesehatan menjadi potongan-potongan kecil
sehingga tidak dapat digunakan kembali.
Alkes puskesmas
Stetoskof Termometer
Oksigen medis

Infuse set Tensimeter


Pengelolahan alkes di puskesmas

Pengelolaan peralatan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan, diawali sejak perencanaan


yang didahului dengan penilaian teknologi dan evaluasi peralatan kesehatan yang ada,
pengadaan, penerimaan, pengoperasian, pemeliharaan dan penghapusan. Termasuk di
dalamnya ada proses inventarisasi, dekontaminasi, surveillance, dan recall.
Pengelolaan alkes di
puskesmas
Pemeliharaan dan Pemeliharaan: Melakukan pemeliharaan rutin dan perbaikan jika
diperlukan untuk memastikan bahwa alkes tetap berfungsi dengan baik dan aman
untuk digunakan.

Pemantauan Stok: Memantau stok alkes secara berkala untuk menghindari


kekurangan atau kelebihan. Ini melibatkan pencatatan penggunaan alat
kesehatan dan peringatan saat stok mendekati batas minimal.
Pengelolaan alkes di
puskesmas

Pembuangan yang Aman: Mengelola limbah medis dan alat kesehatan


yang tidak lagi digunakan dengan aman sesuai dengan peraturan dan
standar keselamatan yang berlaku, termasuk pembuangan yang tepat
untuk limbah medis berbahaya.
Pengelolahan vaksin di
puskesmas
Definisi vaksin

Vaksin di puskesmas adalah produk biologis yang digunakan untuk


melindungi individu dari penyakit tertentu dengan memicu respons imun
dalam tubuh. Di puskesmas, vaksin ini disediakan dan diberikan kepada
masyarakat sebagai bagian dari program imunisasi yang diselenggarakan
oleh pemerintah atau lembaga kesehatan setempat. Tujuan dari vaksinasi
di puskesmas adalah untuk mencegah penyebaran penyakit menular dan
meningkatkan kekebalan individu dan populasi terhadap penyakit-
penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi.(Kemenkes RI, 2017).
Pengelolahan vaksin di puskesmas

Ada beberapa tahap pengolahan vaksin di puskesmas :

• Penerimaan yang tepat ,Vaksin harus disimpan pada suhu yang tepat sesuai
dengan pedoman produsen. Biasanya, vaksin harus disimpan dalam suhu
yang stabil antara 2°C hingga 8°C. Puskesmas harus dilengkapi dengan
peralatan penyimpanan yang sesuai seperti kulkas yang memiliki pengatur
suhu yang dapat dipercaya.
• Pemantauan Kedaluwarsa,Pengelolaan vaksin melibatkan pemantauan
tanggal kedaluwarsa secara rutin. Vaksin yang sudah melewati tanggal
kedaluwarsa harus segera dikeluarkan dari stok dan dimusnahkan sesuai
prosedur yang ditetapkan.
3. Pencatatan Penerimaan dan Distribusi, Setiap kali vaksin diterima atau didistribusikan,
catatan harus dibuat untuk mencatat jumlah, jenis, dan tanggal penerimaan serta distribusi
vaksin. Hal ini penting untuk memastikan kelangsungan rantai dingin dan keakuratan
inventaris vaksin.
4. Pelaporan Stok dan Pemakaian, Puskesmas harus rutin melaporkan stok vaksin kepada
instansi yang berwenang seperti Dinas Kesehatan setempat. Pelaporan ini mencakup jumlah
vaksin yang tersedia, dipakai, dan tersisa dalam stok.
5. Pengaturan Jadwal dan Pelayanan Vaksinasi,Puskesmas harus merencanakan jadwal
pelayanan vaksinasi yang efisien dan menginformasikan masyarakat tentang ketersediaan
vaksin serta manfaat imunisasi.

• Tujuan pengolahan vaksin di puskesmas


Pengelolaan vaksin yang baik di puskesmas bertujuan penting untuk memastikan
ketersediaan vaksin yang aman dan efektif bagi masyarakat serta mencegah penyalahgunaan
atau pemborosan vaksin.
penyakit dan obat pada
pengelolaan vaksin di
puskesmas
• Penyakit Campak, Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksin MMR (measles, mumps,
rubella). Jika tidak dicegah, dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia
atau ensefalitis. Obat-obatan seperti antibiotik dan obat penurun panas dapat digunakan
untuk mengobati gejala dan komplikasi campak.
• Penyakit Hepatitis B, Vaksin hepatitis B mencegah infeksi virus hepatitis B yang dapat
menyebabkan kerusakan hati kronis. Tanpa vaksinasi, pengobatan terdiri dari obat-
obatan yang dapat membantu mengelola gejala dan mencegah perkembangan penyakit
hati.
• Penyakit Polio, Vaksin polio mencegah infeksi virus polio yang dapat menyebabkan
kelumpuhan. Tanpa vaksinasi, pengobatan terdiri dari perawatan simptomatik untuk
membantu mengatasi komplikasi yang timbul.
4. Penyakit Tetanus, Vaksin tetanus mencegah infeksi bakteri Clostridium tetani
yang dapat menyebabkan kejang otot dan komplikasi lainnya. Tanpa vaksinasi,
pengobatan terdiri dari perawatan medis yang meliputi pembersihan luka,
pemberian antibiotik, dan vaksinasi pasif (imunoglobulin tetanus).
5. Penyakit Difteri, Vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus) mencegah infeksi
bakteri Corynebacterium diphtheriae yang dapat menyebabkan pembengkakan
pada tenggorokan dan komplikasi serius lainnya. Tanpa vaksinasi, pengobatan
terdiri dari pemberian antibiotik dan perawatan medis lainnya untuk mengatasi
gejala dan mencegah komplikasi.
pemusnahan vaksin di
puskesmas
Pemusnahan vaksin di puskesmas melibatkan langkah-langkah seperti
identifikasi vaksin yang sudah kadaluwarsa atau rusak, pemisahan vaksin
yang dimusnahkan, persiapan kontainer khusus untuk pemusnahan,
pemusnahan vaksin dengan benar, dan pencatatan serta pelaporan detail
pemusnahan kepada instansi yang berwenang. Tujuannya adalah untuk
mencegah penggunaan vaksin yang tidak aman atau tidak efektif serta
memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan standar keamanan.

langka-langka pelaporan
• pencatatan detail pemusnahan.
• dokumentasi.
• pelaporan kepada instansi yang berwenang.
• kepatuhan terhadap regulasi.
pengelolahan vaksin di rumah
sakit
Pengelolaan vaksin di rumah sakit adalah proses yang meliputi penerimaan,
penyimpanan, distribusi, dan administrasi vaksin secara efisien dan aman di lingkungan
rumah sakit. Ini mencakup pengawasan suhu penyimpanan, pelatihan staf, penggunaan
peralatan penyimpanan yang tepat, serta kepatuhan terhadap pedoman dan protokol yang
ditetapkan oleh otoritas kesehatan setempat. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan
bahwa vaksin tersedia dalam kondisi yang optimal dan dapat diberikan kepada pasien
sesuai dengan jadwal immunisasi dan kebutuhan klinis.(WHO, 2015; Proverawati dan
Andhini., 2010)
Pengelolaan vaksin di rumah sakit melibatkan
beberapa tahap penting, termasuk:
• Penerimaan vaksin: Menerima pengiriman vaksin dari pemasok dan memverifikasi keaslian,
kuantitas, dan kondisi vaksin.
• Penyimpanan: Menyimpan vaksin dalam kondisi yang tepat, termasuk suhu yang tepat dan
lingkungan yang terkendali untuk memastikan kestabilan dan keamanannya.
• Distribusi: Mengatur distribusi vaksin ke unit-unit perawatan yang tepat sesuai dengan jadwal
immunisasi dan kebutuhan pasien.
• Administrasi vaksin: Mengelola proses pemberian vaksin kepada pasien, termasuk pendaftaran,
dokumentasi, dan pelaporan.
• Pemantauan suhu: Memantau suhu penyimpanan vaksin secara terus-6.menerus untuk mencegah
kerusakan atau penurunan efektivitas vaksin.
• Pelatihan staf: Memberikan pelatihan yang sesuai kepada staf rumah sakit tentang pengelolaan
vaksin, termasuk prosedur penyimpanan yang benar dan tindakan darurat jika terjadi masalah.
beberapa contoh penyakit dan vaksin yang di
kelolahan rumah sakit
• Penyakit Infeksi: Influenza (flu), Hepatitis B, tetanus, Pertussis (batuk rejan)Campak, gondongan,
dan rubella (MMR), Meningokokus.
• Vaksinasi Rutin: Vaksinasi anak-anak sesuai dengan jadwal immunisasi yang direkomendasikan,
Vaksinasi dewasa untuk mencegah penyakit tertentu seperti influenza dan pneumonia.
• Vaksinasi Khusus, Vaksinasi bagi pekerja medis atau pekerja kesehatan lainnya yang memiliki
risiko tinggi terpapar penyakit menular, Vaksinasi bagi pasien dengan kondisi kesehatan tertentu
yang memerlukan perlindungan tambahan
pemusnahan vaksin di rumah sakit

• Identifikasi vaksin yang kadaluarsa atau tidak lagi dapat digunakan


karena alasan lain seperti kerusakan atau paparan suhu yang tidak
tepat.
• Penyimpanan vaksin yang akan dimusnahkan secara terpisah dari
vaksin yang masih layak digunakan untuk mencegah kekeliruan.
• Menghapus semua informasi identifikasi dari kemasan vaksin yang
akan dimusnahkan untuk mencegah penggunaan yang tidak
disengaja.
• mengikuti pedoman dan regulasi yang ditetapkan oleh otoritas
kesehatan setempat untuk pemusnahan vaksin yang aman dan tepat.
5. Menggunakan metode pemusnahan yang sesuai, seperti pembakaran
atau penghancuran kimia, untuk memastikan vaksin tidak dapat
digunakan lagi.
6. Melakukan pencatatan yang akurat tentang pemusnahan vaksin,
termasuk tanggal, jumlah, dan jenis vaksin yang dimusnahkan, sesuai
dengan persyaratan peraturan dan kebijakan rumah sakit.
Pengelolaan ccp di rumah
sakit

Definisi CCP:

CCP adalah produk-produk yang memerlukan suhu


terkendali selama distribusi dan penyimpanan untuk
mempertahankan kualitasnya. Contoh CCP termasuk
vaksin, beberapa jenis obat, dan bahan biologis lainnya
Tujuan
pengelolaan ccp

• Memastikan kualitas dan keamanan produk CCP.


• Mencegah kerusakan produk akibat suhu yang
tidak sesuai.
• Meminimalkan risiko kontaminasi dan kerugian
akibat penyimpanan yang tidak tepat.
Aspek Penting dalam
Pengelolaan CCP:

⚬ Suhu: Pengukuran dan pemantauan suhu secara terus-menerus selama distribusi dan
penyimpanan.
⚬ Alat dan Fasilitas: Penggunaan lemari pendingin dan fasilitas lain yang sesuai untuk

⚬ Pelatihan : pelatihan petugas kesehatan tentang cara pengelolaan CCP yang benar.
⚬ Pencatatan: Pencatatan suhu, penerimaan, penggunaan, dan pembuangan CCP secara akurat.
Pentingnya Cold Chain
dalam Pengelolaan CCP:
• Cold Chain merupakan rantai distribusi dan
penyimpanan yang mengendalikan suhu produk
dari produsen hingga konsumen akhir.
• Kesalahan dalam Cold Chain dapat
mengakibatkan kerusakan produk dan
menurunkan efektivitasnya.
Prosedur Pengelolaan CCP:
• Penerimaan dan Pemeriksaan Awal:
⚬ Memeriksa kondisi produk saat tiba di rumah sakit untuk memastikan
tidak ada kerusakan atau kebocoran yang terjadi selama pengiriman.
⚬ Memeriksa tanggal kedaluwarsa dan keabsahan produk.
• Penyimpanan yang Tepat:
⚬ Menyimpan CCP pada suhu yang sesuai dengan petunjuk produsen.
⚬ Menggunakan lemari pendingin atau fasilitas penyimpanan lainnya
yang memungkinkan pengontrolan suhu yang akurat.
• Pemantauan dan Pencatatan:
⚬ Memantau suhu penyimpanan secara teratur dan mencatatnya dalam
catatan yang dapat dilacak.
⚬ Mencatat jumlah stok dan penggunaan CCP untuk memastikan
ketersediaan yang cukup dan mencegah kekurangan atau kelebihan
persediaan.
4. Pelatihan dan Pendidikan:

- Melakukan pelatihan untuk petugas kesehatan tentang pentingnya pengelolaan CCP yang baik.
- Memberikan informasi tentang prosedur pengelolaan CCP yang benar dan tindakan yang harus diambil dalam situasi
darurat.

5. Penggunaan yang Aman dan Tepat:


- Memastikan bahwa CCP digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang disediakan oleh produsen.
- Menggunakan alat yang tepat dan steril untuk menghindari kontaminasi dan kerusakan produk.

6. Pembuangan yang Aman:


- Mengatur pembuangan CCP yang kedaluwarsa atau tidak terpakai sesuai dengan pedoman yang berlaku.
- Memastikan bahwa pembuangan dilakukan dengan aman untuk lingkungan dan mencegah risiko kontaminasi.

7 Audit dan Evaluasi Reguler:


- Melakukan audit reguler untuk memeriksa kepatuhan terhadap prosedur pengelolaan CCP.
- Mengevaluasi efektivitas
pengelolaan CCP dan melakukan perbaikan jika diperlukan.

Pengelolaan CCP yang baik di rumah sakit sangat penting untuk memastikan ketersediaan dan kualitas produk-produk
Pengelolaan Cold Chain Products (CCP) di rumah sakit sangat
penting untuk mencegah kerusakan produk dan memastikan
efektivitasnya dalam mengatasi berbagai penyakit. Berikut
adalah beberapa contoh penyakit dan obatnya yang terkait
dengan pengelolaan CCP di rumah sakit:

• Vaksinasi untuk Mencegah Penyakit Menular:


⚬ Contoh: Vaksinasi untuk mencegah penyakit campak, rubella, dan polio.
⚬ Pengelolaan CCP: Vaksin harus disimpan dan didistribusikan dengan suhu yang
tepat untuk mempertahankan keamanan dan efektivitasnya.
• Penyakit Infeksi dan Antibiotik:
⚬ Contoh: Infeksi saluran pernapasan atas yang disebabkan oleh bakteri.
⚬ Pengelolaan CCP: Antibiotik yang diperlukan untuk mengobati infeksi harus
disimpan dalam kondisi yang sesuai agar tetap efektif.
• Penyakit Kronis dan Pengobatan Rutin:
⚬ Contoh: Diabetes dan penggunaan insulin.
⚬ Pengelolaan CCP: Insulin harus disimpan dalam lemari pendingin pada suhu yang
tepat untuk mencegah kerusakan dan mempertahankan efektivitasnya.
4. pengobatan Kanker:

• Contoh: Kemoterapi.
• Pengelolaan CCP: Bahan kimia yang digunakan dalam kemoterapi harus disimpan
dengan benar untuk menghindari kerusakan dan efek samping yang tidak
diinginkan.

5. pengobatan darurat
• Contoh: Epinefrin untuk alergi yang mengancam jiwa.
• Contoh: Epinefrin harus tersedia dalam kondisi yang baik dan mudah diakses
dalam situasi darurat.

Pengelolaan CCP: Epinefrin harus tersedia dalam kondisi yang baik dan mudah
diakses dalam situasi darurat.
Dalam semua kasus di atas, pengelolaan yang baik terhadap CCP di rumah sakit
sangat penting untuk memastikan bahwa obat-obatan tersebut efektif dalam mengatasi
penyakit yang dihadapi pasien. Hal ini meliputi penyimpanan yang tepat, pemantauan
suhu, pemeliharaan, dan penggunaan yang benar sesuai petunjuk produsen.
Pengelolaan ccp di
puskesmas
CCP di Puskesmas merupakan singkatan dari "Cek dan Cegah Penyakit." Ini adalah program
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan di Puskesmas untuk mendeteksi penyakit secara dini
dan mencegah penyebarannya. Program ini sering melibatkan pemeriksaan rutin, vaksinasi,
1
penyuluhan kesehatan, dan tindakan preventif
Pengelolaan CCP di Puskesmas meliputi beberapa langkah:
4
Pengelolaan CCP di
Puskesmas meliputi
beberapa langkah:
1. Perencanaan: Menetapkan jadwal pemeriksaan dan kegiatan preventif lainnya
berdasarkan kebutuhan masyarakat setempat dan pedoman dari otoritas kesehatan.

2. Pemeriksaan: Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan tes di laboratorium untuk


mendeteksi penyakit secara dini.Vaksinasi: Menyediakan vaksinasi rutin untuk
mencegah penyakit menular seperti campak, polio, dan lainnya.

4. Penyuluhan: Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya


pencegahan penyakit, pola hidup sehat, dan langkah- langkah untuk menjaga
kesehatan.

5. Pengelolaan data: Mencatat hasil pemeriksaan dan vaksinasi secara teratur untuk
pemantauan dan evaluasi program CCP.

6. Kerjasama: Berkoordinasi dengan instansi terkait dan pihak lain seperti rumah sakit,
Dinas Kesehatan, dan organisasi non-profit untuk mendukung program CCP dan
meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan.
T h a n k
1

yo u!
4

Anda mungkin juga menyukai